Kamis, 06 Agustus 2020

Kondisi Surga dan Neraka


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/251693461542124/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 22 September 2011 pukul 15:43


Zainal Syam Arifin: Assalamu ‘alaikum wr wb, Lama tak jumpa pak ustadz, ana mau menanyakan beberapa hal:

1. Apakah di surga mengenal siang dan malam ?

2. Apakah maksud dari dalam ayat 19:62 ?

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

(1). Surga dan neraka itu berada di alam Barzakh, yakni alam antara, yakni antara materi mutlak dan non materi mutlak yang dimulai dari Akal-terakhir. Karena itu, berarti surga dan neraka itu non materi tidak mutlak, walau juga dikatakan non materi mutlak dalam istilah yang lain.

Dalam istilah filsafat, non materi mutlak bisa bermakna Akal-akhir sampai Akal-satu karena mereka sama sekali tidak memiliki dimensi materi walau dari bentuk dan warna serta rasa atau rangkapan-rangkapan lainnya. Dengan demikian Barzakh tidak dikatakan non materi mutlak, karena masih memiliki bentuk-bentuk, warna-warna dan rasa dan hanya tidak memiliki matter atau materialnya materi saja. Seperti kalau kita melihat sesuatu dalam mimpi Tetapi dalam istilah yang lain di bab lain di filsafat juga, dikatakan makna dari non materi mutlak adalah non materi yang dalam aktifitasnya tidak perlu materi dimana berarti Barzakh dan Akal. Dengan demikian lawannya adalah ruh, karena ruh adalah non materi secara zatnya, tetapi materi secara aktifitasnya.

Nah, surga neraka itu berada di Barzakh yang bisa dikatakan non materi mutlak dan tidak mutlak dilihat dari dua sisi tadi. Jadi, di surga dan neraka, matter atau meterialnya materi itu tidak ada lagi, akan tetapi bentuk-bentuk dan rasa-rasa, tetap ada di sana, seperti bentuk- bentuk dan rasa-rasa yang kita lihat dan rasakan dalam mimpi kita. Dengan demikian, surga neraka adalah non materi.

(2). Kalau surga dan neraka itu non materi, maka pertanyaannya adalah apa maksud Qur'an dengan mengatakan bahwa nanti di surga itu manusia mendapatkan rejeki pagi dan sore? Bukankah pagi dan sore itu hanya di dapat dari matahari yang baru muncul dan akan tenggelam?

Jawabnya: Di tafsir al-Mizan dikatakan bahwa secara lahir yang dimaksudkan Tuhan dengan mendapat rejeki pagi dan sore itu adalah kiasan terhadap makna selalu atau berketerusan. Jadi, bukan sore dan pagi sungguhan, akan tetapi simbolik dari makna berketerusan atau selalu, yaitu berketerusan dan selalu mendapat rejeki. Yakni tidak putus-putus.


Arif Muhajir menyukai ini.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar