Tampilkan postingan dengan label Taubat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Taubat. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 Mei 2020

Shalat Taubat


seri tanya jawab Ayi Yeti Geulis dengan Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/232754106769393/ August 1, 2013 at 5:11am

Ayi Yeti Geulis: (22-3-2013) Assalamu’alaikum ...Pak ustad saya mau tanya apa syarat-syarat sholat taubat...Terimakasih atas kesediaannya menjawab...Wassalam.

Rizal Alwy: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad wa ‘ajjil farajahum..

Taubat dan Masalah Suara Hati/syethan?


seri tanya-jawab, Yetty Fathimah dan Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/232754106769393/ by Sinar Agama (Notes) on Thursday, August 11, 2011 at 3:03am

Yetty Fathimah: Salam.. Afwan ustadz, mungkin pertanyaan saya ini menyimpang dari tema. Tentang taubatan nasuha, jika seseorang telah meniatkan dalam hati dan telah memohon ampunan dari Nya.. Namun dalam hatinya masih ada keragu-raguan apakah taubatnya di terima, terus takut tergoda untuk melakukan kesalahan yang sama, dengan kadang terlintas pikiran- pikiran jelek. Apakah itu tanda bahwa taubat yang dilakukannya tidak sungguh-sungguh? Dan apakah ada tanda-tanda dariNya dalam perubahan didiri kita apabila taubat seseorang diterima olehNya? Mohon penjelasan nya ustadz.. Terima kasih.

Jumat, 06 Desember 2019

Cara Tahu Sudah Tidak Melakukan Dosa



Seri tanya jawab Heri Widodo dengan Sinar Agama October 25, 2013 at 2:45 pm


Heri Widodo mengirim ke Sinar Agama: (10-4-2013) Assalamu ‘alaikum wr...wb. Sholawat. Ustadz, afwan. Ana sangat berterimakasih kepada antum karena perlahan-lahan sudah mulai mengobati sakit ruhani ana. Sekarang akan ana kejar perihal urusan-urusan fiqih. Ketika setiap saat kita selalu menjaga wudhu & selalu mendengungkan sholawat di dalam hati, apakah efeknya dari ujung rambut hingga ujung kaki lahiriah & batiniah kita selalu mendapat perlindungan cahaya Allah Swt. Bagaimana cara agar kita mampu mentaubati seluruh dosa-dosa yang telah diperbuat dari mulai dilahirkan hingga detik ini. Dengan cara bagaimana kita mampu melihat bahwa seluruh dosa hingga yang lebih kecil dari zharoh sekalipun sudah diampuni Allah Swt.

Jufry A dan Yoez Rusnika menyukai ini.


Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya:

1- Selalu dalam wudhu itu memang disunnahkan dan banyak sekali manfaatnya untuk batin secara khusus. Tapi wudhu yang bernilai tinggi ini adalah wudhu lahir batin. Jadi, selain melakukan wudhu, wajib juga meninggalkan segala maksiat. Sampai dinyatakan dalam hadits bahwa yang tidur dalam keadaan wudhu dan kemudian mati, maka ia mati sebagai syahid.

2- Shalawat juga seperti itu. Memiliki pahala. Akan tetapi, pahala tertingginya, adalah shalawat yang diaplikasikan. Yaitu taat pada Allah dengan tidak melanggar fikihNya.

3- Taubat adalah meninggalkan perbuatan dosanya dan membayar dendanya kalau berhubungan dengan dosa-dosa yang ada dendanya. Untuk tahu hal ini, maka harus tahu dulu jenis dosanya dan setelah baru akan tahu cara taubatnya yang, semuanya diterangkan di fikih.

4- Kalau sudah taubat dari segara dosa yang dikenalinya lewat fikih, dan telah taubat yang benar dari dosa-dosa sebelumnya dengan ikhlash (bukan karena hal lain seperti berhenti homosex karena takut kena AID), maka hal itu sudah dapat dipastikan bahwa sudah mendapat ampunan. Memang, kita tidak bisa memastikan 100%, tapi secara global, sudah bisa mengharapkan hal tersebut.

Wassalam.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Taubat Yang Baru dan Ilmu Khuduri



Seri tanya jawab Andri Kusmayadi dengan Sinar Agama October 25, 2013 at 2:42 pm


Andri Kusmayadi mengirim ke Sinar Agama: (9-4-2013) Salam Afwan nih ustadz sudah nongol dengan pertanyaan baru lagi...

Ustadz, di salah satu penjelasan antum ketika ada yang menanyakan tentang jawaban ketika ditanya di alam kubur. Dan antum menjelaskan bahwa yang bisa menjawab itu adalah ilmu khuduri. Atau amal kita sudah menyubstansi menjadi diri kita yang bertaqwa itulah yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Dan antum juga menjelaskan bahwa untuk menjadi karakter atau malakah itu orang tidak cukup dengan 1-2 hari, atau hitungan bulan, tapi hitungan tahun. Nah, pertanyaan ana bagaimana jika seseorang itu baru bertobat sekitar 2 bulanan, dia keburu meninggal, dia meninggal dengan meninggalkan utang qadhaa’ dan khumus. Apakah dia akan selamat di alam kuburnya itu? Artinya, apakah dia akan bisa menjawab pertanyaan- pertanyaan malaikat itu? Yang paling penting, apakah dia akan langsung masuk surga atau harus dicelup dulu dineraka?

Syukron.

Sulis Kendal, MOhd. Arvian Taufiq, dan Bande Husein Kalisatti menyukai ini.


Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya yang cerdas dan berkembang seperti pertanyaan-pertanyaan teman-teman yang lain (alhamdulillah):

Jawabannya ada di ayat ini, i-Allah (QS: 4: 100):

َوَمْن يَ ْخُر ْج ِمْن بـَْيتِِه ُمَهاِجًرا إِلَى اللَِّه َوَرُسولِِه ثَُّم يُْدِرْكهُالَْمْو ُت فـََقْد َوقََع أَْجُرهُ َعلَى اللَِّه َوَكاَن اللَّهُغَُفوًرا َرِحيًما

“Dan barang siapa yang keluar rumahnya dengan bermaksud berhijrah kepada Allah dan RasulNya, kemudian mati menjemputnya (sebelum sampai), maka telah ditulis pahalanya oleh Allah, dan sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Jadi, taubatlah dengan seksama dan serius. Kemudian serahkan hal itu kepada Allah yang Maha itu dimana Ia telah menunggu kita dengan ampunanNya itu. Yakni kalau kita taubat kepadaNya. Karena keluar dari rumah dan berhijrah kepada Allah dan Rasul saww itu, bukan hanya hijrah tempat ke tempat, tapi bisa termasuk dari dosa ke taat, dari bodoh ke ilmu-ilmu tentang Tuhan, Nabi saww dan agama.

Jadi, hijrah bisa bermakna keluar dari kebodohan dan kemaksiatan. Dan menuju Allah dan Rasul saww itu bisa bermakna makrifat/ilmu tentangNyadan NabiNya saww, serta taat kepadaNya dan kepada RasulNya saww.

Jadi, yang taubat dari mengqadhaa’ khumus, jangan menunda ketika sudah bisa membayarnya. Dan kalau mati sebelum lunas, tentu sajadiambilkan dari harta waris yang ditinggalkannya untuk dibayarkan kepada hutang-hutangnya, baik kepada orang, kepada Tuhan (seperti kaffarah) atau orang dan Tuhan seperti khumus.

Aroel D’ Aroel: Salam ya ustadz, afwan mau tanya juga...

Lalu bagaimana dengan orang tua yang Sunni yang telah meninggal, apakah ahli warisnya wajib membayarkan khumusnya? Sementara ia Sunni dan ahli waris yang lain juga tidak meyakini tentang hukum khumus?

Sulis Kendal: Salam ustadz, maaf turut nyimak,

Sinar Agama: Aroel: Kalau hartanya memang tidak memiliki khumus, maka tidak wajib khumus. Tapi kalau hartanya memiliki khumus yang belum dibayar, maka setidaknya dari bagian yang didapat yang Syi’ah itu dikeluarkan khumusnya. Untuk sementara ini dulu jalan keluarnya. Nanti- nanti mungkin saya akan pastikan jalan keluarnya yang pasti.

Aroel D’ Aroel: Terima-kasih ya ustadz, saya akan tunggu jika nanti ada penjelasan lanjutannya..

Sinar Agama: Aroel: in'syaa Allah.

Andri Kusmayadi: Terima kasih Ustadz atas jawaban dan pujiannya...hehe... mudah-mudahan itu semakin memotivasi ana untuk menjadi manusia yang sebenarnya...

Wassalam.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Sabtu, 15 Desember 2018

Hanya Syi’ah Yang Diampuni ?



Seri tanya jawab Islam Toleran dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Saturday, March 23, 2013 at 12:32 am



Islam Toleran: (13-1-2013), Satu lagi Ustadz 

Apa kira-kira maksud pernyataan Imam Khomeini di bawah ini? Apakah ini berarti bahwa Iman selain madzhab Syi’ah tidak diterima? 


Di dalam kitab Al Arba’un Haditsan oleh Khomeini menukil Riwayat pada halaman 510-511: 


Dari Syaikh dalam Amaliyahnya dengan sanadnya dari Muhammad bin Muslim Ats Tsaqafiy, berkata : “Aku bertanya kepada Abu Ja’far bin ‘Ali السالم عليهما mengenai Firman Allah (yang artinya) : “maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Pertengahan dari Ayat ke 70 pada Surat Al Furqan]. Maka beliau menjawab “Orang beriman yang berdosa akan dibawa ke penghakiman pada hari kiamat. Maka Allah Ta’ala yang akan menghakiminya dan tidak akan ada manusia satu pun yang menyaksikan hisabnya. Lalu Allah memberitahukan kepadanya dari dosa-dosanya. 

Dan ketika ia [yang dihakimi] mengakui dosa-dosanya tersebut, Allah akan berkata kepada para penulisnya: “Gantilah dosa-dosanya tersebut dengan kebajikan (Hasanat) dan tunjukkanlah kepada manusia”. Maka orang-orang pun berkata “Apakah hamba ini tidak memiliki dosa walau satu pun?” Kemudian Allah memerintahkannya untuk (masuk) ke Surga” Maka inilah ta’wil ayat tersebut. Dan ia [ayat tersebut/perkara di atas] adalah khusus untuk para pendosa dari Syi’ah kita.” [Kitab Amali - Syaikh Ath Thusi 1/70] 

Mengomentari riwayat di atas, Imam Khomeini ra berkata : 


“Dan dari yang telah diketahui bahwa perkara ini adalah khusus untuk Syi’ah Ahlul Bayt dan DIHARAMKAN darinya semua orang selain mereka (Syi’ah). Karena Iman tidak terwujud kecuali dengan Wilayah/Imamah Ali dan kepada para penerusnya dari Ma’shumin ‘Alaihim As Salam. Bahkan tidaklah diterima Iman kepada Allah dan Rasul-Nya bila tanpa beriman kepada Wilayah. Sebagaimana kami akan menyebutkan hal tersebut dalam pasal selanjutnya.” 

MOHON PENJELASANNYA USTADZ ! 

Sinar Agama: Salam, : 

1- Tidak semua mukmin bisa dapat pengampunan, tapi siapa saja yang dikehendaki. 

2- Allah dalam QS: 4: 48: 

إِنَّ اللَّهَ لَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni pensyirikan kepadaNya, dan akan mengampuni selainnya bagi yang dikehendaki.” 

Dosa apapun, sekalipun besar, asal selain syirik, bisa diampuniNya kalau Dia menghendaki. Dan pengampunan ini, bukan untuk orang yang taubat. Karena kalau dengan taubat, dosa syirikpun pasti diampuniNya. 

3- Nah, yang di atas ini, adalah ayat pengampunan. 

4- Sedang yang diterangkan imam Khumaini ra di ayat itu, bukan hanya pengampunan, tapi selain diampuni, perbuatan dosanya diganti dengan kebaikan. Secara perabaan kuat, sudah tentu bagi yang diinginkan Tuhan. Karena sebelum digantikannya perbuatan jeleknya dengan kebaikan, sudah tentu harus melalui pintu pengampunanNya dulu. Nah, jadi sangat mungkin bukan semua mukmin yang akan dapat perubahan dosa kepada pahala ini.

5- Ingat, perubahan kepada pahala itu bukan gratisan. Karena iman itu lebih besar pahalanya dari ibadah-ibadah lahiriah. Yakni akidah, lebih tinggi dari fikih sekalipun fikih wajib ditaati dan yang tidak menaatinya akan dimasukkan neraka walau, ada yang akan diampuni kalau dikehendakiNya. Yang jadi masalah, adalah kita tidak bisa memastikan bahwa kitalah yang dikehendaki untuk pengampunanNya itu. 

6- Nah, iman itu apa? Tentu saja yang lengkap. Yakni iman pada Allah, keAdilanNya, Nabi saww dan kenabian, imam dan hari kiamat. Dan, tentu saja juga cabang-cabang keimanan seperti kitab-kitab, malaikat-malaikat, bidadari, surga dan seterusnya. 

7- Nah, iman ini berarti ada Islam dan bukan Islam. Yang Islam juga ada yang syi’ah dan bukan syi’ah. 

Kalau Islam dan syi’ah, maka hal ini sudah meyakinkan bahwa yang bisa dapat pengampunan dan perubahan buruk ke pahala itu adalah yang kelompok ini. Tapi ingat, kalau dikehendaki Tuhan. 

Kalau bukan islam (baca: bukan agama-agama murni para nabi), maka mereka memiliki berbagai keadaan. Kalau tidak sengaja, dan belum didatangi Islam atau didatangi tapi Islamnya tidak benar, atau didatangi dan sudah benar tapi salah paham, maka juga akan mendapat pengampunanNya.

Walau, mungkin tidak akan dapat perubahan dosa kepada pahala itu. Tapi golongan ini akan dimasukkan surga dengan pengampunanNya dan penerimaan terhadap kebaikan-kebaikannya di dunia. Tapi kalau sudah didatangi Islam yang benar dan sudah benar memahaminya hingga tahu bahwa Islam ini benar dan agama dia itu salah, tapi tetap saja tidak taat dan tidak menerima Islam, maka mereka tidak akan dapat pengampunan. 

Kalau Islam tapi bukan syi’ah, maka rinciannya seperti yang di poin yang bukan Islam itu. 

Jadi, yang tidak akan dapat pengampunan dan, apalagi perubahan dosa kepada pahala itu, adalah orang-orang kafir yang sengaja dalam kekafirannya, atau orang selain syi’ah yang sengaja tidak menjadi syi’ah setelah tahu bahwa syi’ah itu yang benar. 

Saya akan terbitkan ini menjadi catatan, karena bagus, dan kalau antum tidak setuju, maka saya tidak akan menyebut akun antum, Tapi kalau setuju maka akan diterbitkan sebagaimana adanya di sini. Tolong kabari. 

Wassalam. 


Hadrah Ali: Syiah bukan hanya di ampuni, tetapi adalah sebenar-benar kesempurnaan petunjuk lurus, yang di janjikan surah Al Kahfi (18) : 10 ). Demi اللَّهُ. Tak perlu pembuktian karena ini termasuk masalah Keimanan. Boleh percaya. Boleh tidak jika mau tersesat di akhir cerita. Anda punya pilihan, naluri dan kesempatan untuk berpaling ke arah satu yang Paling Benar. Salam hormat untuk Sinar Agama terima kasih untuk pertanyaan ini. 

Pengikut Zabur, Taurat dan Injil ada pintu syurgaNya, pengikut Nabi Kong bi agama kong hu cu juga ada pintu syurganya, Pengikut “Dalai Lama juga “ menemukan Tuhan semesta alam, Tuhan Rabbul Alamin, Tapi Pengikut Ajaran Syaidina Abubakar di pastikan TIDAK! Boleh percaya boleh tidak. Karena tak ada paksaan dalam beragama! Allahumma Shali Ala Muhammad Wa Ali Muhammad Wa Ajjil Farajahum! 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih atas jempol dan komentarnya. 

Sinar Agama: Hadrah: Kong Bi itu bukan nabi. Atau setidaknya, tidak ada dalil bagi kenabiannya. Kecuali kalau antum punya dalil bahwa ia mengaku nabi dan mengajarkan sesuatu dariNya, maka bisa antum terangkan ke kita-kita supaya kita bisa mengambil manfaat darinya. Terima kasih. 

Khommar Rudin:  اللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْ مُحَمَّدٍا وَآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Wassalam. 



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Rabu, 17 Oktober 2018

Syaithan Tidak Mungkin Bertaubat



Seri tanya jawab Muhammad Dudi Hari Saputra dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Saturday, June 2, 2012 at 10:29pm



Muhammad Dudi Hari Saputra: Mungkin tidak Ustadz, iblis bertobat kemudian dosa-dosanya diampuni Tuhan?

Dan benarkah perbuatan-perbuatan keji dan munkar serta kerusakan yang dilakukan oleh manusia karena godaan syaithan? Kasian si syaithan disalahin mulu dan dosa manusia jadi double:


1. Sudah melakukan perbuatan dosa,
2. Menyalahkan syaithan atas perbuatan dosanya, 
3. Gak mau mengakui kesalahannya karena merasa dia berbuat dosa bukan karena keinginannya tapi karena godaan syaithan, hhe.

Sang Pecinta: Yang jelas syaithan mengganggu manusia di tingkatan ruh-daya-hewannya dimana tempat berkumpulnya semua perasaadan keinginan. Dan kadang mengganggu juga di ruh- daya-akal dengan menggunakan ruh-daya-hewan itu, karena itu banyak akal manusia yang cara berfikirnya diarahkan ruh-daya-hewaniahnya ini. Karena itu sering sesuatu itu disukai dulu, baru dicarikan dalil-dalil akalnya atau tidak disukai baru dicarikan dalil-dalil penolakannya. 

Karena ruh yang menjadi sasaran syaithan, maka tidak ada hubungannya dengan badan seperti darah manusia. Begitu pula karena ruh barzakhi dimana tempat daya-hewan ini adalah sasarannya, maka bisikan syaithan tidak lagi terasa bisikan akan tetapi terasa suara hati sendiri. 

Ruh-daya-hewan adalah ruh yang mengatur gerak ikhtiari dan rasa serta persaraan manusia. sumber

http://www.facebook.com/notes/sinar-agama/makna-syaithan-menggoda-dari-empat-arah-seri- tanya-jawab-d-gooh-teguh-dg-sinar-ag/444574895553064

Makna Syaithan Menggoda Dari Empat Arah, seri tanya jawab D-Gooh Teguh dengan Sinar Agama 

Bismillaah: Makna Syaithan Menggoda Dari Empat Arah D-Gooh Teguh: Saya benar-ben...Lihat Selengkapnya Oleh: Sinar Agama 

Sang Pecinta: terkait dengan si syaithan http://www.facebook.com/notes/sinar-agama/siapa-yang-tidak-bisa-diganggu-syaithan-seri-tanya-jawab-hendric-mahardhika-dg-si/444577075552846

Siapa Yang Tidak Bisa Diganggu Syaithan??!, seri tanya jawab Hendric Mahardhika dengan Sinar Agama 

Bismillaah: Siapa Yang Tidak Bisa Diganggu Syaithan??! Hendric Mahardhika S... Oleh: Sinar Agama 

Sang Pecinta: http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/354022597975876/

Berlangganan Catatan-catatan Sinar Agama

assalamualaikum war..wab.... kepada teman-teman, sadara(i), bapak-bapak, ibu-ibu,... Lihat Selengkapnya 

Sang Pecinta: http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/354023997975736/

Berlangganan Catatan-catatan Sinar Agama

assalamualaikum war..wab....kepada teman-teman, sadara(i), bapak-bapak, ibu-ibu,...Lihat Selengkapnya

Sang Pecinta: Yetty Fathimah:

Syukran ustad..apakah ada amalan (dzikir) yang paling mujarab ustad untuk memantapkan hati.. Sekaligus mohon didoakn ustad.. Afwan

Sinar Agama: Yetty: Kadang yang kamu kira suara hati itu sebenarnya bukan kamu, tetapi syaithan yang berbisik di hatimu. Karena syaithan memiliki kemampuan itu. Jadi, suara syaithan itu tidak pernah terdengar sebagai suara jin (karena syaithan itu dari bangsa jin), tetapi selalu terdengar sebagai suara hati kita sendiri atau kretek hati. 

http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/232754106769393/

Berlangganan Catatan-catatan Sinar Agama 

assalamualaikum war..wab.... kepada teman-teman, sadara(i), bapak-bapak, ibu-ibu,... Lihat Selengkapnya

Muhammad Dudi Hari Saputra: Syukron sang pencinta.. :)

Khommar Rudin: Allahumma shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad.

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaanya:

Sekedar tambahan:


Syaithan itu tidak mungkin bertaubat, karena ia sendiri yang tidak mau bertaubat. Perhatikan betapa Tuhan begitu santunnya menegur syaithan ketika ia tidak mau sujud pada nabi Adam as. Tuhan mengatakan mengapa tidak sujud padanya -sesuai perintahKu- apakah kamu dari tingkatan ‘Aaliin atau karena menyombongkan diri. 

Mestinya syaithan dari teguran pertama itu sudah melakukan taubat. Karena mestinya ia sudah tahu bahwa perintah Tuhan itu bukan main-main dan pasti sesuai dengan IlmuNya Yang Tidak Terbatas. Yang ke dua, Allah sudah mengingatkannya. Tapi ia beralasan dan tidak taubat. 

Akhirnya Tuhan mengeluarkannya dari surga. Tapi syaithan, dengan cubitan telinga itu (hukuman ringan), bukan malah menangis dan bertaubat, akan tetapi semakin menyombongkan diri pada Allah lagi. Sombong pada makhluk saja tidak boleh, lah .... ini pada Allah. 

Bukan hanya menyombongkan saja, tapi malah ingin membuktikan kesaahan Tuhan dan menantangNya, yaitu ingin membuktikan bahwa ia lebih afdhal dari manusia. 

Karena itu, syaithan tidak mungkin bertaubat, karena kesombongannya sudah mensubstansi. Yang ke dua, syaithan terus berusaha ingin membuktikan kesalahan Tuhan ketika mengatakan bahwa manusia lebih afdhal darinya. 

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ