Jumat, 16 Juli 2021

Gambaran Singkat Empat Perjalanan Manusia


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/326180400760096/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 4 Februari 2012 pukul 23:35


Muhammad Dudi Hari Saputra: Met Milad Ustadz,, Ustadz ana mau bertanya ni,, ^_^

Bagaimana pandangan Syi’ah mengenai Irfan/Tassawuf?? Apakah dalam perjalanannya sama seperti Sunni (Syari’at,Tarikat, Hakikat dan Ma’rifat),, dan saya pernah membaca kupasan tentang Asfar Al-Arba menurut Mulla Sadra,, dengann 4 perjalanannya.
  1. Perjalanan dari makhluk ke al-Haq (al-safar min al-khalq ila al-Haq),
  2. Perjalanan dari al-haq menuju al-Haq bersama al-Haq (al-safar fi al-haq),
  3. Perjalanan dari al-Haq menuju makhluk bersama al-Haq ( al-safar min al-Haq ila al-khalq bi al-Haq),
  4. Perjalanan dari makhluk ke makhluk bersama al-Haq (al-safar fi al-khalq bi al-Haq). Mohon penjelsannya tentang 4 perjalanan ini ustad?
Afwan sudah merepotkan,,


Sinar Agama: Salam dan terimakasih atas ucapan dan pertanyaannya:

Saya sudah menulis semua yang antum tanya ini di tulisan-tulisan atau catatan-catatan sebelum- nya. Saya yakin di catatan yang berjudul Wahdatu al-Wujud (bag 1- 14 kalau tidak salah). Ringkasnya:

Yang jelas di Syi’ah tidak seperti di Sunni memaknai syariat, thariqat dan hakikat. Di Syi’ah untuk mencapi thariqat, harus mengamalkan syari’at dan mempertahankannya sampai kapanpun dan kapan saja keluar syari’at maka ia akan kembali ke maqam permulaannya lagi. Begitu pula tingkatan berikutnya.

(1). Dari makhluq ke Khaliq adalah dengan meninggalkan semua yang haram, makruh dengan hati dan badan. Lalu meninggalkan yang baik, halal, karamah, surga selain Allah dengan hatinya, sampai juga meninggalkan kesukaan itu pada Akal-pertama yang dicapainya hingga Fana’ dan Fana’-nya fana’.

(2). Dari Khaliq ke Khaliq itu adalah setelah Fana’nya fana’ seseorang akan melanglangi Asma- asmaNya. Karena ia sendiri sudah menyadari ketidakberadaannya.

(3). Lalu setelah itu dengan perintahNya akan turun lagi ke Makhluk akan tetap bersama Khaliq, karena ia sudah tidak ada.

(4). Dari Makhluq ke Khalid bersama makhluk, adalah membawa makhluk ini kepada Khaliq. Perjalanan ini juga disebut dari makhluk ke makhluk bersama Khaliq. Dan bersama yang karena ianya sudah tidak ada dan yang ada hanya Tuhan.

Detail Wahdatulwujud dan dalilnya serta cara mencapainya, sudah diterangkan secara lengkap pada catatan-catatan sebelumnya.


Adil Priyatama: ”dari makhluk ke khalik bersama makhluk” yang terkesan dalam benak saya adalah bermakna membawa makhluk ke khalik, sementara “dari makhluk ke makhluk bersama khalik” bermakna safar dari makhluk yang satu ke makhluk yang lain dalam naungan Khaliq”. Mohon penjelasan makna yang dimaksud dalam safar ke empat tersebut (makna seperti apakah yang bisa ditampungi oleh dua tuturan kalimat yang sungguh berbeda tersebut. Syukran.


Sinar Agama: Adil: Sudah dikatakan bahwa dua hal itu sama saja. Yakni sama-sama bermaksud membawa makhluk kepadaNya. Yakni membawa makhluk dari maksiat ke taat, dan dari kalau bisa dibawa dari kemerasaadaannya kepada kehanyaberadaanNya. Ketika berjalan diantara makhluk dengan Allah yang hanya Dia yang Ada, maksudnya menyetop kemaksiatan kepada ketaatan dan -kalau bisa- menyetop kemerasaadaan menjadi ketidakberadaan dirinya dan kehanyaberadaan DiriNya.

Kalau antum mengartikan bersamaNya, yakni si yang berjalan itu adalah dirinya dan bukan DiriNya, maka antum akan bingung. Tetapi kalau dimaknai DiriNya yang berjalan dengan dirinya yang menncapai fana dan tingkatan ke 3 itu, sebagai tajalliNya (karena sekarang sudah di maqam ke 4), maka makna kepenghapusan kepenyetopan itu akan mudah dipahami.

Wassalam.

Cysers Gigle MochyDhienk dan 2 orang lainnya menyukai ini.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar