Tampilkan postingan dengan label Tauhid. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tauhid. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Mei 2021

Perbedaan Pandangan Tauhid Antara Asyari’ah, Muta’zilah Dan Syi’ah 12 Imam


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/326168164094653/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 4 Februari 2012 pukul 23:14


Muhammad Dudi Hari Saputra: Salam ustadz,, mohon dijelaskan ustad mengenai perbedaan pandangan Tauhid antara Asyari’ah, muta’zilah dan Syi’ah 12 imam?? Saya pernah membaca pandangan tauhid menurut ayatollah shaheed muthahhari,, bahwaa Syi’ah memiliki pandangannya sendiri mengenai Tauhid (zat, Sifat, Af’al dan Ibadah)... syukron.

Senin, 25 Mei 2020

Tauhid (Bagian 5)


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/234625379915599/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 17 Agustus 2011 pukul 23:38

Abu Humairoh: Salam ustad@ pertanyaan ana selanjutnya :

1. Apakah Tuhan sejiwa dengan semua zat?

2. Apakah Allah TIDAK membuat sesuatu yang berwujud ?

3. Berkurangnya nyawa setiap hari, kemanakah, perginya ?

4. Siapakah Makhluk yang pertama kali diciptakan sebelum adanya dunia ini ? Nur Allah kah ? Nur Muhammad kah ? Atau Akal kah ? Afwan ustad, kutunggu jawbannya yang selalu memberikan pencerahan kepada kita semua.

Selasa, 21 April 2020

Tauhid (bgn 3) : Setiap Satu Sebab Melahirkan Satu Akibat


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/?id=224761994235271 Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 28 Juli 2011 pukul 16:23


Muna Zahro: Setiap satu sebab menghasilkan satu akibat, tapi pada realitasnya kok beragam ya? Jadi bingung sungguh? Gimana penyebab satu menghasilkan hal yang beragam.

Minggu, 23 Februari 2020

Tauhid (Bagian 2) : Sifat Dzat dan Sifat Perbuatan Allah


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068?view=doc&id=223765934334877 Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 26 Juli 2011 pukul 15:07


Muhajir Basir: Sejak kemarin saya mencari status ini di saat yang kedua kalinya ingin kembali membacanya sekaligus memberi komentar tidak muncul di beranda saya, yang akhirnya membuat saya menuliskan komentar itu di salah satu catatan habib Muhsin dengan maksud selain ingin berbagi...,  juga untuk merefleksikan kembali pemahman filsafat saya yang sudah mulai punah, & alhamdulillah status ini sekarang muncul (semua akan memberi hikmah kebaikan sekiranya kita ingin mengambil pelajaran darinya)...

Dengan menyimak seluruh komentar di status ini khususnya komentar Ustadz Sinar Agama menuntun akal saya menyimpulkan sejumlah hal sekaligus ingin menanyakan sejumlah hal ini.

Tauhid (Bagian 1): Apakah Tuhan dibatasi hukum kausalitas ?


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068?view=doc&id=223765751001562 Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 26 Juli 2011 pukul 15:06


(1) Definisi atau Pengertian Hukum Kausalitas. Apa yang dimaksud dengan kausalitas? Kalau maksudnya adalah «Setiap yang terbatas memiliki sebab", maka jelas sekali Tuhan tidak terikat dengan hukum ini. Karena Tuhan Tidaklah Terbatas.

(2) Kalau maksudnya «Setiap yang ada memiliiki sebab", maka pernyataan ini salah dari asalnya. Karena pernyataan ini muncul dari orang yang tidak memahami filsafat. Karena keperluan kepada sebab itu bukan dari konsekuensi «wujud" itu sendiri, tapi dari konsekuensi «keterbatasan".

(3) Kalau yang dimaksud hukum kausalitas adalah «Sesuatu itu kalau bukan akibat maka ia sebab atau sebab dan akibat". Maksudnya, bisa saja sesuatu itu adalah sebab saja, seperti Tuhan, atau akibat saja seperti akibat terakhir, atau sebab dan akibat seperti wujud-wujud yang ada di tengah-tengah antara wujud Tuhan dan akibat terakhir (kiamat), seperti kita-kita dan alam lingkungan ini. Maka, maksud ini bisa dikatakan tidak umum. Artinya tidak umum dimaksudkan oleh penyata yang menyatakan «kausalitas". Ini yang pertama dari no 3 ini.

Ke dua, baik dari maksud pertama atau ke dua dan ke tiga ini, yakni «hukum kausa" atau «kausalitas" ini, adalah termasuk pahaman intiza'i akli. Yakni suatu pahaman yang diambil oleh akal yang tidak berasal dari esensi atau «ma huwi".