Kamis, 01 Juli 2021

Penjelasan Tentang Tuhan Yang Transenden Dan Tuhan Yang Imanen


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/326177264093743/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 4 Februari 2012 pukul 23:29


Hudan Doank: Salam ustadz mohon penjelasan tentang Tuhan yang Transenden dan Tuhan yang Imanen? Terimakasih.

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

(1). Imam Ali as berkata “Tuhan itu bersama sesuatu tetapi tidak dalam artian bercampur, dan diluar sesuatu tetapi tidak dalam artian berpisah.”

(2). Kalau maksud antum dengan kata Imanen itu penggalan pertama, dan Transenden penggalan ke dua, maka maknanya adalah:

Tuhan itu sebgai penyebab bagi semua keberadaan, sudah pasti bersama dengan semua keberadaan. Karena akibat selalu bergantung kepada sebabnya seperti pijaran lampu yang selalu tergantung pada arus listrik. Jadi, sudah pasti Tuhan akan bersama semua akibatNya. Dengan demikian, dapat dikatakan pula bahwa Tuhan itu bersama dengan setiap sesuatu tetapi tidak dalam artian sentuhan/bercampur.

Akan tetapi, karena yang namanya sebab itu, jauh lebih sempurna dari akibatnya, dan apalagi sebabnya itu tidak terbatas, maka sudah pasti jarak antara sebab yang tidak terbatas dengan akibatNya yang terbatas, sudah pasti tidak terbatas pula. Karena itu Tuhan jauh dari makhlukNya. Tetapi bukan dalam artian terpisah, tetapi dalam artian kesempurnaanNya.

Itulah mengapa Tuhan memiliki sifat kontradiksi, seperti Ia adalah Lahir dan Ia juga adalah Batin.

(3). Tafsiran di atas itu masih dalam arena Ilmu Kalam atau Filsafat. Tetapi kalau dalam arena Irfan, maka berarti:

Tuhan itu sebagai satu-satunya keberadaan (wahdatu al-wujud). Sudah pasti semua makhluk yang kita kira ada ini adalah tajaaliNya, manifestasiNya, alias esensi semata dan tanpa wujud. Karena itu, semua esensi ini akan menjadi terlihat kalau bergelantungan dengan wujud itu. Karena itulah maka semua esensi yang hanya esensi ini benar-benar bersatu dengan Wujud itu akan tetapi bukan bermakna bersentuhan atau bercampur (imanen). Tetapi karena hanya Tuhan yang Ada dan selainNya tidak ada, maka sudah pasti Ia jauh dari selainNya, tetapi bukan berarti jarak atau keterpisahan. Tetapi dari sisi maqamnya yang beda, karena maqam wujud dan esensi atau tajalli, sudah tidak bisa lagi dihitung dengan apapun.

Jadi, kalau jarak antara kesempurnaan Tuhan dengan selainNya yang bernama makhluk, di penjelasan Filsafat dan Kalam, adalah tidak terbatas. Tetapi kalau jarak antara Allah yang ada dengan selainNya yang hanya tajalli, di penjelasan Irfan, adalah antara wujud dan bukan wujud yang tidak bisa dibandingkan sama sekali.

Rincian dalil wahdatulwujudnya, silahkan merujuk ke catatan-catatan yang sudah ada. Dan tentang penjelasan filsafatnya antara keterikatan akibat pada sebabnya dan hubungan keduanya, juga bisa merujuk ke catatan-catatan yang sudah ada di penjelasan mengenai pembuktian wujud Tuhan (seperti yang berjudul: Pokok-pokok dan Ringkasan Ajaran Syi’ah).

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar