Rabu, 15 Mei 2019

Makna Adil dalam Poligami


Seri tanya jawab Sang Pencinta dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Monday, May 20, 2013 at 3:14 am

Sang Pencinta mengirim ke Sinar Agama: (12-3-2013) Salam, ada yang bertanya terkait penjelasan ustadz mengenai poligami: Salam. ana mau tanya sedikit, kalau bisa disampaikan ke beliau karena ana tidak berteman dengan beliau. Pernyataan Ust Sinar Agama ”Adil adalah dalam hal menginap dan belanja, bukan termasuk cinta dan kasih sayang” 

Ustadz, yang saya dapat dalam buku Murtadha Mutahari bahwa para hukum islam sependapat bahwa diskrimanasi dalam bentuk apapun tidak diperkenankan. Artinya dalam segi apapun itu baik lahir maupun bathin. 

Dan ini pernyataan Murtadha Mutahari keadilan adalah kebajikan manusia yang paling luhur. Menetapkan keadilan sebagai syarat berarti menuntut manusia untuk mencapai kekuatan moral yang paling tinggi. Tapi pada kenyataannya, emosi dan kesukaan suami tidaklah sama maka kita pahami bahwa perlakuan yang sama secara sereagam terhadap setiap istri, melaksanakan keadilan dan berpantang dari diskriminasi, adalah tugas yang paling sulit bagi seorang laki-laki. 

Jadi kita bisa simpulkan secara gamblang bahwa cinta kasih sayang itu juga termasuk bathin dan harus menjadi bagian keadilan suami terhadapa istrinya. 

Karena ada sabda Rasulullah ”Barangsiapa mempunyai dua orang istri dan tidak memperlakukan mereka secara adil, tapi lebih cenderung daripada yang lainnya, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan satu sisi badannya diseret di atas tanah sampai akhirnya ia akan masuk ke neraka. — bersama Sinar Agama dan Anditenri Waru. 

Sang Pencinta: sumber : 
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/385455331499269/ 

Anditenri Waru: Salam. Ini pernyataan ustadz, ”kalau adil dalam semua hal, maka ia mencakupi adil terhadap diri sendiri, pada keluarga, Tuhan, agama, Nabi saww, imam as .....dan seterusnya. dimana dengan semua itu berarti telah mencapai taqwa secara yang paling tingginya.” 

Jadi kalau kita melihat definisi adil artinya laki-laki untuk melakukan poligami tidaklah semudah yang dia bayangkan (apalagi kalau adilnya seperti yang ustadz katakan di atas hanya mencakup menginap dan belanja kan kalau laki-laki baca apalagi yang umum, ini mudah) afwan. 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: 

1- Sekali lagi, adil itu bukan syarat syahnya poligami. 

2- Adil adalah dalam hal-hal lahir, seperti menginap dan belanja. Itupun masih ada lagi bahasan-bahasan lainnya. 

3- Cinta itu tidak wajib sama dan adil. Karena di samping mustahil, juga tidak diwajibkan agama. 

Mustahilnya, bisa dari sisi obyek bisa dari sisi subyek. Yang lebih mirip dengan sifat-sifat subyek dari obyeknya/ istrinya, maka secara natural akan lebih terasa nyaman. Itu kalau kita lihat sebagai kecenderungan natural. Apalagi setiap orang itu memiliki ketaatan dan ketaqwaan yang sangat mungkin berbeda. Lah, bagaimana mungkin manusia normal, sama dalam menyintai istrinya yang taat pada dirinya dan taqwa pada Allah dengan istrinya yang kasar padanya dan tidak taqwa pada Allah. Allah sendiri justru melarang mencintai yang tidak taqwa dalam arti pembuat ketidaktaqwaan itu. Mana mungkin istri yang khianat dalam amanat disuruh cintai seperti menyintai yang taat dan amanat. Islam sendiri menolak hal ini. 

4- Islam hanya melarang kesamaan dalam pergaulan lahiriah yang, itupun dalam batasan menginap dan belanja. Tidak dalam kelembutan, senyum... dan seterusnya. Bagaimana mungkin senyum dan lembut pada istri yang kasar dan bengal??? 

5- Islam hanya melarang berbuat aniaya kepada istri terutama yang baik dan taqwa. Adil dalam arti tidak aniaya ini juga dapat dipahami dengan jelas dari agama. Jadi, yang baik harus disikapi dengan baik pula. Jangan sampai yang baik dianiaya dan yang tidak baik justru yang disayangi. 

6- Semua pernyataan di atas, baik dari ayt Muthahhari dan hadits-hadits itu, semua memiliki maksud apa-apa yang saya jelaskan ini. Jadi, bukan hanya tidak bertentangan dengan penyataan saya, tapi bahkan sama dan mendukungnya. 

Misalnya

a- Yang dilarang itu diskriminasi. Jadi, makna diskriminasi itu adalah diskriminasi aplikatif. 

Misalnya, istri yang satu kurang dicintai dan karena kurang cintanya itu mendiskrimanisikannya. Ini yang tidak boleh. Dan pewujudan diskriminasi di sini, adalah tidak adil dalam dua hal itu, yaitu menginap dan belanja. 

b- Kalau antum membaca adil dalam buku Muthahhari ra itu, maka beliau ra sangat-sangat menentang makna sama rata itu. Artinya, adil yang memiliki arti sama rata itu sangat kondisional, yaitu ketika obyeknya memiliki hak yang sama. Itu baru adil yang bermakna sama rata. Karena itu, adil yang hakiki menurut beliau ra, yakni tidak memiliki kondisi tertentu, adalah tidak mengambil hak orang lain dan, ini yang terpenting, meletakkan sesuatu pada tempatnya. 

Nah, karena itulah, lebih menyintai yang lebih taqwa adalah keadilan dan, menyamakannya dengan yang lain, justru kezhaliman. Akan tetapi, karena istri memiliki hak yang sama dari sisi nginap dan belanja, maka di sini yang dikatakan bahwa makna adil itu adalah sama rata. 

Hal itu karena kesamaan hak obyeknya, bukan karena hakikat keadilan itu sama rata. Karena itulah, waris tidak sama antara anak lelaki dan wanita. 

c- Hadits itu sangat jelas bahwa yang dimaksudkan adalah diskriminasi aplikatif, bukan cinta. 

Nabi saww sendiri yang mengatakan lebih cenderung kepada salah satu istrinya. Yakni lebih menginapinya, lebih membelanjainya. 

Itulah mengapa saya sering mengatakan bahwa belajarlah fikih secara lengkap dari fatwa-fatwa marja’-nya, seperti tahu apa arti kata-kata dari para ulama itu. Adil di ulama bukan adil di benak kita, diskriminasi di ulama, bukan diskrimansi di benak kita. Artinya, semua masalah sudah ada istilah-istilah tersendiri. 

Kalau kita tidak mengerti fikih, maka semua itu, yakni adil, diskriminasi, zhalim, cenderung, .... dan seterusnya....akan diisi dengan peristilahan yang ada di antara kita. Padahal, bahasa fikih dan hadits itu, memiliki maknanya tersendiri. 

Dalam konteks di atas itu, bacalah hukum perkawinan, perkawinan poligami dan syarat-syaratnya, kewajiban belanja (dimana yang tidak taat dan tidak menuruti sex saja sudah tidak wajib belanja bahkan tidak bermake up yang disuruhkan suaminya saja sudah masuk dalam nusyuz -lihat catatan sebelumnya- dan lain-lain hukum yang pasti akan membedakan bahkan dalam dua hal itu, atau setidaknya dalam hal belanja). Baca juga makna adil dalam poligami, makna zhalim ...dan seterusnya yang biasanya sudah dibab-babkan di masalah hukum perkawinan itu. Termasuk baca juga hak-hak istri dan suami. 

Setelah memahami fikihnya, maka baru kita akan mampu memaknai ucapan dan tulisan ulama dengan benar dan baik dan, baru bisa mengatakan gambalng. 

Tambahan

1- Kalau kita sering membahas makna sabda Nabi saww yang berbunyi: ”Aku diutus untuk menyempurnakan Akhlak Mulia” yang memiliki makna bukan mengajar akhlak mulia karena diketahui seluruh manusia secara umum, maka makna seperti yang kita bahas ini. Yakni tentang penyempurnaan akhlak-mulia itu, yaitu selain memberikan dasar-dasarnya yang benar dan kuat, seperti akidah dan keimanan, juga memberikan batasan-batasannya, seperti yang kita bahas tentang adil di atas itu. Yaitu, apa adil itu dan apa batasannya dimana tidak sampai ke masalah batin yang bermakna cinta. 

2- Bathin atau batin, jangan dimaknai ruh dan hati. Dalam perkawinan, ketika dikatakan belanja batin, maknanya adalah jimak yang juga bisa dihaluskan menjadi ”menginap” seperti yang kita bahas di atas itu. 

Tambahan Lagi

Ada lagi yang perlu ditambahkan di sini. Kalau bahasa ulama dan apalagi fikih, atau yang sedang menjelaskan hak-hak wanita dan keluarga, kalau memakai kata ”kecenderungan”, memiliki arti kecenderungan sex dan bahkan kadang memiliki makna jimak (bersetubuh). Karena itu, bagi penerjemah yang menerjemahkan buku-buku ulama, kalau dia sendiri tidak belajar di hauzah, sungguh akan menjadi teramat sulit dan sangat mungkin terjemahannya akan menyimpang dari maksud penulisnya. Karena itulah, maka kecenderungan kalau dalam masalah keluarga dan hakhak suami-istri, tidak bisa diterjemahkan dengan ”cinta”. 

Bagitu pula masalah kata ”batin”. ”Batin” ini, bukan berarti batin manusia alias hati dan cinta. Tapi maksudnya sex dan jimak walau, dengan melihat konsteknya memiliki makna lain. Tapi batin ini, tidak bisa diterjemahkan dengan ”cinta” seperti yang dikatakan sebagian teman itu. 

Wassalam. 

Anditenri Waru: makasih banyak ustadz, soal adil tentang cinta ana udah paham. Tapi afwan kalau bertanya kembali. Dalil pernyataan ustadz tentang ”adil bukan syarat syahnya poligami itu apa?” kemudian surah annisa ayat 3 itu mengatakan bahwa ”kalau kamu merasa khawatir tidak bisa berlaku adil maka nikahilah seorang saja. Apa ayat tersebut tidak mensiratkan bahwa adil merupakan syarat untuk melakukan poligami. Jadi ketika laki-laki ini tidak mampu berlaku adil atau ragu untuk berlaku adil, maka laki-laki wajib untuk tidak melakukan poligami. Mohon penjelasannya kembali ustadz. 

Sang Pencinta: AW: aturan hukum dalam Islam (AB) atas segala sesuatu untuk Syi’i tingkat mukalid adalah fatwa marja, bukan langsung ke ayat Qur'an, hadis, sejarah atau yang lain-lain. Apa yang disampaikan ustadz adalah fatwa marja, Fikih (fatwa marja) tidak hanya tentang sholat, puasa, khumus tapi seluruh aspek dalam hidup termasuk masalah poligami ini. Di paragraf terakhir di komen ustadz di atas sudah ditegaskan tentang hal ini. 

Sang Pencinta: untuk bahasan poligami, 

http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/273260719385398/, 

http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/294547793923357/, 

http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/295769370467866/, 

http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/326160120762124/, 

http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/385455331499269/ 

Anditenri Waru: Terima Kasih. 

Khommar Rudin

اللَّهُمَّے†صَلِّے†عَلَى†مُحَمَّدٍ†وآلِے†مُحَمَّدٍ†وعَجِّلْے†فَرَجَهُمْے

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ


Wahdatu Al-Wujud dan Wahdatu Al-Syuhuud


Seri tanya jawab Muhammad Dudi Hari Saputra dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Monday, May 20, 2013 at 3:07 am


Muhammad Dudi Hari Saputra mengirim ke Sinar Agama: (12-3-2013) Salam ustadz. Apa beda antara wahdatul wujud dan wahdatul syuhud? Syukron wa afwan.. ^_^ 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya. Kalau wahdatulwujud sudah jelas sebagaimana sudah sering dijelaskan, yaitu Wujud itu hanya satu. Sedang wahdatu al-syuhuud itu, bisa tergantung pemakaiannya. Kalau antum nukilkan kalimat pemakaiannya di tempat antum menemukan istilah ini, maka akan lebih bisa memberikan makna yang lebih tepat, in'syaa Allah. 

Muhammad Dudi Hari Saputra: iya ustadz, untuk wahdatul wujud saya sudah memahami sejauh yang saya pahami dari tulisan antum dan penjelasan ustadz-ustadz yang lain serta bukubuku filsafat dan irfan.. 

Terkait wahdatul syuhud, saya mendapati istilah ini beberapa kali ustadz, saya memahaminya berdasarkan beberapa orang yang pernah menyampaikan ke saya, bahwa wahdatul syuhud itu adalah proses kemenyatuan mahluk kepada Tuhan.. 

Sehingga tak sedikit yang melakukan proses wahdatul syuhudnya tidak lagi melaksanakan perintah syar’i karena sudah menganggap terbebas dari syar’i ketika mencapai maqom menyatu dengan Tuhan, kalau bahasa jawanya ki manunggaling kawulo gusti, kira-kira demikian ustad,,, mohon pencerahannya.. 

Sinar Agama: Nah, kalau pemakaian wahdatu al-syuhuud-nya seperti itu, maka itu yang dikatakan Mulla Shadra ra sebagai Mutashawwifah atau Sok Shufi. Orang-orang seperti itu, jelas-jelas tidak mengerti wahdatu al-wujud itu sendiri. Karena kalau mengerti bahwa wujud itu hanya milik Allah dan yang lainnya tidak wujud dan hanya esensi, maka mereka tidak akan pernah mungkin mengkhayal untuk mengejar wujud. Bagaimana mungkin esensi yang bukan wujud bisa mengejar wujud dan, apalagi menyatuinya?! 

Tapi kalau orang arif lain mengatakan wahdatu al-syuhuud, maka akan tergantung pada kalimatkalimatnya. Karena bisa bermakna satunya kesaksian dimana hanya orang-orang yang semaqam, bisa juga bermakna kesyuhudan Tuhan itu sendiri, bisa juga berarti menyaksikan/mensyuhuud wahdatu al-wujud itu sendiri. Tapi bisa juga memiliki makna lain yang tergantung masing-masing maksud dalam kalimatnya. Wassalam. 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih atas jempol dan komentarnya. 

Sinar Agama: Bande: Kalau Wujud itu hanya Tuhan, maka mana ada peringkatnya? Yang ada peringkatnya itu justru di TajalliNya tersebut, yaitu di esensinya itu. Misalnya esensi sebab lebih tinggi dari esensi akibat. Esensi orang suci, lebih tinggi dari esensi yang tidak suci....dan seterusnya. 

Yusuf Anas: Apa maknanya tingkatan kualitas (tasykik wujud) ada pada sesuatu yang tidak ada (tajaliat) dan esensi? Apa itu masuk akal? 

Sinar Agama: Yunus: Kalau bicara tentang Tajalli, maka tasykiik wujud itu tidak ada. Kalau bicara Tasykiik wujud, maka wahadtulwujud itu yang tidak ada. Dan kalau wahdatulwujud itu yang tidak ada, maka Tajalli yang merupakan akibat dari wahdatulwujud tersebut, juga tidak akan pernah ada. 

Jadi, tergantung kita mau pilih yang mana dalam makrifah ini. Karena semua itu, tergantung kepada kita yang mau memahminya dan mengikutinya.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tasybiih dan Tanziih Tuhan


Seri tanya jawab Muhammad Dudi Hari Saputra dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Monday, May 20, 2013 at 3:01 am


Muhammad Dudi Hari Saputra mengirim ke Sinar Agama: (12-3-2013) 
Salam ustadz. Mohon penjelasannya tentang Tanzih dan tasybih ustad, terus terang saya masih sulit untuk memahaminya. Syukron wa Afwan... ^_^ 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: Sebelum saya jawab, sisi apanya yang dibingungkan? 

Muhammad Dudi Hari Saputra: Apa dasar dari mengemukanya pengetahuan tanzih dan tasybih di islam? Apakah mungkin ustad tanzih itu untuk dipahami? Bagaimana relasi Tanzih dan Tasybih ustad? Syukron.. 

Sinar Agama: Secara ringkas dan global: 

- Tasybiih itu adalah penyerupaan. Penyerupaan ini dikarenakan tidak ada kata yang bisa mewakili non materi apalagi Tuhan. Karena itu, Wajah, Cahaya, Tangan, Mata, Pertolongan, Mendengar, Melihat, Berkata-kata, Meniup, dan seterusnya... dipakai untuk Tuhan. 

Tasybiih ini bisa terjadi pada SifatNya, perbuatanNya dan bahkan pada DiriNya, seperti contoh-contoh di atas yang mencakupi keduanya itu. 

- Tanziih itu adalah pemurnian dari Tasybih/Penyerupaan itu yang disesuaikan dengan Sifat AsliNya dan/atau DzatNya. 

Jelas saja, bahwa Tanziih ini, akan semakin menanzih/ mensucikan manakala seseorang semakin tinggi ilmu dan taqwanya. Semakin seseorang tidak terikat dengan materi, maka ia akan semakin bisa menanzihNya walau, bisa saja dalam penanzihannya itu, walaupun sudah lepas dari pengaruh materi, seperti bentuk-bentuk dan rasa-rasa, akan tetapi, karena Tidak Terbatas itu adalah Tidak Terbatas yang, tidak akan pernah bisa dipahami hakikatnya (dicapai) dan hanya bisa dipahami maknanya, maka semakin orang mendekati fanaa’, akan semakin bisa menanzihNya dimana yang tertinggi dalam penanzihan ini adalah yang mencapai Fanaa’ dalam Fanaa’ itu. 

Muhammad Dudi Hari Saputra: Syukron ustadz atas penjelasannya... 

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Senin, 13 Mei 2019

Maa Fii Dzimmatii


Seri tanya jawab Sang Pencinta dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Monday, May 20, 2013 at 2:57 am


Sang Pencinta: 11 Maret 2013, Salam, apakah yang dimaksud dengan niat dzimmah dalam sholat fardhu? Kapan menggunakan niat ini? Kedua jika dalam kondisi 10 menit menjelang azan Suni, baru sholat zuhur dan ashar di mana masing-masing sholat kira memakan watu 8 menit, bagaimana niat masing-masing sholat tersebut? Terimakasih ustadz — bersama Sinar Agama. 

Armeen Nurzam: nyimak. 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: Bukan niat dzimmah tapi ”maa fii dzimmat/dzimmah”. Artinya ”Yang sesuai dengan keadaan tanggung jawabnya”. Jadi kalau wajib ya...wajib dan kalau qadhaa’ ya...qadhaa’. Atau kadang kalau sunnah-khusus ya...sunnah-khusus dan kalau bukan sunnah maka ya...sunnah-umum/sunnah-mutlak. 

Niat seperti itu dilakukan manakala seseorang sedang ragu dalam melakukan sesuatu apakah ada’ atau qadhaa’, atau apakah sunnah khusus atau umum dan lain-lain. Begitu pula seperti khumus yang dilebihkan misalnya yang dengan niat seperti itu, karena kalau memang pas ya... niatnya khumus dan kalau lebih ya...hadiah (misalnya) dan seterusnya. 

Sang Pencinta: yang kedua belum terjawab ustadz. 

Sinar Agama: Pencinta: Afwan kelewat. Dalam keadaan seperti itu, maka masing-masing niatnya tetap bukan maa fii dzimmah, tapi masing-masing shalatnya dipercepat hingga masing-masing nya tidak melebihi lima menit. Kalau perlu tinggalkan semua sunnah-sunnahnya. 

Khommar Rudinاللَّهُمَّے صَلِّے عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِے مُحَمَّدٍ وعَجِّلْے فَرَجَهُمْے

Wahyu Ibrahimmovich: Salam dan terimakasih ustadz. 
Sebelumnya ane gak tahu dzimmah tuh apaan ya?? Maklumlah dulu pas ane sekolah di sunni kagak ada.. mohon jelaskan! 

Sinar Agama: Wahyu, kan sudah dijelasin di jawabanku di atas itu? 

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Minggu, 12 Mei 2019

Cara Menyikapi Sumber


Seri tanya jawab Iqbal Malmsteen dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Thursday, April 11, 2013 at 11:14 pm


Iqbal Malmsteen mengirim ke Sinar Agama: Senin (11-3-2013) melalui BlackBerry Smartphones App, Assalamuallaikum Ustadz. Saya ingin mengajukkan beberapa pertanyaan. Antara lain : 

1. Bagaimana Seharusnya Etika kita terhadap Sumber ? 

2. Bagaimana sebenarnya Maksud Surah Al - Luqman Ayat 5, ada sebagian Ulama mengharamkan Musik dengan menggunakan Terjemahan Surah tersebut. 

Saya haturkan Terimakasih sebelumnya, dan Assalamuallaikuum... 

SangPencinta: Salam, ikut bantu, untuk no.2: Kita yang kelas mukalid ini dalam berhukum Tuhan (fikih), merujuknya ke fatwa marja taqlid, tidak ke Qur'an atau hadis langsung. 

Tentang taqlid oleh ust sinar: 
https://www.dropbox.com/s/g2unyedhagftit3/WF%20Marja%20Taqlid.pdf?m, 

tentang musik: https://www.dropbox.com/s/ju8wd4f0fu8wo3o/Seputar%20Musik.pdf. 
WF Marja Taqlid.pdf 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: 

1- Etika kita terhadap sumber, kalau yang dimaksudkan adalah Qur'an dan Hadits, maka wajib menghormatinya. Salah satu cara menghormatinya adalah tidak menafsirkannya sendiri dan hanya menafsirkannya sesuai dengan penjelasan ulama. Karena itulah, maka dalam fikih, cara menghormatinya adalah dengan merujuk langsung pada fatwa marja’nya dan tidak boleh memaknainya sendiri. 

Jadi, kalau sumber itu menjelaskan hukum, maka selain mujtahid tidak boleh memaknainya. 

Kalau menerangkan akidah dan akhlak, maka tidak boleh menafsirkannya selain ulama dan orang yang bukan ulama hanya bisa menafsirkan sesuai dengan tafsiran ulama itu (baca: menukilkan, baik dengan menyebut nama atau tidak, tapi isinya harus dari ulama). 

Tapi perlu diketahui bahwa sumber dalam Syi’ah itu masih ada dua lagi, yaitu akal dan ijma’ ulama yang di jaman makshumin as dimana dipahami bahwa mereka mengambil dari makshumin as. 

Kalau sumbernya akal, maka kalau bahasannya masalah akidah, maka memang harus dipakai oleh semua orang. Karena itu, harus mencapai argumentasi-gamblang dalam setiap keimanannya. Tapi kalau untuk fikih, maka akal itu sendiri mengatakan untuk merujuk kepada ahlinya seperti kesehatan yang merujuk ke dokter. 

Kalau sumbernya ijma’, maka selain ulama tidak boleh mengomentari apapun hal ini dan hanya ulama yang bisa mengulas dan membahasnya. 

2- Tentang ayat yang dimaksud itu, semestinya ayat: 5 yang berbunyi: 

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ 

”Dan ada sebagian orang yang membeli ucapan sia-sia untuk menyesatkan dari jalan Allah tanpa ilmu (yakni tidak ada dalil benarnya) dan mengambilnya sebagai permainan, bagi mereka adzab yang menghinakan.” 

Kalau sekedar main raba, bukan untuk memutuskan hukum dan hanya ingin membayangkan saja, maka ucapan sia-sia di sini, tidak berhubungan dengan musik. Karena sia-sia di sini, bukan yang tidak berguna dan membuang-buang umur. Karena sia-sia di sini adalah yang tanpa argumentasi dan menyesatkan. Jadi, maksudnya adalah yang menentang kebenaran itu sendiri. Sementara musik, sia-sianya dari sisi buang umur dan melenakan (bisa dibuat joget, dansa ...dan seterusnya) dimana mencakupi kata-kata yang hak dan benar sekalipun. 

Iqbal Malmsteen: Terimakasih Ustadz. Sungguh Mengesankan dan Sangat Arif. Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Filsafat Vs Fikih ?!


Seri tanya jawab Muhammad Dudi Hari Saputra dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Thursday, April 11, 2013 at 9:40 pm


Muhammad Dudi Hari Saputra mengirim ke Sinar Agama: Senin (11-3-2013) sekitar Kota  Yogyakarta 

Salam ustad. Apa kabar ustad? Semoga ustad selalu dalam keadaan yang baik dan sehat. Ustad, dalam proses belajar filsafat saya, saya kadang mendapatkan cibiran bahkan tak jarang dari kalangan pencinta AB sendiri, seperti ungkapan: jangan belajar filsafat nanti fiqihnya tidak dijalankan, orang-orang yang belajar filsafat itu sombong-sombong, dan sebagainya. 

Sedangkan menurut pemahaman saya, belajar filsafat itu penting karena filsafat adalah salah satu solusi untuk memahami ajaran islam sebenar-benarnya islam. 

Mohon pendapatnya ustad, terkait: 

1. Apa yang mendasari beberapa ulama, sebut saja al-gazhali sangat anti-pati terhadap filsafat bahkan mengharamkannya? 

2. Sadra pernah menyindir akan adanya para filsuf yang palsu, mohon sekiranya dijelaskan ustad filsuf yang palsu dan filsuf yang sebenarnya itu seperti apa? 

Terimakasih.. ^_^ 

SangPencinta: Salam, 652. Ada Apa Dengan Filsafat??!! (Mengapa Sebagian Muslimin Anti Filsafat?), Oleh Ustad Sinar Agama = 
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/379026705475465/ 

Muhammad Dudi Hari Saputra: Terima kasih sang pencinta, anda memang luar biasa.. 

SangPencinta: Dalam file ‘PDF serba filsafat’ ust sinar sudah lengkap mas. 

Muhammad Dudi Hari Saputra: hhe,,, saya hanya ingin sekedar melepas rindu saja dengan ustad,, kalau merujuk ke semua catatan, maka saya tidak akan silaturahmi lagi,, karena catatan-catatan beliau sudah sangat lengkap. Tapi saya masih mencari-cari pertanyaan lagi ini,,hhe 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya yang dimaksudkan silaturrahim. Tapi untung ada Pencinta yang bisa menukil Kalau tidak, maka jemariku akan semakin kram mengulang-ulang topik yang sama, semoga Tuhan mengganjarnya dengan ganjaran yang tidak terbatas, amin. 

Filsafat kalau di Indonesia, yang biasa dikaji di kampus-kampus dalam istilah hauzah disebut dengan Falsafah, yakni belajar tentang sejarah pemikiran filsafat para filosof, bukan filsafat itu sendiri dimana mempelajari wujud dari kacamata wujud. Kalau tidak belajar filsafat, tentu tidak akan membahas fikih yang termasuk wujud itu dan, apalagi dari mana dan untuk apanya. Justru orang yang pandai filsafat yang akan mengerjakan fikih sepenuh hati karena ia mengerti dengan akal gamblangnya esensi fikih itu sendiri. Beda dengan orang yang belajar Falsafah yang hanya asyik dengan sejarah para pemikir dan tidak tahu ia dari mana, hidup dimana dan hendak kemana. 

Filosof palsu adalah yang tidak memperlajari filsafat dengan cermat dan sok tahu serta tidak aplikatif. Ghazali termasuk diantaranya. Karena ia gagal belajar filsafat dan meninggalkan di tengah jalan karena beratnya dan memutuskan untuk tidak meneruskan belajar dan melihat ketidakurgennya dan bahkan bertentangannnya dengan lahiriah agama. Karena itulah ia menulis kitab yang berjudul “Kerancuan Filsafat”. Tentu saja karena ia tidak tuntas belajar. Karena filsafat itu bukan hanya tidak bertentangan dengan syariat, akan tetapi justru tulang punggung bagi pemahaman syariat secara dalam. Karena itu Ibnu Rusyd menulis jawaban kita itu dengan judul 

“Kerancuannya Kerancuan”. 

Lain-lain simak nukilan Pencinta itu. 

Muhammad Dudi Hari Saputra: Syukron ustad sinar agama... amin semoga mas sang pencinta mendapat ganjaran yang tak terbatas dari Allah. Wassalam. 

Ammar Dalil Gisting: Salam. Afwan, mungkin yang di maksudkan ust adalah Ibnu Rusyd, yang menulis “Kerancuannya kerancuan”... 

Sinar Agama: Ammar: Benar yang antum katakan. Sudah diperbaiki. Terimakasih atas koreksinya.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Mengkhayal Imam ke 13 dari Nabi saww dan Imam-imam Yang 12



Seri tanggapan atas catatan Islam Saja oleh Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Thursday, April 11, 2013 at 10:49 pm


Islam Saja: (11-3-2013) SIAPAKAH IMAM YANG KE-13 ??? by Islam Saja (Catatan)on 18 Desember 2011 pukul 2:22

Pernahkah kagak diperhatikan.. setiap bahas hadits 12 Imam, pasti orang-orang syiah selalu mengambil dari dalil hadits Sunni.

Entah apa alasannya, cuman mereka yang tahu.. sampai ane masing dapat clue dari postingan dimarih.. 
http://www.facebook.com/groups/119706138093283/?id=216160021781227

Aditya Riko: Syiah hobi mengutak atik hadits-hadist ahlussunnah tentang 12 amir/khalifah... saya penasaran sebetulnya ada tidak sih hadits semisal yang tercantum dalam kitab-kitab ulama mereka sendiri ? al-islam.org mempublish bukunya sayyid murtadha al askari dengan judul “Twelve Successor”.

Didalamnya ada bab berjudul “Narrations of the Holy Prophet [s] Stipulating the Number of
Imams”. http://www.al-islam.org/twelve/

Tapi kalau dilihat, ternyata hujjah-hujjahnya pun menggunakan Bukhari, Muslim, Abu Dawud lagi dan lagii....

Akhirnya kita coba intip al-kafi..... kalau kita lihat kitab al kafi ada bab berjudul maa ja’a fialitsna asyara wa al-nash ‘alaihim (‘alaihim al-salam), pada hadits ke-8 ada tanya jawab Yahudi dengan imam Ali, kemudian imam Ali menjawab pertanyaanYahudi :

إن لهذه الامة اثني عشر إمام هدى من ذرية نبيها

“Sesungguhnya bagi ummat ini ada dua belas imam huda dari dzuriyat nabinya...”

http://al-shia.org/html/ara/books/lib-hadis/al-kafi-1/17.htm#01(hal 532)

Kalau diperhatikan, itu adalah perkataan imam Ali, bukan Rasul. Kualitasnya kata Majlisi sanadnya sahih, tapi ada irsal (Mir’atul Uqul 6/233).

Itu pun kalau dicermati lagi, dua belas imam huda adalah dzuriyat nabinya. Sedangkan imam Ali, apakah dzuriyat nabinya ?

Akhirnya, sepertinya memang bisa dimaklumi kalau syiah ini hanya bisa berhujjah menggunakan kitab-kitab hadits ahlus sunnah, dengan cara utak atik gathuk.... Betul-betul kaum yang kehilangan arah....Jangankan mati jahiliyah....hidup pun sudah jahil, imam hilang tak tentu rimbanya....^_^

Ane baru sadar klo di kitab-kitab syiah.. ternyata bukan 12 IMAM, tapi 13 IMAM.. kalau maksain 12.. maka Syd. Ali ra terpaksa harus dikeluarkan.

Setelah cari-cari informasi ini..akhirnye ane persembahkan... inilah lengkapnye yang disembunyikan mereka..

http://al-shia.org/html/ara/books/lib-hadis/al-kafi-1/17.htm#01

Lihat No. 8 saat Syd. Ali ra menjawab pertanyaan orang Yahudi (katanya...):

إن لهذه الامة اثني عشر إمام هدى من ذرية نبيها

“Sesungguhnya bagi ummat ini ada dua belas imam huda dari dzuriyat nabinya..”

Berarti Syd. Ali tidak termasuk yang ke 12.

Ada lagi lihat NO. 17.

Terjemahannya masing seperti ini..

Nabi SAW menjelaskan kepada Syd. Ali (katanya...):

إني واثني عشر من ولدي وأنت يا علي زر الارض يعني أوتادها وجبالها

“Sesungguhnya Aku, 12 anakku dan engkau wahai Ali adalah gunungnya..”

Jadi Syd. Ali tidak termasuk yang 12 orang. Masih ada lagi. Ada lagi lihat yang No. 18 

Dari Nabi SAWW (katanya..):

من ولدي اثنا عشر نقيبا

“Dari anakku ada 12 pemimpin yang mulia.”

Ada lagi lihat yang No. 19

http://www.al-shia.org/html/ara/books/lib-hadis/behar27/a22.html

قال الحسن بن علي صلوات الله عليهما  والله لقد عهد إلينا رسول الله صلى الله عليه وآله أن هذا الامر يملكه
اثنا عشر إماما من ولد علي وفاطمة


“Hasan bin Ali AS berkata: “Demi Allah, telah berjanji kepada kami Rasulullah SAW bahwa urusan ini akan dipegang oleh 12 orang imam dari anak Ali dan Fathimah.”

Jadi OHHHH.... TERNYATA EH TENYATA..ini sengaja disembunyikan oleh ULAMA SYIAH..
Kenapa disembunyikan... ??? Karena IMAM mereka secara TAKDIR.. terputus di tengah jalan sampai Hasan Al Asykari yang ke 11..

Sedangkan yang ke 12 fiktif Sedangkan menurut hadits-hadist mereka HARUSnya ada 13 IMAM... BAYANGKAN.. memahamkan para penganutnyee mengenai yang ke 12 aje udeh jungker balik.. gimana mo nambah jadi 13 orang... ?????.

JADI ya terpaksa masing mencuri hadits dari Ahlu Sunnah Wal Jamaah.. padahal masing yang ngeriwayatkannye..dari shahabat ampe Imam Bukhari dan Muslim nye dicaci maki.

Kejadian ini mirip banget yee ama mushaf Ustmani.. karena Syiah.. mushefnya di umpetin dulu ame imam fiktif..terpaksa pake mushaf Ustmani.. walaupun para penyusunnyee dicaci maki.. wakakakakakk

Dimodifikasi dari link:

http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150339270498647

Rasya Haidar Aldi: Kasian ye nte tiap bikin status gak ada yang comment, kenapa juga alquran cuma satu?

Islam Saja: La anda komen gitu kok. Saya hanya bagi info bahwa ternyata Syii TIDAK PEDE dengan haditsnya sendiri.

Sunni Jadul: Sebenarnya dalam tradisi Syi’ah saat mau dialog atau mau da’wah kepada saudara kita Sunni, mereka pakainya hadits-hadist dari Sunni karena yang Sunni biar gampang nerima, masalah gak ngambil bukan berarti gak ada, yang jelas jauh lebih banyak... mau minta bukti?

Rasya Haidar Aldi: Ane hanye kasian makanye ane coment, ente bikin status dtwelver di berantas wahabi juga kagak ade nyang coment tu tande status nt tidak bermutu dan hanya hasil copas doank, kami pengikut syiah imam Ali selalu PD soalnye darah imam Husein mengalir dalam diri kami pengikut ahlulbayt.

Muhammad Azmy: woiy Islam Saja mau gak ta kasih kritikan yang lebih ngawur daripada kamu... nih ya:

Ada lagi lihat yang No. 18

Dari Nabi SAW (katanya..):

من ولدي اثنا عشر نقيبا

“Dari anakku ada 12 pemimpin yang mulia.”

----->emang Rasul punya 12 anak? Halo mas ....bedakan dong kalimat metaforis dengan kalimat harfiah...contohnya begini: “karena anda laki-laki anda ganteng, padahal belum tentu di kenyataan anda ganteng”

Helo Evri Badi: Pada ngomongin opoto.. IMAM YANG KE 12 ITU SUDAH PASTI IMAM KHOMEINI.. TITIK. Masa kekosongan IMAM telah dilangkahinya.. hohoho..

Islam Saja: To Azmy: berarti anda gak nyimak artikelnya. Imam Ali bukan anak Nabi, so Imam Ali + 12 anak (keturunan?) Nabi = 13.

Helo Evri Badi: Ato kayak pegini ni, kan Imam Ali bukan keturunan Nabi sedangkan para Imam itu ke12 nya harus keturunan Nabi, jadi karena Imam Ali tidak termasuk jadinya dikurang satu dah, yaitu 12 - 1 jadinye 11 dah.. Begono.. Hohoho..

Helo Evri Badi: Jadi keyakinan syiah Imamiyah sekarang ini salah kaprah karena telah memasukkan Imam Ali sebagai Imam yang merupakan bukan keturunan Nabi..

Muhammad Azmy: Islam Saja, to Azmy: berarti anda gak nyimak artikelnya. Imam Ali bukan anak Nabi, so Imam Ali + 12anak (keturunan?) Nabi = 13.

--->saya nyimak mas bro...saya paham ituuu...yang musti dipahami adalah pemahaman dan penjelasannya, bukan zahirnya... anda musti memahami retorika, atau penggunaan bahasa dalam makna idiomatik dan makna harfiah.

Anda musti pajami syarahnya, apakah yang dimaksud Rasul 12 termasuk Ali beserta anak-anaknya, atau bukan. Harus cek bagaimana riwayat-riwayat lain yang menunjukkan apakah Imam Ali adalah Imam pertama atau bukan. Nah, sehingga anda bisa memahami apakah makna “anak” itu adalah makna harfiah, atau makna idiomatik. Semisal saya punya menantu, maka saya akan bilang bahwa menantuku adalah anakku.

Maksud saya, jika anda mau konsisten dengan penafsiran harfiah anda, anda mustinya mengatakan bahwa Rasul punya 12 anak...paham gak ente?

Muhammad Azmy: @Imam keduabelas Imam Khomeini: menurut anda Isa bin Maryam itu bapaknya siapa? Kenapa anda sekalian saja bilang bahwa Rasul tidak memiliki keturunan, sebab anak Rasul adalah perempuan yakni Fathimah.

Anda-anda kok ketika lagi mendebat syiah jadi pake ilmu gotak gatuk dan maksain banget yaaa...??? Sekolah di tarbiyah mana sih?!

Helo Evri Badi: Nama bapaknya nabi Isa itu Yusuf.. hohoho.. Tapi yang ini jangan dipikirin ye karena pengetahuanmu tentang beginian belum nyampe takutnya entar nyungsep lagi.. And ane kagak sekolah di tarbiye.. Hehehe.. Kok bisa ye bapak ( IMAM ALI ) dan anak-anak serta cucu-cucunya ( HASAN DAN HUSAIN dan seterusnya ) dijadikan satu dibilang oleh Nabi sebagai keturunannya.. kecuali yang dimaksud oleh Nabi keturunannya itu adalah cucunya atau anak dari Fatimah..

Muhammad Azmy: hahahahahaaaa...... menurut elo mustinya gimana?:-D

Muhammad Azmy: http://www.facebook.com/notes/miqdad-ksatria-tangguh/antara-madzhab-Sunni-4-imam-syiah-wahhabi-salafi/114873288630663

Islam Saja: Runyam deh dunia ini kalau setiap kata yang diucapkan selalu punya makna tidak sebagaimana yang diucapkan.

Prita Raihanita: Kalau saya gak salah, hadits no.8 di atas itu gak ada hubungannya dengan imamah, lah? Coba di check lagi.

Fathul Andalush: Jadi yang betul 11, 12 atau 13 ?

Islam Saja: Suka-suka para pengklaim pengikut setia Imam Ali dan keturunannya. Ada juga Syii yang Imamnya hanya 7 atau 4 lo. Jadi mana yang benar? Suka-sukan merekalah. Namanya juga ngaku-ngaku pengikut keturunan Ali via Fatimah.

Jufraini Peni: Allahumma sholi ala Muhammad wa ali Muhammad, islam saja (semua akan mempertanggung jawabkan keyakinan masing-masing)

Prita Raihanita: emangnya ada imam nggak sesudah nabi wafat?

Islam Saja: Ada, banyak. Imam Umar, Imam Abu Bakar, Imam Usman, Imam Ali, Imam Muawiyah, Imam Amr bin Ash, Imam Abdullah bin Zubair, Imam Hasan, Imam Husein, Imam Ja’far dan lain-lain.

Prita Raihanita: Saya belum pernah dengar ada literatur yang menyebut Imam Umar, Imam Abu Bakar, Imam Utsman, imam Muawiyah, dsb... apalagi di quran pun gak ada disebut-sebut adanya imam sesudah nabi wafat.

Satria Karbala: Imam samudera..@imamnya isa hihihihi

Islam Saja: he he he

Arief Fadhillah: Ada, ah. Siapa bilang di quran gak ada disebut-sebut profesi ilahiah yang disebut Imam? Di literatur juga ada disebut Imam Ali as. Tapi,.. kalau Imam Abu Bakar, Imam Umar dan Imam Muawiyah... sampe mampus dicari pasti kagak ketemu.

Islam Saja: Imam itu kan bisa bermakna pemimpin atau pembimbing atau yang di depan dan lain-lain. Jadi sah-sah saja saya menyebut mereka Imam.

Islam Saja: Kepada Syiah, jadi berapa jumlah imamnya yang bener? 5 atau 7 atau 11 atau 12 atau 13? Jawabanya: suka-suka khayalan merekalah.

Muhammad Amin: huh hu...(tertawa dalam hati saja) kamu masih saja suka........

Muhammad Amin: Membenci orang karena beda aliran mencerminkan kegelisahan intelektual, kekerdilan mental dan kerapuhan dasar anutan. Sebenarnya agama apa yang kamu anut?

Arief Fadhillah: Literatur hadits dan riwayat-riwayat yang MUTAWATIR menyatakan bahwa Imam (dalam pengertian PEMIMPIN BA’DA RASULULLAH SAAW) ada 12 Orang.

Bahkan al-quran juga memberi isyarat dengan memuat Kata (Imam) dengan arti pemimpin Ilahibaik kata tersebut berbentuk “plural” maupun “singular”,- diulang 12 kali dalam Alqur’an.

Islam Saja: Groubyak...mutawatir?

Islam Saja: Saking mutawatirnya ampe para pengklaim pengikut Imam Ali dan keturunannya bingung.

Arief Fadhillah: Bingung? Buat apa bingung kalau riwayat-riwayat yang mutawatir baik Sunni maupun syiah mengatakan Imam (dalam pengertian PEMIMPIN BA’DA RASULULLAH SAAW/Khalifah) ada 12 Orang?

Mengapa pula harus berpegang kepada riwayat-riwayat ahad, apalagi dhaif yang selain itu?

Islam Saja: http://www.facebook.com/note.php?note_id=274135252635750

SEJARAHLENGKAP PROSES LAHIRNYA DOKTRIN SYIAH 12 IMAM

Salamun’alaikum. Bagi para pembaca yang penasaran dengan asal-muasaldoktr...

Arief Fadhillah: Abiez dibaca, nanyanya musti sama Ahmad Khatib, ya? Hehehe... ente sendiri kok percaya sama tulisan si Ahmad Khatib itu? Karena cocok sama hobby nyerang syiah, ya?

Islam Saja: Kalau Kang Jalal memperkenalkan “Islam alternatif” yang ternyata Syiah, maka bolehboleh saja kan kalau saya memperkenalkan “Sejarah Syiah alternatif” dari Ahmad alkatib.

Arief Fadhillah: Musti pinter membedakan mana yang sejarah dan mana yang dongeng, bung. Sejarah alternatif selalu saja ada, tetapi harus berkorespondensi dengan data yang bisa dipertanggungjawabkan.

Guru anda itu cuma pendongeng. Gak jelas pun darimana sekolah ilmu sejarahnya. Kok yang kayak gini dijadikan rujukan? Karena punya kesamaan hobby, kan?

Islam Saja: Justru Ahmad Alkatib mampu mengungkapkan khayalan-khayalan Syiah ghulat secara gamblang sekali. Tentu hanya orang-orang yang berniat mencari kebenaran yang mampu menangkap penjelasannya.

Arief Fadhillah: Jangan cuma ngomong pake slogan-slogan kosong. Buktikan setiap pendapat anda. Buktikan igauan Ahmad Khatib itu mengungkap khayalan syiah ghulat... dan juga buktikan tuduhan ‘khayalan’ itu juga benar.

Semua orang yang baca tulisan Ahmad khatib tau kalau nih orang cuma ngigau, bicara tidak pake data yang akurat, gak pake bukti.

Silahkan baca bagi yang berminat. Dijamin, tulisan kayak gini nasibnya akan berakhir di tong sampah saja.

http://muslimsaja.wordpress.com/2011/05/25/pendahuluan/

PENDAHULUAN

muslimsaja.wordpress.com

PENDAHULUAN. Karena sudah berabad-abad, pemikiran politik syiah telah dihubung...

Islam Saja: Kalau hadits tentang Imamah ilahiyah, khusunya tentang 12 Imam (khalifah?), itu sudah ada dari zaman Nabi, semestinya kekacauan dan kebingungan Syiah tidak separah sebagaimana yang dilaporkan sejarah.

Abdul GHofur: Islam saja kok anti syiah? Lucu kamu bung.

Islam Saja: Saya anti yang tidak sejalan dengan Al-Quran. Baca kasus Nabi Ma’shum, isinya mengkritik Suni dan Syiah.

Islam Saja: Saya juga tidak percaya seluruh shahabat itu adil sebagaimana yang diyakini Suni.

Islam Saja: Silahkan baca bagi yang berminat. Dijamin, tulisan kayak gini nasibnya akan berakhir di tong sampah saja.

---------------------------------------------------

Jangankan tulisan Alkatib, tulisan dari Shabir saja dapat menyadarkan beberapa Syii. Waktu akan membuktikan.

Zeck Zundun: Imam yang menguasai empat elemen api, tanah, air dan udara adalah AVATAR.

Arief Fadhillah: Islam Saja: Kalau hadits tentang Imamah ilahiyah, khusunya tentang 12 Imam (khalifah?), itu sudah ada dari zaman Nabi, semestinya kekacauan dan kebingungan Syiah tidak separah sebagaimana yang dilaporkan sejarah.

+ Syiah imamiyah itsna asy’ariyah gak pernah bingung, kok tentang siapa-siapa 12 imam ini.

Kok bisa sih dulu bingung sekarang kagak.? Gak masuk akal. Kebingungan itu emangnya tahun berapa terjadi? Jika orang mengaku syiah, takkan bingung selama mereka patuh dan merujuk kepada imam makshumnya yang masih hidup. Tapi kalau membangkang sih.. yang bukan hanya bingung.. tapi bakalan sesat.

Arief Fadhillah: Islam Saja:Saya anti yang tidak sejalan dengan Al-Quran. Baca kasus Nabi Ma’shum, isinya mengkritik Suni dan Syiah.

+ Kenapa tak terima kalau Nabi makshum? Karena tak ada istilah makshum dalam al-quran?

Gimana kalau istilah makshum kita ganti aja dengan “Suci dengan sesuci-sucinya” sebagaimana qs. 33:33? Anda terima?

Atau kita ganti dengan kata “terjaga” sebagaimana qs.Al-Jinn : 26-28?

Atau pakai istilah “Pensuci” sebagaimana Al Baqarah : 129/151? (gimana ya bisa menyucikan orang sementara dia adalah orang kotor?)

Kalau anda terima ketiga istilah di atas, maka ketahuilah kata makshum itu untuk menunjukkan sedikitnya ketiga hal di atas, bahwa para Nabi itu suci dengan sesuci-sucinya dan menyucikan umatnya.

‘Ishmah secara linguistik bermakna pencegahan dan penjagaan. Artinya, pertama, para nabi dalam menerima, menyampaikan wahyu sama sekali tidak mengalami kesalahan, dan kedua, mereka terjaga dari perbuatan dosa.

Musa: Wew, ternyata, manusia yang memahami alquran hanya dengan arti, dan manusia yang saat ini “belum bisa shalat” (menurut pengakuanya) telah secara terang-terangan menunjukan identitasnya, wkwkwk mau ngadu argumen lagi ya? Kalau catetan sampah kayak gini sih, nyah anak kecil berilmu juga bisa nanganin, wkwkwk

Islam Saja: Berikut adalah pemahaman saya tentang apakah Nabi itu ma’shum:
http://muslimsaja.wordpress.com/2011/07/28/ma%E2%80%99shum-menurut-al-quran/

MA’SHUM menurut Al-Quran

muslimsaja.wordpress.com

Dahulu saya respek ketika Syiah mengkritisi doktrin yang diciptakan oleh Ahlussu...

Musa: Nah loh, syiahnya Abu Sofyan sedang mencoba nerangin arti ma’shum, ada tambahan “menurut alquran” lagi, hmm, kayak alquran tu di turunin ke atuk moyangnya kali, ngaku paham alquran, tapi, sampe sekarang, ngorek-ngorek untuk amal swajib solat aja belum ketemu, eh malah mau ngomngin shalat orang laen, luar byase, siapapun anda, anda itu pengecut,

Arief Fadhillah: Kalau”Istilah” menghambat anda untuk memahami kesucian Nabi dan kesucian Ahlilbait Nabi, maka rubah saja “istilah” itu sesuai dengan yang anda mau. Misalnya gunakan kata “mahfudz” atau “Thahir” atau apa sajalah selama itu bermaksud menunjukkan kesucian Nabi dan Ahlilbaitnya.

Konsep kesucian Nabi dan Ahlilbaitnya sudah sangat jelas tertera dalam quran surah 33:33 walau disana tidak digunakan istilah ma’shum. Belum lagi isyarat-isyarat yang menunjukkan fungsi dan tugas-tugas kenabian yang mensyaratkan KESUCIAN dalam pelaksanaan fungsi dan tugas tersebut.

Surah jin 27-28 pun telah jelas menunjukkan “keterjagaan” Nabi dalam menyampaikan risalah, sehingga nabi tidak pernah salah dalam menyampaikan risalahNya (baca: keterjagaan=makshum).
_________________

“Kecuali kepada rasul yang diridai- Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga- penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (27)

Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul- rasul itu telah menyampaikan risalah- risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu- Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. (28)”

Musa: Kenapa kalian begitu aneh? Anda menggunakan quran untk melawan quran? Yang anehnya lagi, anda yang tau quran kok berani nyalahin yang paham quran? Mang kalian itu siapa? Pejuang kebenaran? Pembela quran? Hmm, sebetulnya qt tu dah di kasih akal, coba lah mikir,

Islam Saja: Sudah sangat jelas bagi saya siapa ahlul bait di ayat 33:33

http://muslimsaja.wordpress.com/2011/05/16/ahlul-bait-menurut-al-quran/

AHLUL BAIT menurut AL-QURAN

muslimsaja.wordpress.com

TERM AHLAL-BAIT Istilah “Madinatul-Nabi” diterjemahkan menjadi “Kota Nabi”.

Musa: wkwkwk, betul kan, ente tu ga jauh dari wahabi, kalau gak mau di bilang wahabi berarti calon wahabi,ckckck.

Islam Saja: Mana argumennya? Kok bisanya tuduh sana, tuduh sini? Syiah pemula ya?

Musa: Ooh, tau hadis kisa gak lu?

Islam Saja: Semua hadits yang tidak sejalan dengan pengertian berdasarkan konteks ayat tersebut tertolak dengan sendirinya. Tidak mungkin hadits membelokkan makna ayat yang sangat jelas tersebut. Baca link saya di atas.

Musa: Ya, kalau blajarnya sama pengikut Abu Sofyan atau wahabi, wajar lah kalau di ajarin yang kayak gitu, tapi, sayang sekali, karena saya belajarnya sama pengikut plus keturunanya Rasul, pastilah d ajarinya berbeda, dan gak mungkn salah dua-duanya, dan yang bener juga anak baru mimpi basah juga bisa mana yang bener, hadeh...

Arief Fadhillah: Sekarang, Islam Saja loncat lagi pembahasannya kepada makna Ahlilbait.

Kesimpulan anda pada Note di atas bahwa ahlulbait yang dimaksud dalam qs.33:33 adalah istri-istri Nabi saw adalah Salah Besar dikarenakan anda tidak memperhatikan perubahan Dhamir kunna menjadi kum.

Mungkin akan lebih benar jika anda mengatakan bahwa kata Ahlulbait pada ayat tersebut adalah untuk Nabi dan istri-istrinya.

Terjadinya perselisihan pendapat memaknai kata ahlulbait pada ayat ini, seharusnya dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Namun, ketika dikembalikan kepada Allah (al-qur’an) pun masih berselisih, maka kembalikan kepada Rasul-Nya yaitu dengan mencari penjelasan dari Rasulullah saaw sendiri dalam menerangkan maksud dari ayat ini. Dan kita sama-sama telah mengetahui, bahwa al-quran diturunkan kepada Rasul saaw agar Rasul dapat memberikan penjelasan berdasarkannya.

Sudah sering dijelaskan bahwa hadits-hadits yang Mutawatir telah menjelaskan bahwa ketika menjelaskan apa yang dimaksud ahlulbait pada ayat 33:33 saat diturunkan, Rasul menjelaskan bahwa ayat ini diturunkan untuk ahlil kisa’ yaitu untuk Nabi, Ali, Fathimah, Hasan dan Husein ass.... tanpa memasukkan istri-istri Nabi kedalamnya.

Kalaulah Nabi Muhammad saaw memahaminya seperti ini, mengapa kita harus memahami dengan pahaman selain itu? Bukankah Nabi saaw jauh lebih paham tentang al-quran daripada kita? Bukankah makna ayat-ayat qur’an itu jauh lebih dipahami oleh orang-orang yang disucikan seperti Nabi saaw?

Ketika ada ayat ataupun hadits yang menyebukan istri-istri Nabi adalah ahlilbait, itu sudah sewajarnya karena ahlilbait meliputi seluruh “orang rumah” Nabi saaw. Keluarga Abbas dan keluarga Ja’far pun termasuk ahlilbait Nabi saaw. Bahkan Salman al-farisi (yang tak punya hubungan darah dengan Nabi saaw) pun termasuk ahlilbait.

Namun, Khusus untuk ayat 33:33, Rasulullah saaw telah menjelaskan bahwa Ahlilbait yang dimaksud adalah ahlulKisa’ saaw.

Musa: Nah loh, kayaknya harus berpikir keras neh buat balesnya, wkwkwk coba tanya ke kuburannya si yazid, mana tau dia bisa jwab, wkwkwk

Islam Saja: Arief Fadhillah: Sekarang, Islam Saja loncat lagi pembahasannya kepada makna Ahlilbait.

Kesimpulan anda pada Note di atas bahwa ahlulbait yang dimaksud dalam qs.33:33 adalah istri-istri Nabi saw adalah Salah Besar dikarenakan anda tidak memperhatikan perubahan Dhamir kunna menjadi kum.

------------------------------------------

Coba baca lagi, masalah itu sudah dijelaskan pada artikel tersebut.

http://muslimsaja.wordpress.com/2011/05/16/ahlul-bait-menurut-al-quran/

AHLUL BAIT menurut AL-QURAN

muslimsaja.wordpress.com

TERM AHLAL-BAIT Istilah “Madinatul-Nabi” diterjemahkan menjadi “Kota Nabi”.

Islam Saja: Mungkin anda malas membacanya. Baik, berikut kutipannya:

Kemudian Ayatollah Syiah bermain kata-kata dengan menyatakan bahwa istilah AHLAL BAIT pada ayat 33:33 tidak mungkin ditujukan kepada para isteri Nabi mengingat digunakannya kata ganti KUM, dimana menurut mereka semestinya KUNNA.

Kami ingin mengatakan sejak awal bahwa jika Allah ingin mengecualikan istri-istri Nabi dari AhlelBayt, tidak ada yang bisa mencegah-Nya dari menyatakan hal tersebut pada Al-Quran, tak seorang pun meski “shahabat yang jahat” sekalipun yang bisa memaksa Allah untuk mewahyukan Ayat Penyucian tersebut disisipkan di tengah-tengah perintah yang ditujukan kepada istri-istri Nabi.

Selain dari itu, istilah “Ahl” dalam bahasa Arab adalah selalu maskulin, tidak peduli dipakai ketika mengacu pada laki-laki atau perempuan. Ketika seorang Arab menyebut Ahlel Bayt dari seorang lelaki dan yang ia maksudkan adalah istri atau istri-istrinya, maka ia tetap akan menggunakan bentuk maskulin, karena istilah Ahlel Bayt menggunakan konstruksi maskulin meskipun mengacu pada istri. Istilah Ahlel Bayt tidak dapat digunakan dalam bentuk feminin, jika ditinjau semata-mata dari sudut tatabahasa Arab. Jadi kita tidak perlu heran ketika Allah menggunakan istilah maskulin untuk Ahlel Bayt. Jika, misalnya, situs ini adalah dalam bahasa Arab, maka kita akan menggunakan bentuk maskulin untuk Ahlel Bayt bahkan jika kita hanya merujuk kepada istri-istri Nabi. Jika Anda memberitahu seorang pria Arab untuk mengajak istrinya ke rumah Anda, Anda akan mengatakan “silahkan ajak Ahlel Bayt Anda ” dan dalam hal ini akan dikatakan dalam bentuk maskulin dengan mengabaikan fakta bahwa Anda sedang merujuk pada istri-istrinya. Akan dianggap tidak sopan dalam budaya Arab-Islam jika bertanya kepada seorang lelaki “bagaimana istri Anda” dimana pertanyaan yang lebih sesuai dengan budaya adalah: “bagaimana Ahlel Bayt Anda?” Ini adalah cara yang sopan dalam menyebut istri seorang lelaki, dan memang , setiap kali Anda menyebut Ahlel Bayt dari seorang pria, maka bentuk maskulinlah yang digunakan. Ini adalah aturan bahasa Arab, dan hanya seorang yang jahil dan pembicara non-Arablah yang akan mengklaim sebaliknya.

Musa: Wkwkwk, dah gue bilang, kalau belajarnya sama orang gak jelas ya kayak gini, ente aja gak tau arti ahlel bayt kalau gak di kasih tau, parah bener, ente ngomongin dan sok ngerti ahlul bayt, tapi sedkit pun gak ngerti, belajar ahlul bayt ya sama keturunanya ahlul bayt, jangan sama keturunan yang gak jelas,ya pantesan lu di ajarin kayak gni, mikir lah cuy, mau jadi syimir lu ya?

Arief Fadhillah: Islam Saja:terserah anda mau jelaskan seperti apa, tapi pada kenyataannya

Rasulullah saw memahami makna Ahlilbait dalam ayat 33:33 tersebut BUKAN SEPERTI YANG ANDA FAHAMI.

Saat ayat ini turun kepada nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa Salam:

“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzaab: 33)

Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam berada di rumah Ummu Salamah, beliau memanggil Fathimah, Hasan dan Husain lalu mengenakan pakaian pada mereka sementara Ali berada di belakang beliau lalu beliau juga mengenakan pakaian untuknya. Setelah itu beliau berdoa:

“ALLOOHUMMA HAA’ULAAI AHLU BAITII, FA’ADZHIB ‘ANHUM ARRIJSA WATOHHIRHUMTAHTHIIRON

“Ya Allah, mereka adalah ahlul baitku, maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya.”

Ummu Salamah (ISTRI NABI SAAW) bertanya: Aku bersama mereka nabi Allah? Beliau menjawab:

“Engkau berada ditempatmu dan engkau berada di atas kebaikan.”

Puluhan kitab-kitab ahlusunnah memuat puluhan hadits seperti ini dengan puluhan jalur periwayatan.

Belum lagi dihitung kitab-kitab syiah.

Setelah anda lihat sekian banyaknya jalur periwayatan, yang menunjukkan ke-Mutawatir-an hadits ini, sehingga dengan jumlah jalur periwayatan yang banyak itu tak ada kemungkinan sedikitpun orang-orang bersepakat berdusta memalsukan BERITA DARI RASULULLAH SAAW tersebut,.....

Masihkah anda mengedepankan tafsiran anda terhadap ayat ini dan meninggalkan tafsiran dari “Orang yang diturunkan al-quran melaluinya dan yang ditunjuk sebagai penyampai wahyu dan pengajar Hikmah?”

Tidakkah anda melihat bahwa ayat ini bukan untuk Istri-istri Nabi saaw?

Musa: Kalau dia mana ngerti bro, otaknya kesumbat jengkol, wkwkwk,

Islam Saja: Arief Fadhillah:Tidakkah anda melihat bahwa ayat ini bukan untuk Istri-istri Nabi saaw?

Suangat jelas sekali bahwa ayat 33:33 itu untuk Nabi dan keluarganya (ahlulbaitnya), baca ayat-ayat sebelum dan sesudahnya.

Arief Fadhillah: Islam Saja:Jika anda berpendapat bahwa ayat sebelum dan sesudahnya itu adalah bersambung dengan ayat 33:33. Coba anda buktikan!

Seingat saya, anda pun meyakini bahwa al-quran tidak disusun sesuai urutan kronologis turunnya ayat, tetapi dengan ijtihad shahabat pasca nabi saaw wafat.

Saya sudah buktikan kepada anda bahwa ayat 33:33 berdiri sendiri (alias bukan sambungan dari ayat sebelum dan sesudahnya) saat diturunkan dengan hadits-hadist Mutawatir yang anda pun telah tau bunyinya.

Bahkan dari hadits-hadits Mutawatir tersebut jelas-jelas disebutkan Ummu Salamah (yang merupakan istri Nabi) tidak termasuk di dalam yang dimaksud ayat tersebut.

Sekarang giliran anda membuktikan pendapat anda.!

Islam Saja: Sekedar tambahan penjelasan (barangkali berguna):

Allah Ta’ala berfirman:

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَالنِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِيفِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقلُْنَ قَوْلً مَعْرُوفًا

وَقَرْنَ فِي بيُُوتِكُنَّوَلَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الُْولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَةَوَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ

اللَّهُلِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا


“Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertaqwa, maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. (32) Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu, dan jangan kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyyah terdahulu. Dan laksanakanlah Shalat, tunaikan zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlu Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” [Al Ahzab:32-33]

Konteks ayat di atas adalah sebuah pembicaraan yang ditujukan kepada istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dan seluruh kandungan ayat termasuk juga di dalamnya ayat:

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَأَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا


“Sesungguhnya Allah bermaksud untuk menghilangkan dosa dari kalian wahai AhluBait dan membersihkan kamu sebersih bersihnya.”

Termasuk serangkaian ayat-ayat sebelumnya yang turun berkaitan dengan ummahatul Mukminin.

Lalu kenapa Syiah mengeluarkan istri-istri Rasulullah ShallallahuAlaihi Wasallam dari konteks ayat ini dengan dalil hadits kisa`?

Sesungguhnya dalam ayat di atas terkandung delapan perkara yang berkisar antara perintah dan larangan.

1.
فَلَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ

“Janganlah kalian melemah lembutkan suara.”

2.
وَقلُْنَ قَوْلً مَعْرُوفًا

“Dan Ucapkanlah perkataan yang baik.”

3.
وَقَرْنَ فِي بيُُوتِكُنَّ


“Dan menetaplah di dalam rumah-rumah kalian.”

4.

وَلَ تَبَرَّجْنَ

“Dan janganlah kalian berhias.”

5.

وَأَقِمْنَ الصَّلَةَ

“Dan dirikanlah shalat.”

6.

وَآتِينَ الزَّكَاةَ

“Dan tunaikanlah zakat.”

7.

وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya.”

8.

وَاذكُْرْنَ مَا يتُْلَى

“Dan ingatlah apa yang dibacakan.”

Jika kita bertanya kepada muslim cerdas dan pintar: perkara-perkara ini dilayangkan kepada para istri Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Apa tujuannya?

Tanpa ragu dia akan menjawab: “Agar supaya istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjadi suci lagi disucikan.” Dan Allah Ta’ala sendiri yang menjelaskan alasan di balik perintah dan larangan-Nya tersebut dengan firman-Nya;

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

“Sesungguhnya Allah bermaksud untuk menghilangkan dosa dari kalian wahai AhluBait dan membersihkan kamu sebersih bersihnya.”

Maka penafsiran makna ayat di atas kurang lebih adalah: “Wahai istri-istri Nabi sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan dan melarang kalian perkara-perkara ini, dengan tujuan untuk menghapus dosa-dosa kalian dan mensucikan kalian sesuci-sucinya.”

Awad Minabari: Memang ada apa imam ke 13 ?

Musa: Nanya neh, ayat itu berlaku gak buat Aisyah?

Islam Saja: Tidak disebutkan Nama di sana.

Musa: Tapi kan ada ciri-cirinya, jika kamu bertaqwa, maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. (32) Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan jangan kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyyah terdahulu.

Islam Saja: Kalau Allah tidak memberi tahu nama-nama isteri Nabi, bagi saya itu berarti bukan sesuatu yang harus saya ketahui secara pasti. Toh saya tahu dan tidak tahu nama-nama isteri Nabi dan perbuatan mereka, tidak menambah saya jadi sholeh. Yang bisa menjadikan saya sholeh adalah bila tahu mana perintah dan larangan dan menjalankannya.

Musa: Loh, mencintai keluarga rasul itu perintah, dan membencinya dilarang, gimana anda bisa mencintai mereka kalau gak kenal sama mereka?

Agus Pluto: Ya Allah berikanlah kami petujukmu dari jalan yang benar, seperti jalan yang dicontohkn alquran dan nabi Muhammad saw, agar kami tidak terpecah belah.!

Arief Fadhillah: Islam Saja: Konteks ayat di atas adalah sebuah pembicaraan yang ditujukan kepada istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dan seluruh kandungan ayat termasuk juga di dalamnya ayat:

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا


“Sesungguhnya Allah bermaksud untuk menghilangkan dosa dari kalian wahai AhluBait dan membersihkan kamu sebersih bersihnya.”

Maka penafsiran makna ayat di atas kurang lebih adalah: “Wahai istri-istri Nabi sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan dan melarang kalian perkara-perkara ini, dengan tujuan untuk menghapus dosa-dosa kalian dan mensucikan kalian sesuci-sucinya.”

________________________

+ Lalu mengapa Allah menggunakan Dhamir “Kum” (jama’ muzakar) jika pembicaraan tersebut seluruhnya untuk istri-istri Nabi? Bukankah seharusnya digunakan Dhamir “Kunna” (jama’ Mu’ annas)?

Apakah ada istri Nabi saaw yang berjenis kelamin laki-laki?
__________________

+Anda belum membuktikan bahwa ayat tathir di atas merupakan sambungan dari ayat sebelumnya, dan bersambung dengan ayat sesudahnya.

Dari bukti hadits mutawatir yang ada, ayat tersebut adalah ayat yang diturunkan sendirian dan mengeluarkan istri nabi dari yang dituju oleh ayat tersebut.

Bang Ady: ISLAM SAJA: Tentang riwayat 12 Imam/khalifah itu ada di kitab Ahlus Sunnah khususnya dalam sahih Bukhari dan sahih Muslim. Anda terima atau tidak kesahihan sahih Bukhari dan sahih Muslim? Kalau tidak tolong jelaskan sebabnya. Sekiranya anda setuju riwayat itu sahih maka beritahu kami SIAPA 12 IMAM yang dimaksudkan Rasulullah saww? Yang 12 saja anda tak tahu kok timbulkan imam yang 13? Lucukan?

Bang Ady: Ini merupakan kedua kalinya saya tanyakan kepada anda soalan yang sama. Hari ini.

Yang satu lagi di status anda lainnya. Coba jelaskan dan bereskan masalah SIAPA 12 IMAM itu menurut pandangan anda......kenapa sibuk dengan Syiah dan 12 Imam mereka? Saya harap anda bisa beri jawabannya SEKARANG juga! Kami tunggu ok.

Bang Ady: PARA PEMBACA: Ikuti soal-jawab saya dengan Islam saja yang satu ini “TERTANGKAP BASAH”

http://www.facebook.com/bang.jumadi.3/posts/429763993767809?comment_id=2987658&notif_t=feed_comment

Bang Ady: Saya mahu dia menjelaskan apakah dia berpegang pada hadith atau tidak....... kita tunggu jawaban dia.

Islam Saja: Konsekensi seorang muslim adalah harus berpedoman kepada hadits, terutama ahsanal hadits.

Bang Ady: Bagus kalau begitu... lalu bagaimana kedudukan hadith sahih Bukhari dan sahih muslim?

Islam Saja: Jauh di bawah ahsanal hadits.

Bang Ady: Kurang jelas.......sahih Bukhari dan sahih Muslim itu bagaimana dalam penilaian anda?

Islam Saja: Hadits apalagi “lahwal hadits” TIDAK AKAN PERNAH menyaingi atau lebih tinggi daripada “ahsanal hadits”.

Syaith Ibn Bass: Islam aje ntuh proyek baru,,,soalnye die sendiri pan ruwet ame Hadis,,,Qola-Qola,,,die tugasnye mao ngonversiin Sunni jadi islam aje,,,supaye bise ngritik kaga bise dikritik,,,
wkwkwk,,,

Islam Saja: Apa anda tahu bagaimana kriteria yang dipakai oleh Bukhori dalam menyeleksi hadits? Bagaimana cara beliau menyortir hadits? Bagaimana al-Kulaini menyortir hadits?

Syaith Ibn Bass: Udeh jawap aje dulu noh Bang ady,,,

Bang Ady: Saya suka anda menyebut tentang “ahsalan hadith”...tolong jelaskan kepada pembaca apa yang anda maksudkan karena yang mereka tahu Sahih Al-Bukhari, Sahih Muslim... adalah kitab yang paling sahih setelah al-Qur’an.

Syaith Ibn Bass: Wkwkwkw,,,nahlo,,,wkwkwk

Bang Ady: Kawan kita sebenarnya meragukan kitab sahih Bukhari dan sahih Muslim....... jadi kitab hadith mana jadi pegangan beliau. Dia masih belum berterus terang ...saya mahu tahu pegangan beliau yang sebenarnya sebelum memberikan jawaban. Dia pasti bukan Wahabi, tidak juga Ahlus Sunnah apalagi Syiah. Jadi siapa dia?

Islam Saja: Bukhori konon menemukan 600000 hadits, lalu beliau sortir dan oleh beliau hanya dipilih sekitar4000-an. Artinya beliau MENOLAK 99% lebih hadits. Namun siapakah yang mengesahkan ilmu “penyortiran” hadits yang DICIPTAKAN oleh Bukhori? Apa METODE PENYORTIRAN beliau valid/ sah? Siapa yang berhak mengesahkannya? Lalu kenapa Syiah menggunakan hadits Bukhori kalau mendukung doktrinnya dan menolaknya jika membantah doktrinnya?

Bang Ady: PEMBACA: Tak mahu menjawab dan cuba mengalih tajuk perbicaraan.......NO WAY dia perlu menjawab siapa 12 Imam yang disebutkan Rasulullah saww dalam sahih Bukhari dan Muslim. Nanti saya kasi tahu siapa yang 12. Adil bukan?

Syaith Ibn Bass: Udeh kaga useh kemane-mane jawap aje pertanyaan bang ady,,,wkwkwk,,,ga nyambung nt,,,wkwkwk

Syaith Ibn Bass: Kalau bukhori udeh nolak 99% terus nt nolak Bukhori berarti nt nolak 100% hadis,,,wkwkwkw,,,gile loh.

Islam Saja: Lo Imamnya 12 atau13?

Syaith Ibn Bass: Degil nt nolak 100% Hadis ngapain nt ngomongin Hadis,,,wkwkwkw

Islam Saja: Saya sangat percaya “ahsalan hadits”

Syaith Ibn Bass: Eh masing ngeles,,,nih nt bilang amun siapakah yang mengesahkan ilmu “penyortiran” hadits yang DICIPTAKAN oleh Bukhori? Nah pan Bungkhori nolak 99% nyang 1% nt bilang DICIPTAKAN Bungkhori,,,wkwkwkw

Syaith Ibn Bass: Nah berarti Nt kaga percaye ame hadis 100% ,,,muhaditsin nyang laen pan juge nolak banyak hadis,,,juge nyiptain hadis pan,,,terus nt dapet dari mane,,,NGIMPI???

Syaith Ibn Bass: Jawap dulu Noh pertanyaan Bang Ady,,,wkwkwkw,,,Kawan kita sebenarnya meragukan kitab sahih Bukhari dan sahih Muslim.......jadi kitab hadith mana jadi pegangan beliau.

Dia masih belum berterus terang ...saya mahu tahu pegangan beliau yang sebenarnya sebelum memberikan jawaban. Dia pasti bukan Wahabi, tidak juga Ahlus Sunnah apalagi Syiah . Jadi siapa dia?

Islam Saja: Saya sangat percaya “ahsalan hadits”, apa kurang jelas?

Syaith Ibn Bass: Dapet dari NGIMPI ???

Bang Ady: Jawabnya tidak bertanya lagi......susah amat sih mau mengaku kalau anda sebenarnya tidak berpegang pada selain Al-Qur’an! Apa takut dicap sebagai Ingkar Sunnah, Quraniun dan segala macam label? Kita harus berani menyatakan keyakinan kita apapun risikonya.

Islam Saja: Saya sangat percaya “ahsalan hadits”, apa kurang jelas?

Syaith Ibn Bass: Omongan nt ke BUKHORI ntuh kene ke semue Muhadisin artinye nt percaye hadis lewat MIMPI,,,mangkenye ngomong diayak dulu,,,wkwkwkw

Bang Ady: Tidak semua pembaca ngerti bahasa arab seperti anda jadi apa salahnya anda jelaskan.......AHSALAN HADITH.

Islam Saja:

الله نزل أحسن الحديث كتابا متشابها مثاني تقشعر منه جلود الذين يخشون ربهم ثم تلين جلودهم وقلوبهم إلى

ذكر الله ذلك هدى الله يهدي به من يشاء ومن يضلل الله فما له من هاد


39:23 Allah telah menurunkan AHSANALHADITS (HADITS yang paling baik)(yaitu) sebuah Ki...Lihat Selengkapnya

Syaith Ibn Bass: wkwkwk,,,Terus ayat nyang laen nt kaga bace,,16:44. keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu (MUHAMMAD SAW) menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka[829] dan supaya mereka memikirkan, NGIMPI NT YEK,,,wkwkwkw

Syaith Ibn Bass: Salam bang Ady ane cabut dulu,,,orang gendeng model die kaga useh dihawil,,, wkwkwkw

Bang Ady: INI JAWABAN SEJUJURNYA DARI ANDA!...........kawan kita ini TIDAK BERPEGANG kepada mana-mana kitab Hadith baik yang di Sunni ataupun Syiah. Dia cuma berpegang dengan Al-Qur’an saja. Ya,itu hak dia dan kebebasan dia.

Syaith Ibn Bass: AHSANAL HADIS die BILANG AHSALAN HADIS ,,,ane dari tadi kaga mudeng,,, wkwkwkw

Syaith Ibn Bass: AHSAN ame AHSAL bise same,,,kirain jaka sembung kaga tau nye joko bodo.

Islam Saja: Dimana saya menulis seperti itu? Apa kalau percaya kepada “ahsanal hadits”, berarti menolak yang lain? Apa saya menulis “HANYA PERCAYA”? Kitab selain al-Quran, mempunyai nilai historis. Dengan membaca al-Kafi saya bisa menduga paham dari si Kulaini. De... LihatSelengkapnya

Zein Mottaqi: Islam saja ini membingungkan satu sisi dia hanya percaya kepada al-quran dan tidak percaya hadist, ingkar sunnah tapi saat yang bersamaan beliau menggunakan hadist sebagai penguat qur’an ketika tema yang dia usung adalah tentang “kejanggalan” syiah.

Syaith Ibn Bass: Nt nulis: Bukhori konon menemukan 600000 hadits, lalu beliau sortir dan oleh beliau hanya dipilih sekitar 4000-an. Artinya beliau MENOLAK 99% lebih hadits. Namun siapakah yang mengesahkan ilmu “penyortiran” hadits yang DICIPTAKANoleh Bukhori? Apa METODE PENYORTIRAN beliau valid/ sah? Siapa yang berhak mengesahkannya?,,,Terus AL-Qur’an NGESAHIN HADIS CIPTAAN BUKHORI gitu.

Syaith Ibn Bass: Sekoleh lagi meningan,,,SDN 02 pagi nerime murid baru noh,,,,

Syaith Ibn Bass: Nt Tulis DICIPTAKAN oleh Bukhori?,,,pake Hurup gede noh DICIPTAKAN.

Bang Ady: Alhamdulillah akhirnya usaha bersama kita berjaya membongkar identitas kawan kita IslamSaja. Saya cukupkan sampai di sini saja. Mohon maaf bila ada sebarang kesalahan.

Allahummashalli ala Muhammad wa aali Muhammad.

Syaith Ibn Bass: Dan perlu nt tau Kaidah syiah ntuh kalau Hadis tabrakan ama Al-Qur’an biarpun Shoheh buang ke tembok,,,wkwkwk,,,SDN 02 pagi nerime murid baru noh,,,,wkwkwk الله مصل علا محمد واعلي محمد Sholi A’la Muhammad Wa Aali Muhammad

Irsavone Sabit: Nyimak aja deh.

Islam Saja: Ingat lo ya, menurut ustadz anda, ulama Syiah zaman dahulu mensahihkan al-Kafi karena selalu diawasi ma’shumin. Jadi imam syiah itu ada 13 bukan 12.

Hadi Apriadi: Status kelas O’ON. Yang paling BOL/’

Irsavone Sabit: Islam saja malas membaca, seolah-olah apa yang ditanyakan belum dijawab, padahal dari awal note ini telah dijawab, otaknya saja tidak menerima, mungkin saja terlalu banyak makan doktrin oleh ustadznya sehingga kebenaran yang terang benderang menjadi tidak kelihatan....

Irsavone Sabit: Islam saja, kalau mempelajari Islam... ya harus dilepaskan semua atribut diri sehingga, kebenaran mudah masuknya...kalau otak sudah penuh dengan doktrin yang salah... yaaa mau dibiliang apalagi...

Islam Saja: Pernyataan anda di atas lebih pas untuk anda sendiri.

Hadi Apriadi: Buat kamu, kuya....!

Regaung Hangrayudhie: Pertanyaannya, apakah Abubakar & Umar Al Khatab pernah membuat kebijakan setiap muslim mengharuskan berpedoman pada Hadits? _____ to: Islam Saja Konsekensi seorang muslim adalah harus berpedoman kepada hadits, terutama ahsanal hadits.

Muhammad Azmy: Ada juga Imam Abdullah (Saudi), Imam SBY (Indonesia), Imam Yazid (anak Muawiyah),...---> menurut pemahaman Islam Saja

**************

Sinar Agama: Salam: Yang mengasihani sekali itu adalah ketika seseorang di depan gunung, tapi tidak melihat gunung tersebut dan, lebih parah lagi mengingkarinya. Lucu amat, pengikut 12 imam makshum as yang paling taat kepada Allah dan Nabi saww dan kepada imam 12 imam makshum as dengan kitab haditsnya yang puluhan judul kitab hadits dan lebih dari seratusan jilid (karena Biharu al-Anwaar saja 110 jilid) dan kaya dengan ilmu dan hadist-hadist, dimana kitab al-Kaafi saja sudah melebihi jumlah hadits dari enam kitab hadits Sunni, lalu .....difitnah meminjam dan memakai hadist-hadist Sunni untuk akidahnya yang terpenting dalam keberbedaannya ini.

Ini yang saya katakan gunung di depan mata, tapi tidak mau dilihatnya.

Ratusan hadits tentang imam 12 ini di Syi’ah. Di al-Kaafi saja, di halaman 525 atau 526, ada sub judul:

باب ما جاء في الاثنى عشر والنص عليهم، عليهم السلام

“Bab Nash-nash yang menjelaskan tentang 12 imam as”

Di sana disebutkan riwayat-riwayat tentang 12 imam setelah Nabi saww yang dimulai dari Imam Ali as dan ditutup dengan imam ke dua belas, yaitu imam Mahdi as. Bentuk-bentuk riwayatnya juga bermacam-macam dimana ada yang lahiriahnya seperti yang kamu nukil itu. Karena itu:

1- Baca kitab-kitab Syi’ah kalau mau, lalu baru berkata kepada orang lain.

2- Pahamilah bahwa Nabi saww dan para makshum as sendiri menjelaskan bahwa maksud dari 12 imam dari keturunan Nabi saww yang tertera di sebagian hadits itu, mesti dimaknai dengan hadist-hadist lain yang menjelaskan, yaitu yang dimulai dari imam Ali as dan ditutup dengan imam ke dua belas, yaitu imam Mahdi as.

3- Memahami hal seperti itu sangat mudah. Bahkan di sebagian hadist-hadist di sub judul al-Kaafi itu mengatakan bahwa perawi membaca tulisan nama-nama para imam as yang dipegang oleh hdh Fathimah as dimana setelah dihitung ada 12 orang dari putra beliau as dan terdapat 3 nama Ali.

Riwayat seperti itu, sangat mudah dipahami bahwa maksudnya adalah 12 imam as yang hampir semuanya dari keturunan hdh Faathimah as dimana tiga nama dari keturunan beliau as itu adalah Ali. Hal itu karena banyaknya riwayat yang menerangkan bahwa imamah itu dimulai dari imam Ali bin Abi Thaalib as di atas itu. Jadi, nama Ali pada imam 12, berjumlah 4 nama, dimana 3 Ali putra hdh Faathimah as dan satu Ali as adalah imam Ali bin Abi Thaalib as sendiri.

4- Kalau imam itu hanya dua belas, dan dimulai dari imam Ali as, maka kalau ada kalimat atau hadits yang berbunyi “imam itu dua belas orang dari keturunan Nabi saww”, maka maksudnya semuanya atau hampir semuanya atau kebanyakannya. Pemahaman seperti ini, sangat wajar dan dibolehkan akal dan agama, manakala pengucap kalimat atau hadits itu, juga banyak mengatakan bahwa imam itu dua belas orang dan dimulai dari imam Ali as dan ditutup dengan imam Mahdi as.

5- Dari arah bawah/akhir, maka lucu banget kalau hadits yang kamu nukil itu dipahami ada imam ke 13. Karena hadist-hadist lainnya yang banyak sekali, baik di Syi’ah atau di Sunni, mengatakan bahwa imam itu hanya 12 orang. jadi, imam itu hanya dua belas, dan diahkiri oleh imam Mahdi as.

6- Kalau orang Syi’ah menggunakan hadist-hadist Sunni tentang 12 imam makshum itu, hanya dan hanya, supaya saudara-saudara Sunni lebih mudah dalam menyadari bahwa imamah itu adalah konsep yang ada dalam Islam yang diriwayatkan dalam hadist-hadist Sunni sekalipun, bukan untuk mengokohkan keyakinannya sendiri. Ra’syih.

Anjuran: Kalau kamu wahabi, yang mewajibkan semua manusia untuk merujuk ke Qur'an dan Haidts secara langsung, maka kembalilah ke Sunni. Karena di Sunni, tidak boleh orang merujuk kepada keduanya itu, kecuali kalau sudah menguasai perangkat-perangkatnya, seperti bahasa Arab, hadits, ushulfiqih, rijal....dan ilmu-ilmu lainnya yang merupakan perangkat untuk memahami keduanya.

Karena kalau kamu kembali ke Sunni, maka tidak akan pernah menulis seperti yang kamu tulis di atas itu. Karena pemahaman seperti itu, benar-benar dangkal dan terlihat kalau tanpa perangkat sama sekali.

Wasslaamu ‘ala man ittaba’a al-hudaa.

Ali Fuad: Ane InsyaAllah tahu, jika Islam Saja tersebut sangat ragu-ragu pada keyakinan Sunni nya. Sebab ia mengupas habis tentang Syia gp karena ia tak mengerti dan galau. Semakin ia kupas semakin galau. Jika ia yakin akan kesuniannya tentu ia tak mengupas banyak tentang Syiah. Dan Islam saja mengambil sumber pendapat dari orang luar yang tak mengerti rumah tangga Syiah sendiri. Jadi status di atas sudah klasik yang dibumbui oleh Islam saja. Jika Islam saja masih dalam keraguan bertanyalah pada ahlinya, bukan kepada orang anti Syiah, hehehe

Islam Saja: Ada diskusi yang menarik di antara Syii yang mengungkapkan bahwa Alkatib bisa saja tidak berbohong, karena di pembukaan dia memang mengatakan bahwa di samping ada riwayat yang mendukung doktrin Syiah 12 Imam (SDI), namun banyak riwayat yang bertentangan dengan doktrin SDI. Riwayat-riwayat itulah yang diungkapkan beliau.

Dialog pada chatting berikut mengungkapkan memang ada riwayat yang menyatakan bahwa Zuroroh tidak tahu siapa Imam pengganti Imam Ja’far.

Silahkan baca link berikut;
http://www.shiachat.com/forum/index.php?/topic/234981824-did-zurarah-bin-ayun-die/

Did Zurarah Bin A’yun Die... - Shia/Sunni Dialogue

www.shiachat.com

Page 1 of 3 - Did Zurarah Bin A’yun Die... - posted in Shia/Sunni Dialogue: Did Zurarahbin A’yun die without believing in the Imamate of al-Kadhim(as)? w/s

Islam Saja: Argumentasi Syiah Zaidiyah yang ada di kitab Saduq berikut menarik untuk disimak:

Saduq melaporkan keberatan Syi’ah Zaydiah mengenai doktrin 12 Imam, dan statemen mereka bahwa: ‘Kisah yang menunjukkan bahwa Imam hanya ada dua belas adalah suatu statemen yang dibuat oleh paham Syi’ah Imamiah pada zaman belakangan, dan mereka memproduksi banyak hadits palsu mengenai hal itu. Mereka (Zaidiah) menunjang posisi mereka dengan menunjukkan fakta bahwa:

- Syi’ah biasa terpecah menjadi beberapa sekte setelah meninggalnya setiap Imam dan tidak tahu siapa yang menjadi Imam berikutnya.

- Sebagaimana mereka juga menekankan gagasan ‘bada’ (perubahan kehendak) mengenai Isma’il (saudara Imam Ja’far) dan Muhammad bin Ali (sudara Imam Al-Askari), yang kontradiksi dengan klaim adanya daftar yang telah ditentukan sebelumnya (oleh Rosul) tentang nama-nama Imam.

- Kematian Zurarah yang tidak mengetahui siapa Imam setelah Imam Sadiq adalah bukti tambahan yang lain.

Ali Fuad: Baca sendri jawab sendiri ya, dan bertanyalah pada diri sendiri “siapa saya”!

Sandra Fauzia: الله يهديك

Sinar Agama: I.S: Semua yang kamu katakan di sini ini kebanyakannya sudah diterangkan di catatan-catatan saya. Silahkan merujuk kesana sebelum kamu membuat film sendiri tentang Syi’ah 12 imam makshum as.

Ringkasan dari catatan-catatan yang sudah banyak di akun-ku ini diantaranya sebagai berikut:
  • Keyakinan tentang imamah itu adalah keyakinan yang tidak bisa digoyah. Yaitu 12 imam yang makshum as. Dalil-dalilnya di semua tempat dan madzhab bertebaran. Jangankan di Syi’ah di Sunni saja melebihi mutawatir. Shahih Bukhari-Muslim saja meriwayatkan, apalagi yang lainnya.
  • Syi’ah itu tidak pernah berpecah. Yakni Syi’ah 12 imam as. Syi’ah itu artinya pengikut Kalau Zaidiyyah dikatakan Syi’ah, hal itu karena mereka mengikuti Zaid. Hal ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan Syi’ah 12 imam. Sunni juga Syi’ah khalifah yang empat dan semua shahabat, sekalipun mereka lebih suka menamakan diri dengan Ahlussunnah.
  • Zurarah ra itu bukan hanya disuruh tidak tahu imam, bahkan pernah dikecam oleh imam as. Karena imam Ja’far as mengetahui akan dibunuh dan sedang dimata-matai untuk membuktikan keSyi’ahannya hingga dengan itu akan ditangkap dan dibunuh. Ketika mendapat surat kecaman imam dimana waktu sedang diintip para intel itu, sebegitu sedihnya dia ra sampai gelisahnya diketahui oleh teman-temannya dan sipengintip itu. Dan hal ini, juga sering dijadikan dalil orang para wahabi yang konyol itu, untuk mengatakan bahwa Zurarah ra yang dikenal shahabat dekat dan perawi terpercaya saja dikecam oleh imam-nya sendiri.
Setelah masalah ancaman pembunuhan itu berlalu, maka imam as akhirnya memberitahunya bahwa hal itu demi menjaga nyawanya.

Karena itulah saya katakan bahwa para wahabi itu konyol, karena mereka sendiri sudah tahu bahwa imam tujuanya seperti itu, karena di sejarahnya dan di hadits-hadits lainnya juga diterangkan seperti itu. Tapi mereka memotong sebagiannya dan menebar yang lainnya untuk membuat makar.

Begitu pula tentang bahwa Zurarah ra yang dikatakan tidak tahu imam berikutnya setelah imam Ja’far as itu. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa hadist-hadist itu sudah dikatakan Nabi saww dan diriwayatkan di Syi’ah dan Sunni, termasuk 12 imam dan namanamanya, dimana masih jauh-jauh sebelum mereka lahir (bahkan dua abad sebelum lahir sekalipun) dan hadist-hadist itu juga yang salah satu dalil imam Ja’far as dan Imam Musa as dalam membuktikan kesesatan Syi’ah/pengikut Ismail bin Ja’far (selain dalil matinya sebelum syahidnya imam Ja’far as sendiri), maka sudah jelas bagi orang Syi’ah 12 imam, hal itu lebih terang dari matahari di siang bolong.

Nah, kalau salah satu shahabat terkenal mengatakan tidak tahu, maka hal itu karena belum dilantik.

Sebagaimana kamu sendiri menyerang tentang bada’, yakni perubahan keputusan Tuhan tentang apa saja (seperti tentang nabi Ismail as dan hukum-hukum yang dinasakh/dihapus/ diganti .....dan seambrek lagi contoh bada’ ini) yang diyakini Syi’ah ini, maka Zurarah ra juga bermaksud demikian. Artinya, walaupun nama-nama itu sudah diterangkan sejak awal yang bertebaran di hadist-hadist Nabi saww melalui jalur Syi’ah dan Sunni, akan tetapi, sebelum dilantik dan diresmikan oleh imam sebelumnya, maka tidak ada seorang Syi’ahpun yang boleh menentukannnya sendiri. Hal itu, karena dikhawatirkan terjadi bada’ pada ketentuan Tuhan tersebut.

Intinya, kalau ada orang Syi’ah mengatakan tidak beriman dengan 12 imam, atau tidak tahu satu imam diantara mereka, maka maknanya, kalau bukan taqiyah (untuk melindungi dirinya atau imam pengganti tersebut dari gangguan musuh), maka sudah pasti karena tidak mau mendahului keputusan Tuhan yang akan diilhamkan kepada imam makshum sebelumnya..

Jadi, sebelum benar-benar dilantik oleh imam sebelumnya, maka tidak ada orang Syi’ahpun yang berhak menentukan imam setelahnya itu siapa walau, secara garis globalnya namanama itu sudah dikabarkan oleh Nabi saww. Hal itu, karena Islam mengajarkan bada’-Tuhan itu.

Karena itulah, sekalipun di riwayat-riwayat Syi’ah seperti di al-Kaafi di atas itu, sudah banyak meriwayatkan hadist-hadist tentang12 imam as dan nama-namanya, baik dari Nabi saww atau dari para imam itu sendiri, yang disub judulkan seperti di komentar pertama saya itu, walau begitu, tetap terdapat sub-sub judul yang lain yang memuat riwayat khusus pengangkatan para imam satu persatu. Dan bahkan di kitab hadits al-Kaafii, riwayat tentang penunjukan satu imam dari imam sebelumnya itu didahulukan dalam penulisannya dari hadits-hadits tentang 12 imam yang menyebut nama-nama mereka itu. Coba perhatikan sub-sub judul ini di jilid 1 hal. 293:


باب الاشارة والنص على أمير المؤمنين عليه السلام

باب الاشارة والنص على الحسن بن علي عليهما السلام

باب الاشارة والنص على الحسين بن علي عليهما السلام

باب الاشارة والنص على علي بن الحسين صلوات الله عليهما

باب الاشارة والنص على أبي جعفر عليه السلام

باب الاشارة والنص على أبي عبدالله جعفر بن محمد الصادق صلوات الله عليهما

باب الاشارة والنص على أبي الحسن موسى عليه السلام

باب الاشارة والنص على أبي الحسن الرضا عليه السلام

باب الاشارة والنص على أبي جعفر الثاني عليه السلام

باب الاشارة والنص على أبي الحسن الثالث عليه السلام

باب الاشارة والنص على أبي محمد عليه السلام

باب الاشارة والنص إلى صاحب الدار عليه السلام


Bab-bab itu satu persatu menyebutkan tentang penashan atau penunjukan imam-imam satu persatu dari imam-imam sebelumnya yang dimulai dari imam Ali as yang ditunjuk Nabi saww lalu imam Ali as yang menunjuk imam Hasan as....dan seterusnya...sampai ke imam Mahdi sebagai imam terakhir dari 12 imam itu.

Dan baru setelah sekian ratus halaman berikutnya, yaitu di hal. 525 dari jilid 1 tersebut, beliau ra menyebut sub judul yang saya sebutkan di komentar pertama di atas itu, yaitu bab:

باب ما جاء في الاثنى عشر والنص عليهم، عليهم السلام

“Bab Nash-nash yang menjelaskan tentang 12 imam as”

Semua penjelasan-penjelasan itu, sudah ada di kitab-kitab Syi’ah 12 imam as, sejak ratusan tahun yang lalu. Tapi wahabi konyol itu, memang sengaja memotong sebagian dan menebar sebagian untuk membuat makar.

Di Sunni, mereka (wahabi) berhasil membuat makar hingga puluhan juta Sunni di Indonesia melepas syafi’inya dan masuk serta ikut wahabi ini dengan nama-nama yang berbeda-beda seperti Ahlussunnah (Tapi maknanya mengikut Qur'an dan hadits, bukan mengikut empat madzhab dalam fikih dan dua madzhab dalam akidah sebagaimana memang ini makna Ahlussunnah itu dimana bisa dilihat di kitab-kitab Sunni seperti karya K.H. Hasyim Asy’ari pendiri NU), Salafi, atau dengan nama-nama Ormas seperti “Pengikut Muhammad”...dan seterusnya... dimana mereka terangkum dalam satu bahasa gamblang wahabi, yaitu tentang pembid’ahan, pemusyrikan dan pengkafiran aliran-aliran lain.

Wassalam bagi yang membersihkan hatinya dari penyakit ego dan merenungi dalil yang gamblang yang tanpa disisipi kepalsuan apapun.

Irsavone Sabit: Islam Saja, buka mata tidak hanya mata di kepala dibuka tetapi mata di hati juga dibuka supaya kebenaran yang terang dapat kelihatan ...

Wassalam.

Mata Jiwa: Agama di obok-obok sama yang bukan ahlinya... beginilah jadinya.... biasa megang cabe bawang koq ya pe-de banget mau bongkar pasang mobil....Islam Saja, ente keterlaluan deh pe-de-nya...mbok ngaca dulu kek, kalau mau ngebahas agama....kayak yang ahlinya aja..ada...See

More

Syakir Muhammadong: Syiahlan vs wahbabi.. heheh asyiikkkk

Hasrul Al Baqir: Syukron ustadz.

Islam Saja: To Mata Jiwa: justru saya sedang belajar Islam, kok gak boleh? Pemahaman saya kadang berubah dari waktu ke waktu. Dulu saya pernah membela doktrin syiah 12 Imam, bahkan pernah menyebarkan zina ala mut’ah, sekarang saya menentangnya. Dulu saya sewaktu di PII juga mengecam tahlilan dan membid’ahkannya, namun sekarang membiarkannya.

Mata Jiwa: Islam Saja : nah, antum sudah mengakui bahwa antum sendiri sedang belajar agama ini, berarti bukan kapasitas antum mengumbar opini antum secara sembarangan... dari pengalaman antum, pindah berbagai aliran karena merasa belum mendapat kebenaran itu, mestinya... See More

Muhammad Nurahim Okki: Nyimak.....

Islam Saja: To Mata Jiwa: saya memang akan mempelajari Islam sampai ajal menjemput, Insya Allah.

Sinar Agama: Islam Saja: Kalau aku layak menjadi saudaramu, maka aku akan berkata: “Saudaraku, aku benar-benar bersyukur pada Tuhan kita yang telah menginayahimu semangat mencari ilmu itu, sebagaimana aku tidak pernah berhenti menyukuriNya karena telah memberiku semangat itu sampai sekarang ini, alahmadulillah. Kalau kamu juga menganggapku sebagai saudaramu, maka jangan pernah sungkan untuk bertengkar ilmu, asal untuk mencari kebenaran dan karena Allah serta bertengkar dengan saudara, bukan dengan musuh. Artinya, hanya bertengkar akal dan tidak bertengkar hati. Yakni bertengkar dalam diskusi terbuka, tanpa ada pemaksaan dan tanpa pemutusan saling ridha dan saling doa serta saling cinta. Ketuk dan gedorlah pintuku selalu, kalau kamu membutuhkan si pendosa ini, karena ia (aku) akan selalu membuka pintunya untuk antum dan siapa saja.

Tapi, saudaramu ini sudah renta tulang tulangnya, tinggi darahnya, kejang jemari-jemarinya, rabun matanya, ....dan seterusnya...karena itu, kalau memang bisa, sedikit-sedikit dan topik pertopik dalam mengajukan masalah-masalah yang telah menyesakkan dadamu. Sungguh, aku yang hina ini, tidak akan pernah berhenti mencoba membantumu dan siapa saja yang memerlukannya.

Karena ia merasakan sakit bagi sakitnya yang lain, merasa sedih dengan sedihnya yang lain, merasa gelisah dengan gelisahnya yang lain. Semoga saja Tuhan, dapat menerima taubat kita semua amin.

Saudaraku, kitab dialog A Hasan adalah hirizku/ajimatku dimasa lalu. Walau aku lahir di Syafi’i, tapi sempat beberapa tahun jadi wahabi dan aktif di pemuda Muhammadiah yang berhirizkan kitab soal-jawabnya A.Hasan.

Akan tetapi, karena aku tidak pernah mau ditipu dengan kebenaran yang tidak teruji sampai mati (ajal menjemput), maka kutinggalkan semuanya dan mendekap Ahlulbait Nabi saww yang kita shalawati terus tiap hari dalam shalat-shalat kita. Dan demi Tuhan, walau dengan informasi secuil ini, telah kudapatkannya sebagai ajaran yang kokoh dan siap diuji terbuka sampai hari kiamat tiba sekalipun. Karena itu, ia merupakan jalan termungkin untuk tetap abadi di akhirat. Hal itu karena sifat-sifat siap diuji sampai mati itu, hanya ada padanya, hanya padanya. Alhamdulillah.

Oh iya, jangan pernah merasa risih untuk berbeda. Karena yang kami dapatkan di Ahlulbait as, selama orang belum jelas terhadap kebenaran yang dicarinya dengan semangat dan ikhlash hingga ia belum mengambil hidayah itu, maka Allah masih mengampuninya. Wassalam”

Sinar Agama: Islam Saja: “Oh iya, saya bukan ahli seperti yang dikatakan Mata Jiwa itu, karena saya hanya dan hanya murid terkecil di hauzah/pesantren. Memang, saya sudah puluhan tahun belajar dan tidak akan pernah berhenti dari belajar. Tapi, untuk mencapai ahli, bagi saya, mungkin hanya merupakan cita dan cintaku saja. Saya sudah bersyukur dapat melihat dari dekat apa-apa yang diajarkan Islam melalui jalur Ahlulbait as ini walau, sudah tentu dengan mata yang sempit, hati yang tidak selebar meja komputer sekalipun dan dengan ruh yang banyak dosa ini. Apapun itu, gedorlah pintuku selalu kalau kamu mau, tapi kalau saudaramu ini tidak dapat membantumu, maka maafkan dan ampunilah dia serta jangan pernah putus asa mencari dari para guru. Tapi carilah guru yang mau dikurangajari murid-muridnya dengan hujan pertanyaan dan ujian serta isykalan (debatan) yang menhujaninya yang dilakukan hanya dan hanya untuk mencari kebenaran dan kejelasan itu sendiri. Jadi, carilah guru yang TIDAK bergaya nabi nan makshum. Carilah guru yang tawadhu’nya bukan alat bisnisnya bagi ego, harga diri dan bahkan koceknya.”

Sinar Agama: Cacha: Ada perbaikan sedikit di tulisanku paling akhir, tolong baca lagi.

Mata Jiwa: Islam Saja : Tuh, baik banget ya pak ustad, sampai-sampai antum dipanggil-panggil ‘saudara’ku...malu lah kita ini ya, sudah gak punya bekal pengetahuan, sok tau pula....... gak sabaran pula....... (mungkin untuk sabar harus banyak-banyak makan sambel kemiri ya pak ustad Sinar Agama ?

Islam Saja: Memang akhirnya harus memilih. Kalau bicara soal riwayat yang dikaitkan kepada Imam Ali dan para Imam keturunan Ali, maka akan dijumpai riwayat yang sesuai doktrin Syiah 12 Imam (yang belum tentu sama dengann doktrin Syiah 7 Imam atau Syiah Zaidiyah) dan .....

Sinar Agama: Islam Saja: DEMI ALLAH TIDAK ADA RIWAYAT SATUPUN YANG MENERANGKAN TENTANG IMAM TUJUH-ISMAILIYYAH ATAU IMAM ZAIDIYYAH. ALIRAN-ALIRAN INI SAMA SEPERTI SUNNI YANG MENGIKUTI IMAM-IMAM MEREKA TANPA MERUJUK KEPADA HADITS MANAPUN. JADI, TOLONG JANGAN MENISBAHKAN ATAU MENGHUBUNGKAN ALIRAN-ALIRAN ITU DENGAN HADITS NABI SAWW, KARENA ANTUM BISA DIPERTANYAKAN OLEH BELIAU SAWW KELAK DI AKHIRAT.

BEDA HALNYA DENGAN SYI’AH 12 IMAM YANG SEMUANYA, BAIK JUMLAH DAN NAMA-NAMANYA, DARI HADITS-HADITS NABI SAWW, SEKALIPUN ALIRAN LAIN MENOLAK HADITS TERSEBUT ATAU TIDAK MENGAMALKANNYA.

Antum tidak dipaksa untuk apapun, karena antum bebas melakukan apapun dan hanya akan dimintai tanggung jawab kelak di akhirat oleh Allah. Tapi kami harus memaksa antum untuk tidak mengatakan bahwa Ismailiyyah dan Zaidiyyah itu bersandar pada hadits, karena memang haditsnya sama sekali tidak ada. Semoga antum pada akhirnya dapat menemukan kebenaran yang hakiki yang siap diuji oleh siapapun di dunia ini, hingga ia menjadi penarang kubur dan akhirat antum, amin.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ