Tampilkan postingan dengan label Surga - Neraka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Surga - Neraka. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Desember 2020

Surga, Neraka dan Para Malaikat


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/295770893801047/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 18 Desember 2011 pukul 21:07


Abu Zahra Al Manshur: Salam, ustadz. Semoga Allah SWT melimpahkan berkah-Nya kepada ustad sekeluarga. Ana mau bertanya lagi, ustad, kalau boleh tolong dijelaskan:

1. Apakah penghuni surga dan neraka kekal didalamnya?
2. Apakah manusia bisa menjadi malaikat?
3. Malaikat yang memasuki baitul makmur setelah hari kiamat akan kemana?
4. Apa hubungan dan perbedaan antara kerajaan (mulk) dengan malakut dan malaikat? Syukron jazakumullaah..

Kamis, 06 Agustus 2020

Kondisi Surga dan Neraka


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/251693461542124/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 22 September 2011 pukul 15:43


Zainal Syam Arifin: Assalamu ‘alaikum wr wb, Lama tak jumpa pak ustadz, ana mau menanyakan beberapa hal:

1. Apakah di surga mengenal siang dan malam ?

2. Apakah maksud dari dalam ayat 19:62 ?

Tujuan Akhir Hidup Manusia


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/250779621633508/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 20 September 2011 pukul 16:49


Syair Pengembara: Salam ustadz. Mau tanya.

1. Kemanakah sebenarnya tujuan akhir hidup manusia, ke surga atau bersatu dengan Tuhan ?( maaf ini karena ada pandangan yang tidak berharap ke surga)

2. Apa makna kekal di surga dan di neraka ? Apakah kekal yang abadi atau kekal sementara? (mengingat surga dan neraka adalah ciptaan Tuhan, sesuatu yang dicipta tentu ada batasannya.)

Selasa, 24 Desember 2019

Meniti Shirat Yang Ada di Dalam Neraka Selama 50.000 tahun Dalam 50 Estafet/Pintu


Seri tanya jawab Heri Widodo dengan Sinar Agama November 2, 2013 at 4:55 pm


Heri Widodo mengirim ke Sinar Agama: 22-4-2013, Assalamu’alaikum, wr. wb. Sholawat. Ustadz, afwan. Apa saja yang terjadi ketika seseorang berada di Alam Kubur. Mohon deskripsikan perjalanan seseorang dari mulai ajal menjemput, diurus jenazahnya, setelah berada di liang lahat, hingga dibangkitkan lalu digiring di Padang Mahsyar, kemudian ditimbang di Al Mizan, dipaksa melewati jembatan Shirathal Mustaqim hingga kecemplung di Neraka lalu menikmati kehidupan Alam Surga hingga menuju ke Alam diatasnya lagi. Apakah Almarhum setiap hari memantau aktifitas-aktifitas keluarga atau orang-orang yang dicintainya yang masih hidup. Apakah putaran waktu pagi, siang, sore, malam, dan sebagainya masih dirasakan bagi si mayit. Mungkinkah orang yang meninggal masih bisa merayu Allah untuk kemaslahatan siapapun yang masih hidup. Surat al Fathihah yang dikirimkan untuk Almarhum di alam kubur langsung mewujud sebagai apa. Faktor apa saja yang melatarbelakangi Hadhrat Maryam binti Imran Sa menjawab seperti ini “bila Allah mengizinkan aku hidup kembali, aku amat merindukan untuk berpuasa diterik siang hari dan bangun munajat didinginnya malam”.

Sulis Kendal, Al Asghar, dan Yoez Rusnika menyukai ini

Sang Pencinta: Salam, ini pernah saya tanyakan, 1162. Ke Dahsyatan Menjelang Kematian Oleh Ustad Sinar Agama:

http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/496962047015263/

Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya: Seingatku sudah ada di catatan tentang semua yang antum tanyakan itu. Tolong Pencinta, berikan katalog yang lima seri itu, biar dicoba untuk dicari dulu di sana. Karena kalau ana tulis lagi, akan sangat panjang dari berbagai pertanyaan di atas itu.

Kalau mau cari, carilah pembahasan tentang: Ruh dan pembagiannya; Ruh manusia ketika sudah mati; Makna jalan lurus di akhirat; Makna timbangan di akhirat; Posisi neraka dan surga; Syafaat; Tawassul; Hubungan manusia dengan orang mati; Pengaruh amalan yang hidup seperti hadiah- hadiah ibadah kepada yang mati; dan semacamnya.

Untuk Hadhrat Maryam as itu, sudah tentu karena berbagai faktor yang diantaranya adalah faktor cinta sejati kepada Allah, karena keindahan cinta itu terletak di tiadanya diri yang sudah tentu tidak akan pernah melihat dirinya, deritanya dan seterusnya. Ini yang bisa kita raba dan, hakikatnya, sangat jauh dari yang dapat kita tangkap.

Dan untuk tambahan jalan lurus di akhirat itu, dimana jembatannya sudah pernah dijelaskan sebelumnya bahwa diterangkan dengan dua keterangan hadits yang juga mengatakan bahwa ada di dalam neraka yang memiliki lima puluh pintu pertanyaan dan proses tanya jawabnya. Karena itu cari juga catatan yang menerangkan bahwa semua orang pasti masuk neraka sekalipun para Nabi as dan Imam as, tapi tidak panas bagi mereka karena diselamatkan Tuhan (QS: 19: 71-72):


“Dan tidak seorangpun dari kalian kecuali akan memasukinya -neraka- dan yang demikian itu sudah merupakan ketentuan pasti Tuhanmu. Kemudian Kami akan menyelamatkan yang bertaqwa dan membiarkan yang aniaya di dalamnya dengan keadaan telungkup/membungkuk.”

Tambahannya diambil dari pertanyaan inbox:

Harun Aprianto Baru: Salam Ustadz, pada QS 32:5 satu hari kadarnya seribu tahun pada QS 70:4 satu hari kadarnya lima puluh ribu tahun, apa maksud perbedaannya?

Sinar Agama: Salam:

Banyak tafsiran untuk yang 1.000 tahun itu. Tapi yang terkuat adalah waktu di akhirat kelak.

Sedang di QS: 70:4 itu, dimana menyatakan 50.000 tahun, maka imam Ja’far as pernah ditanya dan jawabannya adalah: Bahwa di akhirat kelak itu ada 50 tahapan dimana masing-masing tahapannya memiliki waktu 1.000 tahun.

Jadi, proses tanya jawab di pintu-pintu Shirathalmustaqim yang berada di dalam neraka itu, memiliki masa waktu 1.000 tahun pada masing-masing proses dan pintunya hingga keseluruhan 50 pintu itu akan memakan waktu 50.000 tahun lamanya. Jadi, selama itu kita akan berada di neraka sampai keluar ke surga atau tenggelam bahkan di pintu awalnya.

Sedang yang taqwa dan terutama para Nabi as dan Imam as, sudah pasti akan terasa ringan dan cepat sebagaimana juga diterangkan oleh Islam bahwa banyak yang bahkan tanpa hisab untuk masuk surga. Tanpa hisab ini, maksudnya adalah dengan penghisaban yang super cepat hingga 50.000 tahun itu, bisa ditempuh dengan sepersejuta detik.

Karena itu, kalau ingin cepat pemeriksaannya di sana, lakukankah pemeriksaan selalu di dunia ini. Dan alat periksanya, tidak lain kecuali akidah dan fikih sebagaimana sudah sering diulang.

Wassalam.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Kamis, 09 Mei 2019

Hugo Chaves dan Akhiratnya Dalam Pandangan Islam


Seri tanya jawab Ibnu Ahmad Khan dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Sunday, April 7, 2013 at 10:40 am

IbnuAhmad Khan mengirim ke Sinar Agama: Salam. Afwan mau tanya ustadz. Apakah orang semisal mendiang Hugo Chaves bisa masuk surga? 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyannya: 

Saya tidak tahu secara pasti. Tapi kalau menurut perkiraan saya, dia akan masuk neraka. Hal itu karena ia sudah sangat akrab dengan Iran yang disanjungnya. Artinya dia sudah mendengar Islam yang benar itu hingga bisa menanyakannya dan mempelajarinya. Karena itu, sulit dalam akal untuk mengatakan bahwa ia memiliki alasan yang benar untuk tidak mengerti agama Islam dan memilihnya. Karena sangat mudah untuk mendapatkan keterangan tentang Islam itu baginya terlebih sudah ada contoh negaranya yang ia kagumi walau, secara akhlak, politik dan ekonomi. 

Bisa saja ia masuk surga, kalau tidak belajarnya itu memiliki alasan yang benar secara akal normal dan gamblang. Misalnya ia teramat sangat yakin terhadap agamanya dan tidak pernah mengalami problem kejanggalan agama yang dianutnya hingga merasa tidak perlu mempelajari agama lain. 

By The Way, kita serahkan saja urusan akhirat dia itu ke Allah swt. Untuk urusan dunia, karena ia anti penjajahan, baik dari sisi negara, ekonomi dan politik dan seterusnya, terutama kepada teman Indonesia, yaitu Amerika yang terkenal sekali kekejamannya di dunia ini, dan ia mengajarkan kemandirian segala bidang dan berani menentang tirani dunia, seperti Amerika dan Israel, dan karena ia menyuarakan keadilan manusia dan hak-haknya, maka kita sangat layak untuk mendukungnya dalam hal-hal yang sama dengan Islam itu dan, karenanya boleh merasa kehilangan dari sisi-sisi di atas itu. Tapi jangan sampai membacakan fatihah untuknya, he he he...., yakni sedih secara iman seperti ditinggalkan oleh teman muslim. Semoga saja, penggantinya, seperti dia dalam arti di atas itu dan tidak goyang dengan berbagai intimidasi Amerika dan semua negara yang tidak pernah mengindahkan hak-hak asasi manusia. Amin. 

Ibnu Ahmad Khan: Syukran jazilan ustadz. Wassalam. 

Anandito Birowo: Jadi orang yang sangat yakin terhadap agamanya dan tidak pernah mengalami problem kejanggalan agama yang dianutnya hingga merasa tidak perlu mempelajari agama lain (Islam), bisa masuk sorga ya? Subhanallah.. 

Sinar Agama: Anandito: Benar seperti itu. Akan tetapi kalau hati-hati dan akalnya, benar-benar tidak merasa ada kesalahan atau yang perlu dipertanyakan dari agamanya dan, sudah tentu jangkauan untuk mengkaji agama Islam yang hakiki (bukan Islam gaya wahabi yang menghalalkan muslim sendiri dimana ini bisa menjadi unsur jauhnya orang-orang yang baik dari agama kafir dari agama islam, atau bukan dari keterangan muslim yang ngawur hingga benar-benar tidak membuat Islam itu menarik............dan seterusnya, sekalipun ukuran hakikinya ini cukup profesional alias argumentatis dalam akidah saja, tidak mudah baginya, baik secara face to face atau telpon, sms, fb, buku, .....dan seterusnya. 

Minimal, sekalipun kita tidak bisa memastikan karena memang hitungan Tuhan itu sangat rinci sekalipun pasti Adil hingga tidak akan menghukum orang yang punya alasan yang benar, setidaknya kita tidak bisa langsung memasukkan orang kafir itu ke neraka. 

Doni Handoyo: Berarti, kalau agama ini bisa dikonversi ke dalam satuan Nilai/Poin, dimana Islam memiliki Poin yang tertinggi, bisa tidak kita kategorikan pada orang-orang di luar Islam menjadi : 

1. Yang mengetahui poin Islam lebih tinggi dari poin agama yang dianutnya, dan kemudian beralih ke Islam 

2. yang mengetahui poin Islam lebih tinggi, tapi ia tetap pada agama yang dianutnya (banyak berceceran di negeri kita) 

3. Menganggap poin Islam lebih rendah, sehingga ia tetap pada agama yang dianutnya 

4. Menganggap poin Islam lebih rendah, tapi ia beralih ke agama Islam (biasanya dari proses perkawinan karena ada SESUATU). Besar kemungkinan, kalau menurut saya Cavez itu masih menganggap bahwa poin agama yang dianutnya itu masih lebih tinggi dari Islam, sehingga ia tetap pada agama yang dianutnya. Atau bisa juga ia masih dalam proses mempelajari tapi belum tuntas. Dan kita tidak bisa menghukumi orang yang sedang berproses, karena pindah keyakinan itu masih lebih sulit ketimbang memindahkan sebuah gunung. Kalaupun Cavez itu kita kategorikan pada yang no.3 (menganggap poin Islam masih lebih rendah dari agama yang dianutnya), ini pun bagi saya tidaklah aneh,...karena kita semuanya mengetahui bagimana citra Islam di mata dunia yang identik dengan Terorisme akibat ulah wahabiyun salafi.... 

Sinar Agama: Doni: Pembagian antum sudah bisa dikatakan benar. Tapi penerapannya, jelas tidak bisa dibenarkan. Karena antum tidak punya dalil dan bukti terhadap apa yang terjadi pada diri Caves itu. Ahmadi Nejat, semacam memastikan seperti antum. Karena itulah, para ulama tidak bisa diam lagi dan mengkritikinya. 

D-Gooh Teguh: 1> Kenapa tidak boleh membacakan fatihah dan doa-doa untuknya? 2> Kita kan tidak tahu level spirituallitasnya? Ada doktrin taqiyyah to... jadi ya memang tidak perlu dibahas nasib orang per orang kecuali yang sudah-sudah jelas. Pertanyaannya kenapa tidak boleh bacakan fatihah dan sejenisnya? 

Sinar Agama: D-Gooh: Kalau dia dapat masuk surga, itu bukan karena kebenarannya, tapi karena ampunanNya. Artinya, jelas agama salah, tapi kalau dia punya udzur dalam kesalahannya itu, maka bisa diampuni dan dimasukkan surga. Jadi, ketinggian ruhani seseorang yang dimaafkan, bukan ketinggian seseorang yang di jalan dan agama yang benar. 

Karena itu, karena dia mengingkari Islam yang mana hal ini jelas, setidaknya karena ia tidak beragama Islam, maka berkah-berkah yang ada pada Islam, seperti pahala Qur'an, shalat sunnah, puasa sunnah, ....dan seterusnya....tidak bisa diberikan kepadanya. Jadi, secara fikihnya, tidak bisa menyolati orang kafir yang sudah mati, tidak boleh menguburkan orang kafir di pekuburan muslim....dan seterusnya...dimana jelas tidak bisa membacakan fatihah yang berdiri tegak di atas tauhid, kepada orang yang menolak tauhid dan memilih trinitas walau, sekali lagi punya udzur yang diterima Tuhan sekalipun.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ