Kamis, 10 Desember 2020

Seri Diskusi: Mengenali Siapa Abu Bakar, Umar, Usman dan Aisyah


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/295080980536705/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 17 Desember 2011 pukul 13:31


Sang Pecinta: Salam, ustadz.

Di mana letak Makam siti Aisyah, bagaimana dan kapan ia meninggal.
Apakah setelah perang Jamal imam Ali dengan ia berdamai. Terimakasih, ustadz.

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya.

  • (1). ‘Aisyah dikuburkan di pekuburan Baqii’ di Madinah, umur waktu meninggalkan dunianya, 57 atau 58.
  • (2). Apa maksud anda dengan berdamai? Apakah imam Ali as harus meridhai matinya 110.000 shahabat dan tabi’iin di perang Jamal? Apakah maksud anda imam Ali as berdamai dengan orang senang mendengar bahwa beliau as terbunuh?? (lihat bahagianya ‘Aisyah sewaktu mendengar terbunuhnya imam Ali as di Thabaqaatu al-Kubraa, jld. 3, hal. 40).

Sang Pecinta: Jadi, Abu bakar, Umar, Usman dan Aisyah tergolong orang munafik atau sampai menjurus keluar dari Islam?

Endro Grantung: Sudah bukan rahasia lagi, syiah itu sangat benci terhadap sahabat Umar, Abu bakar, terus anak-anak mereka yang notabene istri nabi, yakni Aisyah dan juga Hafshah.

Abu Zahra Al Manshur: Orang bersalah kok dibela? @Endro Grantung, apakah Abu bakar, Umar dan Aisyah adalah salah satu bagian dari pokok agama Islam sehingga mencela mereka menjadikan seseorang menjadi keluar dari Islam? Apakah mencintai mereka adalah bagian dari Islam?

Endro Grantung: Bukan pokok agama, tapi mereka adalah orang-orang yang berjihad bersama nabi, hijrah bersama nabi, pembawa hadist nabi yang amanah, yang menguatkan Islam di masa awal-awal lahirnya islam, dan lain-lain. Jadi kita harus hormat kepada mereka. Sedang presiden saja bilang kita disuruh menghargai pahlawan, apalagi yang seperti mereka. Setahu saya para sahabat tidak maksum, jadi wajar kalau pernah berbuat dosa, tapi saya yakin kesalahan mereka bukan seperti yang kalian tuduhkan, alias banyak yang dipelintir-pelintir oleh kaum syi’i. Demi dakwah syi’ah. Apakah anda pernah mendengar hadist shohih yang menyatakan bahwa Abu bakar, Umar, Usman, Ali dan lain-lain masuk surga? Anda pasti akan bilang kalau hadistnya bukan dari nabi kan?

Kalau boleh saya pesan, wahai Ahlusunnah Waljama’ah yang lain jangan kalian tertipu. Banyak-banyaklah mencari ilmu dari orang-orang yang amanah dalam menyampaikan agama. Jaga aqidah kalian diatas aqidah yang Haq.

Semoga Allah memberikan Ahlusunnah keselamatan dan kebaikan didunia dan akhirat. Amiin.

Abu Zahra Al Manshur: Jangan mengajari aku kalau soal sunni dengan aswajanya. Selama lebih dari 20 tahun aku adalah sunni tulen. Segala haroqah termasuk salafi telah ku lakoni kecuali hizbut tahrir.

To All Ahlusunnah wal Jama’ah:

Kalau mau melihat kebenaran maka pelajarilah segala hal, dari situ anda akan melihat puncak kesalahan. Gunakan akal anda. Untuk melihat bumi ini bulat jangan berada di bumi, harus keluar dari bumi dulu barulah bias melihat bahwa bumi ini bagaikan bola.

Endro Grantung: Ya, sunnah sama syiah memang laksana bumi dan langit, jadi sampai kapanpun jangan bermimpi mereka bisa bersatu dalam aqidah yang sama.

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh.

Ade Pb: Nah gitu selesaikan..ente berdoa itu baguskan dan jangan meremehkan orang kayak iblis meremehkan nabi Adam as..

Abu Zahra Al Manshur: Aku bersyukur kepada Allah yang telah menunjukkanku jalan kepada Wilayah Ahlul bayt (Syi’ah).

للَُّهَّمے َصِّلےَعلَىُمَحَّمدوآلےُمَحَّمدوَعِّجْلےفـََرَجُهْم 

Endro Grantung: Saya pesan ke anda, kalau jadi penganut syiah yang konsisten, jangan dicampur- campur dengan amalan-amalan orang sunni, kalau pas lagi berkumpul sama mereka. Tunjukkan jati diri kalian, jangan ada lagi alasan bertaqiyyah.

Abu Zahra Al Manshur: Seandainya kalian melihat diriku, betapa menderitanya diriku, seolah mau dicabut jiwa ini, mau pingsan, dan merasa cemas dan ketakutan yang luar biasa ketika aku mulai mengenal shiraatal mustaqim. Setelah membaca Nahjul Balaghah, seolah apa yang kupelajari selama lebih 20 tahun adalah sia – sia saja. Aku tidak kuat lagi berdiri shalat dhuhur, aku langsung limbung, keringat mengalir dan kepala pusing serta penglihatan seolah berputar. Kecemasan melanda diriku saat itu, aku merasa tidak punya pegangan lagi bagaikan anak ayam kehilangan induknya. Ku telpon keluarga bahwa saya mau ke UGD RS Sarjito dan setibanya di sana gejala itu hilang dan dokter mengatakan diriku sehat. Itulah awal mula aku mengenal mazhab ini. Imam ‘Ali bin Abi Thalib a.s tercinta. Bukan hal mudah mencabut hal yang telah mengakar selama lebih 20 tahun.

@Endro Gandrung, Tidak ada Islam Sunni atau Syi’ah, yang ada adalah pemahaman Islam itu menurut versi siapa? Ya kalau mau sebut maka sebut saja Islam menurut pemahaman siapa?

Anda kurang baca sejarah sunni sih? Coba baca sejarah 4 mazhab dan perang antar mazhab dalam sunni. Sudah baca kah? Bagaimana Imam Syafi’I wafatnya? Dan ada berapa perbedaan fiqih dalam 4 mazhab besar sunni? Apakah anda sudah pernah menghitung ada berapa mazhab sunni semuanya termasuk 4 mazhab besar? Kalau belum, maka komentar anda di atas hanya menjadi bahan tertawaan saja. Jangan mempermalukan diri anda. Ustad Sinar Agama yang saya hormati dan cintai itu jauh terpaut umurnya di bawah saya, tetapi saya di mazhab ini adalah masih baru, karena itu saya sangat mencintai dan menghormati yang lebih senior meskipun masih muda. Saya tidak malu menuntut ilmu dari yang lebih muda. Mengenai alasan taqiyahku ini itu bukan urusan anda.

Sinar Agama: @Endro :

(1). Dalam masalah ini ketidaksukaan orang terhadap sebagian sahabat itu lantaran mereka sendiri saling mengafirkan dan saling bunuh. Ini semua sejarah dan riwayat-riwayat sunni. Kasihan sekali kamu ini. Kalau syi’ah bicara sama sunni, tidak ada dalil syi’ah yang dibawakannya, semua dari sunni.

Matinya 110.000 para shahabat dan tabi’iin di perang Jamal yang dipimpin ‘Aisyah melawan imam Ali as itu ada di sejarah Muruuju al-Dzahabb. Seingat saya, paling sedikit korban di perang itu yang ditulis sunni 70.000. Ini kan mengerikan sekali? Bayangin saja, bedanya mereka sampai-sampai saling bunuh?

Abu Bakar saja, ketika jadi khalifah dan mengutus bala tentara ke kaum sahabat yang lain, yaitu Bani Tamim, dimana ia menjadikan Khalid bin Walid sebagai panglima perangnya, si Khalid ini sampai-sampai berani membakar beberapa orang sahabat hidup-hidup di depan umum. Ini semua sejarah sunni.

Nah, jadi secara insting, kalau ada orang syi’ah yang tidak suka pada sahabat seperti itu, apakah tidak wajar? Dan apakah justru yang tidak wajar itu adalah memaksa orang lain untuk menyukai pembunuhan-pembunuhan dan pembakaran-pembakaran itu. Apakah orang harus suka pada sahabat yang bernama Mu’awiyyah yang mengingkari perjanjian damainya dengan imam Hasan as karena yang semestinya setelah ia mati, kekhalifaan itu harus dikembalikan lagi ke Ahlulbait as, tapi bukan saja ia menyerahkannya kepada anaknya Yazid, tapi malah mewasiatinya untuk membunuh imam Husain as? Apakah kita harus menyukai sahabat Yazid itu dimana ia tidak hanya cukup membunuh imam Husain as dengan kejam di Karbala, tapi mengarakkan kepala imam Husain as di sepanjang jalan-jalan dari Iraq menuju Suriah dan setelah sampai di hadapannya ia mengutak ngatik mulut suci imam Husain as dengan tongkatnya di depan ribuan orang dan keluarga imam Husain yang pada dirantai? Apakah orang harus suka kepada shahabat yang melakukan semua peperangan terhadap Ahlulbait Nabi saww dan antara sesama sahabat itu? Kamu yang bershalawat pada Alu Muhammad itulah yang lucu, karena juga mencintai pembunuh orang-orang yang kamu shalawati itu.

(2). Tentu saja, perasaan tidak suka ini, sekalipun wajar, tidak beda dengan perbedaan-perbedaan yang lain yang ada dalam Islam. Beda akidah, beda fikih, ....dan seterusnya. Semua itu adalah perbedaan yang memang nyata. Akan tetapi, selama kita di dunia, maka, jangankan hanya beda di beberapa seginya saja dari akidah, fikih ...dan seterusnya itu, beda agama dengan orang kafir saja, kita dilarang saling memaksakan dan diharuskan saling bersosial. Nah, karna itu, muslim dan kafir saja bisa dan harus bersatu kala mempertahankan nilai- nilai yang sama, seperti negara misalnya. Memangnya kalau Indonesia diserang kafirin atau musuh luar negara, lalu kita diharamkan bersatu dengan masehi untuk berperang melawan musuh? Ajaran Islam tidak seperti itu. Karena itu, apapaun beda sesama muslimin, maka di samping tidak boleh saling memaksakan (tapi boleh berpendapat dan diskusi), ia juga harus bersatu mempertahankan nilai-nilai yang sama, seperti Qur'an, spt Palestina, Iraq, Islam ...dst. Karena itu, maka persatuan itu penting dalam Islam dan diajarkan. Sementara musuh-musuh Tuhanlah yang menganjurkan perpecahan seperti belanda dulu.

Yang aneh, ketika orang memahami persatuan dengan persamaan. Lucu sekali. Karena kalau memang satu pandangan dalam semuanya, seperti akidah, fikih, sosial, politik ...dan seterusnya. Maka apanya yang mau dipersatukan? Persatuan itu akan berarti mana kala ada perbedaan.

(3). Kita orang-orang syi’ah tidak ada yang mengingkari kerja-kerja sahabat di masa Nabi saww kecuali sakit jiwa. Yang kita bahas itu adalah setelah Nabi saww. Misalnya kamu katakan bahwa shahabat penjaga hadits.

Oh ... itu memang benar, tapi sebagiannya saja. Karena itu para shahabat sudah menulis hadits-hadits itu sejak jaman Nabi saww dan disuruh serta diijinkan Nabi saww. Bayangkan kalau kitab-kitab itu ada sampai sekarang, maka sudah tentu tidak perlu belajar rijal lagi, saking mudahnya memahami hadits shahih karena semua haditsnya shahih. Tapi sayang, kitab-kitab hadits itu di jaman Abu Bakar dibakar sampai habis, dan di jaman Abu Bakar dan Umar, sangat dilarang menukil hadits. Mereka selalu berkata “cukup Qur'an”. Karena itulah dikatakan oleh ahli sejarah bahwa pengingkar Sunnah pertama itu adalah Abu Bakar dan Umar. Alasan mereka lucu sekali, yaitu supaya tidak bercampur dengan Qur'an. Ini kan lucu. Sebab bahasa Qur'an itu tidak bisa disaingi siapapun.

Jadi, orang yang takut bercampur itu adalah orang yang bisa dikatakan tidak yakin pada mukjizat Qur'an yang tidak bisa disaingi walau satu ayat pun dan walau semua jin dan manusia bergabung.

Begitu pula, berarti ia menentang Nabi saww. Karena Nabi saw bukan hanya mengijinkan, tapi menyuruh menulisnya walau dalam keadaan marah, karena tidak keluar dari lisan beliau saww kecuali kebenaran.

Begitu pula ia berarti tidak menggunakan akal. Karena bagaimana mungkin tulisan bisa dikalahkan dengan hafalan hingga kalau ditulis dikatakan takut campur dan kalau dihafal saja maka terjamin tidak campur. Kan lucu.

Memangnya tulisan hadits dan Qur'an itu dalam satu buku? Hadits ya.. hadits, dan Qur'an adalah kitab tersendiri. Begitu pula, kalau ditulis itu tidak boleh, maka sampai sekarangpun harus tidak boleh ditulis. Bayangkan kalau tabi’iin waktu mendengarkan Abu Bakar dan Umar, maka sudah tentu sekarang ini tidak mungkin dapat menemukan satu haditspun. Dan bayangkan kalau tidak ada hadis, bagaimana kita bisa memaham Qur'an.

(4). Bukhari itu, kalau mau menukil hadits dari salah seorang perawi hadits, ia sebelum mengenalkan diri, mengoreksi dulu perbuatannya sehari-hari dari kejauhan. Apakah ia masuk ke masjid dengan kaki kanan, apakah ia meludah ke kiri dan seterusnya. Artinya, kalau orang tersebut menjaga sunnah-sunnah dan segala macam persyaratan yang rumit, dan kalau sudah dinyatakan lulus sensor akhlaknya, maka baru ia percaya dan meriwayatkan hadits darinya dan menuliskannya.

Akan tetapi, kalau sudah sampai ke tabi’iin dan, apalagi sudah sampai ke shahabat, maka semua timbangannya tadi, semua kriterianya tadi, dibuangnya jauh-jauh. Karena bagi dia apapun dosa shahabat dan tabi’iin ini, walau membunuh dan/atau harus bertanggung jawab pada terbunuhnya 110.000 shahabat dan tabi’iin, tetap saja ia adalah orang tsiqah dan haditsnya akan ternilai shahih.

Bayangkan, ini ajaran apa?? Kalau orang lain, meludah ke kanan saja, nilai haditsnya sudah menurun derajatnya, tapi kalau shahabat dan tabi’iin, biar membunuh puluhan ribu juga tidak ada masalah dan haditsnya tetap shahih??

Tahukan kamu Endro, semua ini dijadikan budaya, karena mereka tidak ingin mengikuti Ahlulbait as. Karena yang membantai Ahlulbait as yang maksum itu adalah shahabat dan tabi’iin. Jadi, karena mereka tidak mau mengikuti yang maksum, maka mereka mengikuti siapa saja walau pembunuh puluhan ribu orang. Lah ... kita saja tidak tega membunuh semut, lah ... ini membunuh sahabat karena perbedaan dan bahkan membunuh puluhan ribu shahabat? Kan mengerikan sekali..

(5). Semua yang kutulis itu adalah riwayat sunnah, tidak ada yang dari syi’ah satu katapun. Tapi bukan pula maksud saya, mengajakmu mengikuti pendapat kita. Karena itu urusan masing- masing kita dan tanggung jawabnya juga masing-masing kita di akhirat kelak. Kamu mau berbaris di belakang Ahlulbait, atau di belakang Abu bakar, Umar, Utsman, Bani umayyah, Bani Abbas ...dan seterusnya, itu terserah kamu. Karena di dunia ini resepnya dan ajaran Islamnya adalah laa iqraaha fiddin (tidak ada paksaan dalam agama), apalagi hanya dalam pandangan dan madzhab. Karena itu, maka sudah selayaknya para kaum muslimin, dalam segala keberbedaannyapun harus bersatu, dalam arti tidak saling memaksakan kehendak dan pandangannya dan bahkan saling tolong menolong dalam urusan-urusan sosial dan keagamaan yang sama atau musytarak.


Sinar Agama: @Sang Pencinta: Untuk urusan-urusan seperti Abu bakar, Umar, Utsman, dan para shahabat yang lain, maka kita hanya sampai pada batasan bahwa kita tidak bisa mengikuti mereka dan meninggalkan Ahlulbait yang maksum.

Kemudian, kita menyerahkan urusan-urusan mereka kepada Allah, apapun yang akan mereka hadapi di akhirat, maka kita tidak bisa ikut campur. Derajat dan pangkat apa yang akan disandang mereka di akhirat kelak, itu urusan Allah dan NabiNya yang menjagi guru mereka. Kalau kita membahas dengan sengit tentang keadilan, ketakwaan dan tanggung jawab kepada Ahlulbait as, itu hanya karena kita tidak mau mengambil Islam ini bukan dari sumbernya yang benar. Karena bagi kita, tidak ada kelompok umat yang terkecuali. Kalau Bukhari mendhaifkan hadits yang pernah dusta, nah kita juga mendhaifkan siapapun yang pernah dusta dan apalagi membunuh sekalipun itu bernama sahabat. Semua diskusi sengit ini, tujuannya tidak lain tidak bukan, hanyalah supaya kita bisa menerima Islam ajaran Nabi saww ini dari jalan yang benar dan tanpa tambahan, pengurangan dan penyelewengan. Sedang untuk urusan-urusan lainnya, kita serahkan saja kepada Allah.

Karena itulah kita tahu ada Ahlulbait as yg maksum hingga dishalawati dalam setiap shalat kita (Aali sayyidinaa Muhammad) dimana tugas mereka adalah mempertahankan keberterusan jalan lurus karena tanpa maksum maka jalan lurus itu tidak mungkin ada, dan dimana juga kita harus meninggalkan yang ajaran dan riwayatnya bertentangan atau bersebrangan dengan ajaran- ajaran Ahlulbait as ini. Ini saja, tugas kita yang paling utama.

Rudi Suriyanto, Agoest Irawan, Muhammad Wahid dan 98 lainnya menyukai ini.



Ili Dahlan: Subhanallah.....

Allahumma shalli alaa sayyidinaa Muhammad wa aali sayyidinaa Muhammad.

Sang Penyimak: Subbhanallah..........

Khommar Rudin: Allahumma shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad.

Eman Sulaeman: Allahumma Sholli ‘Alaa Muhammad Wa Aali Muhammad. ‘Ali Ma’a AlhaQ Wa lHaq Ma’a ‘Ali.

Salman: Jika kegelapan meliputi hati, cahaya seterang mentari pun tak dapat mata melihatnya...

Cep Muslih: Perlu kejernihan akal dan hati yang bersih untuk menerima cahaya kebenaran...

للَُّهَّمے َصِّلےَعلَىُمَحَّمدوآلےُمَحَّمدوَعِّجْلےفـََرَجُهْم 

Achmad Saleem: Allahummashalli alaa Muhammad wa alii Muhammad.

Edo Saputra: Argumen yang ajib gamblang dan masuk akal syukran..

Maymuna Zahra: Allahumma shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad.

Ali Nurhadi: Allahuma shali alaa Muhammad wa aali Muhammad wa ajil farojahum.

Nafissa Zahra: Allahumma shalli alaa Muhammad wa Aali Muhammad wa Ajjil farajahum.

Haril Ma’sum: Allahumma solli ala Muhammad wa ali Muhammad...Allahummaj’al mahyaya mahya Muhammad wa ali Muhammad wa mamati mamata Muhammad wa ali Muhammad.... amin...

Tao Fiex Khan: Subhanallah, Allahumma shalli alaa Muhammad wa Aali Muhammad wa Ajjil farajahum.

Semakin nyata kebenaran ajaran Islam yang dibawa oleh Syiah Ahlu bait.

Tao Fiex Khan: Subhanallah, Allahumma shalli alaa Muhammad wa Aali Muhammad wa Ajjil farajahum.

Semakin nyata kebenaran ajaran islam yg di bawa oleh Syiah Ahlu bait.

Tao Fiex Khan: Subhanallah, Allahumma shalli ala Muhammad wa Aali Muhammad wa Ajjil farajahum.

Semakin nyata kebenaran ajaran islam yg di bawa oleh Syiah Ahlu bait.

Sudiana Sulaiman: Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad wa ‘ajjil farajahum.

Ikhlaskan niat karena Allah dan jauhi sikap fanatik keturunan, maka kebenaran akan mudah diterima.

Abubakar Umar Usman Bakar: Dan Umar lari dari perang Uhud, Hunain dan Khaibar. Haikal, Hayat Muhammad, bab perang Uhud dan perang Khaibar. Sahabat macam mana pula yang tega lari dari medan perang meninggalkan Nabi. Apakah sahabat begini layak dijadikan panutan dan suri teladan Umat Islam? Ketahuilah, bahwa Allah murka pada mereka yang lari dari perang dan tempatnya di Neraka Jahanam (QS.8:15-16).

Abubakar Umar Usman: Nabi saww bersabda: Hai Ali, siapa yg memerangimu berarti memerangiku, & siapa yg berdamai denganmu berarti berdamai denganku. Yanabi’ul Mawaddah, h.130. Aisyah &Muawiyah LA telah memerangi Imam Ali dalam perang Jamal & Shiffin. Karena Aisyah & Muawiyah LA telah memerangi Imam Ali, maka menurut sabda Nabi tersebut, berarti mereka berdua (Aisyah & Muawiyah LA) telah memerangi Nabi. Apakah sahabat macam begini layak & patut dijadikan panutan & suri teladan Umat Islam?

Abubakar Umar Usman: Ingatlah ketika kalian lari dan tidak menoleh kepada siapapun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawan kalian yang lain memanggil kalian... QS.3:153. Bakar & Umar lari dari perang Uhud tersebut. Abu Bakar dan Umar juga lari dari perang Hunain dan Khaibar. Haikal, Hayat Muhammad, bab perang Uhud dan perang Khaibar. Mana klaim Bakar & Umar berjuang demi Islam?

Abubakar Umar Usman: Padahal Allah murka kepada mereka yang lari dari perang dan tempatnya di Neraka Jahanam (QS.8:15-16).

Haril Ma’sum: Allahumma solli ‘ala Muhammad Wa ali Muhammad....menitis air mata ni menyimak setiap jawaban dari ustadz,Sinar Agama...semoga Allah memberi umur yang barokah kepada ustadz....teringat bagaimana Rasulullah dan para imam ma’sumin mengajar ummat agar menyempurnakan rukuk dan sujudnya..salah satu sebabnya agar menjadi orang yang bertawaddhu’ senantiasa rendah diri dengan siapapun...Ya Allah gabungkan aku bersama Rasul- Mu Nabiyyurrahmah dan keluarganya....amin ya Rab....

Abubakar Umar Usman: Endro@ Ente mengaku Ahlul Sunnah wal Jamaah? Ente mesti tahu yang namanya Jamaah itu harus ada Imam. Sekarang imam tersebut siapa? Ketahuilah bahwa Ahlul Sunnah wal Jamaah yang sesungguhnya is Syiah, karena hanya Syiah yang ada Imam untuk memimpin Jamaah tersebut. Makanya ente dalam mencari kebenaran itu jangan cuma asbun. Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar. QS.2:111.

Sholeh Noah: Ada palingan imam shalat....

Maz N N-be’doa.

Abuzahra Gagah Ali: Ya maula., bihaqqi Muhammad wa aalih

Whiny Ajha: syukron,,,

Dedy Aminurrasyidullah: Sampurasun????

Ahmad Ismail: Duhai mata, kurang apa lagi keterangan ini hingga kau tak mampu menangkap kebenaran? Allahumma shalli ala Muhammad wa Aali Muhammad wa Ajjil farajahum.

Fahmi Alkaff: Penganten Mercon jazaakallahu khairan sudah turut bawa serta ana [[346508562029170]]

Lukon Lucky: wirasoba@ kalaw begitu ceritakan sejarah versi anda sendiri, yang menurut anda itulah yang benar ... Silahkan. Ditunggu sobat..

Edo Saputra: Statemen ustadz SA adalah sejarah umum yang diakui dengan semua golongn..

Lukon Lucky: Yang mana itu sodara Edo ??

Lukon Lucky: Cuman ituka sejarah Versi anda yang bisa diungkapkan ??

Engkur Kurniadi: Versi manapun silahkan pelajari...

Tao Fiex Khan: Athiullah wa athiurrasul wa ulil amri minkum. Aisyah telah melanggar firman Allah swt. Ini.

Tao Fiex Khan: Athiullah wa athiurrasul wa ulil amri minkum. Aisyah telah melanggar firman Allah swt. ini.

Tao Fiex Khan: Athiullah wa athiurrasul wa ulil amri minkum. Aisyah telah melanggar firman Allah swt. ini.

Tao Fiex Khan: Athiullah wa athiurrasul wa ulil amri minkum. Aisyah telah melanggar firman Allah swt. ini.

Lukon Lucky: wira@ owgh saya kira anda tau tentang sejarah sehingga anda katakan dialog diatas yang bercerita tentang sejarah itu diputar balikan oleh kaum syi’ah ...

Ternyata anda tidak tau apa-apa tentang sejarah ...

Zulfikar Islam: RESEP MENCARI KEBENARAN ==> BUANG RASA FANATIK YANG BERLEBIHAN,, JERNIHKAN FIKIRAN,,BERFIKIR YANG POSITIF,,,CARI REFERENSI YANG BENAR,,,CARI DALIL YANG KUAT,,,BARU AKAL YANG MEMETUSKAN,,INSYA ALLAH HATI TIDAK AKAN BERONTAK ,,, ALLAHUMMA SOLLI ALA MUHAMMAD WA AALI MUHAMMAD WA AJJIL FAROJAHUM.

Sarasdewiq Pashadara: Subhanallah...

Edo Saputra: Sejarah membuktikan bahwa Muawiyah telah melakukan keduanya, ia mencela Imam Ali dan memerintahkan orang lain untuk mencela Imam Ali dan ia pula yang memerintahkan membunuh Hujr bin Ady radiallahu ‘anhu. Bukankah fakta sejarah menunjukkan kalau Muawiyah memerangi Imam Ali dalam perang Shiffin tanpa alasan yang haq sehingga membuat terbunuhnya sahabat yang mulia Ammar bin Yasir radiallahu’ anhu

Dan Rasulullah SAW bersabda “kasihan Ammar, ia dibunuh oleh kelompok pembangkang. Ia mengajak mereka ke surga, mereka malah mengajaknya ke neraka. Ammar berkata “Aku berlindung kepada Ar Rahman dari fitnah”. [Musnad Ahmad 3/90 no 11879 shahih oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth]. Dengan melihat hadis ini, coba ingat-ingat wahai pembaca apakah pernah salafy menyebutkan salah satu keutamaan Muawiyah adalah pembangkang yang mengajak ke neraka. Bisa dipastikan mereka tidak pernah dan tidak akan pernah mau mengungkapkannya. Dengan dalih “menahan diri mencela sahabat” mereka bungkam dan lucunya malah menampakkan hal yang sebaliknya berusaha mencari-cari keutamaan Muawiyah.

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang menceritakan kepada kami ‘Affan yang berkata menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah yang berkata menceritakan kepada kami Abu Hafsh dan Kultsum bin Jabr dari Abi Ghadiyah yang berkata “Ammar bin Yasar terbunuh kemudian dikabarkan hal ini kepada Amru bin ‘Ash” [Amru] berkata “aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “yang membunuhnya dan merampas miliknya berada di neraka”. Dikatakan kepada Amru “bukankah kamu membunuhnya” ia berkata “sesungguhnya [Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata yang membunuhnya dan merampas

miliknya” [Musnad Ahmad 4/198 no 17811 Syaikh Syu’aib berkata “sanadnya kuat”

Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang menceritakan kepadaku ayahku yang menceritakan kepada kami ‘Abdurrazaq yang berkata menceritakan kepada kami Ma’mar dari Ibnu Thawus dari Abu Bakar bin Muhammad bin ‘Amru bin Hazm dari ayahnya yang berkata “ketika Ammar bin Yasar terbunuh maka masuklah ‘Amru bin Hazm kepada Amru bin ‘Ash dan berkata “Ammar terbunuh padahal sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “Ia dibunuh oleh kelompok pembangkang”. Maka ‘Amru bin ‘Ash berdiri dengan terkejut dan mengucapkan kalimat [Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un] sampai ia mendatangi Muawiyah. Muawiyah berkata kepadanya “apa yang terjadi denganmu”. Ia berkata “Ammar terbunuh”. Muawiyah berkata “Ammar terbunuh, lalu kenapa?”. Amru berkata “aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “Ia dibunuh oleh kelompok pembangkang”. Muawiyah berkata “Apakah kita yang membunuhnya? Sesungguhnya yang membunuhnya adalah Ali dan sahabatnya, mereka membawanya dan melemparkannya diantara tombak-tombak kita atau ia berkata diantara pedang-pedang kita [Musnad Ahmad 4/199 no 17813 dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth]

Sejarah harus d luruskan jangan hanya diam saja!


Edo Saputra: Allah SWT mengecam Aisyah dan Hafsah, yang termaktub dalam [Q.S. At-Tahrim 3-5].Riwayat yang dianggap mutawattir menyatakan bahwa asbabun nuzul ayat tersebut adalah sebagai berikut : Biasanya Rasul saww setiap pagi minum madu di rumah Zainab (salah seorang isteri beliau). Aisyah dan Hafsah cemburu dan sepakat untuk menyindir Rasul saww. Sepulang dari sana, Rasul saww bertemu dengan Aisyah yang sedang bersama Hafsah, kemudian Aisyah dan Hafsah berkata : “Kau telah makan Maghafir” (maghafir adalah getah yang baunya busuk sekali, yang dihasilkan oleh pohon urfuth). Rasul saww menjawab : “Tidak, aku hanya minum madu di tempat Zainab”. Kemudian salah satu dari mereka berkata:”Jika demikian mungkin lebahnya telah mengisap pohon urfuth sehingga berbau maghafir”.Ref. Ahlusunnah :1. Tafsir Ibn Katsir, tentang ayat [Q.S. At-Tahrim 3-5].2. Haikal, “Hayat Muhammad”, bab “Ibrahim dan isteri-isteri Nabi”. Setelah itu, turunlah [Q.S. At-Tahrim 3-5], yang berisi kecaman Allah SWT atas tindakan Aisyah dan Hafsah. Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Umar bin Khattab ketika ditanya oleh Ibn Abbas tentang siapa kedua isteri Rasul saww yang dikecam oleh Allah SWT dalam [Q.S. At-Tahrim] tersebut, maka Umar menjawab : “Keduanya adalahHafsah dan Aisyah”.Ref. Ahlusunnah :Shohih Bukhori, jilid 3, bab “Peringatan pada isteri Nabi” [Lihat Catatan Kaki no. 15]

Menyakiti Rasul saww di saat yang lain Sebagaimana yang telah diketahui, Mariyah adalah ibu dari Ibrahim, putra Rasul saww yang meninggal dalam usia masih bayi. Kehadiran Mariyah telah membuat cemburu Aisyah. Apalagi ketika Mariyah memberikan putra kepada Rasul saww. Ketika Ibrahim lahir, Rasul saww sangat gembira. Kemudian dipanggilnya Aisyah untuk melihat betapa besarnya persamaan beliau dengan Ibrahim. Aisyah lalu mengatakan bahwa Ibrahim sama sekali tidak mirip dengan Nabi saww. Bahkan setelah dilihatnya bahwa Rasul saww sangat gembira karena pertumbuhan bayi itu, maka Aisyah tampak marah.

Hafsah juga pernah mengakui penentangan dirinya atas Rasul saww dalam hal yang lain. Lalu ia mengatakannya saat ia ditanya oleh Umar bin Khattab (ayahnya). Lalu Umar mendatangi Ummu Salamah ra untuk membicarakan hal tersebut. Dan dijawab oleh Ummu Salamah ra : “Aneh sekali engkau ini, hai Umar ! Engkau telah ikut campur dalam segala hal, sampai-sampai engkau mencampuri urusan Rasulullah dengan rumah tangganya !”Ref. ahlusunnah :1. Tafsir Ibn Katsir, tentang [Q.S. At-Tahrim 3-5].2. Haikal, dalam “Hayat Muhammad”, bab “Ibrahim dan isteri-isteri Nabi”.


Gusti Tika: Sebaiknya kita tidak perlu buang-buang waktu memberi petunjuk kepada manusia dengan kualitas Aqmah. Nabi Isa as. sanggup menyembuhkan segala penyakit bahkan orang matipun bisa beliau hidupkan lagi dengan seijin Allah swt, tapi beliau tidak akan sanggup mengobati penyakit manusia aqmah. Untuk yang satu ini, satu-satunya obat hanyalah kematian. Ya, manusia aqmah seperti Abu Jahal dan Abu Lahab... Bebal, dungu, keras kepala...

Zulfikar Islam: Perawi hadist Bukhori~Muslim banyak orang syiahnya koq... 

26 Januari 2014 pukul 23:38



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar