Tampilkan postingan dengan label Amalan Sunnah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amalan Sunnah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 31 Desember 2019

Jodoh


Oleh; Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068?view=doc&id=217526564958814 Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 13 Juli 2011 pukul 16:40

Diamond Kosong Lima : Afwan ustad saya mau tanya... Bagaimana jika sebagai seorang perempuan saya menyerah dalam persoalan jodoh dan kekasih???? Kekecewaan besar membuat saya saat ini miris dan surut niat menikah... afwan ustad apa itu salah???

Mohon pencerahannya ustad... syukran.

Minggu, 05 Mei 2019

Shalat Sunnah-Khusus dan Sunnah-Mutlak / Umum


Seri tanya jawab Sang Pencinta dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Tuesday, April 2, 2013 at 10:54 am


Sang Pencinta mengirim ke Sinar Agama: 8 Maret 2013, Salam, ada yang bertanya, jika melakukan sholat pengampunan mampunya membaca 40x surat al-Ikhlash, apakah boleh/mencukupi? Terima kasih ustadz. 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: Shalat sunnah atau sunnah-sunnah lainnya yang sudah diatur caranya itu, harus dilakukan sesuai dengan cara-cara tersebut, baik aturan waktu atau pelaksanaannya sendiri. Keharusan ini, untuk mencapai pahala khusus kesunnahan tersebut dan juga efeknya yang sudah dijanjikan agama. 

Ibadah-ibadah sunnah yang sudah diatur caranya itu, diistilahkan dengan Sunnah-khusus atau Sunnah-tertentukan atau Sunnah-mu’ayyan. 


Akan tetapi ada lagi ajaran agama yang mengajarkan secara umum dan secara global dimana kita sendiri yang mengatur waktu dan cara-caranya. Ibadah-ibadah sunnah ini diistilahkan dengan Sunnah-mutlak. 

Ajaran agama yang bersangkutan dengan Sunnah-Sunnah mutlak ini, hanya membolehkan pekerjaannya, menjanjikan pahalanya, kalau shalat tidak boleh melebihi dua rokaat setiap kali shalatnya (harus salam dalam dua rokaat), tidak boleh membaca surat atau ayat yang ada sujudnya dalam shalat sunnah mutlaknya itu, kalau shalat tidak boleh memiliki dua rukuk dan tidak dua sujud dalam setiap rakaatnya ............ dan seterusnya. 

Shalat-shalat dan sunnah mutlak itu, selain bisa dilakukan, juga dijanjikan pahala. Dan kebolehan tersebut, juga diatur dari niatnya. Jadi, bisa dilakukan dengan niat taubat, niat syukur, niat hajat, niat pengampunan untuk orang lain yang masih hidup atau sudah meninggal, niat untuk lancarnya usaha, niat ............... dan seterusnya. Jadi, bisa dilakukan dengan niat ibadah itu sendiri dan hanya untuk mendapatkan pahalanya dan bisa diniatkan sebagai tawassul dan perantaraan doa kepada Allah untuk pengampunan dan hajat-hajat lainnya. 

Dengan semua penjelasan itu, kalau pelaku shalat taubat yang mesti membaca suratnya sekian kali, tapi dibaca lebih sedikit dari aturannya tersebut, maka ia akan tetap saja syah. Tapi akan masuk ke dalam shalat sunnah mutlak dan tidak masuk dalam sunnah-khusus itu. Jadi, pahala dan efeknya tetap saja ada walau, tidak sama dengan pahala dan efek manakala dilakukan sesuai dengan aturannya itu. 

Tentu saja, karena setiap amalan itu tergantung niatnya, maka kalau membaca yang lebih sedikit atau tidak sesuai aturannya itu, diniatkan sebagai shalat-sunnah-khusus itu, maka ia bukan tidak saja tidak berpahala, akan tetapi bahkan akan terhitung dosa, yaitu dosa bid’ah. Tapi kalau dilakukan karena tidak tahu hukum, karena kelelahan atau karena mengira bahwa hal itu dibolehkan agama (yang membaca tidak sesuai dengan jumlah yang ditentukan itu), maka ia tetap syah dan tetap berpahala dan berefek sekalipun tidak termasuk pahala dan efek khusus dengan seluruh tingkatannya itu. Jadi, hanya akan mendapat pahala kesunnahan umum dan efek umum yang juga tidak bisa diremehkan. Artinya tetap berpahala dan menyebabkan turunnya efek itu (seperti pengampunan) walau tidak sederajat dengan pahala dan efek dari sunnah-khusus di atas. 

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Jumat, 03 Mei 2019

Beberapa Kesunnahan Dalam Shalat


Seri tanya jawab Daris Asgar dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Tuesday, April 2, 2013 at 10:35 am


Daris Asgar: 6 Maret 2013, Salam Ustadz,,,ijin bertanya 

  • 1- Apa jumlah takbir sunnah sebelum takbirotul ihrom jumlahnya 6, dan setelah salam jumlahnya 3 ? Bilakah ada namanya, takbir sunnah apakah ini? Karena saya mendengar dari teman, 3 takbir setelah salam tersebut untuk penghormatan untuk Imam Zaman As... 
  • 2- Sebelum tasyahud mustahab membaca “Alhamdulillah “atau “Bismillaah wabillah, Walaa Khoiru AsmaIllah...” Dalam Risalah amaliyah Rahbar Hf, Bab Sholat Masalah. 330... Dulu saya pernah diajarkan “Bismillaah, Wabillah, Walhamdulillah, Walaa IlaaHa Illalloh, WaKhoiru Asmaillah..” dari orang yang bertaqlid kepada Almarhum Imam Khomeini Ra.. Apakah masih benar, dan tidak masalah membaca yang mana saja? 
  • 3- Setelah sholawat dalam tasyahud mustahab membaca “Wataqobbal Syafa’atahu warfa’ darojatahu..”, Apakah kesunahan membaca ini pada tasyahud awal dan akhir,,,atau tasyahud awal saja,,,karena beberapa kali saya berjama’ah, seingat saya imam hanya membaca bacaan tersebut pada tasyahud yang pertama saja... 
  • 4- Apakah sebelum dan sesudah kunut termasuk gerakan yang mustahab untuk takbir? 
Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: 

1- Sudah benar jumlah takbir sunnah itu seperti itu. Dan biasanya dikatakan sebagai takbirsunnah. 

2- Bacaan yang pertama antum salah besar, karena kalau “wa laa Khaira Asmaillah........” memiliki arti bahwa Allah tidak memiliki nama-nama yang baik. 

Ada beberapa bacaan sunnah untuk ini yang boleh pilih, seperti: 

الحمد لله 

atau 

بسم الله و بالله و الحمد لله و خير الاسماء لله 

3- Setelah shalawat sunnah membaca: 

و تقبل شفاعته فى امته و ارفع درجته 

Tapi dalam tasyahhud akhir/ke-dua, hati-hatinya/ihthiyaat jangan diniati sebagai kesunnahan, hanya sebagai dzikir muthlaq/mutlak saja. 

4- Kalau mau takbir sebelum qunuth sebaiknya jangan meniatkan sunnah. Tapi kalau untuk ruku’ memang sunnah mengucap takbir terlebih dahulu. 

Daris Asgar: Terimakasih Ustadz... Mohon ijin Ustadz,,,memang saya awam bahasa arab,,,tapi sebetulnya saya juga ragu dengan tulisan yang di no 2 tersebut,,,karena di dalam e-book pdf yang merupakan Risalah Amaliah Rahbar Hf tertulis demikian.. 

yaitu pada hal 339... 

“بسم الله و بالله و الحمد لله و لا خير الاسماًء لله” 

Sinar Agama: Daris: “ لا” di tulisan itu adalah salah tulis atau sengaja dimasukin oleh pengacau. 

Dan tulisan antum yang sekarang ini, jauh lebih mengandungi kesalahan. Mestinya ditulis: 

بسم الله و بالله و الحمد لله و خير الاسماء لله 

Sang Pencinta: SA: copas Daris salah ustadz, sepertinya gangguan font Arab ustadz. Saya udah cek di sumber Daris, sudah benar. 

Sang Pencinta: Daris Asgar: Tempo hari ustadz menjawab: Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya: Benar seperti itu. Tapi salah tulis, yang benarnya: 

“Bismillaahi wabillaahi walhamdulillaahi wakhoirul-asmaa-i lillaahi” 

Daris Asgar: Iya ustadz,,,afwan,,,karena itu saya copas dari pdf nya langsung, jadi rusak,,,Maksud saya ingin menunjukkan bahwa sebelum Khoiru tersebut, dalam ebook pdf tersebut memang ada huruf “La”..terimakasih Ustadz.. 

Sang Pencinta: Terimakasih,,, insyaAllah tempo hari saya juga sudah mengerti, bahkan sebelum menanyakannya sudah memiliki dugaan kuat...hanya saja ingin mengkonfirmasikan bahwa pada ebook pdf tersebut memang ada kesalahan ketik... 

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Jumat, 30 November 2018

Status Allah Sebelum dan Sesudah Mencipta



Seri tanya jawab Mahisa Sogeg dengan Sinar Agama 
by Sinar Agama on Saturday, January 5, 2013 at 2:53 pm


Mahisa Sogeg mengirim ke Sinar Agama: 25-10-2012, Afwan Ustadz, apa status Allah sebelum menciptakan makhluq? Mana yang lebih dulu Kholiq atau makhluq? 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: 

  1. Status Allah sebelum mencipta adalah Kuasa Mencipta. Tapi harus diingat bahwa Allah tidak memiliki status karena apapun selainNya adalah makhlukNya yang, jelas tidak bisa mengurung- Nya. Status ini, kalau diartikan kondisi, maka jelas tidak akan pernah mengkondisiNya. Jadi, kita hanya pinjam kata dari kata “status” yang, mungkin lebih tepat kalau dikatakan MaqamNya dalam arti derajat WujudNya, bukan pemaqaman dan penderajatan. Jadi, tepatNya adalah maqam DzatNya.
  2. Untuk kewujudan Dzat Pencipta dengan kewujudan dzat Makhluk, jelas lebih dulu Dzat Pencipta. Tapi pensifatan Dzat Pencipta dengan sifat Pencipta, kalau dibanding dengan wujud makhluk, maka lebih dulu wujud makhluk. Tapi keberlebih-duluan di sini bukan jaman dan waktu, tapi hanya urutan dalam pahaman saja. Tapi kalau membandingkan pensifatan sifat Pencipta kepada Dzat Pencipta dengan pensifatan sifat makhluk kepada dzat makhluk, maka adanya bersamaan, karena Pencipta dan Makhluk itu dilihat dari pemahaman bisa dikatagorikan sebagai mutadhaaifain seperti atas dan bawah dimana harus dipahami secara bersamaan. 

Wassalam. 


Nur Ikhwan: Assalamu’alaikum Ustadz Afwan ana mau tanya Ustadz. Apakah ada amalan-amalan, tertentu agar dipermudah dalam hajat, seseorang Syukron, wa afwan 

Sinar Agama: Nur: sudah tentu saja ada banyak jalan, seperti banyak shalawat, istighfar, menolong orang dan lain-lain. Ada juga yang berupa shalat, misalnya: 

1- Bangun di tengah malam, lalu mandi sunnah (tentu ambil wudhu dulu supaya tidak perlu mengeringkan kepala sehabis mandi, tapi kalau mau wudhu sehabis mandi juga tidak ada masalah), lalu memakai bajunya yang paling bersih, lalu mengambil sedikit air dan membaca 10 x surat Qadr, lalu memercikkan sedikit dari air tersebut ke tempat shalatnya dan tempat sujudnya (tentu saja yang ke tempat sujud ini adalah secara meluas, yakni arah tempat sujud dan, sudah tentu pula yang untuk dikenakan pada turbahnya juga mesti sangat sedikit supaya turbahnya tidak rusak), lalu shalat dua rokaat dua rokaat yang di dua-dua rokaatnya membaca al-fatihah dan surat Qadr. Setelah itu baru memohon hajatnya. 

2- Ketika sudah tengah malam (dan ke atas) ambil wudhu dan bertawadhu’ dan merendah diri di hadapan Tuhan. Lalu shalat dua rakaat dimana di rakaat pertamanya membaca al fatihah dan surat ikhlash (Qul huwallaahu ahad ) dan di rakaat ke duanya membaca al-fatihah dan surat “Ya ayyuha al kaafiruun”. Ketika sudah selesai shalat, membaca “Subhaanallaah” 33 kali, dan “al Hamdu lillaah” 33 kali, dan “Allaahu akbar” 34 kali, lalu membaca doa ini: 


Kemudian sujud dan membaca: 


Kemudian membaca: 


Kemudian mengucap ini berulang kali sampai habis nafas : 

أَسْأَلُكَ
Kemudian membaca: 

مَا أَنْتَ أَعْلَمُ

Kemudian membaca: 

إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ ءٍ قَدِيْرٌ


Kemudian membaca: 


Lalu sampaikan hajatnya. 


Sang Pencinta: Nur: Kiat-kiat Menggapai Hajat dan Terkabul Doa, Oleh Ustadz Sinar Agama: http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/?id=231336193577851, 

Shalat Hajat Oleh Ustadz Sinar Agama: http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/231841550193982/, 

Doa, Ikhtiar, Tawassul, Syafaat dan Berkah, Oleh Ustadz Sinar Agama = http://www.facebook.com/home.php?sk=group_210570692321068&view=doc& id=212332345478236

Iwan Roses: Maaf Ustadz saya kurang bisa dalam membaca doanya dalam tulisan arab karena kurang jelas kalo di Fb ini, bisakah ditulis dalam tulisan indonesia biar mudah saya menghafalnya? Terima kasih. 

Sinar Agama: Iwan: Aduh afwan banget tentang hal ini. Coba antum minta bantuan orang lain. Pertanyaan yang harus kujawab di inbox dan dinding ini sangat banyak, afwan banget. Semoga antum menghalalkanku. 

Khommar Rudin: Allahumma shalli alla Muhammad wa aali Muhammad 

Irsavone Sabit: Betul ustadz, mungkin banyak teman-teman yang sama kasusnya dengan IWAN, tidak bisa membaca tulisan arabnya karena tidak jelas, jadi doa-doa tersebut tidak dapat diamalkan termasuk saya afwan ustadz 

Irsavone Sabit: Allahumma shalli alla Muhammad wa aali Muhammad 

January 14 at 7:36 am


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Minggu, 30 September 2018

Ummu Daud Pada Amalan Tanggal 15 Rajab



Oleh Ustad Sinar Agama 

Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 2 Juli 2011 pukul 14:29



Nita Ahmad mengirim ke Sinar Agama: 

Salam ustadz mohon pencerahan tentang siapa Ummu Daud pada amalan tanggal 15 rajab ?


Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: Ummu Daawud adalah ibu dari Daawud salah satu dari shahabat imam Shaadiq as. Ada yang mengatakan anak dari al-Husain bin Ali bin Abi Thaalib, tapi ada yang mengatakan anak dari al-Hashiin al-Asadii. Dan yang lebih kuat adalah yang ke dua ini. Ibunya -Ummu Daawud- diajari oleh imam Shaadiq as doa yang kemudian dikenal dengan “amalan Ummu Daawud” itu untuk terlepasnya anaknya dari penjara.

Nita Ahmad : Syukran .. mohon pencerahan tentang keistimewaan amalan ini. 

Sinar Agama : Untuk meminta perlindungan Tuhan dari segala macam bahaya yang mengancam. 

Syaiful Bachri : Ustadz bisa minta teks arab dan terjemahannya amalan ummu daud...., syukron.

Sinar Agama: Syaiful: Amalannya banyak sekali, termasuk doanya, tunggu mungkin bisa di copy.



الخامس : دعاء أمّ داوُد وهو اهمّ أعمال هذا اليوم ومن آثاره قضاء الحوائج وكشف الكروب ودفع ظُلم

الظالمين، وصفته على ما أورده الشّيخ في المصباح هي انّ من أراد ذلك فليصم اليوم الثّالث عشر والرّابع

عشر والخامس عشر : فاذا كان عند الزّوال من اليوم الخامس عشر اغتسل، فاذا زالت الشّمس صلّى الظّهر

والعصر يحسن ركوعهما وسجُودهما، وليكن في موضع خال لا يشغله شاغل، ولا يكلّمه انسان، فاذا فرغ من

الصّلاة استقبل القبلة وقرأ الحمد مائة مرّة، والاخلاص مائة مرّة، وآية الكرسي عشر مرّات، ثمّ يقرأ بعد ذلك
سُورة الانعام، وبني اسرائيل، والكهف، ولقمان، ويس، والصّافات، وحم، السّجدة وحم، عسق وحم، الدّخان،
والفتح، والواقعة، والملك، ون، و (اذا السّماء انشقّت)، وما بعدها الى آخر القرآن، فاذا فرغ من ذلك قال
وهو مستقبل القبلة

Ringkasnya: Doa ini disebut dengan Ummu Daawud, doa untuk kabul hajat dan menghilangkan bencana dan terlepas dari penganiayaan yang zhalim. Doa ini didahului dengan puasa tiga hari di bulan Rajab, yaitu hari tgl 13, 14 dan 15. Di hari 15, di waktu zhuhur, maka mandilah (seperti mandi janabah tapi dengan niat sunnah) kemudian setelah wudhu melakukan shalat zhuhur dan asyr. Lakukan shalat itu di tempat sepi hingga tidak terganggu oleh orang hingga mengajak bicara. Lakukan shalat tadi dengan baik dan khusyu’ tertama ruku’ dan sujudnya. Setelah selesai shalat dengan tetap menghadap kiblat, membaca 100 x surat fatihah dan surat tauhid, lalu 10 x ayat kursi, kemudian membaca surat al-An’aam, Bani Israail, al-Kahf, Luqmaan, Yaasiin, al-Shaaffaat, Haa’ miim al-Sajdah, Haa’ miim ‘aiin siin qaaf, Haa’ miim dukhaan, al-Fath, Waaqi’ah, Mulk, Nuun, wa idza al-samaa-u insyaqqat ..dan seterusnya sampai akhir Qur'an..


Lalu membaca doa ini:


صَدَقَ اللهُ الْعَظيمُ الَّذي لا اِلهَ إِلاّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، ذُو الْجَلالِ وَالاِكْرامِ، الرَّحْمنُ الرَّحيمُ، الْحَليمُ الْكَريمُ، الَّذي
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّميعُ الْعَليمُ الْبَصيرُ الْخَبيرُ، شَهِدَ اللهُ اَنَّهُ لا اِلهَ إِلاّ هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَاُولُو الْعِلْمِ قائِماً
بِالْقِسْطِ لا اِلهَ إِلاّ هُوَ الْعَزيزُ الْحَكيمُ، وَبَلَّغَتْ رُسُلُهُ الْكِرامُ وَاَنَا عَلى ذلِكَ مِنَ الشّاهِدينَ، اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ،
وَلَكَ المَجْدُ، وَلَكَ الْعِزُّ، وَلَكَ الْفَخْرُ، وَلَكَ الْقَهْرُ وَلَكَ النِّعْمَةُ، وَلَكَ الْعَظَمَةُ، وَلَكَ الرَّحْمَةُ، وَلَكَ الْمَهابَةُ، وَلَكَ
السُّلْطانُ، وَلَكَ الْبَهاءُ، وَلَكَ الاِمْتِنانُ، وَلَكَ التَّسْبيحُ، وَلَكَ التَّقْديسُ، وَلَكَ التَّهْليلُ، وَلَكَ التَّكْبيرُ، وَلَكَ ما يُرى،
وَلَكَ ما لا يُرى، وَلَكَ ما فَوْقَ السَّمواتِ الْعُلى، وَ لَكَ ما تَحْتَ الثَّرى، وَلَكَ الاَرَضُونَ السُّفْلى، وَلَكَ الاْخِرَةُ
وَالاُولى، وَلَكَ ما تَرْضى بِهِ مِنَ الثَّناءِ وَالْحَمْدِ وَالشُّكرِ وَ النَّعْماءِ،
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى جَبْرَئيلَ اَمينِكَ عَلى وَحْيِكَ، وَالْقَوِيِّ عَلى اَمْرِكَ، وَالْمُطاعِ في سَمواتِكَ، وَمَحالِّ كَراماتِكَ الْمُتَحَمِّلِ
لِكَلِماتِكَ النّاصِرِ لاَنْبِيائِكَ الْمُدَمِّرِ لَِعْدائِكَ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى ميكائيلَ مَلَكِ رَحْمَتِكَ، وَالْمَخْلُوقِ لِرَأْفَتِكَ،
وَالْمُسْتَغْفِرِ الْمُعينِ لَِهْلِ طاعَتِكَ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى اِسْرافيلَ حامِلِ عَرْشِكَ، وَصاحِبِ الصُّورِ الْمُنْتَظِرِ لَِمْرِكَ،
الْوَجِلِ الْمُشْفِقِ مِنْ خيفَتِكَ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى حَمَلَةِ الْعَرْشِ الطّاهِرينَ، وَعَلى السَّفَرَةِ الْكِرامِ الْبَرَرَةِ الطَّيِّبينَ، وَعَلى
مَلائِكَتِكَ الْكِرامِ الْكاتِبينَ، وَ عَلى مَلائِكَةِ الْجِنانِ، وَخَزَنَةِ النّيرانِ، وَمَلَكِ الْمَوْتِ وَالاَعْوانِ، يا ذَا الْجَلالِ وَالاِكْرامِ،
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى اَبينا آدَمَ بَديعِ فِطْرَتِكَ الَّذي كَرَّمْتَهُ بِسُجُودِ مَلائِكَتِكَ، وَاَبَحْتَهُ جَنَّتَكَ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى اُمِّنا
حَوّاءَ الْمُطَهَّرَةِ مِنَ الرِّجْسِ، الْمُصَفّاةِ مِنَ الدَّنَسِ، الْمُفَضَّلَةِ مِنَ الاِنْسِ، الْمُتَرَدِّدَةِ بَيْنَ مَحالِّ الْقُدْسِ، اَللّهُمَّ صَلِّ
عَلى هابيلَ وَشَيْث وَاِدْريسَ وَنُوح وَهُود وَصالِح وَ اِبْراهيمَ وَاِسْماعيلَ وَاِسْحاقَ وَيَعْقُوبَ وَيُوسُفَ وَالاَسْباطِ وَلُوط
وَشُعَيْب وَاَيُّوبَ وَمُوسى وَهارُونَ وَيُوشَعَ وَميشا وَالْخِضْرِ وَذِى الْقَرْنَيْنِ وَيُونُسَ وَاِلْياسَ وَالْيَسَعَ وَذِي الْكِفْلِ وَطالُوتَ
وَداوُدَ وَسُلَيْمانَ وَزَكَرِيّا وَشَعْيا وَيَحْيى وَتُورَخَ وَمَتّى وَاِرْمِيا وَحَيْقُوقَ وَدانِيالَ وَعُزَيْر وَعيسى وَشَمْعُونَ وَجِرْجيسَ
وَالْحَوارِيّينَ وَالاَْتْباعِ وَخالِد وَحَنْظَلَةَ وَلُقْمانَ،
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد، وَارْحَمْ مُحَمَّداً وَآلَ مُحَمَّد، وَبارِكْ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد، كَما صَلَّيْتَ
وَرَحِمْتَ وَبارَكْتَ عَلى اِبْرهيمَ وَآلِ اِبْرهيمَ اِنَّكَ حَميدٌ مَجيدٌ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى الاَوْصِياءِ وَالسُّعَداءِ وَالشُّهَداءِ وَاَئِمَّةِ
الْهُدى، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى الاَبْدالِ وَالاَوْتادِ وَالسُّيّاحِ وَالْعُبّادِ وَالْمُخْلِصينَ وَالزُّهّادِ وَاَهْلِ الجِدِّ وَالاِجْتِهادِ، وَاخْصُصْ
مُحَمَّداً وَاَهْلَ بَيْتِهِ بِاَفْضَلِ صَلَواتِكَ وَاَجْزَلِ كَراماتِكَ، وَبَلِّغْ رُوحَهُ وَ جَسَدَهُ مِنّي تَحِيَّةً وَسَلاماً، وَزِدْهُ فَضْلاً وَشَرَفاً
وَكَرَماً، حَتّى تبَُلِّغَهُ اَعْلى دَرَجاتِ اَهْلِ الشَّرَفِ مِنَ النَّبِيّينَ وَالْمُرْسَلينَ وَالاَفاضِلِ الْمُقَرَّبينَ،
اَللّهُمَّ وَصَلِّ عَلى مَنْ سَمَّيْتُ وَمَنْ لَمْ اُسَمِّ مِنْ مَلائِكَتِكَ وَاَنْبِيائِكَ وَرُسُلِكَ وَاَهْلِ طاعَتِكَ، وَاَوْصِلْ صَلَواتي اِلَيْهِمْ
133
وَاِلى اَرْواحِهِمْ، وَاجْعَلْهُمْ اِخْواني فيكَ وَاَعْواني عَلى دُعائِكَ، اَللّهُمَّ اِنّي اَسْتَشْفِعُ بِكَ اِلَيْكَ، وَبِكَرَمِكَ اِلى كَرَمِكَ،
وَبِجُودِكَ اِلى جُودِكَ، وَبِرَحْمَتِكَ اِلى رَحْمَتِكَ، وَبِاَهْلِ طاعَتِكَ اِلَيْكَ،
وَاَساَلُكَ الّلهُمَّ بِكُلِّ ما سَأَلَكَ بِهِ اَحَدٌ مِنْهُمْ مِنْ مَسْأَلَة شَريفَة غَيْرِ مَرْدُودَة، وَبِما دَعَوْكَ بِهِ مِنْ دَعْوَة مُجابَة غَيْرِ
مُخَيَّبَة، يااَللهُ يارَحْمنُ يا رَحيمُ يا كَريمُ يا عَظيمُ يا جَليلُ يا مُنيلُ يا جَميلُ يا كَفيلُ يا وَكيلُ يا مُقيلُ يا مُجيرُ يا خَبيرُ
يا مُنيرُ يا مُبيرُ يا مَنيعُ يا مُديلُ يا مُحيلُ يا كَبيرُ يا قَديرُ يا بَصيرُ يا شَكُورُ يا بَرُّ يا طُهْرُ يا طاهِرُ يا قاهِرُ يا ظاهِرُ يا
باطِنُ يا ساتِرُ يا مُحيطُ يا مُقْتَدِرُ يا حَفيظُ يا مُتَجَبِّرُ يا قَريبُ يا وَدُودُ يا حَميدُ يا مَجيدُ يا مُبْدِئُ يا مُعيدُ يا شَهيدُ يا
مُحْسِنُ يا مُجْمِلُ يا مُنْعِمُ يا مُفْضِلُ يا قابِضُ يا باسِطُ يا هادي يا مُرْسِلُ يا مُرْشِدُ يا مُسَدِّدُ يا مُعْطي يا مانِعُ يا دافِعُ
يا رافِعُ يا باقي يا واقي يا خَلاّقُ يا وَهّابُ يا تَوّابُ يا فَتّاحُ يا نَفّاحُ يا مُرْتاحُ يا مَنْ بِيَدِهِ كُلُّ مِفْتاح، يا نَفّاعُ يا رَؤوفُ
يا عَطُوفُ يا كافي يا شافي يا مُعافي يا مُكافي يا وَفِيُّ يا مُهَيْمِنُ يا عَزيزُ يا جَبّارُ يا مُتَكَبِّرُ يا سَلامُ يا مُؤْمِنُ يا اَحَدُ يا
صَمَدُ يا نُورُ يا مُدَبِّرُ يا فَرْدُ يا وِتْرُ يا قُدُّوسُ يا ناصِرُ يا مُؤنِسُ يا باعِثُ يا وارِثُ يا عالِمُ يا حاكِمُ يا بادي يا مُتَعالي
يا مُصَوِّرُ يا مُسَلِّمُ يا مُتَحَّبِّبُ يا قائِمُ يا دائِمُ يا عَليمُ يا حَكيمُ يا جَوادُ يا بارِىءُ يا بارُّ يا سارُّ يا عَدْلُ يا فاصِلُ يا
دَيّانُ يا حَنّانُ يا مَنّانُ يا سَميعُ يا بَديعُ يا خَفيرُ يا مُعينُ يا ناشِرُ يا غافِرُ يا قَديمُ يا مُسَهِّلُ يا مُيَسِّرُ يا مُميتُ يا مُحْيي
يا نافِعُ يا رازِقُ يا مُقْتَدِرُ يا مُسَبِّبُ يا مُغيثُ يا مُغْني يا مُقْني يا خالِقُ يا راصِدُ يا واحِدُ يا حاضِرُ يا جابِرُ يا حافِظُ يا
شَديدُ يا غِياثُ يا عائِدُ يا قابِضُ، يا مَنْ عَلا فَاسْتَعْلى فَكانَ بِالْمَنْظَرِ الاَعْلى، يا مَنْ قَرُبَ فَدَنا وَبَعُدَ فَنَأى، وَعَلِمَ
السِّرَّ وَاَخْفى، يا مَنْ اِلَيْهِ التَّدْبيرُ وَلَهُ الْمَقاديرُ، وَيا مَنِ الْعَسيرُ عَلَيْهِ سَهْلٌ يَسيرٌ، يا مَنْ هُوَ عَلى ما يَشاءُ قَديرٌ، يا
مُرْسِلَ الرِّياحِ، يا فالِقَ الاَصْباحِ، يا باعِثَ الاَرْواحِ، يا ذَا الْجُودِ وَالسَّماحِ، يا رادَّ ما قَدْ فاتَ، يا ناشِرَ الاَمْواتِ، يا
جامِعَ الشَّتاتِ، يا رازِقَ مَنْ يَشاءُ بِغَيْرِ حِساب، وَيا فاعِلَ ما يَشاءُ، كَيْفَ يَشاءُ وَيا ذَا الْجَلالِ وَالاِكْرامِ، يا حَيُّ يا
قَيُّومُ، يا حَيّاً حينَ لا حَيَّ، يا حَيُّ يا مُحْيِيَ الْمَوْتى يا حَيُّ لا اِلهَ إِلاّ اَنْتَ بَديعُ السَّماواتِ وَالاَرْضِ،
يا اِلهي وَسَيِّدي صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد، وَارْحَمْ مُحَمَّداً وَآلَ مُحَمَّد، وَبارِكْ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد، كَما
صَلَّيْتَ وَبارَكْتَ وَرَحِمْتَ عَلى اِبْرهيمَ وَآلِ اِبْرهيمَ اِنَّكَ حَميدٌ مَجيدٌ، وَارْحَمْ ذُلىّ وَ فاقَتي وَفَقْري وَانْفِرادي وَوَحْدَتي
وَخُضُوعي بَيْنَ يَدَيْكَ وَاعْتِمادي عَلَيْكَ، وَتَضَرُّعي اِلَيْكَ، اَدْعُوكَ دُعاءَ الْخاضِعِ الذَّليلِ الْخاشِعِ، الْخائِفِ الْمُشْفِقِ
الْبائِسِ، الْمَهينِ الْحَقيرِ، الْجائِعِ الْفَقيرِ، الْعائِذِ الْمُسْتَجيرِ، الْمُقِرِّ بِذَنْبِهِ الْمُسْتَغْفِرِ مِنْهُ، الْمُسْتَكينِ لِرَبِّهِ، دُعاءَ مَنْ
اَسْلَمْتَهُ ثَقِتُهُ، وَرَفَضَتْهُ اَحِبَتُّهُ، وَعَظُمَتْ فَجيعَتُهُ، دُعاءَ حَرِق حَزين، ضَعيف مَهين، بائِس مُسْتَكين بِكَ مُسْتَجير،
اَللّهُمَّ وَاَساَلُكَ بِاَنَّكَ مَليكٌ، وَاَنَّكَ ما تَشاءُ مِنْ اَمْر يَكُونُ، وَاَنَّكَ عَلى ما تَشاءُ قَديرٌ، وَاَساَلُكَ بِحُرْمَةِ هذَا الشَّهْرِ
الْحَرامِ، وَالْبَيْتِ الْحَرامِ، وَالْبَلَدِ الْحَرامِ، وَالرُّكْنِ وَالْمَقامِ، وَالْمَشاعِرِ الْعِظامِ، وَبِحَقِّ نَبِيِّكَ مُحَمَّد عَلَيْهِ وَآلِهِ السَّلامُ،
يا مَنْ وَهَبَ لاِدَمَ شِيْثاً، وَلِِبْراهيمَ اِسْماعيلَ وَاِسْحاقَ، وَيا مَنْ رَدَّ يُوسُفَ عَلى يَعْقُوبَ، وَيا مَنْ كَشَفَ بَعْدَ الْبَلاءِ
ضُرَّ اَيُّوبَ، يا رادَّ مُوسى عَلى اُمِّهِ، وَ زائِدَ الْخِضْرِ في عِلْمِهِ، وَيا مَنْ وَهَبَ لِداوُدَ سُلَيْمانَ، وَلِزَكَرِيّا يَحْيى، وَلِمَرْيَمَ
عيسى، يا حافِظَ بِنْتِ شُعَيْب، وَيا كافِلَ وَلَدِ اُمِّ مُوسى، اَساَلُكَ اَنْ تُصَلِّيَ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد، وَاَنْ تَغْفِرَ لِي
ذُنُوبي كُلَّها، وَتُجيرَني مِنْ عَذابِكَ، وَتُوجِبَ لي رِضْوانَكَ وَاَمانَكَ وَاِحْسانَكَ وَغُفْرانَكَ وَجِنانَكَ، وَاَساَلُكَ اَنْ تَفُكَّ
عَنّي كُلَّ حَلْقَة بَيْني وَبَيْنَ مَنْ يؤُْذيني، وَتَفْتَحَ لي كُلَّ باب، وَتلَُيِّنَ لي كُلَّ صَعْب، وَتُسَهِّلَ لي كُلَّ عَسَير، وَتُخْرِسَ
134
عَنّي كُلَّ ناطِق بِشَرٍّ، وَتَكُفَّ عَنّي كُلَّ باغ، وَتَكْبِتَ عَنّي كُلَّ عَدُوٍّ لي وَحاسِد، وَتَمْنَعَ مِنّي كُلَّ ظالِم، وَتَكْفِيَني كُلَّ
عائِق يَحُولُ بَيْني وَبَيْنَ حاجَتي، وَيُحاوِلُ اَنْ يفَُرِّقَ بَيْني وَبَيْنَ طاعَتِكَ، وَيثَُبِّطَني عَنْ عِبادَتِكَ، يا مَنْ اَلْجَمَ الْجِنَّ
الْمُتَمَرِّدينَ، وَقَهَرَ عُتاةَ الشَّياطينِ، وَاَذَلَّ رِقابَ الْمُتَجَبِّرينَ، وَرَدَّ كَيْدَ الْمُتَسَلِّطين عَنِ الْمُسْتَضْعَفينَ، اَساَلُكَ بِقُدْرَتِكَ
عَلى ما تَشاءُ، وَتَسْهيلِكَ لِما تَشاءُ كَيْفَ تَشاءُ اَنْ تَجْعَلَ قَضاءَ حاجَتي فيما تَشاءُ


Kemudian sujud, lalu menempelkan pipinya ke tanah dan membaca ini:

اَللّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ امَنْتُ، فَارْحَمْ ذُلّي وَفاقَتي، وَاجْتِهادي وَتَضَرُّعي، وَ مَسْكَنَتي وَفَقْرى اِلَيْكَ يا رَبِّ



Dikatakan bahwa usahakan ketika membaca doa ini untuk khusyu’, khususnya ketika sujud dan menempelkan pipi ke tanah (alas sujud), dan usahakan untuk meneteskan air mata.




اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ


Kamis, 16 Agustus 2018

Amalan-amalan Sunnah Hari Ied Ghadir (18 Dzulhijjah)




Seri tanya jawab Sang Pencinta dengan Sinar Agama 
by Sinar Agama (Notes) on Friday, November 11, 2011 at 11:59am



Sang Pecinta: Salam ustadz, hari raya ghadir jatuhnya hari apa? Semoga ustadz selalu dalam lindunganNya.

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: Jatuh pada hari 18 dzulhijjah.

Mbah Jambrong: Do’a-do’anya di share ustadz, afwan....

Sinar AgamaAmalan-amalan Sunnahnya seperti: 

1. Puasa. 

2. Mandi sunnah (caranya seperti mandi junub tapi dengan niat mandi sunnah iedu al-ghadir). 

3. Membaca ziarah Aminullah: 

اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَمينَ اللهِ في اَرْضِهِ وَحُجَّتَهُ عَلى عِبادِهِ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَميرَ الْمُؤْمِنينَ اَشْهَدُ اَنَّكَ جاهَدْتَ
فِي اللهِ حَقَّ جِهادِهِ وَعَمِلْتَ بِكِتابِهِ وَاتَّبَعْتَ سُنَنَ نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ حَتّى دَعاكَ اللهُ اِلى جِوارِهِ فَقَبَضَكَ
اِلَيْهِ بِاخْتِيارِهِ وَاَلْزَمَ اَعْدآئَكَ الْحُجَّةَ مَعَ مالَكَ مِنَ الْحُجَجِ الْبالِغَةِ عَلى جَميعِ خَلْقِهِ اَللّهُمَّ فَاجْعَلْ نَفْسى مُطْمَئِنَّةً
بِقَدَرِكَ راضِيَةً بِقَضآئِكَ مُولَعَةً بِذِكْرِكَ وَدُعآئِكَ مُحِبَّةً لِصَفْوَةِ اَوْلِيآئِكَ مَحْبُوبَةً فى اَرْضِكَ وَسَمآئِكَ صابِرَةً عَلى
نزُُولِ بَلائِكَ شاكِرَةً لِفَواضِلِ نَعْمآئِكَ ذاكِرَةً لِسَوابِغِ آلائِكَ مُشْتاقَةً اِلى فَرْحَةِ لِقآئِكَ مُتَزَوِّدَةً التَّقْوى لِيَوْمِ
جَزآئِكَ مُسْتَنَّةً بِسُنَنِ اَوْلِيآئِكَ مُفارِقَةً لاِخْلاقِ اَعْدائِكَ مَشْغُولَةً عَنِ الدُّنْيا بِحَمْدِكَ وَثَنآئِكَ

Lalu setelah ziarah ini berdoa dengan: 


اَللّهُمَّ اِنَّ قلُُوبَ الْمُخْبِتينَ اِلَيْكَ والِهَةٌ وَسُبُلَ الرّاغِبينَ اِلَيْكَ شارِعَةٌ وَاَعْلامَ الْقاصِدينَ اِلَيْكَ واضِحَةٌ وَاَفْئِدَةَ
الْعارِفينَ مِنْكَ فازِعَةٌ وَاَصْواتَ الدّاعينَ اِلَيْكَ صاعِدَةٌ وَاَبْوابَ الاْجابَةِ لَهُمْ مُفَتَّحَةٌ وَدَعْوَةَ مَنْ ناجاكَ مُسْتَجابَةٌ
وَتَوْبَةَ مَنْ اَنابَ اِلَيْكَ مَقْبُولَةٌ وَعَبْرَةَ مَنْ بَكى مِنْ خَوْفِكَ مَرْحُومَةٌ وَالاْغاثَهَ لِمَنِ اسْتَغاثَ بِكَ مَوْجُودةٌ وَالاْعانَةَ
لِمَنِ اسْتَعانَ بِكَ مَبْذُولَةٌ وَعِداتِكَ لِعِبادِكَ مُنْجَزَةٌ وَزَلَلَ مَنِ اسْتَقالَكَ مُقالَةٌ وَاَعْمالَ الْعامِلينَ لَدَيْكَ مَحْفُوظَةٌ
وَاَرْزاقَكَ اِلَى الْخَلائِقِ مِنْ لَدُنْكَ نازِلَةٌ وَعَوآئِدَ الْمَزيدِ اِلَيْهِمْ واصِلَةٌ وَذُنُوبَ الْمُسْتَغْفِرينَ مَغْفُورَةٌ وَحَوآئِجَ خَلْقِكَ
عِنْدَكَ مَقْضِيَّةٌ وَجَوآئِزَ السّائِلينَ عِنْدَكَ مُوَفَّرَةٌ وَ عَوآئِدَ الْمَزيدِ مُتَواتِرَةٌ وَمَوآئِدَ الْمُسْتَطْعِمينَ مُعَدَّةٌ وَمَناهِلَ
الظِّمآءِ مُتْرَعَةٌ اَللّهُمَّ فَاسْتَجِبْ دُعآئى وَاقْبَلْ ثَنآئى وَاجْمَعْ بَيْنى وَبَيْنَ اَوْلِيآئى بِحَقِّ مُحَمَّد وَعَلِىّ وَفاطِمَةَ
وَالْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ اِنَّكَ وَلِىُّ نَعْمآئى وَمُنْتَهى مُناىَ وَغايَةُ رَجائى فى مُنْقَلَبى وَمَثْواىَ

Dan membaca: 


اَنْتَ اِلهى وَسَيِّدى وَمَوْلاىَ اغْفِرْ لاِوْلِيآئِنا وَكُفَّ عَنّا اَعْدآئَنا وَاشْغَلْهُمْ عَنْاَذانا وَاَظْهِرْ كَلِمَةَ الْحَقِّ وَاجْعَلْهَا
الْعُلْيا وَاَدْحِضْ كَلِمَةَ الْباطِلَ وَاجْعَلْهَا السُّفْلى اِنَّكَ عَلى كُلِّ شَىءْ قَديرٌ

4. Shalat dua rakaat dengan niat shalat sunnah iedu al-ghadir (bebas membaca apa saja setelah 

alfatihah). Lalu setelah shalat melakukan sujud syukur dengan membaca, misalnya, ”syukran lillaah” sebanyak 100 x. Lalu bengun dari sujud dan membaca doa: 


اَللّهُمَّ اِنِّى اَسْاَلُكَ بِاَنَّ لَكَ الْحَمْدَ وَحْدَكَ لا شَرِيكَ لَكَ، وَاَنَّكَ واحِدٌ اَحَدٌ صَمَدٌ لَمْ تَلِدْ وَلَمْ تُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَكَ
كُفُواً اَحَدٌ، وَاَنَّ مُحَمّداً عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ صَلَواتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ، يا مَنْ هُوَ كُلَّ يَوْم فى شَأن كَما كانَ مِنْ شَأنِكَ
اَنْ تَفَضَّلْتَ عَلَىَّ بِاَنْ جَعَلْتَنى مِنْ اَهْلِ اِجابَتِكَ، وَاَهْلِ دِينِكَ، وَاَهْلِ دَعْوَتِكَ، وَوَفَّقْتَنى لِذلِكَ فى مُبْتَدَءِ خَلْقى
تَفَضُّلاً مِنْكَ وَكَرَماً وَجُوداً، ثُمَّ اَرْدَفْتَ الْفَضْلَ فَضْلاً، وَالْجُودَ جُوداً، وَالْكَرَمَ كَرَماً رَأفَةً مِنْكَ وَرَحْمَةً اِلى اَنْ
جَدَّدْتُ ذلِكَ الْعَهْدَ لى تَجْدِيداً بَعْدَ تَجدِيدِكَ خَلْقى، وَكُنْتُ نَسْياً مَنْسِيّاً ناسِياً ساهِياً غافِلاً، فَاَتْمَمْتَ نِعْمَتَكَ
بِاَنْ ذكََّرْتَنى ذلِكَ وَمَنَنْتَ بِهِ عَلَىَّ، وَهَدَيْتَنى لَهُ، فَليَكُنْ مِنْ شَأنِكَ يا اِلهى وَسَيِّدى وَمَولاىَ اَنْ تتِمَّ لى ذلِكَ
وَلا تَسْلُبْنيهِ حَتّى تَتَوَفّانى عَلى ذلِكَ وَاَنتَ عَنّى راض، فَاِنَّكَ اَحَقُّ المُنعِمِينَ اَنْ تُتِمَّ نِعمَتَكَ عَلَىَّ، اَللّهُمَّ سَمِعْنا
وَاَطَعْنا وَاَجَبْنا داعِيَكَ بِمَنِّكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ غُفْرانَكَ رَبَّنا وَاِلَيكَ المَصيرُ، آمَنّا بِاللهِ وَحدَهُ لا شَريكَ لَهُ، وَبِرَسُولِهِ
مُحَمَّد صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ، وَصَدَّقْنا وَاَجبْنا داعِىَ اللهِ، وَاتَّبَعْنا الرَّسوُلَ فى مُوالاةِ مَوْلانا وَمَوْلَى الْمُؤْمِنينَ اَميرَ
المُؤْمِنينَ عَلِىِّ بْنِ اَبيطالِب عَبْدِاللهِ وَاَخى رَسوُلِهِ وَالصِّدّيقِ الاكْبَرِ، وَالحُجَّةِ عَلى بَرِيَّتِهِ، المُؤَيِّدِ بِهِ نَبِيَّهُ وَدينَهُ
الْحَقَّ الْمُبينَ، عَلَماً لِدينِ اللهِ، وَخازِناً لِعِلْمِهِ، وَعَيْبَةَ غَيْبِ اللهِ، وَمَوْضِعَ سِرِّ
اللهِ، وَاَمينَ اللهِ عَلى خَلْقِهِ، وَشاهِدَهُ فى بَرِيَّتِهِ، اَللّهُمَّ رَبَّنا اِنَّنا سَمِعْنا مُنادِياً يُنادى لِلايمانِ اَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ
فَآمَنّا رَبَّنا فَاغْفِرْ لَنا ذُنُوبَنا وَكَفِّرْ عَنّا سَيِّئاتِنا وَتَوَفَّنا مَعَ الابْرارِ، رَبَّنا وَآتِنا ما وَعَدْتَنا عَلى رُسُلِكَ وَلا تُخْزِنا يَوْمَ
الْقِيامَةِ اِنَّكَ لا تُخْلِفُ الْميعادَ فَاِنّا يا رَبَّنا بِمَنِّكَ وَلُطْفِكَ اَجَبنا داعيكَ، وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ، وَصَدَّقْناهُ وَصَدَّقْنا
مَوْلَى الْمُؤْمِنينَ، وَكَفَرْنا بِالجِبْتِ وَالطّاغُوتِ، فَوَلِّنا ما تَوَلَّيْنا، وَاحْشُرْنا مَعَ اَئِمَّتَنا فَاِنّا بِهِمْ مُؤْمِنُونَ مُوقِنُونَ،
وَلَهُمْ مُسَلِّمُونَ آمَنّا بِسِرِّهِمْ وَعَلانِيَتِهِمْ وَشاهِدِهِمْ وَغائِبِهِمْ وَحَيِّهِمْ وَمَيِّتِهِمْ، وَرَضينا بِهِمْ اَئِمَّةً وَقادَةً وَسادَةً،
وَحَسْبُنا بِهِمْ بَيْنَنا وَبَيْنَ اللهِ دُونَ خَلْقِهِ لا نَبْتَغى بِهِمْ بَدَلاً، وَلا نَتَّخِذُ مِنْ دُونِهِمْ وَليجَةً، وَبَرِئْنا اِلَى اِلله مِنْ
كُلِّ مَنْ نَصَبَ لَهُمْ حَرْباً مِنَ الْجِنِّ وَالاِنْسِ مِنَ الاَوَّلينَ وَالاخِرِينَ، وَكَفَرْنا بِالْجِبْتِ وَالطّاغُوتِ وَالاوثانِ الارْبَعَةِ
وَاَشْياعِهِمْ وَاَتْباعِهِمْ، وَكُلِّ مَنْ والاهُمْ مِنَ الْجِنِّ وَالاْنْسِ مِنْ اَوَّلِ الدَّهرِ اِلى آخِرِهِ، اَللّهُمَّ اِنّا نُشْهِدُكَ اَنّا نَدينُ
بِما دانَ بِهِ مُحَمَّدٌ وَآلَ مُحَمَّد صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَيْهِمْ، وَقَوْلُنا ما قالُوا وَدينُنا ما دانُوا بِهِ، ما قالُوا بِهِ قلُْنا، وَما
دانُو بِهِ دِنّا، وَما اَنْكَرُوا اَنْكَرْنا، وَمَنْ والَوْا والَيْنا، وَمَنْ عادُوا عادَيْنا، وَمَنْ لَعَنُوا لَعَنّا، وَمَنْ تَبَرَّؤُا مِنهُ تَبَرَّأنا مِنْهُ،
وَمَنْ تَرَحَّمُوا عَلَيْهِ تَرَحَّمْنا عَلَيْهِ آمَنّا
وَسَلَّمْنا وَرَضينا وَاتَّبَعْنا مَوالينا صَلَواتُ اللهِ عَلَيْهِمْ، اَللّهُمَّ فَتِمِّمْ لَنا ذلِكَ وَلا تَسْلُبْناُه، وَاجْعَلْهُ مُسْتَقِرّاً ثابِتاً
عِنْدَنا، وَلا تَجْعَلْهُ مُسْتَعاراً، وَاَحْيِنا ما اَحْيَيْتَنا عَلَيْهِ، وَاَمِتْنا اِذا اَمَتَّنا عَلَيْهِ آلُ مُحَمَّد اَئِمَّتَنا فَبِهِمْنَأتَمُّ وَاِيّاهُمْ
نُوالى، وَعَدُوَّهُمْ عَدُوَّ اللهِ نُعادى، فَاجْعَلْنا مَعَهُمْ فِى الدُّنْيا وَالاخِرَةِ، وَمِنَ الْمُقَرَّبينَ فَاِنّا بِذلِكَ راضُونَ يا اَرْحَمَ
الرّاحِمينَ

Lalu bersujud lagi dan membaca Alhamdu lillaah 100 x dan syukran lillaah 100 x. 

Waktu afdhalnya melakukan shalat tersebut menjelang zhuhur dan di rokaat pertama setelah alfatihah membaca surat Qadr dan pada rokaat ke dua, surat tauhid/ikhlash. 

Dikatakan dalam riwayat bahwa siapa yang melakukan shalat dan doa-doa ini, maka ia seperti orang yang menghadiri hari pengangkatan itu dan membaiat Imam Ali as. 

5. Mandi sunnah (seperti mandi junub tapi niatnya mandi sunnah, tapi kalau sudah mandi sunnah sebagaimana terdapat pada urutan di atas, maka sudah tidak perlu mandi lagi). Kemudian melakukan shalat dua rokaat dimana pada masing rokaatnya, setelah alfatihah imembaca, Surat Ikhlash 10 x; ayat Kursi 10 x; dan Surat al-Qadr juga 10 x. 

6. Berdoa dengan doa ini: 

اَللّهُمَّ اِنّى اَسْاَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّد نَبِيِّكَ، وَعَلِىّ وَليُّك وَ الشَأن وَ الْقَدر اَلَّذي خَصَصَتْها بِه دونَ خَلقِكَ اَنْ تُصَلّى
عَلى مُحَمَّد وَ علىٍّ وَاَنْ تَبْدَأَ بِهِما فى كُلِّ خَيْر عاجِل، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد الاْئِمَّةِ الْقادَةِ،
وَالدُّعاةِ السّادَةِ، وَالنُّجُومِ الزّاهِرَةِ، وَالاْعْلامِ الْباهِرَةِ، وَساسَةِ الْعِبادِ، وَاَرْكانِ الْبِلادِ، وَالنّاقَةِ الْمُرْسَلَةِ، وَالسَّفينَةِ
النّاجيَةِ الْجارِيَةِ فِى الْلُّجَجِ الْغامِرَةِ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد خُزّانِ عِلْمِكَ، وَاَرْكانِ تَوْحِيدِكَ، وَدَعآئِمِ
دينِكَ، وَمَعادِنِ كَرامَتِكَ وَصِفْوَتِكَ مِنْ بَرِيَّتِكَ وَخِيَرَتِكَ مِنْ خَلْقِكَ، الاْتْقِيآءِ الاْنْقِيآءِ النُّجَبآءِ الاْبْرارِ، وَالْبابِ
الْمُبْتَلى بِهِ النّاسُ، مَنْ اَتاهُ نَجى وَمَنْ اَباهُ هَوى، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد اَهْلِ الذِّكْرِ الَّذينَ اَمَرْتَ
بِمَسْأَلَتِهِمْ، وَذَوِى الْقُرْبى الَّذينَ اَمَرْتَ بِمَوَدَّتِهِمْ، وَفَرَضْتَ حَقَّهُمْ، وَجَعَلْتَ الْجَنَّةَ مَعادَ مَنِ اقْتَصَّ آثارَهُمْ، اَللّهُمَّ
صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد كَما اَمرَوُا بِطاعَتِكَ، وَنَهَوْا عَنْ مَعْصِيَتِكَ، وَدَلُّوا عِبادَكَ عَلى وَحْدانِيَّتِكَ، اَللّهُمَّ اِنّى
اَسْاَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّد نَبِيِّكَ وَنَجيبِكَ وَصَفْوَتِكَ وَاَمينِكَ وَرَسُولِكَ اِلى خَلْقِكَ، وَبِحَقِّ اَميرِ الْمُؤْمِنينَ، وَيَعْسُوبِ
الدّينِ، وَقائِدِ الْغُرِّ الْمحَجَّلينَ، الْوَصِىِّ الْوَفِىِّ، وَالصِّدّيقِ الاكْْبَرِ، وَالْفارُوقِ بَيْنَ الْحَقِّ وَالْباطِلِ، وَالشّاهِدِ لَكَ،
وَالدّالِّ عَلَيْكَ، وَالصّادِعِ بِاَمْرِكَ، وَالْمجاهِدِ فى سَبيلِكَ، لَمْ تَأخُذْهُ فيكَ لَوْمَةُ
لائِمِ، اَنْ تُصَلِّىَ عَلى مُحَمَّد†وَآلِ مُحَمَّد، وَاَنْ تَجْعَلَنى فى هذَا الْيَوْمِ الَّذى عَقَدْتَ فيهِ لِوَلِيِّكَ الْعَهْدَ فى اَعْناقِ
خَلْقِكَ، وَاكَْمَلْتَ لَهُمُ الّدينَ مِنَ الْعارِفينَ بِحُرْمَتِهِ، وَالْمُقِرّينَ بِفَضْلِهِ مِنْ عُتَقآئِكَ وَطُلَقائِكَ مِنَ النّارِ، وَلا تُشْمِتْ
بى حاسِدىِ النِّعَمِ، اَللّهُمَّ فَكَما جَعَلْتَهُ عيدَكَ الاكْْبَرَ، وَسَمَّيْتَهُ فِى السَّمآءِ يَوْمَ الْعَهْدِ الْمَعْهُودِ، وَفِى الاْرْضِ
يَوْمَ الْميثاقِ الْمَاْخُوذِ وَالجَمْعِ المَسْؤولِ صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد، وَاَقْرِرْ بِهِ عُيُونَنا، وَاجْمَعْ بِهِ شَمْلَنا، وَلا
تُضِلَّنا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنا، وَاجْعَلْنا لاَِنْعُمِكَ مِنَ الشّاكِرينَ يا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ، الْحَمْدُ للهِ الَّذى عَرَّفَنا فَضْلَ هذَا
الْيَوْمِ، وَبَصَّرَنا حُرْمَتَهُ، وَكَرَّمَنا بِهِ، وَشَرَّفَنا بِمَعْرِفَتِهِ، وَهَدانا بِنُورِهِ، يا رَسُولَ اللهِ يا اَميرِ الْمُؤْمِنينَ عَلَيْكُما وَعَلى
عِتْرَتِكُما وَعَلى مُحِبِّيكُما مِنّى اَفْضَلُ السَّلامِ ما بَقِىَ اللّيْلُ وَالنَّهارُ، وَبِكُما اَتَوَجَّهُ اِلىَ اللهِ رَبّى وَرَبِّكُما فى نَجاحِ
طَلِبَتى، وَقَضآءِ

7. Mengucap ucapan-ucapan selamat kepada sesama mukminin pada para Imam makshum as:


اَلْحَمْدُ للهِ الّذى جَعَلَنا مِنَ الْمُتَمَسِّكينَ بِوِلايَةِ اَميرِ الْمُؤْمِنينَ وَالاَئِمَّةِ عَلَيْهِمُ السَّلامُ

Atau: 

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذى اكَْرَمَنا بِهذَا الْيَوْمِ وَجَعَلَنا مِنَ الْمُوفنَ، بِعَهْدِهِ اِلَيْنا وَميثاقِهِ الّذى واثَقَنا بِهِ مِنْ وِلايَةِ وُلاةِ اَمْرِهِ

وَالْقَوّامِ بِقِسْطِهِ، وَلَمْ يَجْعَلْنا مِنَ الْجاحِدينَ وَالْمُكَذِّبينَ بِيَوْمِ الدِّينَ

8. Mengucap dzikir berikut ini sebanyak 100 x: 


اَلْحَمْدُ للهِ الّذى جَعَلَ كَمالَ دينِهِ وَتَمامَ نِعْمَتِهِ بِوِلايَةِ اَميرِ الْمُؤمِنينَ عَلىِّ بْنِ اَبى طالِب عَلَيْهِ السَّلامُ

Tambahan Keterangan:

Amalan-amalan di atas itu adalah sunnah hukumnya. Dan bisa dikerjakan sebagiannya saja.

Siti Handayatini: Thanks so much! Noted! Be blessed... 

Anandito Birowo: Terima kasih ustad penjelasannya.. 

Sinar Agama: Ok, sama-sama, wassalam. 

Zainal Syam Arifin: Salam. Mengingat masih terdapatnya perbedaan - perbedaan dalam menentukan waktu/penanggalan kalender islam, kalau menurut pak ustadz sendiri tanggal 18 Dzulhijjah itu jatuh pada hari senin (14/11) ataukah selasa (15/11)? Syukron jazakallaah. 

Sinar Agama: Mas Zainal: Apa kabar? Semoga selalu dalam lindunganNya, sudah lama tidak menyapaku? he he emangnya siapa aku tak iyye? he he gurau nih biar kuawali dengan sedikit gurau hari ini, semoga kita semua selalu dalam ampunan, inayah dan hidayahNya, amin. Sebagaimana diketahui bahwa harus pakai ru’yat. Tapi kalau sekedar meraba-raba, maka mungkin Indonesia itu seufuk dengan Saudi, karena segaris lurus (barat-timur). Karena perbedaan melihat bulan itu kan kalau beda garis lintangnya (utara-selatan). Jadi, mengikut pada Saudi saja kalau mereka pakai rukyat. Tapi ingat, semua ini adalah rabaan. Dan saya berani merabanya, karena urusannya sunnah saja. Kalau Ramadhan, maka diru’yat sendiri, atau merujuk ke ahli perbintangan yang jujur dan menanyakan apakah memang seufuk dengan Saudi. Apapun itu, seufuk atau tidak, maka ukurannya tetap adalah ru’yat. Memang, kalau kita di Saudi, hukumnya dibolehkan mengikuti apapun keputusan pemerintah di sana. 

Muhammad Nawawi: Sepertinya Indonesia tidak seufuk dengan Arab Saudi karena perbedaan garis lintang. 

Sinar Agama: MN: Iakah? Bukankah Indonesia dan Saudi sama-sama di garis katulistiwa dimana menunjukkan bahwa titik lingtangnya adalah sama? 

Muhammad Nawawi: Maaf Ustad, maksud saya, berbeda garis bujur (bukan garis lintang). Begini ustad, Bumi itu berputar pada poros Utara-Selatan, dan bergerak dari Barat ke Timur. Oleh karena itu perbedaan waktu antara satu tempat dengan tempat lain di Bumi ini dilihat dari garis bujurnya. Tempat-tempat (daerah-daerah) dengan garis bujur yang sama maka waktunya juga sama. Sedangkan perbedaan garis bujur antara Indonesia dan Arab Saudi adalah sekitar 60 derajat (=5 jam). Indonesia berada di sebelah Timur Arab Saudi. Karena itu Indonesia lebih dahulu melihat Matahari ketimbang Arab Saudi. Afwan kalau saya salah ustad. 

Sinar Agama: Mas Muhammad: Kita sedang bicara bulan, bukan waktu perputaran matahari. Jadi, posisi meru’yat bulan itu akan beda kalau garis lintangnya berbeda. Jadi, ufuk yang kita bicarakan bukan waktu shalat, tapi rukyat bulan. 

Sinar Agama: Oh iya, aneh banget mataku ini, sudah beberapa hari baru sadar kalau penulisan Amalan-amalan ... ditulis dengan Alaman-alaman... opo menneh iki. Afawan banget. 

November 15, 2011 at 7:17pm · Like



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ