Tampilkan postingan dengan label Wahhabi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wahhabi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 28 Februari 2021

Penjelasan Hadits Wahdatul Wujud


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/324613260916810/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 2 Februari 2012 pukul 17:52


Abdul Malik Karim: Coba terangkan satu dalil ucapan imam ahlul bait yang shahih dari kitab- kitab hadits syiah.

Senin, 10 Agustus 2020

Karbala Lebih Afdhal dari Ka’bah ??!!


seri Menjawab Serangan Kitab Syi’ah, oleh Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/254522704592533/ by Sinar Agama (Notes) on Monday, September 26, 2011 at 4:29am


Kitab Syiah: FITNAH SYIAH YANG SANGAT BESAR KEPADA ALLAH SWT BAHWA KARBALA LEBIH SUCI DARI MEKKAH (NAUDZUBILLAH).

Kitab Wasa-el-ush-Shi’ah hal 403 PENGARANG Shaykh Muhammad al-Hassan al-Hurul Amaly. Itu diceritakan pada Muhammad bin Jaffar Al-Razaz, atas nama Muhammad Bin Hassan ... .. (rantai perawi yang sangat panjang) ...

Sabtu, 30 Mei 2020

Konsep Bid’ah Para Wahhabi


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/236136543097816/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 21 Agustus 2011 pukul 0:05


Sinar Agama: Wahhabi-wahhabi tidak boleh makan ketupat-ied (bukan ketupat umum), karena itu budaya yang bid'ah. Tidak boleh juga ngucapin halal-bi-halal di ied (bukan umum) karena itu bid'ah.

Orang yang anti madzhab seperti wahhabi atau Muhammadiah, tidak boleh masak atau makan ketupat-ied-fitri, karena hal ini seharusnya bid'ah bagi mereka, karena bukan ketupat-umum yang dibuat kapan saja. Jadi ada ikatan antara ketupat dan budaya yang bagi mereka seharusnya bid'ah. Budayanya sudah jelas berselingkuh dengan hukum, yakni halal yang dikatakan oleh kita-kita.

Artinya ketupat, ucapan lebaran, beli baju lebaran, sudah menjadi budaya agama, bukan budaya umum. Dan ini seharusnya jelas bid'ah menurut wahhabi.

Ibnu Zaki: Apa memang bid‘ah boleh kalau makan tanpa harus dikaitkan dengan hukum normatif agama. Ini masuk kategori 'boleh', kecuali kalau masakan mereka jadi sesajen bagi setan piaran kalau, yang bagian lain masalah.

Kamis, 16 Januari 2020

Teori dan Maknawi dari “Mahdawiyah”


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068?view=doc&id=218947241483413 Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 16 Juli 2011 pukul 13:54


Widodo Abu Zaki: Salam, semoga antum dan keluarga dirahmati Allah, mohon agar dijelaskan secara teori dan maknawi dari “Mahdawiyah” apakah mahdawiyah bisa dijadikan isu pemersatu agama bahkan kemanusiaan.

Kamis, 19 Desember 2019

Shalat, Doa Mukminin dan Ampunan Tuhan, Bukan Otomatis Sebagai Pengampun


Seri tanya jawab KinAi RiNan dengan Sinar Agama November 2, 2013 at 4:09 pm


KinAi RiNan mengirim ke Sinar Agama: 17 April 2013

Salam, saya pernah menemui orang berkata “selagi kita ini sudah mengerjakan sholat maka kita sudah bisa di pastikan masuk surga karena kita ini seorang muslim, dan seorang muslim tiap hari di doakan oleh jutaan muslim lainnya, termasuk di doakan agar dosa dosa kita di ampuni, dan tentu doa itu akan di kabulkan karena yang mendoakan lebih dari 40 orang, yang mendoakan 40 orang saja bisa di kabulkan apalagi yang mendoakan jutaan orang tiap hari.

Pertanyaan saya:

1. Bagaimana menurut Ustadz kata-kata orang di atas ?

2. Bagaimana sebenarnya maksud hadist yang mengatakan bahwa setiap doa 40 orang pasti ada salah satu yang di kabulkan? (maaf teks hadits lengkapnya saya tidak tau tapi saya sering mendengar hadits ini saat ceramah-ceramah pengajian Sunni).

3. Sejauh mana doa saudara muslim yang mendoakan kita terutama doa di ampuninya dosa- dosa kita, apakah dosa kita akan habis setelah di doakan atau hanya berkurang aja ? Syukron Ustadz.

Achmadi Al Fauzi dan KinAi RiNan menyukai ini.


Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

Mukaddimah:

1- Sepertinya, saya sudah sering menjelaskan bahwa ajaran Islam itu bukan satu ayat dan bukan pula satu hadits. Tapi ribuan ayat dan ribuan hadits.

2- Ketika Islam itu terdiri dari ajaran yang bersumber dari ribuan ayat dan hadits, sudah tentu ajaran yang akan diambil daripadanya, juga ribuan ajaran dan pelajaran, baik keimanan atau fikih dan hukum.

3- Ketika Islam itu terdiri dari ribuan ajaran akidah dan fikih, maka jelas tidak bisa ditegakkan hanya dengan beberapa ayat-hadits atau beberapa akidah dan fikih.

4- Menjadi Islam itu dari satu dua ayat dan hadits, atau dari satu dua akidah dan fikih, sama dengan membuat gambar manusia dengan hanya melukis telinga dan hidungnya.

5- Wahabi mengapa berwajah mengerikan, karena mereka, di samping membuat agama mereka dari satu dua ayat-hadits itu juga tidak mau mendengarkan dan adu argumentasi dengan pandangan lain serta, ini yang paling berat, memaksakan keyakinannya kepada golongan lain dan menghalalkan segalanya manakala tidak mau menerima akidah mereka. Jadi, kalau wahabi itu digambarkan sebagai singa, maka ia hanyaterdiri dari gigi dan taring saja. Terlebih gigi dan taringnya itu, dibuat dari ajaran Yahudi yang dinisbatkan kepada Islam. Akhirnya, mereka menjadi mengerikan di atas mengerikan. Sekalipun singa kalau lengkap, maka masih bisa dilihat keindahannya dari jauh, sebab bulunya yang indah, bentuknya yang juga gagah dan semacamnya, bisa dinikmati yang memandangnya. Tapi kalau hanya gigi dan taring saja, maka menjadi mengerikan secara luar biasa. Mereka itu, persis berada di arah yang berlawanan dengan Islam itu sendiri. Jadi, kalau Islam itu nur di atas nur, maka mereka adalah kesesatan di atas kesesatan. Kalau Islam itu murni dan asli, maka mereka itu adalah bid’ah di atas bid’ah.

6- Bayangin, wahabi, dengan satu hadits bid’ah, semua jadi bid’ah dan semua kebenaran lainnya pun sudah tidak berharga lagi hingga semuanya wajib masuk neraka dan dibunuh. Karena hadits bid’ah adalah semua bid’ah itu dhalaalah/sesat dan setiap sesat, tempatnya di neraka. Jadi, mau bertauhid, mau shalat dan puasa, mau haji, mau apa saja, pokoknya harus masuk neraka karena melakukan bid’ah.

Kan jadi kacau. Terlebih lagi mereka sama sekali tidak mengerti maksud bid’ah itu. Mereka mengartikan bid’ah itu adalah semua tambahan. Yang lebih mengenaskan sebenarnya bukan dedengkot wahabinya. Karena kalau dedengkotnya itu hanya dan hanya mencari jalan supaya bisa membantai muslimin dan menguasainya dengan nama Islam. Karena itu, bagi mereka kerajaan, sekolah, foto, cium tangan, menyembah, sungkem, tarian-tarian, pelacuran, tidak hijab, diskotik, sebagaimana yang kita lihat di kerajaan-kerajaan mereka, dengan rileks dan senang hati melakukannya. Tapi yang dibodoh-bodohi, yaitu muslimin dunia yang lugu, yang mau dipentungi di Ka’bah karena mencium ka’bah tapi tidak mengapa cium hajar aswad dan seterusnya apalagi yang keblinger dengan bantuan uangnya yang ia ambil dari hasil penjajahannya (menjajah Sunni di semenanjung jazirah Arab termasuk Makkah dan Madinah dengan mengorbankan ribuan Sunni yang digorok seperti binatang di alun-alun kota dan lapangan terbuka), maka mereka dipaksa ekstrim untuk menjaga nilai-nilai yang mereka gariskan, seperti membid’ah ini dan itu, seperti gambar, dan seterusnya.


Jawaban Soal:

1- Semua yang ditulis atas itu, yakni wahabi, diambil dari sisi ajaran Islam yang melarang bid’ah. Nah, begitu pula dengan apa yang antum tanyakan. Yakni sisi dan dimensi yang lain dari ajaran Islam ini. Yaitu dari sisi pengampunan karena didoakan muslimin.

Artinya, kalau hanya ini yang diambil dari Islam, maka sudah tentu akan menghasilkan wajah yang aneh pula. Memang boleh mengharap, tapi tidak boleh meninggalkan ayat-ayat dan hadits-hadits yang lain. Wahabi juga boleh bergaya mau taqwa dan ingin membersihkan diri dari bid’ah, tapi: Pertama harus dipahami dulu apa arti bid’ah itu. Ke dua, jangan meninggalkan ayat-ayat dan riwayat-riwayat yang lain.

Jadi, kalau gambaran wahabi dari singa itu adalah hanya gigi dan taringnya, maka gambaran pengampunan ini sama dengan melukis buaya yang hanya air matanya saja. Yakni tanpa mata, hidung, kepala dan bagian-bagian tubuh lainnya. Akhirnya, akan menjadi lucu kalau melukis air mata lalu mengatakan kepada orang bahwa gambar itu adalah buaya. Persis seperti wahabi-wahabi itu. Dengan demikian, maka tidak benar kalau ajaran Islam mengatakan bahwa yang penting shalat lalu mau berbuat dosa apa saja, maka tetap akan masuk surga. Sisi ketidakbenarannya banyak, diantaranya:

a- Anggap sudah benar, sekali lagi anggap sudah benar, bahwa yang penting shalat. Tapi shalat ini adalah yang shalat menurut Tuhan, bukan shalat menurut kita. Shalat menurut Tuhan adalah yang sesuai dengan QS: 29: 45:
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan maksiat dan mungkar/batil.”

Karena itu, kalaulah yang penting itu shalat, maka shalat yang menepis semua dosa dan kebatilan. Karena itu, lalu bagaimana orang yang shalat itu masih melakukan dosa. Itulah mengapa di Syi’ah, orang yang masih melakukan dosa tidak bisa jadi imam shalat. Karena shalatnya berarti belum benar secara lahir dan batin. Karena kalau benar, sudah pasti dijamin Tuhan bahwa ia tidak akan melakukan segala macam kebatilan dan dosa apapun. Minimal, secara sengaja. Karena itu kalau tidak sengaja, tidak dosa dan tetap tidak mengganggu lahir batin shalatnya.

Jadi, yang shalatnya sudah benar, pasti tidak akan melakukan dosa, alias kesalahan yang disengaja atau membiarkannya setelah tahu. Karena itu, ia pasti tidak akan berdosa dalam urusan-urusan dirinya, keluarganya, sosialnya, organisasinya, pertemanannya, budayanya, politiknya, ekonominya, berjihadnya, bertablighnya, mengajarnya, belajarnya, berdagangnya, pengajiannya, peringatan syi’ar-syi’ar Islamnya seperti mauludatau kesyahi- dan, menolong yang tertindasnya seperti Sampang, facebookannya, dan seterusnya.

Karena itulah, Islam mengatakan bahwa kita tidak boleh melihat hanya wajah dan bentuk- nya, tapi harus melihat nilai-nilai dasarnya dan kebenaran gamblangnya. Jadi, tidak perlu yang menjadi ustadz merasa lebih dari yang lain selain hanya dan hanya informasinya saja (karena muridnya bisa sangat lebih tinggi ketaqwaan dan derajatnya dari gurunya yang apalagi mengajar demi uang dan lain-lainnya sekalipun uang ini tentu halal kalau bukan ngajar fikih, tapi pahala mengajarnya akan hilang). Begitu pula, yang menjadi murid, jangan merasa lebih rendah dari gurunya kecuali hanya dan hanya dalam informasi dan ilmunya saja (tentu tidak boleh juga menyombongkan diri dan merendahkan gurunya. Maksud saya tidak perlu minder dan merasa pasti di bawah gurunya dari ketaqwaan) kecuali kalau baginya memang si guru itu orang yang ketatpada dirinya sendiri dalam ketaqwaan (lembut membenahi kesalahan orang lain tapi menampar pipinya sendiri dalam membenahi kesalahan dirinya sendiri). Dan kalau mendapatkan guru yang seperti itu maka junjunglah dia dan agungkan serta jadikan wasilah tawassul pada Allah, untukilmu dan ketaqwaan.

By the way, wajah yang dalam arti luas ini, sama sekali bukan penentu ketinggian derajat disisiNya. Seperti, tampan-tidaknya, cantik-tidaknya, guru-tidaknya, ustadz-tidaknya, alim-tidaknya, murid-tidaknya, partai-tidaknya, kaya-miskinnya, penulis-tidaknya, tokoh- tidaknya, hujjatul islam-tidaknya, ayatullah-tidaknya, orang tua-anaknya, darah biru- merahnya, dan seterusnya.

Memang, dalam tatanan sosial, semua memiliki hak dan kewajibannya. Tapi semua ini, hanya aturan ketaqwaan dalam sosial bagi setiap unsur-unsurnya, bukan peninggian secara otomatis bagi yang berhak ke atas yang harus memberikan haknya. Misalnya, orang tua yang harus ditaati dalam arti tidak boleh disakiti oleh anaknya, bukan berarti si orang tua itu langsung lebih tinggi dari anaknya. Jadi, bisa saja anaknya ahli surga dan kedua orang tuanya kekal di neraka. Begitu pula dengan hak-hak lainnya dalam sosial. Yakni antara yang diberi hak oleh Allah dengan yangdiwajibkan memberikan haknya oleh Allah.

b- Dalam hadits-hadits yang tidak bisa diragukan kebenarannya dikatakan bahwa:

“Kalau shalat seseorang sudah diterima, maka amal-amal lainnya akan diterima. Dan kalau shalatnya tidak diterima, maka ditolak pula amal-amal lainnya.”

Kalau hadits ini didekatkan dengan ayat di atas, maka maknanya akan menjadi jelas. Yaitu karena amal-amal baik seseorang yang shalatnya belum benar, maka bisa dipastikan ada errornya, mungkin dari sisi fikihnya, mungkin dari sisi niatnya, mungkin dari sisi ikhlashnya, mungkin dari sisi tidak ilmiahnya, mungkin dari sisi dalilnya, dan seterusnya.

2- Tentang pengampunan itu, sudah tentu Pengampunan Tuhan itu jauh lebih luas dari semuanya termasuk doa-doa semua muslimin dan bahkan Malaikat as, para Nabi as dan para Washi/ Imam as.

Kalau hanya dengan ayat dan hadits yang mengajarkan pengampunan, lalu meninggalkan yang lainnya, maka tidak beda dengan cara keimanan wahabi yang sudah pasti mencelakakan dan tidak akan pernah menyisakan apapun kecuali kefatalan dan ketidakseimbangan. Ringkasnya, tidak akan pernah menjadi Islam yang kaaffah/lengkap.

Karena itu, kita harus membaca ayat-ayat dan hadits-hadits lainnya, seperti yang sudah diterangkan di jawaban pertama itu.

Di samping itu, juga kita berusaha dengan tambahan-tambahan lainnya. Yaitu yang membuat potensi pada kita untuk menerima ampunanNya itu. Karena AmpunanNya itu, tidak pernah berhenti seperti Kasih dan SayangNya. Yang menjadi masalah adalah apakah kita punya potensi untuk menerimanya atau tidak. Kalau punya, maka kita akan terampuni dan terkasihi serta tersayangi. Tapi kalau tidak, maka akan menjadi sebaliknya.

Begitu pula dengan doa-doa mukminin. Memang, seperti dalam kesaksian dari orang yang meninggal dimana kalau disaksikan baik oleh 40 orang, maka akan diampuni Tuhan, merupakan rahmat dan berkah dari Tuhan yang tidak langsung, karena melalui mukminin. Akan tetapi, ia tetap tidak melampaui keluasan dan ketinggian ampunan dan kasihNya. Karena itu, tetap memerlukan kepada potensi untuk menangkap doa-doa muslimin itu.

Salah satu contoh. Muslimin memohonkan doa untuk kita yang melakukan dosa. Artinya, mereka sedih dengan dosa kita dan mendoakan pengampunan itu. Akan tetapi, kita yang didoakan, tidak merasa sedih dan karenanya mengulangi terus menerus. Kan berarti, dari psikologi keduanya itu sangat berbeda? Yang satu mendoakan karena kesedihan melihat saudara mukminnya melakukan dosa, tapi saudara mukminnya ini sama sekali tidak merasa dosa dan bahkan terus menerus melakukan dosanya tanpa taubat dan, lebih parah lagi, meyakini kepengampunan itu walau dengan dosa-dosa yang dengan sengaja diulang- ulangnya itu. Dua hal ini, jelas tidak bersenyawa dan, karenanya, sangat mungkin tidak akan saling menyapa di alam makna, apalagi mau melindungi yang lainnya.

Tapi karena dari satu sisi terlalu banyak dimensi keTuhanan yang mesti dibahas (bukan dimensi Tuhan, tapi dimensi pembahasan makrifatNya), dan terlalu banyak jalan rumit yang mesti dibahas juga, maka kita tidak bisa memastikan seratus persen pembahasan mengenainya (ampunan danjalan-jalannya secara nyata per-cm atau bahkan permili meternya). Karena itu, kita mesti terus meminta ampun untuk diri kita dan mukminin lainnya, sambil terus berusaha sekuat tenaga untuk tidak melakukan dosa.

Karena itu Islam selalu juga mengajarkan tentang penjagaan diri dari dua perasaan dan keyaki- nan, yaitu antara keyakinan akan keselamatan dan pengkabulanNya dan antara ketakutan atas neraka dan penolakanNya (murkaNya). Ini yang dikenal dengan: “Antara takut dan harap”, atau “Maa baina al-khaufi wa al-rajaa-i”.


Penutup:

Tidak ada yang lebih ekstrim tentang ayat pengampunan Tuhan dari ayat berikut ini, Allah dalam QS: 4: 48:
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik terhadapNya dan mengampuni dosa-dosa lainnya bagi yang dikehendakiNya.”

Perlu diketahui bahwa pengampunan ini bukan karena taubat. Karena kalau dengan taubat, maka dosa syirik pun pasti diampuni. Jadi, pengampunan ini adalah pengampunan fadhilah dan luthf, atau keUtamaan dan keLembutan Tuhan, atau Maha Kasih dan SayangNya.

Tapi apakah kita boleh menghambur dosa baik besar atau kecil, karena ayat ini? Jelas tidak bisa. Karena Allah mengatakan “...bagi yang dikehendakiNya”. Nah, kalau demikian halnya, lalu dari mana kita meyakini bahwa yang dikehendakiNya itu termasuk diri kita? Karena itu, kita tidak bisa terlena dengan ayat ini.

Lagi pula, Tuhan dengan ratusan ayatNya menjelaskan bahwa Ia akan memasukkan ke neraka siapa-siapa yang tidak menaatiNya. Karena itu, kita tidak memiliki jalan selamat kecuali berusaha sekuat tenaga untuk taqwa hingga tidak melakukan dosa apapun dan tidak meninggalkan kewajiban apapun. Tapi kalau kita sesekali jatuh dalam dosa, maka kita tidak boleh putus asa karena ada janji pengampunan itu. Jadi, terus berusaha taqwa sesempurna mungkin sambil terus memohon ampunanNya, merupakan jalan Islam yang diajarkan dan sempurna hingga tidak hanya tinggal gigi dan taringnya saja (bagi gambar harimau), atau tinggal buntutnya saja (seperti para pelugu yang mungkin termasuk kita-kita, na’udzubillah).

Jalan Satu-satunya:

Karena itu, tidak ada jalan lain kecuali berusaha taqwa secara profesional, yaitu dengan ilmu yang argumentatif gamblang, baik dalam akidah atau fikih dan, berusaha mengamalkannya secara ikhlash.

Semoga kita semua bisa menggunakan sisa-sisa umur kita ini, untuk ketaqwaan yang hakiki itu dan, semoga Tuhan membantu kita dan menerima kita semuanya, amin. Wassalam.


KinAi RiNan : Amin. Bihaqqi Muhammad wa aali Muhammad, syukron jawaban panjang lebarnya dan sudah jelas bagi saya tentang pertanyaan saya di atas.

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Selasa, 10 Desember 2019

Reiki Dalam Tatapan Hakikat atau Filsafat dan Hukum Syariat


Seri tanya jawab Karim Kardi dengan Sinar Agama October 25, 2013 at 3:50 pm


Karim Kardi mengirim ke Sinar Agama: (12-4-2013) Salam..ustadz mau nanya, bagaimana pandangan/ hukumnya belajar reiki tummo menurut AB? Termasuk di dalamnya adalah teknik membuka hati agar semakin merasakan keagungan kasih Tuhan dan teknik penyembuhan penyakit sendiri melalui energi reiki, ilmu ini bisa diikuti oleh semua agama. Apakah kenikmatan hati ketika meditasi itu salah atau bagaimana tadz? ? Mohon pencerahannya. Jazakumullah.


Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya:

1- Secara global yang kita tahu tentang reiki ini adalah pengobatan yang memakai kekuatan ruhani yang diistilahkan juga dengan energi yang penyalurannya lewat tangan.

2- Penemu pengobatan ini adalah Mikao Usui, seorang pendeta Budha dari Jepang pada tahun 1922.

3- Ia menemukan hal tersebut setelah melakukan puasa tiga minggu di sebuah gunung.

4- Secara ilmiah, sampai sekarang belum terbukti adanya energi yang dipindahkan dari alam ke orang sakit melalu dokter atau tabib penyalur reiki ini.

5- Islam biasanya hanya menerima dari agama lain, apa-apa yang bersifat teknologi sekalipun dari orang kafir hingga karena itu Nabi saww bersabda :

“Tuntutlah ilmu walau ke negeri China”.

Tentu saja hadits ini akan dibrangkaskan wahabi karena jangankan teknologi tinggi, sepeda pancal/engkol saja dihukumi sebagai kendaraan syethan. Tapi tentu saja, selain senjata. Karena bagi mereka, senjata dari kafir itu wajib mereka miliki untuk melakukan pembunuhan dan teror bagi semua rakyat yang musyrik supaya mereka (wahabi) bisa kawin bersanding dengan bidadari di Surga.

6- Untuk ajaran yang berbau batin dan kejiwaan serta ruh, maka Islam sudah memiliki ajarannya sendiri yang mengajarkan sesuai dengan tujuanhidup manusia yang, sudah tentu membawa kepada keAgungan dan ketaatan pada Tuhan.

7- Islam terlalu tinggi ajaran ruhaniahnya. Hingga jabaran filsafat tentang apapun yang diajarkan Islam tentang hal-hal yang berhubungan dengan keruhaniahan manusia, sebegitu luasnya ditulis dan, yang belum diketahuinyapun masih jauh lebih banyak dari yang diketahuinya.

8- Saya sudah sering menjelaskan bahwa meningkatkan ruhaniah ruh atau jiwa manusia ini, bisa dengan berbagai cara. Bisa dengan cara taatpada Agama dan bisa dengan cara-cara lain yang membatasi aktifitas ruh kepada hal-hal badani dan materi. Karena itu, konsepnya: “Semakin kurang hubungan, kesukaan dan keterikatan ruhani pada badani dan materi, maka akan semakin kuat pula keruhaniahannya.”

9- Karena itu, saya sering membagi kekuatan batin ini menjadi dua: Kesaktian dan Karamah. Kesaktian adalah kekuatan batin yang didapat dengan dicari dan diusahakan, baik dengan cara yang Islami yang sudah benar seperti shalat dan puasa, atau dengan cara-cara seperti bertapa dan apapun juga yang intinya dapat mengurangi aktifitas ruh dengan badan.

Sedang Karamah adalah kekuatan batin yang didapat tanpa diupayakan, tanpa diminta dan juga tidak pernah dipakai kecuali memang ada benar-benar ilham dari Allah.

10- Kekuatan batin selain yang karamah itu, akan sirna setelah mati. Karena niatnya memang untuk mendapatkan kekuatan tersebut, baik dengan cara halal atau haram, yakni dengan cara Islami atau tidak Islami. Jadi, ketika semua ibadah Islaminya, atau semedi Budhisnya, dilakukan dengan niat untuk mendapatkan kekuatan itu di dunia ini, maka sudah tentu di kuburan dan akhirat, tidak akan kebagian. Karena setiap amalitu tergantung niatnya (innama al-a’maalu bi al-niyyah). Kalau dengan mati saja sudah sirna, maka tentu saja di kuburan dan akhirat, ia tidak akan pernah ada.

Beda dengan Karamah yang didapat karena semata-mata karunia Allah untuk memanjakan hambaNya dengan karuniaNya. Hamba ini, tidakakan pernah melirik karamahnya itu kecuali hanya kepada pemberinya. Seperti kalau kita dikasih bunga oleh kekasih, maka kita senang menerima bunganya itu tapi karena pengetahuan kita atas perhatian yang kita cinta itu. Jadi, bunga itu layu atau tidak, tidak menjadi perhatiannya sama sekali secara substansi.

Memang, bisa saja bunga itu dirawat, tapi semata-mata karena mengenang dan menghormati yang dicintainya itu. Begitu pula dengan karamah ini. Ia tidak akan pernah memakainya di depan masyarakat karena Allah tidak menganjurkannya dan, sudah tentu karamah itu hanya dijadikannya semacam sapu tangan kenangan dari Sang Yang Kuasa itu.

11- Dilihat dari filsafat dan hakikatnya, ruh dapat dikuatkan dengan cara apapun, baik Islami dan tidak Islami seperti reiki ini.

12- Dilihat dari boleh tidaknya, perlu kepada penelitian benar dan tidaknya dari kaca mata lahiriahnya. Dan karena reiki ini mengajarkan teori energi seperti Yoga yang ada pada manusia dan alam, maka apa yang dimaksudkannya. Kalau energi ini maksudnya daya panas, maka semua orang dan bahkan agama, dapat menerimanya. Tapi kalau lebih dari itu dimana hal tersebut dapat dirasakan dari pelajaran Yoga atau Reiki ini, maka hal itu jelas tidak bisa diterima. Yang dapat kita pahami dari dua ajaran energi ini, salah satunya, adalah pengambilan energi alam yang disalurkan melalui olah batin baik untuk kepentingan diri sendiri atau untuk menolong orang lain.

Hal seperti di atas ini, tidak bisa diterima akal karena memang tidak ada pembuktiannya sama sekali. Karena itu, syariat juga tidak akanpernah bisa meloloskannya sebagai ilmu dan yang benar dan, karenanya harus dihindari.

13- Mungkin ada yang bertanya:

“Kalau ia tidak benar, lalu mengapa bisa benar-benar mengeluarkan kekuatan diri atau penyembuhan?”

Jawabnya: Hal itu bukan dari energi yang diyakininya, baik energi diri atau alam. Akan tetapi ia merupakan kekuatan ruh itu sendiri.

Saya sudah sering menjelaskan dimana ulangannya di atas itu bahwa kapan saja ruh yang non materi itu dikurangi hubungannya dengan hal-hal badani dan materi seperti makan dan minum, maka ia akan lebih kuat dari sebelumnya. Persis seperti olah raga yang mengolah raga, maka olah batin juga mengolah dan menguatkan batin. Dan penguatan batin, adalah dengan mengurangi hubungannya dengan lahir/badani/materi.

14- Kalau kita menggunakan tenaga ruh tadi dan tidak memakai reiki atau yoga, tapi memakai cara-cara Islami, seperti puasa, shalat, dzikir, dan lain-lainnya, apakah boleh? Jawabannya adalah boleh. Tapi selama tidak masuk ke dalam sihir. Yaitu pemfokusan pada obyek manusia/seseorang untuk mempengaruhi jiwa/ruh atau badannya. Tapi ingat, ini yang saya sering sebut dengan karamat yang dicari yang,sudah tentu saja tidak akan bisa dibawa mati dan, apalagi ke akhirat.

15- Apakah Islam menentang ketenangan hati yang diajarkan dalam reiki atau semedi yoga itu? Jawabannya jelas Islam justru yang sangat menekankan ketenangan batin. Tapi ketenangan batin untuk mendapat kehidupan abadi, yaitu akhirat, bukan ketenangan sekedar untuk mendapatkan kekuatan batin dan kesehatan.

16- Atau apakah Islam menentang kesehatan? Jawabannya sudah tentu tidak menentang kesehatan. Tapi kesehatan yang tidak dijadikan tujuan dan niat dalam kehidupan. Kalau kesehatan tersebut dijadikan segala-galanya dan idola dalam perbuatannya, yakni diniatkannya, maka Islam sangat-sangat tidak menganjurkannya sama sekali walau, mungkin membolehkannya seperti orang yang olah raga hanya untuk sehat badani, bukan untuk taat padaNya.

17- Apakah ketenangan abadi itu tidak bisa dicapai dengan reiki dan yoga itu? Jawabannya tidak bisa karena niatnya untuk tenang dan sehat di dunia ini. Bukan seperti puasa, shalat ..dan seterusnya...yang untuk akhirat dan keridhaanNya sekalipun berefek sehat kepada badan di dunia ini.

Jadi, melakukan sesuatu untuk dunia tidak akan mendapatkan bagian akhirat, tapi melakukan kepentingan akhirat, sudah tentu akanmendapatkan kebaikan dunia juga. Tapi kalau hikmah dunianya ini yang dicarinya dan diniatkannya, maka di akhirat juga tidak akan mendapatkan hikmah atau barakahnya.

18- Lagi pula, kalau memang untuk kepentingan akhirat, lalu mengapa tidak memakai sistem dan ajaran yang diajarkan oleh pemilik dunia-akhirat itu sendiri?

Kesimpulan:

Dengan semua uraian di atas itu dapat dikatakan:

“Memakai cara manusia yang tidak ketahuan juntrungan batinnya itu, dan meninggalkan ajaran yang diajarkan kanjeng Nabi saww yang merupakan wakil Tuhan Pemilik Dunia-akhirat itu, maka jelas tidak bisa dikatakan sebagai pencari kebaikan, ketenangan dan kesehatan akhirat.”

Karim Kardi: Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa Ali Muhammad....lengkap dan jelas Tadz..... oya tadz.. bagaimana kalo dengan reiki ini membuat sholat dan do’a lebih: khusuk dan dzikir lebih nikmat? Apakah ini hanya tipuan syetan ? Afwan kembali tanya untuk lebih meyakinkan hati.

Mohon do’a antum agar kami yang awam ini tidak terpisah dari jalan Rosul dan Makshumin.Saaw.

Sinar Agama:

Tambahan:

Kemarin memang mau ditulis tentang ketenangan yang dicapai dengan cara-cara seperti mendengar musik, yoga, fokus pikiran alias tapa atau penenangan jiwa seperti reiki ini. Yaitu:

Penentu terhadap hakiki atau tidaknya sesuatu yang terjadi pada jiwa/ruh kita, adalah sesuai akal atau tidaknya. Yakni sesuai dengan kebenaran hakiki atau tidak alias sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya atau tidak. Dan kebenaran hakiki itu, adalah kebenaran yang tersusun rapi dalam silsilah sebab akibat terutama “Sebab Tujuannya”. Seperti tujuan penciptaan alam ini untuk apa, tujuan penciptaan manusia itu untuk apa.

Sedang dari sisi akal-nya, yang dimaksudkan adalah akal-gamblang atau akal-argumentatif- gamblang.

Di lain pihak, akal-gamblang sendiri mengatakan bahwa banyak sekali kerincian-kerincian yang tidak dapat dijangkau untuk dimengerti dengan akal demi mencapai “ sebab tujuan” itu. Karena itu, akal-gamblang ini sendiri, dengan akal-gamblangnya mengatakan, bahwa manusia ini memerlukan agama yang membimbingnya pada kerincian-kerincian itu agar dapat mencapai “sebab -tujuan” tersebut.

Akan tetapi, tidak sedikit juga, terkhusus dalam garis-garis globalnya kehidupan dan semesta, akal-gamblang dapat mengerti dengan argumentasi gamblang, hakikat-hakikat kebenaran yang bisa dijadikan untuk mencapai “sebab-tujuan” itu. Seperti mengerti dengan argumentatif gamblang/mudah, bahwa alam ini ada penciptanya. Penciptanya semestinya tidak terbatas. Penciptanya pasti sumber segala kebaikan hingga sangat kontras kalau penciptaan ini tidak ada tujuannya. Tujuan hidup yang tidak abadi ini, sudah pasti kebaikan abadi. Kebaikan abadi itu harus ditempuh dalam program terpadu seindah paduan susunan alam semesta ini. Akan tidak dapat mencapai kerincian-kerincian terpadu itu hinggakarena itu akal sendiri mengatakan bahwa akal ini memerlukan agama yang membimbingnya mengerti yang rinci dan terpadu itu sebelum kemudian menjalaninya (seperti shalat dengan cara-caranya, puasa dan cara-caranya, haji dan cara-caranya, menolong orang dan cara-caranya, berbuat baik dengan cara-caranya, berakhlak mulia dengan cara-caranya yang disebut fikih,......dan seterusnya).

Dengan semua penambahan keterangan di atas ini, dapat disimpulkan bahwa:

  • a- Apapun yang bersifat tidak memiliki tujuan abadi (seperti akhirat), maka ia bagian dari dunia ini dan, karena itu, umurnya tidak akan melebihi hitungan hari saja. Dan yang bersifat dunia ini, sudah pasti bukan tujuan dari hidup akal dan manusia serta alam semesta ini sendiri.
  • b- Apapun yang tidak bersifat argumentatif gamblang, maka ia tidak akan pernah dapat dijadikan alat menguak hakikat alam ini yang, termasuk tujuannya atau sebab-tujuannya itu. Karena itu, yang tidak benar, tidak akan pernah mengantar mencapai hakikat tujuan penciptaan itu walau, mungkin memberikan efek secara cepat di dunia ini, seperti ketenangan, kesabaran dan kecerdasan. Efek-efek itu, tidak lebih dari kenyangnyaorang sehabis makan dan hilangnya dahaga orang yang habis meminum air. Artinya, sesuatu efek yang tidak mengantarkan seseorang kepada keabadian yang terangkum dalam “sebab-tujuan” itu.
  • c- Ketenangan, kesabaran dan kecerdasan duniawi itu, yakni yang tidak sesuai dengan akal- gamblang dan agama itu, dikatakan seperti efek-efek yang diberikan langsung oleh makan makanan dan meminum minuman alias sementara. Mengapa? Karena ia sebenarnya bukan ketenangan yang abadi yang dituntut akal dan agama itu. Karena ketenangnanya tidak ditopang oleh kebenaran yang hakiki dan juga tidak disusun dan dirangkum untuk mencapai ketenangan abadi atau ukhrawi itu. Karena itu, maka ia juga sebenarnya, tidak bisa dikatakan kesabaran dan kecerdasan. Karena kalau mau dikatakan ketenangan, kesabaran dan kecerdasan, semestinya, tenang dan sabar serta cerdas dalam mencari kebenaran hakiki yang terangkum juga dalam berbagai susunan cara dan metode untuk pencapaian tujuan hidup abadi itu. Jadi, yang menyimpang dari kebenaran argumentatif dalam menguak hakikat alam semesta dan manusia dan, tidak tersusun dalam metode pencapaian yang abadi itu, maka jelas ia bukankebenaran yang hakiki dan, kalaulah memberi efek, maka ia bersifat sementara dan duniawi semata.
  • d- Sebenarnya, dengan kalimat-kalimat yang disusun di poin-poin di atas itu, terutama poin c, saya bermaksud mengajak antum kepada bahasan yang bisa mencerahkan kebenaran sesuatu tanpa ditakuti dengan penakut-penakut dari agama atau akhirat. Jadi, sebenarnya, setelah memahami segala argumentatif di atas itu, yang diwakili hanya dengan akal itu, karena akal ini juga mengatakan bahwa ia perlu kepada agama, maka dapat dikatakan:

“Apapun yang tidak didukung akal-gamblang dan yang tidak didukung agama yang dipahami dengan akal- gamblang juga, maka ia pasti bersifat dunia dan tidak abadi hingga karenanya, harus diabaikan dan mengganti agenda hidup ini dengan mencari kebenaran-kebenaran hakiki yang dicapai akal gamblang dari alam semesta ini dan, terutama agama yang diturunkan Tuhan Sang Pemilik Hikmah dan Kebenaran itu.”

  • e- Kasarnya, apapun ketenangan dan kekhusyukan serta kecerdasan, yang dicapai tidak diatasdasarkan pada kebenaran akal-gamblang tentang alam dan agama, maka ia adalah fatamorgana yang kemampuannya hanya memberikan kebahagiaan sementara.
  • f- Lebih kasar lagi, ketika sesuatu itu tidak berpijak di atas akal-gamblang tentang hakikat alam yang tersusun rapi termasuk tujuan-tujuannya dan cara-cara pencapaiannya, dan tidak berpijak pada pemahaman akal-gamblang tentang agama yang bersumber dari Yang Maha PandaiTerhadap Hakikat Alam dan Manusia Serta Tujuan-Tujuan Penciptaan Keduanya, maka sudah pasti KHAYALAN BELAKA yang, kemampuannya hanya hiburan sejenak.
  • g- Konsekuensi dari semua itu, maka apapun ketenangan dan kesabaran serta kecerdasan yang dicapai dengan tidak di atas jalan benar dilihat dari susunan alam dan agama yang keduanya dipahami dengan akal-gamblang, berarti bukan ketenangan, bukan kesabaran dan bukan kecerdasan yang, sudah tentu harus diabaikan dan menggantinya dengan pencarian terhadap kebenaran argumentatif gamblang.
  • h- Karena itu, bagi yang sudah mencapai ketenangan, kekhusyukan, kesabaran dan kecerdasan- kecerdasan di atas, yakni yang tidak melalui kebenaran hakiki sesuai akal-gamblang yang dipahaminya dari susunan semesta (yang sudah tentu termasuk susunan alam semesta ini adalahadanya tujuan penciptaan dan adanya cara-cara yang tersusun rapi untuk mencapainya) dan agama, harus dihancurkan lagi karena hanya tipuanfatamorgana. Jadi, jadilah tidak tenang lagi, gelisah lagi, tersiksa lagi, tidak enak makan lagi, gusar lagi, tidak cerdas lagi, ............... dan seterusnya....supaya dapat bangun dari candu khayalannya itu dan dapat mencapai yang sebenarnya. Sebab kalau terlena dengan tenangnya itu, sabarnya itu, cerdasnya itu, khusyuknya itu.............maka pasti akan celaka. Karena begitu umur menjemput dan ruh sudah dapat menataphakikat-hakikat akal-gamblang yang hanya bisa dipahami sewaktu hidup (dimana ia menghindari pencariannya di waktu hidup dan menggantikannya dengan kebenaran tidak hakiki seperti reiki, yoga, musik...dan seterusnya..itu), dimana pemahaman ruh itu sekarang menjadi hakiki karena sudah tidak dihalangi materi badaniahnya, maka kala itu ia akan tahu bahwa tenang, cerdas, sabar dan khusyu’ yang dimilikinya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan akal-gamblang dalam memahami alam dan agama itu, sebenarnya, bukan kesabaran, bukan kecerdasan, bukan ketenangan dan bukan pula (kekhusyukan.
  • i- Tambahan penjelasannya:
    • - Ketika akal dan agama yang dipahami dengan akal gamblang mengatakan dan memerintahkan manusia untuk mencari kebenaran yang hakiki tentang alam yang tersusun rapi dimana termasuk sebab-tujuannya dan cara-cara pencapaiannya yang kalau diringkas menjadi ilmu yang benar tentang alam dan agama, tapi ia tidak menerimanya dan mengambil jalan-jalan pintas seperti reiki, yoga dan musik dan semacamnya, maka ini jelas bukan kesabaran, bukan kecerdasan, bukan ketenangan dan bukan kekhusyukan. Jadi, semuanya itu, sebenarnya hanyalah khayal yang beraneka ragam, kadang berupa kecerdasan, kadang berupa kekhusyukan, kadang berupa kesabaran dan ketenangan. Jadi, HANYA BERKHAYAL CERDAS, KHUSYUK, TENANG DAN SABAR.
    • - Karena itu, jadilah gusar dan tidak sabar serta tidak cerdas dan tidak khusyuk ala khayalannya itu. Semua ini supaya bisa bangkit dan merevolusi diri hingga mendapatkan kebenaran hakiki yang tersusun lengkap itu. Jadi, menjadi gelisah, tidak sabar, tidak khusyuk dan tidak tenang bagi orang-orang yang sudah menjalani khayal-khayal itu, merupakan keharusan. Karena ia sebenarnya kan tidak cerdas, tidak sabar, tidak tenang dan tidak khusyuk???!! Jadi, jadilah kebalikannya supaya ada revolusi diri dan mampu menepis segala tipuan yang menghalanginya mencari kebenaran hakiki yang tersusun rapi sampai pada pemahaman sebab-tujuan dan cara-cara pencapaiannya itu.

Kalau antum dan teman-teman memahami tulisan-tulisan di atas itu, maka ketahuilah bahwa ia dengan ijin Allah, sebenarnya banyak mengandungi jurus-jurus hidup yang menggeliat dengan daya penghancur dan membangunnya. Yakni penghacur terhadap khayalan-khayalan yang telah menelan jutaan atau milyaran korban dan, memberi daya pendorong secara profesional penuh kesadaran, untuk membangun apa-apa yang semestinya dibangun setelah penghancuran itu. Ringkasnya, semoga Tuhan mengampuniku dalam mengatakan nikmatNya ini (dan semoga bukan khayalan nikmat), ia termasuk hiriz-hiriz yang perlu dilestarikan dalam diri. Karena ia, salah satu intisari dari apa-apa yang telahdijabarkan akal-gamblang yang selalu diinayahkanNya kepada para ahli hikmat dan juga, yang telah dijabarkan oleh para nabi as dan washi as yang telah dipahami dengan akal-gamblang.

Ya Allah, syukur padaMu yang telah tidak bosan-bosannya memberikan kesempatan kepada kami semua untuk terus bangkit memperbaiki diri. Semoga pada akhirnya, kami semua dapat memeluki ampunan dan ridhaMu, dengan mensyukuri semua nikmat ilmu ini dengan aplikasi yang sangat tinggi, ketat, santun dan di atas pijakan profesionalisme dan keikhlasan tanpa batas, amin.

Karim Kardi: Allahu akbar walillahil hamdu....Bismillaah ma’as sholawat....semoga Allah memberi yang terbaik bagi ustadz Sinar Agama atas jawaban yang sangat dalam..menyentuh dan membangunkan akal dan membuyarkan tipuan....bi Haqqi Muhammad wa ali Muhammad .... astaghfirullah.

Mata Jiwa: Maaf pak ustadz, no 12 di atas : daya pasas....pasas itu apa ya pak ustad ? saya gak ngerti, mohon arti pasas-nya...

Mata Jiwa: Saya mohon koreksi pak ustadz, sebelum membaca-baca tulisan, agama serasa sangat mudah, tapi setelah banyak membaca, usai membaca menjadi serasa sulit.

Sang Pencinta: MJ : Setahu saya tentang reiki, maksud ustadz itu pasas>panas

Mata Jiwa: oooo...gituuuuu.....dari tadi bingung..kirain istilah apaaa gitu...makasih mas akhi bro...!

Sang Pencinta: Semoga manfaat,

http://www.facebook.com/notes/sang-pencinta/kabah-langit-dan-bumi-dn-pandangan-thp-yoga- dan-energi/494118627304715

Ka’bah Langit dan Bumi dan Pandangan terhadap Yoga dan Energi 
Ka’bah Langit dan Bumi dan Pandangan terhadap Yoga dan Energi 

April 3, 2013 at 8:18am

Bismillaah

Sofyan Hossein:

Assalaamu alaikum wr wb ustadz.. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmatNya kepada ustadz.. amin.. Ingin bertanya : Apakah di Langit juga ada Ka’bah layaknya ka’bah kita di Makkah al Mukarramah??

Sempat membaca artikel bahwa Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut. Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite (tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat. Mohon Pencerahan.. Jazakumullah khairan katsiraan ustadz ^_^

Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya:

1- Di langit itu jelas ada pusat seperti Ka’bah. Karena perintah tawaf di Ka’bah itu justru meniru tawafnya malaikat di ‘Arsy tujuh kali hingga mereka bisa kembali ke maqam aslinya setelah “semacam” memprotes Tuhan dengan halus ketika mau menciptakan khalifah di bumi.

2- Tapi ‘Arsy atau semacamnya itu, sudah tentu bukan materi. Tapi bisa saja memiliki tajalli seperti keabadian Tuhan yang bertajalli dengan lingkaran yang tanpa ujung itu.

3- Hati-hati dengan mafia materialis yang ingin membawa urusan non materi yang diajarkan dalam agama, kepada materi. Salah satu kecurigaan saya terhadap Black Hole itu, juga untuk mematerikan akhiratnya kaum muslimin yang ada dalam Qur'an.

4- Kalau ada grafitasi Ka’bah yang memang merupakan dataran pertama setelah sebelumnya bumi ini berupa air, dimana karenanya menjadi pusat bumi, semua itu adalah materi dan, hanya merupakan tajalli dari alam non materi.

Sufyan Hossein: tentang Ka’bah yang memancarkan gelombang elektromagnetik yang berasal dari energi manusia yang beribadah di sekitar ka’bah. Karena tubuh manusia merupakan kumpulan bio elektron yang selalu berputar-putar di dalam orbitnya di setiap atom-atom penyusun tubuh manusia.. Dengan kumpulan elektron dari tubuh manusia yang thawaf dan beribadah di sekitar ka’bah, ditambah hajar aswad yang mempunyai memiliki daya hantaran elektromagnetik yang sangat tinggi dan berfungsi sebagai konduktor listrik yang baik, mengingat- kan kita pada suatu kaidah yang disebut Kaidah Tangan Kanan.

Kaidah Tangan Kanan mengatakan :

Jika ada sebatang konduktor (logam) dikelilingi oleh listrik yang bergerak berlawanan dengan jarum jam, maka di konduktor itu akan muncul medan gelombang elektromagnetik yang mengara ke atas. Hal ini, dalam Kaidah Tangan Kanan, digambarkan dengan sebuah tangan yang menggenggam empat jari, dengan ibu jari yang tegak ke arah atas. Empat jari yang menggenggam itu digambarkan sebagai arah putaran arus listrik, sedangkan ibu jari itu digambarkan sebagai arah medan elektromagnetik.

Sehingga ketika ada jutaan orang berthawaf mengelilingi Ka’bah, dan ketika seluruh mu’min shalat menghadap ka’bah, seperti ada sebuah arus listrikyang sangat besar berputar-putar berlawanan dengan arah jarum jam mengitari Ka’bah..

Di tengahnya, di Ka’bah khususnya lagi di Hajar Aswad makan terjadi medan elektromagnetik yang mengarah ke atas, sesuai dengan kaidah fisika Tangan Kanan diatas.

Lalu apa fungsi medan elektromagnetik yang mengarah ke atas tersebut, dan apakah medan elektromagnetik tersebut mengarah ke Ka’bah Langit atau Arsy’Nya Allah??

Sinar Agama: Sufyan: Bahasa energi itu berasal dari ajaran Yoga. Saking pandainya para Yogawan itu menerangkan kebenarannya sesuai dengan bahasa modern dan teknologi, maka tidak jarang orang-orang wahabipun banyak ikut tarikat-tarikat bela diri dan pengobatan energi, padahal sebelum kelompok paling nomer satu dalam mengkhurafatkan takhayyul-takhayyul itu (bagi pendapat mereka sebelumnya). Saya punya teman, tokoh Muhammadiah, tapi uwwah, karena kena kibulan energi ini, dia bukan hanya berubah dari prinsip khurafatnya, tapi malah jadi dukun yang bahkan ngobati orang dengan energi itu bahkan sekalipun orangnya jauh dari tempatnya.

Jadi, jangan terpancing kepada ajaran Hindu yang salah satunya ajaran energi yang ada di Yoga itu. Dan jangan terpengaruh pada kibulan para teknolog yang sering mencampur teknologi dan puisi hingga keluar dari teknologi itu sendiri dan keluar pula dari puisi dan agamanya.

Kita diajarkan Tuhan untuk melakukan ibadah hanya dan hanya untukNya. Kita tidak boleh perduli dengan apa-apa yang menyimpangkan kita kepada selainNya, apakah itu kesaktian, karamat atau -dengan bahasa yang mau mematerikan non materi- energi.

Ajaran energi ini sangat kejam mencabik-cabik Islam dari dalam seperti wahabi yang mencabik- cabik agama selama ini. Kalau wahabi dengan penentangannya, tapi kalau ajaran energi ini dengan dukungannya. Para petapa Hindhu pada ketawa terbahak-bahak, karena kaum muslimin hanya tinggal lahiriahnya saja dalam ibadahnya, yaitu menghadap Ka’bah, tapi keyakinannya sudah milik Hindu yang mengajarkan energi. Mereka tertawa, karena muslimin sudah tinggal kepompong saja.

Sinar Agama: Saya juga teringat pada teman china yang jadi muslim. Dengan meyakinkan dia katakan bahwa mustahil shalat jamak seperti yang ada di Syi’ah ini, dapat dibenarkan. Karena energi matahari itu memuncak di kala zhuhur dan mati di waktu ashr. Sayapun, senyum-senyum mendengarkannya tanpa bisa berbuat apa-apa, karena dia dengan keyakinan penuh yang menurut saya, tidak akan ada gunanya menasihatinya alias tidak mungkin bisa terpengaruh sedikitpun. Jadi, syarat amar makruf dan nahi mungkarnya sudah tidak ada lagi alias sudah tidak wajib lagi secara fikihnya.

Teringat juga seorang muslim yang china yang sekalipun sudah Syi’ah, masih saja mengajarkan ajaran energi “im” dan “yang” yang mau ditafsirkan kepada Jalal dan Jamal mirip seperti Tangan Kanan dan Kiri itu.

Walhasil, lama-lama mukjizat para nabi as dan karamat para aulia, berputar-putar di teknologinya barat, materialisnya wahabi dan energinya Hindu.

Boleh saja air dan alam terpengaruh dengan ruh orang shalih, secara materi yang tidak nampak mata yang, barangkali mau dikatakan energi-yoga atau aliran listrik-teknologi atau apa saja, tapi Islam tidak mengajarkan manusia untuk bercikutat di materi walau tidak dapat dilihat mata karena halus dan kecilnya.

Kalau shalat yang ada rukuk dan sujudnya itu menyehatkan badan, kalau puasa itu menyehatkan badan, kalau tawaf dan apa saja ibadah itu mengeluarkan energi atau listrik, kalau Qur'an dan do’a-do’a itu mempengaruhi susunan sel-sel alam, ..............dan seterusnya....semua itu hanya dan hanya materi. Itupun kalau penemuannya itu sudah benar. Artinya, merupakan hikmah-hikmah yang tidak diajarkan dalam agama untuk difokus dan dicitakan dan bahkan untuk dibayangkan sekalipun. Nggak ada ajaran Islam yang menyuruh kita berfikiran sehat manakala sedang rukuk dansujud. Tidak ada ajaran Islam yang mengajarkan bahwa kita boleh berfikir sehat atau diet kala berpuasa. Ini yang sudah jelas benarnya dari sisi hikmat materi dari ibadah yang bertujuan non materi (baik Allah, iman atau surga). Apalagi yang tidak jelas seperti energi hingga didapat ajaran Islamnya yang mengajarkan bahwa kita sedang menumpuk energi manakala shalat di waktu- waktu tertentu dan menghadap ke kiblat atau hajaraswad............................dan seterusnya.

Kalau para nabi as dan aulia as/hf mengajarkan bahwa lebih afdhal untuk tidak mencari selain Allah dan jangan mencari surga, lah ....malah mau cari energi yang hanya dan hanya, bersifat materi dan dunia walau, tidak dapat dilihat mata karena kecilnya (disamping belum tentu benarnya).

Ajaran Yoga ini sudah sampai menjarah daerah tertinggi ajaran Islam yang diistilahkan dengan ilmu Irfan itu. Bayangin, Irfan yang mengajarkan kesyirikan kalau menyukai apapun selain Tuhan sekalipun surga, karamat dan mu’jizat karena semua itu adalah TajalliNya saja dan bukanlah sesuatu yang wujud nyata, lah .....si mas Yoga ini malah mengatakan bahwa Jamal dan Jalal itu adalah “Im” dan “Yang” atau “Yan”. Kalau wahabi hanya pandai mengobrak abrik kuburan, tapi mas Yoga ini sudah mengobrak-abrik makrifatullah dan paling tingginya ajaran Islam.

Kalau wahabi kacau dalam memahami hadits “Jangan jadikan kuburan itu sebagai masjid” dengan mengatakan “tidak boleh ibadah di kuburan”, tapi mas Yoga ini kacau dalam memahami inti dan hakikat seruan Islam yang setidaknya ke surga yang non materi dan apalagi ke yang lebih tinggi yaitu Allah itu sendiri, menjadi materi semuanya yang, disebutnya energi.

Wahabi sengaja tidak mau baca hadits-hadits lain yang mengartikan makna hadits pertama di atas itu, karena memang hobi dan karakternya menjadikan pandangannya itu sebagai agama hingga mengagamakan pandangannya dan tidak memandangkan diri dengan agama, maka mas Yogaini juga seperti itu, yaitu karena hobi dan karakternya kepada kekuatan materi tidak kasat mata yang berada di balik materi kasat mata ini hingga mengenergikan semua ajaran suci Islam yang mesti dibersihkan dari berbagai pamrih dan riya’, dan bahkan menggembar-gemborkan ajarannya yang mengajarkan bahwa ibadah-ibadah itu alat yang dapat menumpuk segala kekuatan energi dimana hal ini adalah keriya’-an dan pamrih yang nyata. Mereka sebegitu canggih dan gencarnya mengajarkan ajarannya itu hanya dengan modal yang sangat sederhana, yaitu mengganti kata- kata lama yang dikenal dengan katakanlah “tenaga dalam”, dengan kata yang lebih trendi dan untuk masa teknologi ini, yaitu “Energi”.

Sebagaimana kita tidak boleh shalat untuk sehat walau shalat itu menyehatkan badan secara pasti dan benar-benar terbukti, maka kalaulah energi ini benar, maka sangat-sangat tidak boleh seseorang memperhatikannya dalam segala ibadah dan dalam kehidupannya. Bahkan, sebagaimana mengajak dan mengajarkan kesehatan dengan melakukan shalat itu sebagai suatu ketabuan akal dan agama, maka begitu juga membahas energi di kehidupan kita ini. Beda kalau orang mau membahas hikmah-hikmah ibadah. Tapi itupun harus dengan yang sudah pasti terbukti benar dan, sudah tentu tidak membuat tarikan kepadanya hingga manusia kehilangan keikhlashannya kepada Allah dan agamaNya. Jadi teringat pada satubintang film wanita Indonesia yang dengan gamblang berkata di media, bahwa dia diet dengan cara berpuasa senin kamis.

Tambahan:

Kalau Nabi saww mengatakan: “Jangan jadikan kuburan itu sebagai masjid (atau mushalla di hadits yang lain)”, maksudnya masjid dan mushalla ini adalah arah sujud, bukan masjid/mushalla yang berarti tempat ibadah sekalipun juga memiliki makna tersebut. Karena itu, beribadah di kuburan tidak masalah sama sekali dan sudah dilakukan sejak di jaman Nabi saww dan setelahnya yaitu, pada jaman shahabat, tabi’iin dan...dan seterusnya sampai sekarang. Hal ini, sangat mudah dipahami karena banyak hadits yang menerangkan maksud hadits di atas itu, seperti sabda Nabi saww berikut ini:

لا تصلُّوا إِلَى الْقبوِر ولا تجلِسوا علَيـها


“Jangan shalat menghadap ke kuburan dan jangan duduk di atasnya.” (shahih Muslim hadits ke: 1614 dan 2295).

Jadi, maksud masjid dan mushalla itu adalah arah shalat sebagaimana para kafir jahiliyyah yang mengarah pada kuburan kalau beribadah, atau seperti yang beribadah mengarah ke salip atau patung Budha misalnya.

By the way Wassalam.

Sinar Agama: Mata: Benar yang dikatakan Pencinta, yakni energi yang diambil dari tenaga atau daya panas, seperti panasnya matahari dan semacamnya.

Sinar Agama: Pencinta, terima kasih bantuan selalunya, semoga diterimaNya, amin. Wassalam.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Senin, 11 November 2019

Rupanya Wahabi Jengkel Juga Dengan Kritikan Kita Pada Buku SMS

6. Rupanya Wahabi Jengkel Juga Dengan Kritikan Kita Pada Buku SMS

https://www.facebook.com/notes/sang-pencinta/rupanya-wahabi-jengkel-juga-dengan- kritikan-kita-pada-buku-sms/788824807834094

Bismillaah

Sinar Agama: Bismillaah: Rupanya Wahabi Jengkel Juga Dengan Kritikan Kita Pada Buku SMS

Tadinya wahabi sudah merasa sukses besar dengan penyebaran buku-buku dan buletin-buletin serta ceramah-ceramahnya. Kesuksesannya itu karena sudah dapat menekan “konon” ormas Syi’ah di Indonesia. Karena bagi wahabi, siapa bisa yang mengalahkan suksesnya menyimpangkan orang Syi’ah dari ajarannya kalau bukan dari orang dalam sendiri dan, apalagi dari ormas dalam sendiri. Mereka sudah berpesta dengan meluncurnya buku SMS itu seraya mensyukuri Tuhan yang dikhayalkan mereka.

Akan tetapi, lagi-lagi mereka geram karena kita ikutan usilan dalam hal ini hingga kesuksesannya itu, yaitu menjauhkan orang Syi’ah dari imamah horisontal, taqlid dan wali faqih mutlak dan pengejekan pada seluruh ulama Syi’ah dan para imam Syi’ah (dengan diolok sebagai penggontok-gontokanlantaran mengajarkan kehorisontalan imamah juga dimana bagi mereka/wahabi, sudah jelas tidak mungkin ada orang Syi’ah menjelekkan ulama dan imamnya sendiri, dan bagi pelakunya -kata wahabi-wahabi ini- sudah bisa dikatakan keluar dari Syi’ah dan inilah kemenangan besar mereka), telah menjadigagal total. Padahal dana untuk penulisan buku penyerangan dan buletin-buletin serta ceramah-ceramah itu, tidak kepalang tanggung banyaknya. Wongdi Malaysia saja buku yang diatasnamakan MUI itu saja dicetak sekitar 2 jutaan. Dan kata mereka “Jutaan kitab kita terbitkan, tidak akan dapat mengalahkan satu kitab SMS ini, tapi dasar si Gelap Agama itu, merusaknya lagi.”

Kita bersyukur kepada Allah swt bahwa telah menggagalkan keberhasilan mereka. Kita tidak perlu ngoyoh. Cukup mengatakan bahwa yang ditulis di SMS itu bukan dari ajaran Syi’ah dan mengajukan dalilnya seperti selama ini. Itu sudah cukup. Siapa yang mau ambil maka ambillah, siapa yang mau menolak maka tolaklah. Yang penting, siapa yang mau ambil, mengambil dengan jelas dan yang menolak, menolak dengan jelas.

Teman-teman tidak perlu kehilangan fokus. Bahasan sampingan di selain materi isiannya, tidak perlu terlalu dilayani. Dan jangan sampai keluar dari akhlak Islam dan Ahlulbaiti as.

Saking sedihnya saya karena melihat orang yang sepertinya sangat sulit memahami masalahnya hingga terlihat keluarnya kata-kata kotor yang apalagi tidak bersentuhan dengan materi bahasan, saya sempat menelpon seorang ulama besar dan arif billaah. Karena takut jangan sampai saya telah memperburuk mereka dan saya sudah dianggap peluka hati umat serta membantu syaithan dalam menambah ketidaktahuan kalaulah tidak bisa dikatakaan menambah kesesatan.

Betapa bahagia dan demi Allah swt saya sampai menangis. Ini hasil telponan saya dengan beliau hf:

“Tuan, di Indonesia ada kitab yang menerangkan Syi’ah dengan mengaku sebagai dari Syi’ah. Tapi hal-hal ini seperti imamah, taqlid dan wali faqih mutlak dihancurkan. Karena ditulis bahwa imamah itu tidak mesti diimani sebagai pemimpin politik dan kenegaraan. Taqlid juga tidak diwajibkan terlebih wali faqih. Sayapun menjawab seperlunya secara ilmiah. Sebagian orang sakit hati dan tidak rela. Apakah saya telah melukai perasaan mereka hingga bisa dianggap telah melukai hati mereka yang dilarang Tuhan sebagaimana antum sering terangkan bahwa kita tidak boleh melukai hati umat?”

Beliau hf menjawab: “Hal itu tidak termasuk melukai yang tidak disukai Tuhan. Karena itu, kamu wajib menjawabnya dan menjelaskan yang sebenarnya.”

Saya biasanya tidak melakukan sesuatu tanpa dipikir terlebih darhulu dan tanpa melihat fatwa-fatwa marja’ terlebih dahulu serta tanpa melihat situasi terlebih dahulu. Karena saya sudah sampai ke tingkat yakin dengan berbagai pertimbangan itulah, maka saya mencoba menerangkan walau sudah saya prediksi semua kemungkinan efek-efeknya di medsos ini. Benar, saja beberapa orang (mungkin tidak sampai sepuluhan atau dua puluhan atau mungkinlebih) orang selalu membuat keributan akan tetapi membahas hal-hal yang tidak berkenaan dengan isi.

Karena itu, walaupun saya sudah yakin dan kalau ada hal yang sulit saya pecahkan selalu merujuk dengan menelpon kantor Rahbar hf, akan tetapi, karena bimbang juga, maka akhirnya saya bertanya melalui telpon kepada maha guru arif tersebut. Dan jawaban beliaupun hf, menenangkan hati ini dan memantapkannya disertai kucuran air mata kesyukuran kepada Allah swt.

Demi Allah swt, saya tidak ingin ada hal seperti ini seperti yang sudah sering saya jelaskan. Akan tetapi sungguh karena keterpaksaan saja. Dan tugas kitahanya memberitahukannya. Siapa yang mau, maka ambil dan siapa yang tidak, maka tolaklah. Toh akhirnya kelak akan menjadi jelas semua di sahara makhsyar. Semoga kita semua, baik yang pro dan yang kontra, bisa mendapatkan kebenaran dan ketentraman hakiki di dunia, di kuburan dan di akhirat kelak, amin.

Semoga wahabi tidak terus-terusan menekan Syi’ah hingga nanti muncul lagi kitab yang seiring dengan tujuan-tujuan mereka, yaitu dengan mengeluarkan Syi’ah dari Syi’ah itu sendiri, baik sedikit atau banyak. Sebab bagi mereka, yang penting Syi’ah tidak tambah maju. Kalau mandek saja sudah bagus. Apalagi mundur selangkah, dua langkah dan, apalagi seribu langkah seperti menolak imamah di pemerintahan horisontal dan mengejek mereka paraMakshumin as dan para ulamanya itu. Sungguh mereka sudah berpesta kesyukuran sebelum ini walau akhirnya, menjadi kandas lagi.

Hanya kepada Allah swt, kita wajib menyerahkan diri secara profesional dan tulus tanpa berbatasan.

Wassalam.

DQ Mevius: Yang penting SHIAA-SUNNI BERSATU...

Sinar Agama: DQ, sudah tentu Syi’ah Sunni bersatu seperti selama ini di Iran dan di dunia lainnya, baik sebelum revolusi Iran dan apalagi setelahnya. Kita ini hanya ngeributi buku sms itu karena dia mau bersatu dengan jurus menghancurkan sendi-sendi Syi’ah supaya kradho (diterima) Sunni. Nah, ini yangtidak bisa kita terima. Itu saja. Ra’syih, wallaahi. Lebih ra’syih ketika keritikan kita diplentir sampai bengkok-bengkok tidak karuan supaya dihalalkan untuk dikatai sebagai pemecah. Btw. Semoga kita tetap rileks saja tapi tetap waspada dan argumentatis serta tetap menjaga persaudaraan baik Syi’ah dan Syi’ah atau Syi’ah dan Sunnah.

https://www.facebook.com/sinar.agama/posts/760075564046358?comment_id=761814710539110 &offset=0&total_comments=109

Iwan Mettuala: Allahumma sholli ala Muhammad wa Aali Muhammad. Semoga Allah senantiasa memberkahi ustadz.

Jawara Kidul: Aamiin ya ALLAH, bihaqqi Muhammad wa Aali Muhammad.


Baca juga artikel berikutnya:
=====================

Minggu, 10 November 2019

Tangan Tertangkap, Wahabi Mengecap


by Sinar Agama (Notes) on Monday, May 20, 2013 at 3:27am
seri tanya jawab Mata Jiwa dengan Sinar Agama 

Mata Jiwa mengirim ke Sinar Agama: (12-3-2013)

Salam, Pak ustadz, sebenarnya bagaimana Islam mengatur adab kita dengan non muslim berkaitan dengan ungkapan bela sungkawa kita, ketika diantara mereka yang non muslim ada yang meninggal? 

Misalnya saja ketika kita berta’ziah kepada mereka dan tanpa disangka-sangka mereka menyambut bela sungkawa kita dengan memeluk kita yang muslim? 

Apakah harus serta merta kita hardik atau gimana jika yang memeluk itu lawan jenis yang lebih tua, sebaya atau mungkin lebih muda atau jauh usianya di bawah kita yang seorang muslim? 

Mohon penjelasannya pak ustad....mana tahu besok-besok ketemu kejadian seperti ini, biar gak bingung....terima kasih untuk nasehatnya.

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

Kalau disergap oleh yang bukan muhrim, maka jelas wajib dihindari sambil berkata ”maaf agama kami membatasi sentuhan”. Kalau penyampaiannya itu tidak kasar dan dengan lembut sambil simpatik pada dukanya itu, maka tidak akan menyinggung perasaannya.

Tapi kalau maksud antum itu adalah kejadian Ahmadi Nejat yang disergap ibunya Hugo Chaves itu, maka bisa saja agama memberikan jalan keluar yang lain. Tergantung situasi yang dihadapi dan tidak bisa disamakan hukumnya.

Misalnya, ketika ibu negara sedang sedih dan tak sadar diri menyergap tangan kita, dan hal itu terjadi di depan umum dan tamu-tamu negara sekutu, dan yang bukan muhrim itu sudah sangat tua, dan kalau dilepaskan akan membuat negara dan rakyatnya tersinggung hingga merenggangkan hubungan kedua negara yang lagi-lagi genting-gentingnya diperlukan untuk berperang bersama melawan tirani zionist, Amerika dan terorist, dan ini dan itu....., maka bisa saja hal itu tidak dilakukan, yakni menarik tangan.

Tapi kalau salah satu kondisi di atas itu tidak terpenuhi, maka bisa saja hukumnya lain. Dan kalaulah hal itu tetap salah dan maksiat di hadapan Tuhan, maka siapapun pelakunya, akan tetap salah dan dosa dan harus ditaubati dan diistighfari. Tapi kita, selama masih ada acuan yang logis dan agamis, sebaiknya mencari jalan yang bijak dan argumentatif dan tidak mengedepankan emosi dan kepekaan diri.

Mata Jiwa: waah pak ustadz memang mantaaap...bisa membaca kegalau-an hati...akhirnya terjawab juga polemik ini dengan gamblang...legaaaaa rasanya....terimakasih banyak pak ustaaaadz..... BARAKALLAH...!!! Wassalam.

-
>> Baca juga: 



Minggu, 12 Mei 2019

Mengkhayal Imam ke 13 dari Nabi saww dan Imam-imam Yang 12



Seri tanggapan atas catatan Islam Saja oleh Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Thursday, April 11, 2013 at 10:49 pm


Islam Saja: (11-3-2013) SIAPAKAH IMAM YANG KE-13 ??? by Islam Saja (Catatan)on 18 Desember 2011 pukul 2:22

Pernahkah kagak diperhatikan.. setiap bahas hadits 12 Imam, pasti orang-orang syiah selalu mengambil dari dalil hadits Sunni.

Entah apa alasannya, cuman mereka yang tahu.. sampai ane masing dapat clue dari postingan dimarih.. 
http://www.facebook.com/groups/119706138093283/?id=216160021781227

Aditya Riko: Syiah hobi mengutak atik hadits-hadist ahlussunnah tentang 12 amir/khalifah... saya penasaran sebetulnya ada tidak sih hadits semisal yang tercantum dalam kitab-kitab ulama mereka sendiri ? al-islam.org mempublish bukunya sayyid murtadha al askari dengan judul “Twelve Successor”.

Didalamnya ada bab berjudul “Narrations of the Holy Prophet [s] Stipulating the Number of
Imams”. http://www.al-islam.org/twelve/

Tapi kalau dilihat, ternyata hujjah-hujjahnya pun menggunakan Bukhari, Muslim, Abu Dawud lagi dan lagii....

Akhirnya kita coba intip al-kafi..... kalau kita lihat kitab al kafi ada bab berjudul maa ja’a fialitsna asyara wa al-nash ‘alaihim (‘alaihim al-salam), pada hadits ke-8 ada tanya jawab Yahudi dengan imam Ali, kemudian imam Ali menjawab pertanyaanYahudi :

إن لهذه الامة اثني عشر إمام هدى من ذرية نبيها

“Sesungguhnya bagi ummat ini ada dua belas imam huda dari dzuriyat nabinya...”

http://al-shia.org/html/ara/books/lib-hadis/al-kafi-1/17.htm#01(hal 532)

Kalau diperhatikan, itu adalah perkataan imam Ali, bukan Rasul. Kualitasnya kata Majlisi sanadnya sahih, tapi ada irsal (Mir’atul Uqul 6/233).

Itu pun kalau dicermati lagi, dua belas imam huda adalah dzuriyat nabinya. Sedangkan imam Ali, apakah dzuriyat nabinya ?

Akhirnya, sepertinya memang bisa dimaklumi kalau syiah ini hanya bisa berhujjah menggunakan kitab-kitab hadits ahlus sunnah, dengan cara utak atik gathuk.... Betul-betul kaum yang kehilangan arah....Jangankan mati jahiliyah....hidup pun sudah jahil, imam hilang tak tentu rimbanya....^_^

Ane baru sadar klo di kitab-kitab syiah.. ternyata bukan 12 IMAM, tapi 13 IMAM.. kalau maksain 12.. maka Syd. Ali ra terpaksa harus dikeluarkan.

Setelah cari-cari informasi ini..akhirnye ane persembahkan... inilah lengkapnye yang disembunyikan mereka..

http://al-shia.org/html/ara/books/lib-hadis/al-kafi-1/17.htm#01

Lihat No. 8 saat Syd. Ali ra menjawab pertanyaan orang Yahudi (katanya...):

إن لهذه الامة اثني عشر إمام هدى من ذرية نبيها

“Sesungguhnya bagi ummat ini ada dua belas imam huda dari dzuriyat nabinya..”

Berarti Syd. Ali tidak termasuk yang ke 12.

Ada lagi lihat NO. 17.

Terjemahannya masing seperti ini..

Nabi SAW menjelaskan kepada Syd. Ali (katanya...):

إني واثني عشر من ولدي وأنت يا علي زر الارض يعني أوتادها وجبالها

“Sesungguhnya Aku, 12 anakku dan engkau wahai Ali adalah gunungnya..”

Jadi Syd. Ali tidak termasuk yang 12 orang. Masih ada lagi. Ada lagi lihat yang No. 18 

Dari Nabi SAWW (katanya..):

من ولدي اثنا عشر نقيبا

“Dari anakku ada 12 pemimpin yang mulia.”

Ada lagi lihat yang No. 19

http://www.al-shia.org/html/ara/books/lib-hadis/behar27/a22.html

قال الحسن بن علي صلوات الله عليهما  والله لقد عهد إلينا رسول الله صلى الله عليه وآله أن هذا الامر يملكه
اثنا عشر إماما من ولد علي وفاطمة


“Hasan bin Ali AS berkata: “Demi Allah, telah berjanji kepada kami Rasulullah SAW bahwa urusan ini akan dipegang oleh 12 orang imam dari anak Ali dan Fathimah.”

Jadi OHHHH.... TERNYATA EH TENYATA..ini sengaja disembunyikan oleh ULAMA SYIAH..
Kenapa disembunyikan... ??? Karena IMAM mereka secara TAKDIR.. terputus di tengah jalan sampai Hasan Al Asykari yang ke 11..

Sedangkan yang ke 12 fiktif Sedangkan menurut hadits-hadist mereka HARUSnya ada 13 IMAM... BAYANGKAN.. memahamkan para penganutnyee mengenai yang ke 12 aje udeh jungker balik.. gimana mo nambah jadi 13 orang... ?????.

JADI ya terpaksa masing mencuri hadits dari Ahlu Sunnah Wal Jamaah.. padahal masing yang ngeriwayatkannye..dari shahabat ampe Imam Bukhari dan Muslim nye dicaci maki.

Kejadian ini mirip banget yee ama mushaf Ustmani.. karena Syiah.. mushefnya di umpetin dulu ame imam fiktif..terpaksa pake mushaf Ustmani.. walaupun para penyusunnyee dicaci maki.. wakakakakakk

Dimodifikasi dari link:

http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150339270498647

Rasya Haidar Aldi: Kasian ye nte tiap bikin status gak ada yang comment, kenapa juga alquran cuma satu?

Islam Saja: La anda komen gitu kok. Saya hanya bagi info bahwa ternyata Syii TIDAK PEDE dengan haditsnya sendiri.

Sunni Jadul: Sebenarnya dalam tradisi Syi’ah saat mau dialog atau mau da’wah kepada saudara kita Sunni, mereka pakainya hadits-hadist dari Sunni karena yang Sunni biar gampang nerima, masalah gak ngambil bukan berarti gak ada, yang jelas jauh lebih banyak... mau minta bukti?

Rasya Haidar Aldi: Ane hanye kasian makanye ane coment, ente bikin status dtwelver di berantas wahabi juga kagak ade nyang coment tu tande status nt tidak bermutu dan hanya hasil copas doank, kami pengikut syiah imam Ali selalu PD soalnye darah imam Husein mengalir dalam diri kami pengikut ahlulbayt.

Muhammad Azmy: woiy Islam Saja mau gak ta kasih kritikan yang lebih ngawur daripada kamu... nih ya:

Ada lagi lihat yang No. 18

Dari Nabi SAW (katanya..):

من ولدي اثنا عشر نقيبا

“Dari anakku ada 12 pemimpin yang mulia.”

----->emang Rasul punya 12 anak? Halo mas ....bedakan dong kalimat metaforis dengan kalimat harfiah...contohnya begini: “karena anda laki-laki anda ganteng, padahal belum tentu di kenyataan anda ganteng”

Helo Evri Badi: Pada ngomongin opoto.. IMAM YANG KE 12 ITU SUDAH PASTI IMAM KHOMEINI.. TITIK. Masa kekosongan IMAM telah dilangkahinya.. hohoho..

Islam Saja: To Azmy: berarti anda gak nyimak artikelnya. Imam Ali bukan anak Nabi, so Imam Ali + 12 anak (keturunan?) Nabi = 13.

Helo Evri Badi: Ato kayak pegini ni, kan Imam Ali bukan keturunan Nabi sedangkan para Imam itu ke12 nya harus keturunan Nabi, jadi karena Imam Ali tidak termasuk jadinya dikurang satu dah, yaitu 12 - 1 jadinye 11 dah.. Begono.. Hohoho..

Helo Evri Badi: Jadi keyakinan syiah Imamiyah sekarang ini salah kaprah karena telah memasukkan Imam Ali sebagai Imam yang merupakan bukan keturunan Nabi..

Muhammad Azmy: Islam Saja, to Azmy: berarti anda gak nyimak artikelnya. Imam Ali bukan anak Nabi, so Imam Ali + 12anak (keturunan?) Nabi = 13.

--->saya nyimak mas bro...saya paham ituuu...yang musti dipahami adalah pemahaman dan penjelasannya, bukan zahirnya... anda musti memahami retorika, atau penggunaan bahasa dalam makna idiomatik dan makna harfiah.

Anda musti pajami syarahnya, apakah yang dimaksud Rasul 12 termasuk Ali beserta anak-anaknya, atau bukan. Harus cek bagaimana riwayat-riwayat lain yang menunjukkan apakah Imam Ali adalah Imam pertama atau bukan. Nah, sehingga anda bisa memahami apakah makna “anak” itu adalah makna harfiah, atau makna idiomatik. Semisal saya punya menantu, maka saya akan bilang bahwa menantuku adalah anakku.

Maksud saya, jika anda mau konsisten dengan penafsiran harfiah anda, anda mustinya mengatakan bahwa Rasul punya 12 anak...paham gak ente?

Muhammad Azmy: @Imam keduabelas Imam Khomeini: menurut anda Isa bin Maryam itu bapaknya siapa? Kenapa anda sekalian saja bilang bahwa Rasul tidak memiliki keturunan, sebab anak Rasul adalah perempuan yakni Fathimah.

Anda-anda kok ketika lagi mendebat syiah jadi pake ilmu gotak gatuk dan maksain banget yaaa...??? Sekolah di tarbiyah mana sih?!

Helo Evri Badi: Nama bapaknya nabi Isa itu Yusuf.. hohoho.. Tapi yang ini jangan dipikirin ye karena pengetahuanmu tentang beginian belum nyampe takutnya entar nyungsep lagi.. And ane kagak sekolah di tarbiye.. Hehehe.. Kok bisa ye bapak ( IMAM ALI ) dan anak-anak serta cucu-cucunya ( HASAN DAN HUSAIN dan seterusnya ) dijadikan satu dibilang oleh Nabi sebagai keturunannya.. kecuali yang dimaksud oleh Nabi keturunannya itu adalah cucunya atau anak dari Fatimah..

Muhammad Azmy: hahahahahaaaa...... menurut elo mustinya gimana?:-D

Muhammad Azmy: http://www.facebook.com/notes/miqdad-ksatria-tangguh/antara-madzhab-Sunni-4-imam-syiah-wahhabi-salafi/114873288630663

Islam Saja: Runyam deh dunia ini kalau setiap kata yang diucapkan selalu punya makna tidak sebagaimana yang diucapkan.

Prita Raihanita: Kalau saya gak salah, hadits no.8 di atas itu gak ada hubungannya dengan imamah, lah? Coba di check lagi.

Fathul Andalush: Jadi yang betul 11, 12 atau 13 ?

Islam Saja: Suka-suka para pengklaim pengikut setia Imam Ali dan keturunannya. Ada juga Syii yang Imamnya hanya 7 atau 4 lo. Jadi mana yang benar? Suka-sukan merekalah. Namanya juga ngaku-ngaku pengikut keturunan Ali via Fatimah.

Jufraini Peni: Allahumma sholi ala Muhammad wa ali Muhammad, islam saja (semua akan mempertanggung jawabkan keyakinan masing-masing)

Prita Raihanita: emangnya ada imam nggak sesudah nabi wafat?

Islam Saja: Ada, banyak. Imam Umar, Imam Abu Bakar, Imam Usman, Imam Ali, Imam Muawiyah, Imam Amr bin Ash, Imam Abdullah bin Zubair, Imam Hasan, Imam Husein, Imam Ja’far dan lain-lain.

Prita Raihanita: Saya belum pernah dengar ada literatur yang menyebut Imam Umar, Imam Abu Bakar, Imam Utsman, imam Muawiyah, dsb... apalagi di quran pun gak ada disebut-sebut adanya imam sesudah nabi wafat.

Satria Karbala: Imam samudera..@imamnya isa hihihihi

Islam Saja: he he he

Arief Fadhillah: Ada, ah. Siapa bilang di quran gak ada disebut-sebut profesi ilahiah yang disebut Imam? Di literatur juga ada disebut Imam Ali as. Tapi,.. kalau Imam Abu Bakar, Imam Umar dan Imam Muawiyah... sampe mampus dicari pasti kagak ketemu.

Islam Saja: Imam itu kan bisa bermakna pemimpin atau pembimbing atau yang di depan dan lain-lain. Jadi sah-sah saja saya menyebut mereka Imam.

Islam Saja: Kepada Syiah, jadi berapa jumlah imamnya yang bener? 5 atau 7 atau 11 atau 12 atau 13? Jawabanya: suka-suka khayalan merekalah.

Muhammad Amin: huh hu...(tertawa dalam hati saja) kamu masih saja suka........

Muhammad Amin: Membenci orang karena beda aliran mencerminkan kegelisahan intelektual, kekerdilan mental dan kerapuhan dasar anutan. Sebenarnya agama apa yang kamu anut?

Arief Fadhillah: Literatur hadits dan riwayat-riwayat yang MUTAWATIR menyatakan bahwa Imam (dalam pengertian PEMIMPIN BA’DA RASULULLAH SAAW) ada 12 Orang.

Bahkan al-quran juga memberi isyarat dengan memuat Kata (Imam) dengan arti pemimpin Ilahibaik kata tersebut berbentuk “plural” maupun “singular”,- diulang 12 kali dalam Alqur’an.

Islam Saja: Groubyak...mutawatir?

Islam Saja: Saking mutawatirnya ampe para pengklaim pengikut Imam Ali dan keturunannya bingung.

Arief Fadhillah: Bingung? Buat apa bingung kalau riwayat-riwayat yang mutawatir baik Sunni maupun syiah mengatakan Imam (dalam pengertian PEMIMPIN BA’DA RASULULLAH SAAW/Khalifah) ada 12 Orang?

Mengapa pula harus berpegang kepada riwayat-riwayat ahad, apalagi dhaif yang selain itu?

Islam Saja: http://www.facebook.com/note.php?note_id=274135252635750

SEJARAHLENGKAP PROSES LAHIRNYA DOKTRIN SYIAH 12 IMAM

Salamun’alaikum. Bagi para pembaca yang penasaran dengan asal-muasaldoktr...

Arief Fadhillah: Abiez dibaca, nanyanya musti sama Ahmad Khatib, ya? Hehehe... ente sendiri kok percaya sama tulisan si Ahmad Khatib itu? Karena cocok sama hobby nyerang syiah, ya?

Islam Saja: Kalau Kang Jalal memperkenalkan “Islam alternatif” yang ternyata Syiah, maka bolehboleh saja kan kalau saya memperkenalkan “Sejarah Syiah alternatif” dari Ahmad alkatib.

Arief Fadhillah: Musti pinter membedakan mana yang sejarah dan mana yang dongeng, bung. Sejarah alternatif selalu saja ada, tetapi harus berkorespondensi dengan data yang bisa dipertanggungjawabkan.

Guru anda itu cuma pendongeng. Gak jelas pun darimana sekolah ilmu sejarahnya. Kok yang kayak gini dijadikan rujukan? Karena punya kesamaan hobby, kan?

Islam Saja: Justru Ahmad Alkatib mampu mengungkapkan khayalan-khayalan Syiah ghulat secara gamblang sekali. Tentu hanya orang-orang yang berniat mencari kebenaran yang mampu menangkap penjelasannya.

Arief Fadhillah: Jangan cuma ngomong pake slogan-slogan kosong. Buktikan setiap pendapat anda. Buktikan igauan Ahmad Khatib itu mengungkap khayalan syiah ghulat... dan juga buktikan tuduhan ‘khayalan’ itu juga benar.

Semua orang yang baca tulisan Ahmad khatib tau kalau nih orang cuma ngigau, bicara tidak pake data yang akurat, gak pake bukti.

Silahkan baca bagi yang berminat. Dijamin, tulisan kayak gini nasibnya akan berakhir di tong sampah saja.

http://muslimsaja.wordpress.com/2011/05/25/pendahuluan/

PENDAHULUAN

muslimsaja.wordpress.com

PENDAHULUAN. Karena sudah berabad-abad, pemikiran politik syiah telah dihubung...

Islam Saja: Kalau hadits tentang Imamah ilahiyah, khusunya tentang 12 Imam (khalifah?), itu sudah ada dari zaman Nabi, semestinya kekacauan dan kebingungan Syiah tidak separah sebagaimana yang dilaporkan sejarah.

Abdul GHofur: Islam saja kok anti syiah? Lucu kamu bung.

Islam Saja: Saya anti yang tidak sejalan dengan Al-Quran. Baca kasus Nabi Ma’shum, isinya mengkritik Suni dan Syiah.

Islam Saja: Saya juga tidak percaya seluruh shahabat itu adil sebagaimana yang diyakini Suni.

Islam Saja: Silahkan baca bagi yang berminat. Dijamin, tulisan kayak gini nasibnya akan berakhir di tong sampah saja.

---------------------------------------------------

Jangankan tulisan Alkatib, tulisan dari Shabir saja dapat menyadarkan beberapa Syii. Waktu akan membuktikan.

Zeck Zundun: Imam yang menguasai empat elemen api, tanah, air dan udara adalah AVATAR.

Arief Fadhillah: Islam Saja: Kalau hadits tentang Imamah ilahiyah, khusunya tentang 12 Imam (khalifah?), itu sudah ada dari zaman Nabi, semestinya kekacauan dan kebingungan Syiah tidak separah sebagaimana yang dilaporkan sejarah.

+ Syiah imamiyah itsna asy’ariyah gak pernah bingung, kok tentang siapa-siapa 12 imam ini.

Kok bisa sih dulu bingung sekarang kagak.? Gak masuk akal. Kebingungan itu emangnya tahun berapa terjadi? Jika orang mengaku syiah, takkan bingung selama mereka patuh dan merujuk kepada imam makshumnya yang masih hidup. Tapi kalau membangkang sih.. yang bukan hanya bingung.. tapi bakalan sesat.

Arief Fadhillah: Islam Saja:Saya anti yang tidak sejalan dengan Al-Quran. Baca kasus Nabi Ma’shum, isinya mengkritik Suni dan Syiah.

+ Kenapa tak terima kalau Nabi makshum? Karena tak ada istilah makshum dalam al-quran?

Gimana kalau istilah makshum kita ganti aja dengan “Suci dengan sesuci-sucinya” sebagaimana qs. 33:33? Anda terima?

Atau kita ganti dengan kata “terjaga” sebagaimana qs.Al-Jinn : 26-28?

Atau pakai istilah “Pensuci” sebagaimana Al Baqarah : 129/151? (gimana ya bisa menyucikan orang sementara dia adalah orang kotor?)

Kalau anda terima ketiga istilah di atas, maka ketahuilah kata makshum itu untuk menunjukkan sedikitnya ketiga hal di atas, bahwa para Nabi itu suci dengan sesuci-sucinya dan menyucikan umatnya.

‘Ishmah secara linguistik bermakna pencegahan dan penjagaan. Artinya, pertama, para nabi dalam menerima, menyampaikan wahyu sama sekali tidak mengalami kesalahan, dan kedua, mereka terjaga dari perbuatan dosa.

Musa: Wew, ternyata, manusia yang memahami alquran hanya dengan arti, dan manusia yang saat ini “belum bisa shalat” (menurut pengakuanya) telah secara terang-terangan menunjukan identitasnya, wkwkwk mau ngadu argumen lagi ya? Kalau catetan sampah kayak gini sih, nyah anak kecil berilmu juga bisa nanganin, wkwkwk

Islam Saja: Berikut adalah pemahaman saya tentang apakah Nabi itu ma’shum:
http://muslimsaja.wordpress.com/2011/07/28/ma%E2%80%99shum-menurut-al-quran/

MA’SHUM menurut Al-Quran

muslimsaja.wordpress.com

Dahulu saya respek ketika Syiah mengkritisi doktrin yang diciptakan oleh Ahlussu...

Musa: Nah loh, syiahnya Abu Sofyan sedang mencoba nerangin arti ma’shum, ada tambahan “menurut alquran” lagi, hmm, kayak alquran tu di turunin ke atuk moyangnya kali, ngaku paham alquran, tapi, sampe sekarang, ngorek-ngorek untuk amal swajib solat aja belum ketemu, eh malah mau ngomngin shalat orang laen, luar byase, siapapun anda, anda itu pengecut,

Arief Fadhillah: Kalau”Istilah” menghambat anda untuk memahami kesucian Nabi dan kesucian Ahlilbait Nabi, maka rubah saja “istilah” itu sesuai dengan yang anda mau. Misalnya gunakan kata “mahfudz” atau “Thahir” atau apa sajalah selama itu bermaksud menunjukkan kesucian Nabi dan Ahlilbaitnya.

Konsep kesucian Nabi dan Ahlilbaitnya sudah sangat jelas tertera dalam quran surah 33:33 walau disana tidak digunakan istilah ma’shum. Belum lagi isyarat-isyarat yang menunjukkan fungsi dan tugas-tugas kenabian yang mensyaratkan KESUCIAN dalam pelaksanaan fungsi dan tugas tersebut.

Surah jin 27-28 pun telah jelas menunjukkan “keterjagaan” Nabi dalam menyampaikan risalah, sehingga nabi tidak pernah salah dalam menyampaikan risalahNya (baca: keterjagaan=makshum).
_________________

“Kecuali kepada rasul yang diridai- Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga- penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (27)

Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul- rasul itu telah menyampaikan risalah- risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu- Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. (28)”

Musa: Kenapa kalian begitu aneh? Anda menggunakan quran untk melawan quran? Yang anehnya lagi, anda yang tau quran kok berani nyalahin yang paham quran? Mang kalian itu siapa? Pejuang kebenaran? Pembela quran? Hmm, sebetulnya qt tu dah di kasih akal, coba lah mikir,

Islam Saja: Sudah sangat jelas bagi saya siapa ahlul bait di ayat 33:33

http://muslimsaja.wordpress.com/2011/05/16/ahlul-bait-menurut-al-quran/

AHLUL BAIT menurut AL-QURAN

muslimsaja.wordpress.com

TERM AHLAL-BAIT Istilah “Madinatul-Nabi” diterjemahkan menjadi “Kota Nabi”.

Musa: wkwkwk, betul kan, ente tu ga jauh dari wahabi, kalau gak mau di bilang wahabi berarti calon wahabi,ckckck.

Islam Saja: Mana argumennya? Kok bisanya tuduh sana, tuduh sini? Syiah pemula ya?

Musa: Ooh, tau hadis kisa gak lu?

Islam Saja: Semua hadits yang tidak sejalan dengan pengertian berdasarkan konteks ayat tersebut tertolak dengan sendirinya. Tidak mungkin hadits membelokkan makna ayat yang sangat jelas tersebut. Baca link saya di atas.

Musa: Ya, kalau blajarnya sama pengikut Abu Sofyan atau wahabi, wajar lah kalau di ajarin yang kayak gitu, tapi, sayang sekali, karena saya belajarnya sama pengikut plus keturunanya Rasul, pastilah d ajarinya berbeda, dan gak mungkn salah dua-duanya, dan yang bener juga anak baru mimpi basah juga bisa mana yang bener, hadeh...

Arief Fadhillah: Sekarang, Islam Saja loncat lagi pembahasannya kepada makna Ahlilbait.

Kesimpulan anda pada Note di atas bahwa ahlulbait yang dimaksud dalam qs.33:33 adalah istri-istri Nabi saw adalah Salah Besar dikarenakan anda tidak memperhatikan perubahan Dhamir kunna menjadi kum.

Mungkin akan lebih benar jika anda mengatakan bahwa kata Ahlulbait pada ayat tersebut adalah untuk Nabi dan istri-istrinya.

Terjadinya perselisihan pendapat memaknai kata ahlulbait pada ayat ini, seharusnya dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Namun, ketika dikembalikan kepada Allah (al-qur’an) pun masih berselisih, maka kembalikan kepada Rasul-Nya yaitu dengan mencari penjelasan dari Rasulullah saaw sendiri dalam menerangkan maksud dari ayat ini. Dan kita sama-sama telah mengetahui, bahwa al-quran diturunkan kepada Rasul saaw agar Rasul dapat memberikan penjelasan berdasarkannya.

Sudah sering dijelaskan bahwa hadits-hadits yang Mutawatir telah menjelaskan bahwa ketika menjelaskan apa yang dimaksud ahlulbait pada ayat 33:33 saat diturunkan, Rasul menjelaskan bahwa ayat ini diturunkan untuk ahlil kisa’ yaitu untuk Nabi, Ali, Fathimah, Hasan dan Husein ass.... tanpa memasukkan istri-istri Nabi kedalamnya.

Kalaulah Nabi Muhammad saaw memahaminya seperti ini, mengapa kita harus memahami dengan pahaman selain itu? Bukankah Nabi saaw jauh lebih paham tentang al-quran daripada kita? Bukankah makna ayat-ayat qur’an itu jauh lebih dipahami oleh orang-orang yang disucikan seperti Nabi saaw?

Ketika ada ayat ataupun hadits yang menyebukan istri-istri Nabi adalah ahlilbait, itu sudah sewajarnya karena ahlilbait meliputi seluruh “orang rumah” Nabi saaw. Keluarga Abbas dan keluarga Ja’far pun termasuk ahlilbait Nabi saaw. Bahkan Salman al-farisi (yang tak punya hubungan darah dengan Nabi saaw) pun termasuk ahlilbait.

Namun, Khusus untuk ayat 33:33, Rasulullah saaw telah menjelaskan bahwa Ahlilbait yang dimaksud adalah ahlulKisa’ saaw.

Musa: Nah loh, kayaknya harus berpikir keras neh buat balesnya, wkwkwk coba tanya ke kuburannya si yazid, mana tau dia bisa jwab, wkwkwk

Islam Saja: Arief Fadhillah: Sekarang, Islam Saja loncat lagi pembahasannya kepada makna Ahlilbait.

Kesimpulan anda pada Note di atas bahwa ahlulbait yang dimaksud dalam qs.33:33 adalah istri-istri Nabi saw adalah Salah Besar dikarenakan anda tidak memperhatikan perubahan Dhamir kunna menjadi kum.

------------------------------------------

Coba baca lagi, masalah itu sudah dijelaskan pada artikel tersebut.

http://muslimsaja.wordpress.com/2011/05/16/ahlul-bait-menurut-al-quran/

AHLUL BAIT menurut AL-QURAN

muslimsaja.wordpress.com

TERM AHLAL-BAIT Istilah “Madinatul-Nabi” diterjemahkan menjadi “Kota Nabi”.

Islam Saja: Mungkin anda malas membacanya. Baik, berikut kutipannya:

Kemudian Ayatollah Syiah bermain kata-kata dengan menyatakan bahwa istilah AHLAL BAIT pada ayat 33:33 tidak mungkin ditujukan kepada para isteri Nabi mengingat digunakannya kata ganti KUM, dimana menurut mereka semestinya KUNNA.

Kami ingin mengatakan sejak awal bahwa jika Allah ingin mengecualikan istri-istri Nabi dari AhlelBayt, tidak ada yang bisa mencegah-Nya dari menyatakan hal tersebut pada Al-Quran, tak seorang pun meski “shahabat yang jahat” sekalipun yang bisa memaksa Allah untuk mewahyukan Ayat Penyucian tersebut disisipkan di tengah-tengah perintah yang ditujukan kepada istri-istri Nabi.

Selain dari itu, istilah “Ahl” dalam bahasa Arab adalah selalu maskulin, tidak peduli dipakai ketika mengacu pada laki-laki atau perempuan. Ketika seorang Arab menyebut Ahlel Bayt dari seorang lelaki dan yang ia maksudkan adalah istri atau istri-istrinya, maka ia tetap akan menggunakan bentuk maskulin, karena istilah Ahlel Bayt menggunakan konstruksi maskulin meskipun mengacu pada istri. Istilah Ahlel Bayt tidak dapat digunakan dalam bentuk feminin, jika ditinjau semata-mata dari sudut tatabahasa Arab. Jadi kita tidak perlu heran ketika Allah menggunakan istilah maskulin untuk Ahlel Bayt. Jika, misalnya, situs ini adalah dalam bahasa Arab, maka kita akan menggunakan bentuk maskulin untuk Ahlel Bayt bahkan jika kita hanya merujuk kepada istri-istri Nabi. Jika Anda memberitahu seorang pria Arab untuk mengajak istrinya ke rumah Anda, Anda akan mengatakan “silahkan ajak Ahlel Bayt Anda ” dan dalam hal ini akan dikatakan dalam bentuk maskulin dengan mengabaikan fakta bahwa Anda sedang merujuk pada istri-istrinya. Akan dianggap tidak sopan dalam budaya Arab-Islam jika bertanya kepada seorang lelaki “bagaimana istri Anda” dimana pertanyaan yang lebih sesuai dengan budaya adalah: “bagaimana Ahlel Bayt Anda?” Ini adalah cara yang sopan dalam menyebut istri seorang lelaki, dan memang , setiap kali Anda menyebut Ahlel Bayt dari seorang pria, maka bentuk maskulinlah yang digunakan. Ini adalah aturan bahasa Arab, dan hanya seorang yang jahil dan pembicara non-Arablah yang akan mengklaim sebaliknya.

Musa: Wkwkwk, dah gue bilang, kalau belajarnya sama orang gak jelas ya kayak gini, ente aja gak tau arti ahlel bayt kalau gak di kasih tau, parah bener, ente ngomongin dan sok ngerti ahlul bayt, tapi sedkit pun gak ngerti, belajar ahlul bayt ya sama keturunanya ahlul bayt, jangan sama keturunan yang gak jelas,ya pantesan lu di ajarin kayak gni, mikir lah cuy, mau jadi syimir lu ya?

Arief Fadhillah: Islam Saja:terserah anda mau jelaskan seperti apa, tapi pada kenyataannya

Rasulullah saw memahami makna Ahlilbait dalam ayat 33:33 tersebut BUKAN SEPERTI YANG ANDA FAHAMI.

Saat ayat ini turun kepada nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa Salam:

“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzaab: 33)

Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam berada di rumah Ummu Salamah, beliau memanggil Fathimah, Hasan dan Husain lalu mengenakan pakaian pada mereka sementara Ali berada di belakang beliau lalu beliau juga mengenakan pakaian untuknya. Setelah itu beliau berdoa:

“ALLOOHUMMA HAA’ULAAI AHLU BAITII, FA’ADZHIB ‘ANHUM ARRIJSA WATOHHIRHUMTAHTHIIRON

“Ya Allah, mereka adalah ahlul baitku, maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya.”

Ummu Salamah (ISTRI NABI SAAW) bertanya: Aku bersama mereka nabi Allah? Beliau menjawab:

“Engkau berada ditempatmu dan engkau berada di atas kebaikan.”

Puluhan kitab-kitab ahlusunnah memuat puluhan hadits seperti ini dengan puluhan jalur periwayatan.

Belum lagi dihitung kitab-kitab syiah.

Setelah anda lihat sekian banyaknya jalur periwayatan, yang menunjukkan ke-Mutawatir-an hadits ini, sehingga dengan jumlah jalur periwayatan yang banyak itu tak ada kemungkinan sedikitpun orang-orang bersepakat berdusta memalsukan BERITA DARI RASULULLAH SAAW tersebut,.....

Masihkah anda mengedepankan tafsiran anda terhadap ayat ini dan meninggalkan tafsiran dari “Orang yang diturunkan al-quran melaluinya dan yang ditunjuk sebagai penyampai wahyu dan pengajar Hikmah?”

Tidakkah anda melihat bahwa ayat ini bukan untuk Istri-istri Nabi saaw?

Musa: Kalau dia mana ngerti bro, otaknya kesumbat jengkol, wkwkwk,

Islam Saja: Arief Fadhillah:Tidakkah anda melihat bahwa ayat ini bukan untuk Istri-istri Nabi saaw?

Suangat jelas sekali bahwa ayat 33:33 itu untuk Nabi dan keluarganya (ahlulbaitnya), baca ayat-ayat sebelum dan sesudahnya.

Arief Fadhillah: Islam Saja:Jika anda berpendapat bahwa ayat sebelum dan sesudahnya itu adalah bersambung dengan ayat 33:33. Coba anda buktikan!

Seingat saya, anda pun meyakini bahwa al-quran tidak disusun sesuai urutan kronologis turunnya ayat, tetapi dengan ijtihad shahabat pasca nabi saaw wafat.

Saya sudah buktikan kepada anda bahwa ayat 33:33 berdiri sendiri (alias bukan sambungan dari ayat sebelum dan sesudahnya) saat diturunkan dengan hadits-hadist Mutawatir yang anda pun telah tau bunyinya.

Bahkan dari hadits-hadits Mutawatir tersebut jelas-jelas disebutkan Ummu Salamah (yang merupakan istri Nabi) tidak termasuk di dalam yang dimaksud ayat tersebut.

Sekarang giliran anda membuktikan pendapat anda.!

Islam Saja: Sekedar tambahan penjelasan (barangkali berguna):

Allah Ta’ala berfirman:

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَالنِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِيفِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقلُْنَ قَوْلً مَعْرُوفًا

وَقَرْنَ فِي بيُُوتِكُنَّوَلَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الُْولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَةَوَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ

اللَّهُلِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا


“Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertaqwa, maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. (32) Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu, dan jangan kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyyah terdahulu. Dan laksanakanlah Shalat, tunaikan zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlu Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” [Al Ahzab:32-33]

Konteks ayat di atas adalah sebuah pembicaraan yang ditujukan kepada istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dan seluruh kandungan ayat termasuk juga di dalamnya ayat:

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَأَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا


“Sesungguhnya Allah bermaksud untuk menghilangkan dosa dari kalian wahai AhluBait dan membersihkan kamu sebersih bersihnya.”

Termasuk serangkaian ayat-ayat sebelumnya yang turun berkaitan dengan ummahatul Mukminin.

Lalu kenapa Syiah mengeluarkan istri-istri Rasulullah ShallallahuAlaihi Wasallam dari konteks ayat ini dengan dalil hadits kisa`?

Sesungguhnya dalam ayat di atas terkandung delapan perkara yang berkisar antara perintah dan larangan.

1.
فَلَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ

“Janganlah kalian melemah lembutkan suara.”

2.
وَقلُْنَ قَوْلً مَعْرُوفًا

“Dan Ucapkanlah perkataan yang baik.”

3.
وَقَرْنَ فِي بيُُوتِكُنَّ


“Dan menetaplah di dalam rumah-rumah kalian.”

4.

وَلَ تَبَرَّجْنَ

“Dan janganlah kalian berhias.”

5.

وَأَقِمْنَ الصَّلَةَ

“Dan dirikanlah shalat.”

6.

وَآتِينَ الزَّكَاةَ

“Dan tunaikanlah zakat.”

7.

وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya.”

8.

وَاذكُْرْنَ مَا يتُْلَى

“Dan ingatlah apa yang dibacakan.”

Jika kita bertanya kepada muslim cerdas dan pintar: perkara-perkara ini dilayangkan kepada para istri Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Apa tujuannya?

Tanpa ragu dia akan menjawab: “Agar supaya istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjadi suci lagi disucikan.” Dan Allah Ta’ala sendiri yang menjelaskan alasan di balik perintah dan larangan-Nya tersebut dengan firman-Nya;

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

“Sesungguhnya Allah bermaksud untuk menghilangkan dosa dari kalian wahai AhluBait dan membersihkan kamu sebersih bersihnya.”

Maka penafsiran makna ayat di atas kurang lebih adalah: “Wahai istri-istri Nabi sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan dan melarang kalian perkara-perkara ini, dengan tujuan untuk menghapus dosa-dosa kalian dan mensucikan kalian sesuci-sucinya.”

Awad Minabari: Memang ada apa imam ke 13 ?

Musa: Nanya neh, ayat itu berlaku gak buat Aisyah?

Islam Saja: Tidak disebutkan Nama di sana.

Musa: Tapi kan ada ciri-cirinya, jika kamu bertaqwa, maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. (32) Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan jangan kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyyah terdahulu.

Islam Saja: Kalau Allah tidak memberi tahu nama-nama isteri Nabi, bagi saya itu berarti bukan sesuatu yang harus saya ketahui secara pasti. Toh saya tahu dan tidak tahu nama-nama isteri Nabi dan perbuatan mereka, tidak menambah saya jadi sholeh. Yang bisa menjadikan saya sholeh adalah bila tahu mana perintah dan larangan dan menjalankannya.

Musa: Loh, mencintai keluarga rasul itu perintah, dan membencinya dilarang, gimana anda bisa mencintai mereka kalau gak kenal sama mereka?

Agus Pluto: Ya Allah berikanlah kami petujukmu dari jalan yang benar, seperti jalan yang dicontohkn alquran dan nabi Muhammad saw, agar kami tidak terpecah belah.!

Arief Fadhillah: Islam Saja: Konteks ayat di atas adalah sebuah pembicaraan yang ditujukan kepada istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dan seluruh kandungan ayat termasuk juga di dalamnya ayat:

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا


“Sesungguhnya Allah bermaksud untuk menghilangkan dosa dari kalian wahai AhluBait dan membersihkan kamu sebersih bersihnya.”

Maka penafsiran makna ayat di atas kurang lebih adalah: “Wahai istri-istri Nabi sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan dan melarang kalian perkara-perkara ini, dengan tujuan untuk menghapus dosa-dosa kalian dan mensucikan kalian sesuci-sucinya.”

________________________

+ Lalu mengapa Allah menggunakan Dhamir “Kum” (jama’ muzakar) jika pembicaraan tersebut seluruhnya untuk istri-istri Nabi? Bukankah seharusnya digunakan Dhamir “Kunna” (jama’ Mu’ annas)?

Apakah ada istri Nabi saaw yang berjenis kelamin laki-laki?
__________________

+Anda belum membuktikan bahwa ayat tathir di atas merupakan sambungan dari ayat sebelumnya, dan bersambung dengan ayat sesudahnya.

Dari bukti hadits mutawatir yang ada, ayat tersebut adalah ayat yang diturunkan sendirian dan mengeluarkan istri nabi dari yang dituju oleh ayat tersebut.

Bang Ady: ISLAM SAJA: Tentang riwayat 12 Imam/khalifah itu ada di kitab Ahlus Sunnah khususnya dalam sahih Bukhari dan sahih Muslim. Anda terima atau tidak kesahihan sahih Bukhari dan sahih Muslim? Kalau tidak tolong jelaskan sebabnya. Sekiranya anda setuju riwayat itu sahih maka beritahu kami SIAPA 12 IMAM yang dimaksudkan Rasulullah saww? Yang 12 saja anda tak tahu kok timbulkan imam yang 13? Lucukan?

Bang Ady: Ini merupakan kedua kalinya saya tanyakan kepada anda soalan yang sama. Hari ini.

Yang satu lagi di status anda lainnya. Coba jelaskan dan bereskan masalah SIAPA 12 IMAM itu menurut pandangan anda......kenapa sibuk dengan Syiah dan 12 Imam mereka? Saya harap anda bisa beri jawabannya SEKARANG juga! Kami tunggu ok.

Bang Ady: PARA PEMBACA: Ikuti soal-jawab saya dengan Islam saja yang satu ini “TERTANGKAP BASAH”

http://www.facebook.com/bang.jumadi.3/posts/429763993767809?comment_id=2987658&notif_t=feed_comment

Bang Ady: Saya mahu dia menjelaskan apakah dia berpegang pada hadith atau tidak....... kita tunggu jawaban dia.

Islam Saja: Konsekensi seorang muslim adalah harus berpedoman kepada hadits, terutama ahsanal hadits.

Bang Ady: Bagus kalau begitu... lalu bagaimana kedudukan hadith sahih Bukhari dan sahih muslim?

Islam Saja: Jauh di bawah ahsanal hadits.

Bang Ady: Kurang jelas.......sahih Bukhari dan sahih Muslim itu bagaimana dalam penilaian anda?

Islam Saja: Hadits apalagi “lahwal hadits” TIDAK AKAN PERNAH menyaingi atau lebih tinggi daripada “ahsanal hadits”.

Syaith Ibn Bass: Islam aje ntuh proyek baru,,,soalnye die sendiri pan ruwet ame Hadis,,,Qola-Qola,,,die tugasnye mao ngonversiin Sunni jadi islam aje,,,supaye bise ngritik kaga bise dikritik,,,
wkwkwk,,,

Islam Saja: Apa anda tahu bagaimana kriteria yang dipakai oleh Bukhori dalam menyeleksi hadits? Bagaimana cara beliau menyortir hadits? Bagaimana al-Kulaini menyortir hadits?

Syaith Ibn Bass: Udeh jawap aje dulu noh Bang ady,,,

Bang Ady: Saya suka anda menyebut tentang “ahsalan hadith”...tolong jelaskan kepada pembaca apa yang anda maksudkan karena yang mereka tahu Sahih Al-Bukhari, Sahih Muslim... adalah kitab yang paling sahih setelah al-Qur’an.

Syaith Ibn Bass: Wkwkwkw,,,nahlo,,,wkwkwk

Bang Ady: Kawan kita sebenarnya meragukan kitab sahih Bukhari dan sahih Muslim....... jadi kitab hadith mana jadi pegangan beliau. Dia masih belum berterus terang ...saya mahu tahu pegangan beliau yang sebenarnya sebelum memberikan jawaban. Dia pasti bukan Wahabi, tidak juga Ahlus Sunnah apalagi Syiah. Jadi siapa dia?

Islam Saja: Bukhori konon menemukan 600000 hadits, lalu beliau sortir dan oleh beliau hanya dipilih sekitar4000-an. Artinya beliau MENOLAK 99% lebih hadits. Namun siapakah yang mengesahkan ilmu “penyortiran” hadits yang DICIPTAKAN oleh Bukhori? Apa METODE PENYORTIRAN beliau valid/ sah? Siapa yang berhak mengesahkannya? Lalu kenapa Syiah menggunakan hadits Bukhori kalau mendukung doktrinnya dan menolaknya jika membantah doktrinnya?

Bang Ady: PEMBACA: Tak mahu menjawab dan cuba mengalih tajuk perbicaraan.......NO WAY dia perlu menjawab siapa 12 Imam yang disebutkan Rasulullah saww dalam sahih Bukhari dan Muslim. Nanti saya kasi tahu siapa yang 12. Adil bukan?

Syaith Ibn Bass: Udeh kaga useh kemane-mane jawap aje pertanyaan bang ady,,,wkwkwk,,,ga nyambung nt,,,wkwkwk

Syaith Ibn Bass: Kalau bukhori udeh nolak 99% terus nt nolak Bukhori berarti nt nolak 100% hadis,,,wkwkwkw,,,gile loh.

Islam Saja: Lo Imamnya 12 atau13?

Syaith Ibn Bass: Degil nt nolak 100% Hadis ngapain nt ngomongin Hadis,,,wkwkwkw

Islam Saja: Saya sangat percaya “ahsalan hadits”

Syaith Ibn Bass: Eh masing ngeles,,,nih nt bilang amun siapakah yang mengesahkan ilmu “penyortiran” hadits yang DICIPTAKAN oleh Bukhori? Nah pan Bungkhori nolak 99% nyang 1% nt bilang DICIPTAKAN Bungkhori,,,wkwkwkw

Syaith Ibn Bass: Nah berarti Nt kaga percaye ame hadis 100% ,,,muhaditsin nyang laen pan juge nolak banyak hadis,,,juge nyiptain hadis pan,,,terus nt dapet dari mane,,,NGIMPI???

Syaith Ibn Bass: Jawap dulu Noh pertanyaan Bang Ady,,,wkwkwkw,,,Kawan kita sebenarnya meragukan kitab sahih Bukhari dan sahih Muslim.......jadi kitab hadith mana jadi pegangan beliau.

Dia masih belum berterus terang ...saya mahu tahu pegangan beliau yang sebenarnya sebelum memberikan jawaban. Dia pasti bukan Wahabi, tidak juga Ahlus Sunnah apalagi Syiah . Jadi siapa dia?

Islam Saja: Saya sangat percaya “ahsalan hadits”, apa kurang jelas?

Syaith Ibn Bass: Dapet dari NGIMPI ???

Bang Ady: Jawabnya tidak bertanya lagi......susah amat sih mau mengaku kalau anda sebenarnya tidak berpegang pada selain Al-Qur’an! Apa takut dicap sebagai Ingkar Sunnah, Quraniun dan segala macam label? Kita harus berani menyatakan keyakinan kita apapun risikonya.

Islam Saja: Saya sangat percaya “ahsalan hadits”, apa kurang jelas?

Syaith Ibn Bass: Omongan nt ke BUKHORI ntuh kene ke semue Muhadisin artinye nt percaye hadis lewat MIMPI,,,mangkenye ngomong diayak dulu,,,wkwkwkw

Bang Ady: Tidak semua pembaca ngerti bahasa arab seperti anda jadi apa salahnya anda jelaskan.......AHSALAN HADITH.

Islam Saja:

الله نزل أحسن الحديث كتابا متشابها مثاني تقشعر منه جلود الذين يخشون ربهم ثم تلين جلودهم وقلوبهم إلى

ذكر الله ذلك هدى الله يهدي به من يشاء ومن يضلل الله فما له من هاد


39:23 Allah telah menurunkan AHSANALHADITS (HADITS yang paling baik)(yaitu) sebuah Ki...Lihat Selengkapnya

Syaith Ibn Bass: wkwkwk,,,Terus ayat nyang laen nt kaga bace,,16:44. keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu (MUHAMMAD SAW) menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka[829] dan supaya mereka memikirkan, NGIMPI NT YEK,,,wkwkwkw

Syaith Ibn Bass: Salam bang Ady ane cabut dulu,,,orang gendeng model die kaga useh dihawil,,, wkwkwkw

Bang Ady: INI JAWABAN SEJUJURNYA DARI ANDA!...........kawan kita ini TIDAK BERPEGANG kepada mana-mana kitab Hadith baik yang di Sunni ataupun Syiah. Dia cuma berpegang dengan Al-Qur’an saja. Ya,itu hak dia dan kebebasan dia.

Syaith Ibn Bass: AHSANAL HADIS die BILANG AHSALAN HADIS ,,,ane dari tadi kaga mudeng,,, wkwkwkw

Syaith Ibn Bass: AHSAN ame AHSAL bise same,,,kirain jaka sembung kaga tau nye joko bodo.

Islam Saja: Dimana saya menulis seperti itu? Apa kalau percaya kepada “ahsanal hadits”, berarti menolak yang lain? Apa saya menulis “HANYA PERCAYA”? Kitab selain al-Quran, mempunyai nilai historis. Dengan membaca al-Kafi saya bisa menduga paham dari si Kulaini. De... LihatSelengkapnya

Zein Mottaqi: Islam saja ini membingungkan satu sisi dia hanya percaya kepada al-quran dan tidak percaya hadist, ingkar sunnah tapi saat yang bersamaan beliau menggunakan hadist sebagai penguat qur’an ketika tema yang dia usung adalah tentang “kejanggalan” syiah.

Syaith Ibn Bass: Nt nulis: Bukhori konon menemukan 600000 hadits, lalu beliau sortir dan oleh beliau hanya dipilih sekitar 4000-an. Artinya beliau MENOLAK 99% lebih hadits. Namun siapakah yang mengesahkan ilmu “penyortiran” hadits yang DICIPTAKANoleh Bukhori? Apa METODE PENYORTIRAN beliau valid/ sah? Siapa yang berhak mengesahkannya?,,,Terus AL-Qur’an NGESAHIN HADIS CIPTAAN BUKHORI gitu.

Syaith Ibn Bass: Sekoleh lagi meningan,,,SDN 02 pagi nerime murid baru noh,,,,

Syaith Ibn Bass: Nt Tulis DICIPTAKAN oleh Bukhori?,,,pake Hurup gede noh DICIPTAKAN.

Bang Ady: Alhamdulillah akhirnya usaha bersama kita berjaya membongkar identitas kawan kita IslamSaja. Saya cukupkan sampai di sini saja. Mohon maaf bila ada sebarang kesalahan.

Allahummashalli ala Muhammad wa aali Muhammad.

Syaith Ibn Bass: Dan perlu nt tau Kaidah syiah ntuh kalau Hadis tabrakan ama Al-Qur’an biarpun Shoheh buang ke tembok,,,wkwkwk,,,SDN 02 pagi nerime murid baru noh,,,,wkwkwk الله مصل علا محمد واعلي محمد Sholi A’la Muhammad Wa Aali Muhammad

Irsavone Sabit: Nyimak aja deh.

Islam Saja: Ingat lo ya, menurut ustadz anda, ulama Syiah zaman dahulu mensahihkan al-Kafi karena selalu diawasi ma’shumin. Jadi imam syiah itu ada 13 bukan 12.

Hadi Apriadi: Status kelas O’ON. Yang paling BOL/’

Irsavone Sabit: Islam saja malas membaca, seolah-olah apa yang ditanyakan belum dijawab, padahal dari awal note ini telah dijawab, otaknya saja tidak menerima, mungkin saja terlalu banyak makan doktrin oleh ustadznya sehingga kebenaran yang terang benderang menjadi tidak kelihatan....

Irsavone Sabit: Islam saja, kalau mempelajari Islam... ya harus dilepaskan semua atribut diri sehingga, kebenaran mudah masuknya...kalau otak sudah penuh dengan doktrin yang salah... yaaa mau dibiliang apalagi...

Islam Saja: Pernyataan anda di atas lebih pas untuk anda sendiri.

Hadi Apriadi: Buat kamu, kuya....!

Regaung Hangrayudhie: Pertanyaannya, apakah Abubakar & Umar Al Khatab pernah membuat kebijakan setiap muslim mengharuskan berpedoman pada Hadits? _____ to: Islam Saja Konsekensi seorang muslim adalah harus berpedoman kepada hadits, terutama ahsanal hadits.

Muhammad Azmy: Ada juga Imam Abdullah (Saudi), Imam SBY (Indonesia), Imam Yazid (anak Muawiyah),...---> menurut pemahaman Islam Saja

**************

Sinar Agama: Salam: Yang mengasihani sekali itu adalah ketika seseorang di depan gunung, tapi tidak melihat gunung tersebut dan, lebih parah lagi mengingkarinya. Lucu amat, pengikut 12 imam makshum as yang paling taat kepada Allah dan Nabi saww dan kepada imam 12 imam makshum as dengan kitab haditsnya yang puluhan judul kitab hadits dan lebih dari seratusan jilid (karena Biharu al-Anwaar saja 110 jilid) dan kaya dengan ilmu dan hadist-hadist, dimana kitab al-Kaafi saja sudah melebihi jumlah hadits dari enam kitab hadits Sunni, lalu .....difitnah meminjam dan memakai hadist-hadist Sunni untuk akidahnya yang terpenting dalam keberbedaannya ini.

Ini yang saya katakan gunung di depan mata, tapi tidak mau dilihatnya.

Ratusan hadits tentang imam 12 ini di Syi’ah. Di al-Kaafi saja, di halaman 525 atau 526, ada sub judul:

باب ما جاء في الاثنى عشر والنص عليهم، عليهم السلام

“Bab Nash-nash yang menjelaskan tentang 12 imam as”

Di sana disebutkan riwayat-riwayat tentang 12 imam setelah Nabi saww yang dimulai dari Imam Ali as dan ditutup dengan imam ke dua belas, yaitu imam Mahdi as. Bentuk-bentuk riwayatnya juga bermacam-macam dimana ada yang lahiriahnya seperti yang kamu nukil itu. Karena itu:

1- Baca kitab-kitab Syi’ah kalau mau, lalu baru berkata kepada orang lain.

2- Pahamilah bahwa Nabi saww dan para makshum as sendiri menjelaskan bahwa maksud dari 12 imam dari keturunan Nabi saww yang tertera di sebagian hadits itu, mesti dimaknai dengan hadist-hadist lain yang menjelaskan, yaitu yang dimulai dari imam Ali as dan ditutup dengan imam ke dua belas, yaitu imam Mahdi as.

3- Memahami hal seperti itu sangat mudah. Bahkan di sebagian hadist-hadist di sub judul al-Kaafi itu mengatakan bahwa perawi membaca tulisan nama-nama para imam as yang dipegang oleh hdh Fathimah as dimana setelah dihitung ada 12 orang dari putra beliau as dan terdapat 3 nama Ali.

Riwayat seperti itu, sangat mudah dipahami bahwa maksudnya adalah 12 imam as yang hampir semuanya dari keturunan hdh Faathimah as dimana tiga nama dari keturunan beliau as itu adalah Ali. Hal itu karena banyaknya riwayat yang menerangkan bahwa imamah itu dimulai dari imam Ali bin Abi Thaalib as di atas itu. Jadi, nama Ali pada imam 12, berjumlah 4 nama, dimana 3 Ali putra hdh Faathimah as dan satu Ali as adalah imam Ali bin Abi Thaalib as sendiri.

4- Kalau imam itu hanya dua belas, dan dimulai dari imam Ali as, maka kalau ada kalimat atau hadits yang berbunyi “imam itu dua belas orang dari keturunan Nabi saww”, maka maksudnya semuanya atau hampir semuanya atau kebanyakannya. Pemahaman seperti ini, sangat wajar dan dibolehkan akal dan agama, manakala pengucap kalimat atau hadits itu, juga banyak mengatakan bahwa imam itu dua belas orang dan dimulai dari imam Ali as dan ditutup dengan imam Mahdi as.

5- Dari arah bawah/akhir, maka lucu banget kalau hadits yang kamu nukil itu dipahami ada imam ke 13. Karena hadist-hadist lainnya yang banyak sekali, baik di Syi’ah atau di Sunni, mengatakan bahwa imam itu hanya 12 orang. jadi, imam itu hanya dua belas, dan diahkiri oleh imam Mahdi as.

6- Kalau orang Syi’ah menggunakan hadist-hadist Sunni tentang 12 imam makshum itu, hanya dan hanya, supaya saudara-saudara Sunni lebih mudah dalam menyadari bahwa imamah itu adalah konsep yang ada dalam Islam yang diriwayatkan dalam hadist-hadist Sunni sekalipun, bukan untuk mengokohkan keyakinannya sendiri. Ra’syih.

Anjuran: Kalau kamu wahabi, yang mewajibkan semua manusia untuk merujuk ke Qur'an dan Haidts secara langsung, maka kembalilah ke Sunni. Karena di Sunni, tidak boleh orang merujuk kepada keduanya itu, kecuali kalau sudah menguasai perangkat-perangkatnya, seperti bahasa Arab, hadits, ushulfiqih, rijal....dan ilmu-ilmu lainnya yang merupakan perangkat untuk memahami keduanya.

Karena kalau kamu kembali ke Sunni, maka tidak akan pernah menulis seperti yang kamu tulis di atas itu. Karena pemahaman seperti itu, benar-benar dangkal dan terlihat kalau tanpa perangkat sama sekali.

Wasslaamu ‘ala man ittaba’a al-hudaa.

Ali Fuad: Ane InsyaAllah tahu, jika Islam Saja tersebut sangat ragu-ragu pada keyakinan Sunni nya. Sebab ia mengupas habis tentang Syia gp karena ia tak mengerti dan galau. Semakin ia kupas semakin galau. Jika ia yakin akan kesuniannya tentu ia tak mengupas banyak tentang Syiah. Dan Islam saja mengambil sumber pendapat dari orang luar yang tak mengerti rumah tangga Syiah sendiri. Jadi status di atas sudah klasik yang dibumbui oleh Islam saja. Jika Islam saja masih dalam keraguan bertanyalah pada ahlinya, bukan kepada orang anti Syiah, hehehe

Islam Saja: Ada diskusi yang menarik di antara Syii yang mengungkapkan bahwa Alkatib bisa saja tidak berbohong, karena di pembukaan dia memang mengatakan bahwa di samping ada riwayat yang mendukung doktrin Syiah 12 Imam (SDI), namun banyak riwayat yang bertentangan dengan doktrin SDI. Riwayat-riwayat itulah yang diungkapkan beliau.

Dialog pada chatting berikut mengungkapkan memang ada riwayat yang menyatakan bahwa Zuroroh tidak tahu siapa Imam pengganti Imam Ja’far.

Silahkan baca link berikut;
http://www.shiachat.com/forum/index.php?/topic/234981824-did-zurarah-bin-ayun-die/

Did Zurarah Bin A’yun Die... - Shia/Sunni Dialogue

www.shiachat.com

Page 1 of 3 - Did Zurarah Bin A’yun Die... - posted in Shia/Sunni Dialogue: Did Zurarahbin A’yun die without believing in the Imamate of al-Kadhim(as)? w/s

Islam Saja: Argumentasi Syiah Zaidiyah yang ada di kitab Saduq berikut menarik untuk disimak:

Saduq melaporkan keberatan Syi’ah Zaydiah mengenai doktrin 12 Imam, dan statemen mereka bahwa: ‘Kisah yang menunjukkan bahwa Imam hanya ada dua belas adalah suatu statemen yang dibuat oleh paham Syi’ah Imamiah pada zaman belakangan, dan mereka memproduksi banyak hadits palsu mengenai hal itu. Mereka (Zaidiah) menunjang posisi mereka dengan menunjukkan fakta bahwa:

- Syi’ah biasa terpecah menjadi beberapa sekte setelah meninggalnya setiap Imam dan tidak tahu siapa yang menjadi Imam berikutnya.

- Sebagaimana mereka juga menekankan gagasan ‘bada’ (perubahan kehendak) mengenai Isma’il (saudara Imam Ja’far) dan Muhammad bin Ali (sudara Imam Al-Askari), yang kontradiksi dengan klaim adanya daftar yang telah ditentukan sebelumnya (oleh Rosul) tentang nama-nama Imam.

- Kematian Zurarah yang tidak mengetahui siapa Imam setelah Imam Sadiq adalah bukti tambahan yang lain.

Ali Fuad: Baca sendri jawab sendiri ya, dan bertanyalah pada diri sendiri “siapa saya”!

Sandra Fauzia: الله يهديك

Sinar Agama: I.S: Semua yang kamu katakan di sini ini kebanyakannya sudah diterangkan di catatan-catatan saya. Silahkan merujuk kesana sebelum kamu membuat film sendiri tentang Syi’ah 12 imam makshum as.

Ringkasan dari catatan-catatan yang sudah banyak di akun-ku ini diantaranya sebagai berikut:
  • Keyakinan tentang imamah itu adalah keyakinan yang tidak bisa digoyah. Yaitu 12 imam yang makshum as. Dalil-dalilnya di semua tempat dan madzhab bertebaran. Jangankan di Syi’ah di Sunni saja melebihi mutawatir. Shahih Bukhari-Muslim saja meriwayatkan, apalagi yang lainnya.
  • Syi’ah itu tidak pernah berpecah. Yakni Syi’ah 12 imam as. Syi’ah itu artinya pengikut Kalau Zaidiyyah dikatakan Syi’ah, hal itu karena mereka mengikuti Zaid. Hal ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan Syi’ah 12 imam. Sunni juga Syi’ah khalifah yang empat dan semua shahabat, sekalipun mereka lebih suka menamakan diri dengan Ahlussunnah.
  • Zurarah ra itu bukan hanya disuruh tidak tahu imam, bahkan pernah dikecam oleh imam as. Karena imam Ja’far as mengetahui akan dibunuh dan sedang dimata-matai untuk membuktikan keSyi’ahannya hingga dengan itu akan ditangkap dan dibunuh. Ketika mendapat surat kecaman imam dimana waktu sedang diintip para intel itu, sebegitu sedihnya dia ra sampai gelisahnya diketahui oleh teman-temannya dan sipengintip itu. Dan hal ini, juga sering dijadikan dalil orang para wahabi yang konyol itu, untuk mengatakan bahwa Zurarah ra yang dikenal shahabat dekat dan perawi terpercaya saja dikecam oleh imam-nya sendiri.
Setelah masalah ancaman pembunuhan itu berlalu, maka imam as akhirnya memberitahunya bahwa hal itu demi menjaga nyawanya.

Karena itulah saya katakan bahwa para wahabi itu konyol, karena mereka sendiri sudah tahu bahwa imam tujuanya seperti itu, karena di sejarahnya dan di hadits-hadits lainnya juga diterangkan seperti itu. Tapi mereka memotong sebagiannya dan menebar yang lainnya untuk membuat makar.

Begitu pula tentang bahwa Zurarah ra yang dikatakan tidak tahu imam berikutnya setelah imam Ja’far as itu. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa hadist-hadist itu sudah dikatakan Nabi saww dan diriwayatkan di Syi’ah dan Sunni, termasuk 12 imam dan namanamanya, dimana masih jauh-jauh sebelum mereka lahir (bahkan dua abad sebelum lahir sekalipun) dan hadist-hadist itu juga yang salah satu dalil imam Ja’far as dan Imam Musa as dalam membuktikan kesesatan Syi’ah/pengikut Ismail bin Ja’far (selain dalil matinya sebelum syahidnya imam Ja’far as sendiri), maka sudah jelas bagi orang Syi’ah 12 imam, hal itu lebih terang dari matahari di siang bolong.

Nah, kalau salah satu shahabat terkenal mengatakan tidak tahu, maka hal itu karena belum dilantik.

Sebagaimana kamu sendiri menyerang tentang bada’, yakni perubahan keputusan Tuhan tentang apa saja (seperti tentang nabi Ismail as dan hukum-hukum yang dinasakh/dihapus/ diganti .....dan seambrek lagi contoh bada’ ini) yang diyakini Syi’ah ini, maka Zurarah ra juga bermaksud demikian. Artinya, walaupun nama-nama itu sudah diterangkan sejak awal yang bertebaran di hadist-hadist Nabi saww melalui jalur Syi’ah dan Sunni, akan tetapi, sebelum dilantik dan diresmikan oleh imam sebelumnya, maka tidak ada seorang Syi’ahpun yang boleh menentukannnya sendiri. Hal itu, karena dikhawatirkan terjadi bada’ pada ketentuan Tuhan tersebut.

Intinya, kalau ada orang Syi’ah mengatakan tidak beriman dengan 12 imam, atau tidak tahu satu imam diantara mereka, maka maknanya, kalau bukan taqiyah (untuk melindungi dirinya atau imam pengganti tersebut dari gangguan musuh), maka sudah pasti karena tidak mau mendahului keputusan Tuhan yang akan diilhamkan kepada imam makshum sebelumnya..

Jadi, sebelum benar-benar dilantik oleh imam sebelumnya, maka tidak ada orang Syi’ahpun yang berhak menentukan imam setelahnya itu siapa walau, secara garis globalnya namanama itu sudah dikabarkan oleh Nabi saww. Hal itu, karena Islam mengajarkan bada’-Tuhan itu.

Karena itulah, sekalipun di riwayat-riwayat Syi’ah seperti di al-Kaafi di atas itu, sudah banyak meriwayatkan hadist-hadist tentang12 imam as dan nama-namanya, baik dari Nabi saww atau dari para imam itu sendiri, yang disub judulkan seperti di komentar pertama saya itu, walau begitu, tetap terdapat sub-sub judul yang lain yang memuat riwayat khusus pengangkatan para imam satu persatu. Dan bahkan di kitab hadits al-Kaafii, riwayat tentang penunjukan satu imam dari imam sebelumnya itu didahulukan dalam penulisannya dari hadits-hadits tentang 12 imam yang menyebut nama-nama mereka itu. Coba perhatikan sub-sub judul ini di jilid 1 hal. 293:


باب الاشارة والنص على أمير المؤمنين عليه السلام

باب الاشارة والنص على الحسن بن علي عليهما السلام

باب الاشارة والنص على الحسين بن علي عليهما السلام

باب الاشارة والنص على علي بن الحسين صلوات الله عليهما

باب الاشارة والنص على أبي جعفر عليه السلام

باب الاشارة والنص على أبي عبدالله جعفر بن محمد الصادق صلوات الله عليهما

باب الاشارة والنص على أبي الحسن موسى عليه السلام

باب الاشارة والنص على أبي الحسن الرضا عليه السلام

باب الاشارة والنص على أبي جعفر الثاني عليه السلام

باب الاشارة والنص على أبي الحسن الثالث عليه السلام

باب الاشارة والنص على أبي محمد عليه السلام

باب الاشارة والنص إلى صاحب الدار عليه السلام


Bab-bab itu satu persatu menyebutkan tentang penashan atau penunjukan imam-imam satu persatu dari imam-imam sebelumnya yang dimulai dari imam Ali as yang ditunjuk Nabi saww lalu imam Ali as yang menunjuk imam Hasan as....dan seterusnya...sampai ke imam Mahdi sebagai imam terakhir dari 12 imam itu.

Dan baru setelah sekian ratus halaman berikutnya, yaitu di hal. 525 dari jilid 1 tersebut, beliau ra menyebut sub judul yang saya sebutkan di komentar pertama di atas itu, yaitu bab:

باب ما جاء في الاثنى عشر والنص عليهم، عليهم السلام

“Bab Nash-nash yang menjelaskan tentang 12 imam as”

Semua penjelasan-penjelasan itu, sudah ada di kitab-kitab Syi’ah 12 imam as, sejak ratusan tahun yang lalu. Tapi wahabi konyol itu, memang sengaja memotong sebagian dan menebar sebagian untuk membuat makar.

Di Sunni, mereka (wahabi) berhasil membuat makar hingga puluhan juta Sunni di Indonesia melepas syafi’inya dan masuk serta ikut wahabi ini dengan nama-nama yang berbeda-beda seperti Ahlussunnah (Tapi maknanya mengikut Qur'an dan hadits, bukan mengikut empat madzhab dalam fikih dan dua madzhab dalam akidah sebagaimana memang ini makna Ahlussunnah itu dimana bisa dilihat di kitab-kitab Sunni seperti karya K.H. Hasyim Asy’ari pendiri NU), Salafi, atau dengan nama-nama Ormas seperti “Pengikut Muhammad”...dan seterusnya... dimana mereka terangkum dalam satu bahasa gamblang wahabi, yaitu tentang pembid’ahan, pemusyrikan dan pengkafiran aliran-aliran lain.

Wassalam bagi yang membersihkan hatinya dari penyakit ego dan merenungi dalil yang gamblang yang tanpa disisipi kepalsuan apapun.

Irsavone Sabit: Islam Saja, buka mata tidak hanya mata di kepala dibuka tetapi mata di hati juga dibuka supaya kebenaran yang terang dapat kelihatan ...

Wassalam.

Mata Jiwa: Agama di obok-obok sama yang bukan ahlinya... beginilah jadinya.... biasa megang cabe bawang koq ya pe-de banget mau bongkar pasang mobil....Islam Saja, ente keterlaluan deh pe-de-nya...mbok ngaca dulu kek, kalau mau ngebahas agama....kayak yang ahlinya aja..ada...See

More

Syakir Muhammadong: Syiahlan vs wahbabi.. heheh asyiikkkk

Hasrul Al Baqir: Syukron ustadz.

Islam Saja: To Mata Jiwa: justru saya sedang belajar Islam, kok gak boleh? Pemahaman saya kadang berubah dari waktu ke waktu. Dulu saya pernah membela doktrin syiah 12 Imam, bahkan pernah menyebarkan zina ala mut’ah, sekarang saya menentangnya. Dulu saya sewaktu di PII juga mengecam tahlilan dan membid’ahkannya, namun sekarang membiarkannya.

Mata Jiwa: Islam Saja : nah, antum sudah mengakui bahwa antum sendiri sedang belajar agama ini, berarti bukan kapasitas antum mengumbar opini antum secara sembarangan... dari pengalaman antum, pindah berbagai aliran karena merasa belum mendapat kebenaran itu, mestinya... See More

Muhammad Nurahim Okki: Nyimak.....

Islam Saja: To Mata Jiwa: saya memang akan mempelajari Islam sampai ajal menjemput, Insya Allah.

Sinar Agama: Islam Saja: Kalau aku layak menjadi saudaramu, maka aku akan berkata: “Saudaraku, aku benar-benar bersyukur pada Tuhan kita yang telah menginayahimu semangat mencari ilmu itu, sebagaimana aku tidak pernah berhenti menyukuriNya karena telah memberiku semangat itu sampai sekarang ini, alahmadulillah. Kalau kamu juga menganggapku sebagai saudaramu, maka jangan pernah sungkan untuk bertengkar ilmu, asal untuk mencari kebenaran dan karena Allah serta bertengkar dengan saudara, bukan dengan musuh. Artinya, hanya bertengkar akal dan tidak bertengkar hati. Yakni bertengkar dalam diskusi terbuka, tanpa ada pemaksaan dan tanpa pemutusan saling ridha dan saling doa serta saling cinta. Ketuk dan gedorlah pintuku selalu, kalau kamu membutuhkan si pendosa ini, karena ia (aku) akan selalu membuka pintunya untuk antum dan siapa saja.

Tapi, saudaramu ini sudah renta tulang tulangnya, tinggi darahnya, kejang jemari-jemarinya, rabun matanya, ....dan seterusnya...karena itu, kalau memang bisa, sedikit-sedikit dan topik pertopik dalam mengajukan masalah-masalah yang telah menyesakkan dadamu. Sungguh, aku yang hina ini, tidak akan pernah berhenti mencoba membantumu dan siapa saja yang memerlukannya.

Karena ia merasakan sakit bagi sakitnya yang lain, merasa sedih dengan sedihnya yang lain, merasa gelisah dengan gelisahnya yang lain. Semoga saja Tuhan, dapat menerima taubat kita semua amin.

Saudaraku, kitab dialog A Hasan adalah hirizku/ajimatku dimasa lalu. Walau aku lahir di Syafi’i, tapi sempat beberapa tahun jadi wahabi dan aktif di pemuda Muhammadiah yang berhirizkan kitab soal-jawabnya A.Hasan.

Akan tetapi, karena aku tidak pernah mau ditipu dengan kebenaran yang tidak teruji sampai mati (ajal menjemput), maka kutinggalkan semuanya dan mendekap Ahlulbait Nabi saww yang kita shalawati terus tiap hari dalam shalat-shalat kita. Dan demi Tuhan, walau dengan informasi secuil ini, telah kudapatkannya sebagai ajaran yang kokoh dan siap diuji terbuka sampai hari kiamat tiba sekalipun. Karena itu, ia merupakan jalan termungkin untuk tetap abadi di akhirat. Hal itu karena sifat-sifat siap diuji sampai mati itu, hanya ada padanya, hanya padanya. Alhamdulillah.

Oh iya, jangan pernah merasa risih untuk berbeda. Karena yang kami dapatkan di Ahlulbait as, selama orang belum jelas terhadap kebenaran yang dicarinya dengan semangat dan ikhlash hingga ia belum mengambil hidayah itu, maka Allah masih mengampuninya. Wassalam”

Sinar Agama: Islam Saja: “Oh iya, saya bukan ahli seperti yang dikatakan Mata Jiwa itu, karena saya hanya dan hanya murid terkecil di hauzah/pesantren. Memang, saya sudah puluhan tahun belajar dan tidak akan pernah berhenti dari belajar. Tapi, untuk mencapai ahli, bagi saya, mungkin hanya merupakan cita dan cintaku saja. Saya sudah bersyukur dapat melihat dari dekat apa-apa yang diajarkan Islam melalui jalur Ahlulbait as ini walau, sudah tentu dengan mata yang sempit, hati yang tidak selebar meja komputer sekalipun dan dengan ruh yang banyak dosa ini. Apapun itu, gedorlah pintuku selalu kalau kamu mau, tapi kalau saudaramu ini tidak dapat membantumu, maka maafkan dan ampunilah dia serta jangan pernah putus asa mencari dari para guru. Tapi carilah guru yang mau dikurangajari murid-muridnya dengan hujan pertanyaan dan ujian serta isykalan (debatan) yang menhujaninya yang dilakukan hanya dan hanya untuk mencari kebenaran dan kejelasan itu sendiri. Jadi, carilah guru yang TIDAK bergaya nabi nan makshum. Carilah guru yang tawadhu’nya bukan alat bisnisnya bagi ego, harga diri dan bahkan koceknya.”

Sinar Agama: Cacha: Ada perbaikan sedikit di tulisanku paling akhir, tolong baca lagi.

Mata Jiwa: Islam Saja : Tuh, baik banget ya pak ustad, sampai-sampai antum dipanggil-panggil ‘saudara’ku...malu lah kita ini ya, sudah gak punya bekal pengetahuan, sok tau pula....... gak sabaran pula....... (mungkin untuk sabar harus banyak-banyak makan sambel kemiri ya pak ustad Sinar Agama ?

Islam Saja: Memang akhirnya harus memilih. Kalau bicara soal riwayat yang dikaitkan kepada Imam Ali dan para Imam keturunan Ali, maka akan dijumpai riwayat yang sesuai doktrin Syiah 12 Imam (yang belum tentu sama dengann doktrin Syiah 7 Imam atau Syiah Zaidiyah) dan .....

Sinar Agama: Islam Saja: DEMI ALLAH TIDAK ADA RIWAYAT SATUPUN YANG MENERANGKAN TENTANG IMAM TUJUH-ISMAILIYYAH ATAU IMAM ZAIDIYYAH. ALIRAN-ALIRAN INI SAMA SEPERTI SUNNI YANG MENGIKUTI IMAM-IMAM MEREKA TANPA MERUJUK KEPADA HADITS MANAPUN. JADI, TOLONG JANGAN MENISBAHKAN ATAU MENGHUBUNGKAN ALIRAN-ALIRAN ITU DENGAN HADITS NABI SAWW, KARENA ANTUM BISA DIPERTANYAKAN OLEH BELIAU SAWW KELAK DI AKHIRAT.

BEDA HALNYA DENGAN SYI’AH 12 IMAM YANG SEMUANYA, BAIK JUMLAH DAN NAMA-NAMANYA, DARI HADITS-HADITS NABI SAWW, SEKALIPUN ALIRAN LAIN MENOLAK HADITS TERSEBUT ATAU TIDAK MENGAMALKANNYA.

Antum tidak dipaksa untuk apapun, karena antum bebas melakukan apapun dan hanya akan dimintai tanggung jawab kelak di akhirat oleh Allah. Tapi kami harus memaksa antum untuk tidak mengatakan bahwa Ismailiyyah dan Zaidiyyah itu bersandar pada hadits, karena memang haditsnya sama sekali tidak ada. Semoga antum pada akhirnya dapat menemukan kebenaran yang hakiki yang siap diuji oleh siapapun di dunia ini, hingga ia menjadi penarang kubur dan akhirat antum, amin.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ