Kamis, 06 Agustus 2020

Tujuan Akhir Hidup Manusia


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/250779621633508/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 20 September 2011 pukul 16:49


Syair Pengembara: Salam ustadz. Mau tanya.

1. Kemanakah sebenarnya tujuan akhir hidup manusia, ke surga atau bersatu dengan Tuhan ?( maaf ini karena ada pandangan yang tidak berharap ke surga)

2. Apa makna kekal di surga dan di neraka ? Apakah kekal yang abadi atau kekal sementara? (mengingat surga dan neraka adalah ciptaan Tuhan, sesuatu yang dicipta tentu ada batasannya.)

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

(1). Tujuan hidup itu adalah menjadi orang baik atau manusia sempurna. Dan manusia sempurna itu melebihi semua derajat makhluk Tuhan yang lain walaupun malaikat. Dan, manusia sempurna itu adalah yang menuju kepada Allah. Sedang surga itu bukan tujuan, tetapi bonus dariNya.

Menuju Tuhan ini memiliki banyak sekali tingkatannya dan derajatnya. Ada yang hanya sampai pada MaafNya, ada yang sampai pada RidhaNya, ada yang sampai pada sifat-sifatNya dan Asma-asmaNya sesuai dengan derajat dan kemampuan masing-masing.

Tetapi ingat, jugan lupa catatan-catatan sebelumnya. Bahwa sampai ke Asma-asma Tuhan itu, baik Asma Sifat atau Zat, bukan berarti telah menyatu dan menjadiNya, akan tetapi menjadi tajalliNya saja. Hal itu, karena manusia, walau bagaimanapun tetap memiliki batasan dirinya, seperti bahwa ia ketika masih hidup memiliki dimensi materi, barzakhi dan akli. Dan kalau sudah mati ia tetap memiliki semua itu walau dengan ikatan lemah pada badaninya yang berupa tulang belulang. Dan kalau sudah di akhirat dan telah menjadi non materi sekalipun, maka ia tetap memiliki barzakhi dan aklinya dimana semua itu merupakan batasan-batasannya dan benar-benar merupakan hakikat manusia. Karena itu, selembut apapun insan kamil itu ke dalam Asma-asma Tuhan, itu maka ia tidak bisa menjadiNya, tetapi hanya bisa menjadi tajalli dan manifestasiNya.

Apalagi kalau dengan bahasa yang lebih terang dan lebih Irfan, maka tujuan manusia itu adalah menjadi tiada. Yakni kata lain menujuNya. Ketika manusia menujuNya, dan ketika ternyata yang ada itu hanya Dia, maka sudah pasti tujuan manusia adalah melihat ke- Hanyaan AdaNya, dan hakikat ke-tiadaan dirinya sendiri. Karena itulah manusia yang setelah menerima amanat agung Tuhan yang malaikatpun tidak sanggup menerimanya, Tuhan mengatakan bahwa manusia itu “Zhaluuman Jahuulan”. Yakni yang bisa sampai ke tingkat “Aniaya dan Bodoh Amat”. Aniaya, yakni merasa Aniaya. Hal itu karena tadinya ia merasa ada dan ternyata ia tahu kalau tiada. Karenanya ia merasa Aniaya. Jahuul artinya sangat bodoh.


Karena tadinya sebelum fana ia merasa tahu Tuhan sedikit. Tetapi setelah fana’ baru tahu kalau ia tidak tahu apa-apa dan tidak akan pernah tahu apa-apa tentang Tuhannya walau sedikit. Karena disamping ia tidak ada, ia juga tahu bahwa kalau Tuhan itu diketahui sedikit, berarti Tuhan itu luas dan, sudah tentu terbatas. Karena lawan sedikit itu luas atau banyak (bc: banyak kesempurnaannya), tetapi bukan lawan dari “tidak terbatas”. Nah, setelah ia tahu dan melihat bahwa Tuhan itu tidak terbatas, maka sudah tentu tidak mungkin dikethui walau sedikit.

(2). Kekal di surga itu adalah kekal dan abadi selama-lamanya. Yakni tidak ada akhirnya sama sekali. Hal seperti ini mengapa membuat bingung antum? Bukankah antum merasa ada dan mengatakan bahwa alam ini juga ada dan bukankah itu berarti menyamai Tuhan yang ada dari sisi adanya? Kalau antum mengatakan bahwa adaNya ada dengan sendirinya dan adanya kita dan alam sekitar karena DiriNya dan bukan karena diri kita sendiri, maka begitu pula dengan kekekalan surga itu. Yakni surga kekal karena dikekalkan Tuhan dan bukan karena dirinya sendiri, tetapi Tuhan kekal karena DiriNya sendiri dan bukan karena selainNya.


Chi Sakuradandelion dan 3 orang lainnya menyukai ini.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar