Kamis, 06 Agustus 2020

Dunia Khayal


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/251693774875426/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 22 September 2011 pukul 15:45


Al Louna: Salam ustadz. Tolong jelaskan pandangan,mengenai dunia khayal dalam islam. Syukran.

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

(1). Khayal itu memiliki makna umum dan makna ilmiah. Makna umum adalah makna yang diambil dari bahasa umumnya masyarakat, dan makna ilmiah adalah makna yang diambil dari hasil penelitian dan pembuktian filosofis.

(2). Khayal dalam makna umum adalah ngelamun, mengandai-andandai, mendamba, mengharap dan seterusnya … tetapi terdapat sesuatu yang sulit dijangkau. Fantasi, angan-angan, juga termasuk khayal yang bermakna umum ini.

(3). Khayal yang dalam makna ilmiah yang logikaiah adalah apapun gambaran yang ada dalam akal kita. Apakah itu angan-angan jauh atau hal-hal biasa sepeti gambaran manis, putih, ayah kita …, dan seterusnya dari semua yang ada dalam data akal kita. Intinya, khayal dalam makna logika ini adalah semua data yang ada dalam akal kita itu, baik hal-hal jauh atau dekat, hal- hal mudah atau susah, hal-hal terjangkau atau tidak, hal-hal yang perlu jangkauan atau tidak ...dan seterusnya. Jadi, apapun yang ada di dalam akal, adalah Khayal.

(4). Khayal yang dalam makna ilmiah yang filosofiah, di samping makna logika tadi juga dipakai di bab-babnya yang membahas tentang keberadaan dalam akal, ia juga memiliki makna lain di bab lainnya. Yaitu yang bemakna Suatu wujud non materi yang kenonmateriannya itu hanya dari sisi matter atau meterialnya saja, akan tetapi dari sifat-sifatnya, seperti enak, sakit, manis, bentuk-bentuk dan warna-warna dan apa saja, ia tetap memilikinya.

Wujud ini mirip dengan wujud-wujud yang kita lihat dalam mimpi dimana di alam mimpi kita itu adalah alam non materi yang ada di ruh kita yang non materi juga. Karena itu, ular yang terlihat dalam mimpi itu, bukan wujud materi akan tetapi masih memiliki sifat-sifat, warna- warna dan bentuk-bentuk materi. Seperti bentuknya, warnanya dan lain-lain.

(5). Kedua khayal ilmiah di atas, memiliki kesamaan hakikat, yaitu sama-sama tidak memiliki materi, akan tetapi tetap memiliki 2 sifat kemateriaan selain kematterannya atau bendawiyahnya.

(6). Kedua khayal di atas memiliki nama tersendiri. Khayal yang ada di dalam ruh manusia itu atau akal manusia itu, dikatakan Khayal Muttashil atau menyambung, yakni menyambung atau ada di dalam ruh manusia. Dan Khayal yang di alam Barzakh itu dikatakan sebagai Khayal Munfashil, yaitu Khayal berpisah dari ruh manusia alias tidak ada di dalam ruh atau akal manusia.


Empty Box: Ustadz...apakah benar Allah tidak suka jika hamba Nya banyak berkhayal?... Bagaimana jika menurut sang hamba khayalan itu adalah doanya? Afwan...:)


Sinar Agama: Empty: Apakah bisa dikatakan doa, ketika orang mengkhayalkan sesuatu yang tidak mungkin dijangkaunya, seperti mengkhayal menjadi marja’ sementara ia tidak belajar agama di hauzah/pesantren, atau menghkhayal jadi dokter sementara ia malas sekolah ... dan seterusnya??!!

Syethan pernah mengatakan di Qur'an bahwa ia akan mendatangi manusia dari arah depan, ...dan seterusnya. Depan di sini maksudnya memberikan khayalan-khayalan yang teramat jauh hingga melupakan tugas hari ini.

Jadi, kalau punya angan-angan yang tidak terlalu mustahil dan diusahakan untuk diwujudkan, maka itu namanya bukan khayal, akan tetapi cita-cita, keinginan dan semacamnya.


Arif Muhajir menyukai ini.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar