﷽
seri Menjawab Serangan Kitab Syi’ah oleh Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/254522774592526/ by Sinar Agama (Notes) on Monday, September 26, 2011 at 4:25am
Kitab Syiah: Tafsir al Qummi 1/48, cetakan Beirut Lebanon.
Imam Shadiq (as) berkata: Maka Allah yang paling tinggi mengatakan: Sesungguhnya Allah tidak malu untuk menyajikan contoh - yang dari nyamuk atau yang lebih kecil dari itu) Al Shadiq berkata: Ayah saya mengatakan kepada saya bahwa ia mendengar dari al Nudr bin Suwaid dari al Qasam bin Sulaiman dari Khanees Mu’ula bin dari Imam Abu Abdullah saw yang mengatakan: contoh ini disajikan dari Allah untuk Amir Ali saw, jadi nyamuk itu Amir Ali dan ”apa yang lebih kecil dari itu” adalah Nabi saw, dan bukti untuk ini adalah sabdanya (Dan orang-orang yang percaya tahu bahwa itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka.) berarti Amir Ali .
Dalam hal ini ilmu Imam Ali lebih tinggi daripada ilmu Nabi SAW. (nauzubillah).
Foto Dinding
Ki Fuat Damahcom Gaikutenentangaruz: Alhamdulillahya, sesuatu...
SeHarum Mawar SeWangi Melati Cenhai ChoN yan: Whos make that statment......... !!!
Kitab Syiah: Syi’ah.
Achmad Rifai Kopi item: Sesuatu banget..ajiiibbbbb.
Sinar Agama: Salam:
(1). Kalau antum perhatikan dengan seksama tafsir tersebut, maka antum akan lihat bahwa yang mengatakan bahwa: “Ayahku meriwayatkan dari al-Nudhr ....dst ..” itu bukanlah Imam Shadiq as, akan tetapi secara lahiriahnya adalah pengata yang dinukil sebelumnya di awal penafsiran surat al-Baqarah itu, yaitu Abulhasan Ali bin Ibrahim yang mengatakan “Diriwayatkan kepadaku dari ayahku. ”
(2). Perlu diketahui bahwa hadits itu berujung kepada Imam Abu ‘Abdillah as. Nah, Abu Abdillah as itu adalah julukan dari Imam Shadiq as sendiri. Karena itu kan tidak lucu kalau Imam Ja’far al-Shaadiq menukil dari ayahnya dari fulan dan fulan kemudian berakhir pada dirinya sendiri?
(3). Para Imam as itu bukan perawi seperti orang-orang umum, akan tetapi hakikat Nabi saww itu sendiri karena makshum dan sebagai pemertahan dari adanya jalan lurus (shiratulmustaqim) dimana tanpa wujudnya Imammakshum jalan lurus itu tidak mungkin ada, karena di fatihah dikatakan wa laa al-dhaalliin, yaitu jalan yang tidak salah sedikitpun.
(4). Sekarang sudah jelas bahwa pengata di atas itu bukan Imam Shadiq dari sisi pengata melalui riwayat dari ayahnya. Akan tetapi orang lain. Karena itu, antum tidak hati-hati dalam hal ini.
(5). Hadits itu berakhir pada Imam Ja’far as. Akan tetapi antum harus tahu bahwa setidaknya, salah satu perawinya itu adalah Mu’allah bin Khaniis. Dan orang ini sangat dilemahkan di kitab-kitab Rijal Syi’ah. Sampai-sampai dikatakan oleh Alim Rijal al-Najaasyii: ’Ia itu sangat lemah dan tidak perlu dihiraukan -riwayatnya”.
(6). Dengan demikian, tidak semua yang ada di Syi’ah itu sudah pasti benar. Orang-orang Syi’ah, memang tetap meriwayatkan hadits-hadits yang lemah sekalipun demi meneruskan amanat sejarah. Akan tetapi, tidak semua diambilnya dan sudah tentu harus disaring untuk dijadikan pedomannya. Jadi, di Syi’ah tidak ada istilah kitab shahih ini dan itu. Memang, bisa saja dikatakan bahwa kitab itu shahih, akan tetapi setelah ia saring, tapi bukan menamakannya dengan shahih dan orang lain harus ikut pandangannya. Nah, kitab tafsir Qummi ini bukan kitab riwayat dan juga bukan pula yang sudah disaring itu. Jadi, jangan buru-buru mendakwakannya untuk Syi’ah.
(7). Banyak orang yang tidak paham akan ayat yang mengatakan ”Zhaluuman Jahuulan”. Dikira ayat ini mengejek manusia. Padahal ia adalah pujian Tuhan kepada manusia. Hal itu karena hanya manusialah yang bisa sampai ke tingkat Fana’, yakni melihat ketiadaan dirinya. Karena itu, ketika ia melihat ketiadaan dirinya, maka ia merasa zhalim karena selama ini merasa ada dan tahu Tuhan walau sedikit (padahal Tuhan tidak bisa diketahui walau sedikit karena Tuhan tidak Terbatas). Dan juga merasa Jahuul sangat bodoh. Karena ketika ia melihat dirinya yang tidak ada dan melihat Tuhannya yang tidak terbatas, maka ia tidak bisa lagi mengetahuiNya walau sedikit. Karena kalau tahu sedikit tentangNya, maka berarti Tuhan itu terbatas, karena ia berarti banyak dan luas, bukan tidak terbatas. Tapi kalau tidak terbatas, maka tidak mungkin ada sedikitnya. Karena lawan sedikit itu adalah banyak dan luas, tapi lawan tidak terbatas itu bukan sedikit, tapi tidak ada sama sekali.
Nah, ketika orang sampai ke puncak kesempurnaan manusia itulah maka ia adalah orang yang tidak ada apa-apanya sedikitpun.
Karena itu (bukan berarti saya mau menshahihkan hadits yang sangat lemah di atas itu), bisa saja maksud hadits tersebut adalah bahwa Nabi saww lebih kecil dari semut itu maksudnya adalah Fana dan Imam Ali as yang seperti semut itu yang juga berarti tidak berarti, juga artinya Fana’. Tapi karena Imam Ali as masih lebih besar dari Nabi saww, maka bisa diartikan bahwa tingkat keFanaan Nabi saww di atas Imam Ali as. Artinya, maqam Nabi saww ada di atas maqam Imam Ali as.
Wassalamu ’ala man ittaba’a al-huda.
Haidar Dzulfiqar and 20 others like this.
Haidar Dzulfiqar:Salam wa rahmah...Mohon ijin share Tadz...?! Afwan...
Sinar Agama: HDz: Salam wr wb. Silahkan saja.
Mutiara Sari:Syukron ustadz.
Dedy Hadi: Ustadz...apakah Nur Muhammad itu kalam Ilahi...berarti Al-Quran secara tersirat ?
Sinar Agama: MZ: Ok, sama-sama.
Sinar Agama: Mas Dedy: Senang melihat antum mampir di kedai fb-ku ini. Tapi kalau terlalu ke bawah kadang saya sudah tidak sempat melihatnya lagi. Jadi kalau pertanyaan antum di komentar yang tidak terjawab, boleh ditagih atau ditanyakan langsung di dinding (wall), karena sering sudah tidak sempat dikarenakan banyaknya pertanyaan.
Nur Muhammad itu adalah Akal-satu. Yakni stasiun terakhir suluknya kemakhlukan dan stasiun pertama penciptaan. Yakni dia itu adalah awal ciptaan yang darinya muncul makhluk-makhluk berikutnya tapi bertahap. Dari dia ke Akal-dua, dari Akal-dua ke ...seterusnya sampai ke Akal-akhir yang juga dikenal dengan ’Arsy dan Lauhu al-Mahfuzh.
Tapi ingat, bahwa Nur Muhammad ini, memiliki makna yang dalam, karena ianya bukan ruh Nabi itu sendiri secara langsung. Antum kalau penasaran, bisa menanyakannya di wall biar terbahas mandiri.
October 4, 2011 at 10:00pm · Like
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar