Senin, 25 Mei 2020

Tauhid (Bagian 5)


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/234625379915599/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 17 Agustus 2011 pukul 23:38

Abu Humairoh: Salam ustad@ pertanyaan ana selanjutnya :

1. Apakah Tuhan sejiwa dengan semua zat?

2. Apakah Allah TIDAK membuat sesuatu yang berwujud ?

3. Berkurangnya nyawa setiap hari, kemanakah, perginya ?

4. Siapakah Makhluk yang pertama kali diciptakan sebelum adanya dunia ini ? Nur Allah kah ? Nur Muhammad kah ? Atau Akal kah ? Afwan ustad, kutunggu jawbannya yang selalu memberikan pencerahan kepada kita semua.

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaanya, walau kalau antum suka mempelajari catatan-catatan alfakir semua ini sudah jelas bisa dijawab:

(1). Jiwa itu adalah wujud non materi yang mengatur materi (badan). Ia juga dikatakan Nafsun dalam peristilahan filsafat. Dan sudah tentu ia adalah terbatas. Sekarang apa maksud antum dengan sejiwa? Kalau maksudnya adalah batin dari semua keberadaan, baik zat atau sifat, maka Tuhan adalah demikian dimana Ia-pun menamakan DiriNya dengan al-Baathin. Akan tetapi istilah ini tidak lumrah dan tidak pantasdipakai kepadaNya. Karena sejiwa itu merupakan perkataan yang hakikatnya biasa dipakai oleh orang-orang yang menyekutukanNya dalam bentuk pewujudan jelmaan atau anak Tuhan yang, biasa dikatakan -misalnya- Tuhan sejiwa dengan Isa al-Masih, atau si Fulan nabi itu berjiwa sama denganNya karena anakNya. Lagi pula, kalaulah sejiwa bermaksud menjiwai, juga tidak layak dikatakan padaNya. Karena umumnya jiwa itu adalah wujud non materi terbatas dan, tentu saja terikat dengan benda yang merupakan kesatuan esensial dan alami dengannya hingga menyebabkannya selalu terikat dengan benda-benda itu. Memang, kalau maksudnya adalah simbolik, asal tidak memperosokkan diri sendiri dan orang lain, maka mungkin bisa dikatakan seperti itu.

Tetapi kalau maksud sejiwa itu adalah Tuhan yang mengatur langsung zat dan sifat yang ada ini, seperti jiwa manusia atau binatang atau tumbuhan yang mengatur badannya masing- masing, maka jelas hal ini tidak bisa dibenarkan. Karena Tuhan Maha Suci dari segala keterikatan dan perubahan. Sementara kalau mengatur materi secara langsung, maka sudah pasti akan terjadi perubahan padaNya.

Catatan: Jawaban ini adalah Kalamis dan Filosofis, bukan Irfanis.

Tetapi kalau Irfan, maka selain Tuhan adalah BUKAN ADA hingga mau dijiwaiNya.

(2). Jawaban pada nomer dua ini juga dilihat dari kacamata apa. Kalau Kalamis dan Filosofis, maka Allah mencipta wujud. Wujud-wujud itulah yang dikatakan dengan AkibatNya, MakhlukNya, AyatNya dan CiptaanNya.

Akan tetapi kalau di Irfan, maka karena Yang Wujud itu hanya Tuhan, maka Ia tidak pernah mencipta wujud. Karena kalau mencipta wujud,maka sama dengan kalau di filsafat dikatakan Tuhan mencipta Tuhan dimana hal itu tidak mungkin. Karena kalau wujud ini dicipta, maka akan menjadi pembatas WujudNya Yang Tidak Terbatas itu (rincian dalilnya lihat di catatan- catatan Wahdatu al-wujud yang sudah 15 seri/bagian itu).

Karena dalam Irfan, tidak ada wujud selainNya yang diciptakanNya itu, maka sudah pasti yang terlihat ada ini (makhluk) bukanlah ada/wujud. Akan tetapi hanyalah esensi yang tidak pernah menyentuh wujud tersebut. Karena itu yang ada dalam Irfan adalah TajalliNya, ManisfestasiNya, BayangNya, ZhilluNya, WajahNya, CeritaNya, NamaNya dan CerminNya.

(3). Kalau yang dimaksudkan dengan Nyawa itu adalah Jiwa, maka jawabannya tergantung kepada jiwanya. Kalau Jiwa manusia itu makakematian baginya itu bukan terpisahnya ruh dari badan. Akan tetapi terliburnya sebagian daya-dayanya seperti Daya-akal, Daya-hewani/rasa dan Daya-nabatinya. Akan tetapi Daya-tambangnya tetap aktif. Karena itu maka ruh/jiwa manusia ini tetap bersama jasadnya di dalam kubur walau tidak terikat dengan ruangan kuburnya karena dia non materi, akan tetapi tetap terikat dengan badan dan tulang belulangnya yang merupakan senyawa naturalnya dan obyek pengaturannya. Karena itulah, maka disunnahkan mengucap salam kepada ahli kubur manakala kita melewati kuburan muslimin. Kehidupan mereka yang tidak murni materi -karena hanya mengatur tulangbelulangnya- dan tidak murni non materi -karena belum sepenuhnya masuk ke alam non materi- itulah yang dikatakan bahwa ruh manusia setelah mati dan sebelum kiamat, hidup di alam Barzakh (pertengahan). Yakni pertengahan antara alam materi dan non materi.

(4). Makhluk yang dicipta pertama kali (kalau pakai istilah dicipta maka berarti pandangan Kalamis dan Filosofis), adalah Akal-satu. Akal-satu (bukan akal manusia) adalah makhluk non materi yang tidak memiliki batasan kecuali dia makhluk Tuhan. Dia merupakan perantara Tuhan mencipta Akal-dua. Dan Akal-dua ini perantaraNya untuk mencipta Akal-tiga begitu seterusnya sampai ke Akal-akhir. Dan Akal-akhir adalah perantaraNya untuk mencipta Alam-barzakh (barzakh ini bukan barzakhnya orang mati seperti yang di atas walau maknanya adalah antara materi dan non materi). Dan Makhluk-barzakh ini adalah perantaraNya mencipta Alam-materi.

Akal-satu itu bisa dikatakan Nur Muhammad dalam arti bahwa Tuhan mengetahui bahwa beliau saww akan sampai ke derajat itu kelak kalau sudah diciptakanNya. Dan sudah tentu maqam-maqam itu masih ada di atas Akal-satu itu, yaitu maqam-maqam sifat-sifatNya dan ZatNya. Dan insan kamil yang bisa melampaui Akal-satupun bisa menapaki Asma-asma Sifat Tuhan itu. Karena itu para maksum bisa dikatakan sebagai Nama-nama Sifat Tuhan itu. Yakni Tajalli paling sempurna dari Asma-asmaNya. Sedang yang lainnya adalah Tajalli-tajalliNya yang berada di bawah ke-Tajallian mereka as.

Penutup:

Antum kemana saja kok ketinggalan banyak? Kecintaan hatiku pada antum ini serasa tidak rela melihat antum memiliki ketertinggalan. Semua yang kita bahas ini sudah terlalu lama ditulis di catatan-catatan terutama Wahdatu al-Wujud yang sudah mencapai 14 atau 15 bagian itu. Saya dapat meraba antum agak tertinggal itu, karena dari warna bahasa yang dipakai dalam pertanyaan antum itu yang, tidak biasa dipakai dalam peristilahan Kalam, Filsafat dan apalagi Irfan. Begitu pula dapat dipahami dari isi pertanyaannya. Saya tidak rela mengurai ini. Tetapi, sekali lagi, rasa cinta ana pada antum, serasa kurang rela melihat hal tersebut. Karena itu, kudoakan antumselalu dalam keadaan sehat ruhani dan jasmani serta sedikit berkurang kesibukan-kesibukan yang memang merantai kita semua, hingga antum bisa sedikit meluangkan waktu untuk membaca catatan-catatan alfakir itu hingga jarak kita menjadi hilang dan kita bisa menjadi tubuhyang satu.

Untuk teman-teman yang lain, tolong jangan segan bertanya. Mungkin saya akan menjawab walau sudah dibahas -kalau lagi ada waktu seperti sekarang ini. Akan tetapi kalaulah tidak menjawab akan saya arahkan ke catatan-catatan yang bersangkutan, in'syaa Allah. Begitu pula tolong saya untuk tidak jemu dan jera, kalau saya membarengi jawaban dengan sepatah dua patah pesan dan, mungkin kritikan dan nasihat. Karenasaya ini ingin melihat semua teman-teman melakukan kemajuan-kemajuan berarti dan mendasar. Artinya, saya tidak puas kalau hanya menjawab pertanyaannya. Karena bagi saya, membangun kehidupan kita dan menatanya dari dasar, seperti cara hidup dan cara berfikir, merupakan tanggung jawab kita bersama dan merupakan pembangunan bangsa yang tidak akan membuatnya berputar-putar di lingkaransyethan.

Abu: Kalau antum tidak suka dan tidak rela dengan isi yang ada di Penutup itu, maka hapus saja, tetapi sebelumnya maafkan dan ampunkan saya dulu. Afwan dan wassalam.

Chi Sakuradandelion, Sarah Soraya dan 2 orang lainnya menyukai ini.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar