Selasa, 12 Mei 2020

Ibadah Pribadi dan Sosial


seri tanya jawab: Widodo Abu Zaki dan Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/?id=231335340244603 by Sinar Agama (Notes) on Tuesday, August 9, 2011 at 6:15am

Widodo Abu Zaki: Betapa sulitnya tidak melihat warna warni dunia ini, lho wong kitanya juga masih bagian warna warni. Ustadz bagaimanamelihat suatu perbuatan itu lebih afdol dari amalan yang lain, misal demo di Jum’at terakhir lebih afdol dari tahajud. berarti amalan yang berdimensi jama’ah pasti lebih afdol dr yang pribadi. indikasinya apa? Karena seringnya kita lari dari rel misal buat sekolah bagus, akhirnya jadi bisnis. kan bahaya? dosanya?
Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: Masalah-masalah sosial itu jauh lebih penting dari pribadi dari berbagai segi:

Seperti, karena bisa saja sesuatu itu hak masyarakat. Dan hak ini tidak biasanya tidak bisa dipenuhi hanya dengan penyesalan dan taubat. Jadi, harus minta ridha dari yang punya hak hingga taubatnya bisa diterima. Karena itulah maka hak-hak masyarakat dunia menjadi penting danmelebihi ibadah-ibadah pribadi. Seperti juga: Tidak jarang hak-hak masyarakat (dalam negeri atau dunia) itu berupa hak yang sangat besar, sepertitertindas agamanya, negaranya, nyawanya, kehormatannya ..dan seterusnya dimana lengah dalam hal-hal seperti ini sungguh tidak bisa diisi hanya dengan shalat malam dan hafal serta khatam Qur'an, bahkan dengan ibadah seumur hidup. Seperti juga: Ibadah-ibadah pribadi itu kalau kurang teliti terhadap niatnya, maka bisa membuat kita semakin menumpuk ego. Karena itu akan merasa lebih baik dari yang lainnya. Ini sangat berbahaya. Karena ujung-ujungnya bisa seperti Iblis. Jadi, ibadah pribadi itu walau berat, tapi ada enaknya karena membuat diri semakin hebat dan tinggi (dalam rasanya). Tapi kalau ibadah sosial, umumnya hanya berisi pengorbanan dan peleburan ego.

Memang, ada juga yang menjadi kegiatan sosial ini kesibukannya karena memang hobi. Itu beda. Karena dia tidak berniat padaNya. Atau ada juga yang karena kasihan saja. Ini juga beda karena masih ada campuran di keikhlasannya. Karena itu berhati-hatilah di kedua ibadah itu, jangan sampai niatnya melenceng. Seperti juga: Di salah satu tulisan tafsir Mizan ketika menerangkan dosa besar yang diakibatkan oleh tidak memberikan hak orang mukmin, yaitu ketika ada orang mukmin minta tolong tapi kita tidak menolongnya sementara ia layak ditolong dan kitapun mampu menolongnya, maka kita telah melakukan dosa besar dan, taubatnya tidak akan diterima Allah hingga kita meminta kehalalan dari orang tersebut. Karena itu mengurang perhatikan kewajiban-kewajiban sosial sangat-sangat tidak bisa dibanding denganmengurangperhatikannya ibadah sunnah yang pribadi. Entahlah jawabanku ini sudah mengena atau belum, kadang hati ingin menulisnya seperti itu. Tidak langsung kepada jawabannya. Wassalam


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar