﷽
seri tanya-jawab, Yetty Fathimah dan Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/232754106769393/ by Sinar Agama (Notes) on Thursday, August 11, 2011 at 3:03am
Yetty Fathimah: Salam.. Afwan ustadz, mungkin pertanyaan saya ini menyimpang dari tema. Tentang taubatan nasuha, jika seseorang telah meniatkan dalam hati dan telah memohon ampunan dari Nya.. Namun dalam hatinya masih ada keragu-raguan apakah taubatnya di terima, terus takut tergoda untuk melakukan kesalahan yang sama, dengan kadang terlintas pikiran- pikiran jelek. Apakah itu tanda bahwa taubat yang dilakukannya tidak sungguh-sungguh? Dan apakah ada tanda-tanda dariNya dalam perubahan didiri kita apabila taubat seseorang diterima olehNya? Mohon penjelasan nya ustadz.. Terima kasih.
Sinar Agama: Yetty: Masalah ini sebenarnya rumit dan saya tidak bisa pastikan. Karena kadang keraguan itu karena kekhawatiran saja, tapi kadang memang ada keinginan melakukannya lagi. Apapun itu, kalau bertahan untuk tidak melakukannya karenaNya, insyaaAllah itu sudah termasuk taubatan nashuuha. Tapi jelas, kalau bisa usahakan untuk menyesal di hati dan tidak ragu-raguuntuk tidak melakukannya lagi serta kalau bisa membenci perbuatannya itu. Karena ini yang terakhir ini yang paling terjamin diterimanya taubatnya. Tentu disamping menyesal dan meminta ampun.
Yetty Fathimah: Syukran ustadz..apakah ada amalan (dzikir) yang paling mujarab ustadz untuk memantapkan hati.. Skaligus mhon didoakn ustad (Sekaligus mohon didoakan ustadz).. Afwan
Sinar Agama: Yetty: Kadang yang kamu kira suara hati itu sebenarnya bukan kamu, tapi syethan yang berbisik di hatimu. Karena syethan memiliki kemampuan itu. Jadi, suara syethan itu tidak pernah terdengar sebagai suara jin (karena syethan itu dari bangsa jin), tapi selalu terdengar sebagai suara hati kita sendiri atau kretek hati.
Jadi, juga terlalu banyak memusingkannya ketika sudah berbeda dari tekad dan akalmu semula. Biarkan saja dia bernyanyi sendiri dan jangan katakan bahwa itu suara hatimu. Cukup jangan dilakukan dan kamu tidak menginginkannya. Karena itu obat termujarab untuk mengusirnya.
Saya dulu punya teman yang kalau melakukan shalat dan kemudian dilihat orang, maka dihatinya ada suara ingin dipuji (riya’). Lalu ia bertanya kepada guruku.
Dan guruku berkata:
"Apakah kamu shalat karena orang?" Dia jawab: "Tidak."
Guru berkata:
"Kalau begitu ya ... tidak ada masalah." Lalu temanku bertanya lagi:
"Trus bagaimana dengan suara hatiku?" Guruku menjawab:
"Suara itu bukan suara hatimu. Tapi suara syaithan."
Yetty Fathimah: Trima ksih bnyak ustd pencerhan nya... (Terimakasih banyak ustadz pencerahannya)
Wassalam.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar