Minggu, 19 Agustus 2018

Lensa: 8, Inkarnasi Atau Raj’ah?



by Sinar Agama (Notes) on Wednesday, January 26, 2011 at 6:43 am


Oleh : Ustad Sinar Agama

Bismillaahirahmaanirahiim.. Reinkarnasi tidak ada dalam kamus akal, apalagi agama. Reinkarnasi adalah masuknya ruh lain (manusia) ke dalam badan yang lain pula. Padahal dalam Filsafat setiap benda memiliki ruhnya tersendiri. Dan sebuah esensi atau spesies adalah yang mencakupi keduanya (badaniah dan ruhaniahnya). Kambing tidak bisa dikatakan kambing kecuali dengan ruh kambing yang telah terproses sejak dari ruh binatang lemah yang ada pada mani kambing.

Jadi di samping ruh manusia tidak akan bisa masuk ke esensi kambing karena kambing dikatakan kambing karena terproses dari ruh mani kambing ke ruh kambing, artinya tidak bisa mengubah dan mengusir ruh kambing, kemustahilan itu juga karena setiap materi memiliki ruhnya tersendiri yang tidak terpisahkan dan tidak mungkin dipisahkan karena ia adalah kesatuan natural, bukan kesatuan produksi yang bisa dicopot dan diganti-ganti.

Jadi, ayat–ayat al-Qur'an menunjukkan penghidupan kembali manusia di akhirat. Tetapi bisa juga di dunia ini pada raj’ah-nya sebagian orang (raj’ah adalah dihidupkannya kembali beberapa orang di dunia ini lalu dimatikan lagi).

Raj’ah itu dihidupkannya sekali lagi beberapa orang yang telah mati di dunia ini. Dalam QS: 40: 11, orang-orang ini berkata: ”Mereka berkata Tuhan kami, Engkau telah matikan kami dua kali dan hidupkan kami dua kali dan kamipun mengakui dosa-dosa kami, lalu apakah masih ada jalan keluar ?

Orang yang tidak percaya raj’ah ini mengartikan mati dua kali itu adalah mati sebelum dicipta dan setelah dicipta, sedang hidup dua kali adalah setelah dicipta dan setelah dibangkitkan nanti.

Padahal :

(1) Allah dalam Qur'an ini mengatakan ”...Mematikan kami” Yakni pakai kata kerja yang perlu kepada obyek, sementara sebelum dicipta adalah ketiadaan yang tidak bisa dijadikan obyek. Kalau memakai kata ”Mati”, maka bisa diartikan ”tiada”, tapi kalau ”dimatikan” maka tidak bisa diartikan ”tiada”.

(2) Hidup dua kali, juga demikian. Yakni hidup di dunia dan hidup setelah kehidupan pertama itu, bukan kehidupan di akhirat karena yang di akhirat itu adalah yang ke tiga. Karena ayat itu dalam rangka menukil kata-kata orang yang tidak mengabdi setelah diberi kesempatan dua kali. Jadi kehidupan dua kali itu dalam rangka beramal shaleh tetapi disia-siakan. Sedang kehidupan akhirat itu untuk dihisab dan diadili, bukan untuk usaha dan ikhtiar. Karena itulah mereka meminta lagi kehidupan ikhtiar yang lain dengan mengatakan ”..lalu apakah masih ada jalan keluar?”, yakni apakah Engkau Ya Tuhan masih berkenan memberikan kesempatan berikhtiar sekali lagi? 

Kalau QS: 2: 28, memang juga sangat terasa keraj’ahannya, karena di sana dikatakan +/-: dimana kalian dulu mati (tiada), lalu Dia menghidupkan kalian, lalu mematikan kalian, lalu menghidupkan kalian, lalu kepadaNya kalian dikembalikan.

Memang, mati pertama itu adalah tiada karena mati dan bukan dimatikan. Tetapi dari sisi dihidupkan disini, terjadi dua kali dihidupkan dan, sebelum dikembalikan kepada Tuhan. Padahal kita memahami bahwa hari pengembalian itu adalah hari kebangkitan. Sedang penghidupan ke dua di atas, sebelum hari pegembalian itu sendiri.

Tetapi kalau ayat 259 surat Al Baqarah itu hanya pendukung saja. Karena ia adalah salah satu raj’ah itu sendiri, bukan raj’ah yang kita bahas. Sekalipun keduanya adalah raj’ah.

Jadi dari sisi Raj’ah maka ayat itu sebagai bukti kebenaran raj’ah karena ianya adalah kejadian itu sendiri, bukan dalil untuk ke depan. Karena dalam ayat tersebut dikatakan bahwa ada orang yang seperti sangsi terhadap Kuasa Tuhan dalam menghidupkan orang mati setelah melihat desa yang mati, lalu Allah mematikan orang tersebut dan menghidupkan kembali di kemudian hari.

Dan tentang ashabulkahfi adalah penguat raj’ah seperti ayat pertama itu. Artinya Raj’ah itu tidak mustahil karena sudah terjadi, seperti ashabulkahfi itu atau seperti orang yang ragu di atas itu. Sedang yang akan dihidupkan nanti adalah dari dua kelompok, dari yang baik dan yang jahat. Tentu tidak semuanya. Dan sangat mungkin bahwa yang akan dihidupkan nanti adalah termasuk orang-orang yang di jaman sebelum Islam kita ini.

Riwayatnya banyak sekali, diantaranya: 

عن الحسن بن شاذان الواسطي قال :كتبت إلى أبي الحسن الرضا عليه السالم أشكو جفاء أهل واسط وحملهم علي وكانت عصابة من العثمانية تؤذيني فوقع بخطه :إن اهلل تبارك وتعالى أخذ ميثاق أوليائنا على الصبر في... دولة الباطل فاصبر لحكم ربك فلو قد قام سيد الخلق لقالوا :يا ويلنا من بعثنا من مرقدنا هذا 
ما وعد الرحمن وصدق المرسلون - الكافي 247 / 8 الرقم346 

Yang artinya kurang lebih al-Hasan bin Syadzan berkata: Aku menulis surat kepada imam Ali al-Ridha as, aku mengeluhkan akan keringnya orang-orang Wasit (kota lama di Iraq antara bashrah dan Kufah) dan penyerangan mereka terhadapku, begitu pula tentang sekelompok dari pengikut Utsman yang menyakitiku, lalu beliau as menjawab: ”Sesungguhnya Allah telah mengambil janji dari pengikut kami atas kesabaran untuk hidup di pemerintahan batil, maka dari itu bersabarlah demi perintah Allah, dan nanti kalau sudah datang penghulu makhluk (imam Mahdi as) maka mereka (para mukmin itu) akan berkata: ”Duhai siapakah yang telah membangunkan kami dari tidur kami ini? (dikatakan) Inilah yang telah dijanjikan Sang Maha Pengasih, dan telah benar orang-orang yang diutus (para rasul). al-Kaafi: 8: 247.

Sekian. Alfatihah ma’a al-sholawat. Wassalam. 

In this note: Sinar Agama, Haerul Fikri, Natsir Said, Syaharbanu Bob, Noer Aliya Agatha, Nebucadnezar Pecinta Keadilan, Muhammad Yusuf S Tarigan, Annisa Asiyah Khadija, Saiful Makshum, Saiful Bahri, Fatimah Zahra, Cut Yuli, Hendy Al-Qaim, Roman Picisan, Rizky El Hallaj, Indra Gunawan, tika Maria, Bin Ali Ali, Don Flores 

Anwar Mashadi: dan 22 orang lainnya menyukai ini.

Rizky El Hallaj: -Apa sebabnya kita mengenakan hidup atau dari apa hidup itu ??? 

-Dalam hidup kita perlu tidur, siapa yang mengajak tidur ??? 

-Apa sebab orang mati, dan dalam kematian ada apa ??? 

-Apabila kita telah mati, apakah kita akan kembali menjadi bayi atau tetap tinggal di sana ??? 

Saiful Bahri: Allahumma shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad.

Saiful Bahri: Syukran tag nya... 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih untuk semua jempol dan komentarnya.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar