﷽
Oleh Ustad Sinar Agama
Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 28 Juni 2011 pukul 19:26
Shifa Albar: Salam alaikum, saya mau bertanya apakah semua orang mempunyai kemampuan untuk mengartikan mimpi kalo dipelajari atau kemampuan ini hanya dimiliki oleh nabi dan imam?
Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya,
Mimpi itu bisa diketahui dengan kebiasaan. Tetapi masalahnya, jangan dipastikan. Karena itu kalau mimpi jelek jangan dipastikan, tetapi banyak sedekah, shalawat dan semacamnya. Jangan ditakuti sebegitu rupa hingga memberikan energi negatif yang dalam Islam dikatakan berburuk sangka pada Tuhan.
Begitu pula kalau mimpi baik. Jangan dipastikan, supaya kalau tidak mendapatkannya, tidak menjadi kecewa. Terutama kalau berurusan dengan akhlak, misalnya sudah diterima Tuhan, sudah tinggi derajat dan seterusnya. Karena bisa saja tampilan itu dari syethan untuk mengibuli kita.
Biasanya mimpi itu bisa dirasakan maknanya oleh si pemimpi tadi. Tetapi ingat, hal itu tidak pasti, dan hadapilah kedua jenis mimpinya dengan cara-cara di atas itu.
Ada lagi megetahui mimpi lewat tafsir mimpi yang biasa atau ditulis oleh para ulama yang ahli dalam hal ini. Akan tetapi, tetap tidak boleh dipastikan. Karena hakikat mimpi, memiliki makna yang sesuai dengan keadaan masing-masing orang. Terutama kondisi batinnya. Jadi, bermimpi melihat api, bagi dua orang yang berbeda, bisa memiliki makna yang berbeda.
Untuk tafsir mimpi yang dibukukan itu, bisa diambil contoh tafsir mimpinya Ibnu Syiriin.
Setelah itu, mimpi itu bisa diketahui dengan kasyaf. Akan tetapi, walaupun ia sudah bisa dipastikan, tetap tidak bisa dipastikan. Karena bisa saja terjadi bada’ pada keputusan Tuhan yang disebabkan perubahan pada makhluk atau kebijakanNya. Bada’ adalah perubahan keputusanNya. Misalnya, ketika kita berdosa, maka keputusanNya terhadap kita adalah dosa dan siksa. Akan tetapi setelah Ia melihat kita bertaubat dan Ia menerimanya, maka keputusanNya tadi menjadi berubah hingga menjadi memaafkan kita dan memasukkan kita ke surga.
Jadi, dengan apapun mimpi itu dijangkau maknanya, tetap pintu ikhtiar dan perubahan itu terbuka bagi kita. Hal itu karena Tuhan Maha Kasih dan Tidak Terburu-buru menyiksa manusia. Wassalam.
Tika Chi Sakuradandelion dan 2 orang lainnya menyukai ini.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar