﷽
Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/294571633920973/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 16 Desember 2011 pukul 16:16
Haera Puteri Zahrah: Salam,ustadz. Saya ingin betanya.
1. Kenapa harus ada kata sunnah bukankah semua yang di lakukan nabi beserta 12 imam itu tidak terlepas dari al qur’an, jadi mengapa masih harus menggunakan kata sunnah.
2. Sekiranya kata-kata sunnah harus tetap ada tolong di jelaskan yang mana saja ibadah yang terhukumi wajib dan ibadah yang terhukumi sunnah.
3. Saya sering mendengar dari beberapa sumber bahwa dalam aqidah Ahlul Bayt itu meyakini perintah shalat yang 50 rakaat, apakah itu benar?
Jika benar, apakah yang 50 itu sudah termasuk wajib disunnahnya, dan bisakah di sebutkan di surah dan ayatnya yang menjadai rujukannya.
Syukron sebelumnya.
Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:
(1). Poin satu itu saya kurang paham. Tapi kalau boleh saya raba maksudnya, adalah mengapa harus pakai sunnah padahal sudah ada Qur'an. Kalau ini maksudnya, maka jawabannya adalah karena sunnah itu penjelas Qur'an. Demi Tuhan, Qur'an itu tidak akan dipahami dengan benar, kalau tidak ada maksumin yang menjelaskannya. Karena itu, Tuhan mengatakan bahwa Nabi saww itu untuk mengajar kitab dan hikmah (QS: 2: 151).
Dan begitu pula maksumin as yang sebagai pewaris ilmu Nabi saww dan maksum, berfungsi sama di masyarakat. Apalagi Qur'an sendiri mengatakan bahwa kalau tidak suci (maksum) tidak akan pernah menyentuh Qur'an (yang sebenarnya, QS: 56: 79). Jadi, kita harus merujuk kepada Nabi saww dan maksumin as. Nah, merujuk kepada maksumin as itu adalah dengan mengambil pelajaran dari ucapan dan perbuatannya. Karena mereka semua maksum dimana karena itu, semua ucapan dan perbuatan mereka sudah pasti cocok dengan Qur'an. Karena itulah semua ucapan dan perbuatan maksum itu merupakan penjelasan Qur'an dan, karena itu pula maka kita harus mengkaji sunnah itu. Yakni ucapan dan perbuatan para maksum as.
(2). Dengan jawaban nomor 1, maka sunnah maksudnya bukan yang berhadapan dengan wajib, tapi sunnah adalah yang merupakan pasangan Qur'an. Karena itu, baik Qur'an atau sunnah, mengandungi penjelasan akidah-aqidah dan hukum-hukum. Dan ketika keduanya mengandungi penjelasan hukum, maka sudah tentu ada yang wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. Dan untuk mengetahui semua itu, maka tinggal merujuk ke kitab fikih.
(3). Shalat di syi’ah itu adalah 5 kali, seperti di sunni. Bedanya hanya waktunya. Kalau di syi’ah dalam 3 waktu dan kalau di sunni 5 waktu.
Memang, di awal perintahnya di waktu isra’ mi’raj, terdiri dari 50 kali, tapi setelah adanya beberapa kali penurunan, maka jadilah yang 5 kali ini. Karena itu, dalam syi’ah angka 50 itu disunnahkan. Karena itu ada dalam riwayat syi’ah bahwa ciri-ciri orang mukmin itu salah satunya adalah shalat 51 rokaat dalam sehari semalam. Yakni 17 rokaat shalat 5 kali itu, ditambah, 8 rokaat sunnah zhuhur dan 8 rokaat sunnah ‘asyr, dan 4 rokaat sunnah maghrib, 2 rokaat duduk (dihitung 1 rokaat) sunnah ‘isya’, 11 rokaat shalat malam, dan 2 rokaat sunnah shubuh.
Dalil semua penjelasan tentang jumlah shalat itu, dari 50 atau 51 menjadi 17 dan dalam 5 kali, ada di hadits, bukan di ayat dimana hadits tersebut menjelas isra’ mi’raj yang ada di Qur'an.
Endro Grantung: Shalatnya teori doang!
Sinar Agama: @Endro: Shalat itu mencegah kemungkaran. Tentu saja shalat yang mantap. Karena itu, apapun alasannya, orang yang menyombongkan diri dan mengejek orang lain dengan “teori doang”, jelas shalat tidak mantap. Karena di samping mengejek orang lain yang sudah tentu dosa, juga menyombongkan diri yang juga dosa, serta tidak ada ketawadhuan di dalamnya.
Endro Grantung: Anak SD itu juga tahu kalau 50 tidak sama dengan 51. Lihai sekali dipelintir- pelintir, 2 rakaat duduk dihitung 1 rakaat. Apa-apaan itu, dan saya yakin ini hasil karya syiah. Dan tolong yang jelas kalau syiah sholat konsisten yang 3 waktu menurut kalian, jangan dengan alasan maslahat biar tidak dilihat aneh terus pakai yang lima waktu. Juga shalat dhuha belum dimasukkan, jadi totalnya berapa ya?
Sang Pecinta: Lagi-lagi bung Endro muncul, kalau ga suka, ya jangan maen-maen ke halaman rumah orang. Apalagi membuat kegaduhan. Malu dong. Gitu aja koq repot.
Bara Mulya: Salam.Yang dimaksud 8 rokaat shalat sunnah zuhur itu 4 rokaat dulu dilakukan usai salam baru 4 rokaat berikutnya, begitu juga 8 rokaat sunah asar. Kalau sunah zuhur itu ba’diah tapi kalau shalat asar itu qobliah. Kalau 4 rokaat shalat sunnah magrib itu ba’diah artinya dilakukan usai shalat wajib magrib, 2 rokaat dulu , lalu 2 rokaat berikutnya. Mohon dikoreksi jika salah.
Sinar Agama: @Endro: Kasihan kamu ini. Shalat itu 5 kali dalam 3 waktu (Israa’: 78; Hudd: 114). Kamu mau dimana saja di Qur'an, waktu shalat itu hanya 3 waktu. Sangat menyedihkan orang Islam tidak tahu Islamnya.
Nah, dalam 3 waktu itu, bisa dilakukan terpisah dan terkumpul. Dan afdhalnya terpisah sesuai dengan waktu-waktu sunnahnya.
Tapi kesunnahan pemisahan zhuhr dan ashr, kemudian maghrib dan isya’, bukan berarti menguatkan sunni atau juga wahabi. Karena yang menjadi masalah bukan hanya pemisahannya, tapi penghukumannya.
Jadi, pemisahan yang tidak diiringi hukum wajib, maka ia adalah pemisahan yang benar dan mendapat kesunnahan. Tapi pemisahan yang diiringi hukum wajib, hingga melarang pengumpulan menjadi 3 waktu (kalau tidak dharurat), maka pemisahan ini adalah pemisahan bid’ah dan mendapat dosa kalau ia sengaja, yakni sudah tahu ayatnya dan artinya, tapi masih nekad mengatakan bahwa shalat itu wajib dikerjakan dalam 5 waktu.
Sinar Agama: @Bara: Setahu saya shalat sunnah zhuhur dan ashr yang masing-masingnya adalah 8 rokaat itu, adalah semua dikerjakan sebelum shalat wajibnya tersebut (zhuhur dan ashr-nya).
Sinar Agama: @Endro: Tentang 50 rokaat adalah benar, bahwa di syi’ah juga 50 shalat yang diperintahkan, sebelum keringanan menjadi 17 rokaat itu. Yang dimaksud dengan berusaha menutupi perintah pertama dengan shalat-shalat sunnah, adalah menutupinya dengan sebisanya. Kalau bisa dikerjakan semua, maka semuanya dikerjakan hingga 51 rokaat dari seluruh jumlah shalat wajib dan sunnah. Tapi bukan maksudnya hanya itu. Shalat sunnah di syi’ah itu, banyak sekali. Ada yang 1000 rokaat sehari. Ada shalat-shalat yang berhubungan dengan hari- hari tertentu, bulan-bulan tertentu ..dan seterusnya. Jadi, banyak sekali. Nabi saww saja, kakinya sampai bengkak mengerjakan ibadah-ibadah tersebut. Tapi memang, di syi’ah, shalat dhuha itu tidak ada karena buatan orang lain selain Nabi saww.
Al Aulia, Satria Karbala dan 8 orang lainnya menyukai ini.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar