﷽
seri tanya jawab Heri Widodo dengan Sinar Agama
August 1, 2013 at 4:09am
Dalam keterbatasan akal, kesempatan, kemampuan, dan lain-lain sampai dalam taklif yang bagaimanakah orang tersebut mampu mempertanggungjawabkan semua tuntutan-tuntutan di Padang Mahsyar kelak. Ada juga 1 permasalahan yang akan menimpa siapapun yaitu tidak ada yang mampu menyibak misteri Kehendak Allah Swt dalam perjalanan waktu ke depan.
Sisi inilah yang kadang mampu mementahkan segala upaya persiapan ikhtiar maksimal dari manusia untuk menggapai tujuan-tujuan dari keinginannya. Hal ini sering membuat ana merasa amat sangat tidak berdaya untuk mengaflikasikan hukum Sebab-Akibat atas setiap hajat yang sampai detik ini belum terijabah. Ana khawatir batas kehidupan ana di dunia ini terlanjur habis.
Mohon pencerahan-pencerahan Ustad hingga ana semakin dicintai Allah Swt, Rosululloh Muhammad Saaw dan Ahlulbaitnya.
Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:
1- Kalau masalah tugas-tugas itu, maka antum tinggal belajar fikih yang tuntas. Nanti antum akan tahu mana-mana kewajiban yang harus dikorbankan manakala berlawanan dengan kewajiban yang lain. Seperti haramnya menyentuh wanita yang bukan muhrim manakala bertemu dengan kewajiban menolong orang yang tenggelam, misalnya. Agama sudah lengkap dalam kondisi-kondisi seperti itu telah menggariskan kita untuk berbuat apa.
2- Antum ada apa mengurusi kehendak Tuhan ke depan? Ke depan untuk siapa? Kalau untuk manusia, kan sudah sering saya katakan bahwa tidak ada kehendak khusus buat siapapun? Mengapa masih menyisakan jabariah atau determinism atau kepercayaan kepada takdir dan nasib, setelah banyak mendapatkan penjelasan tentang ketidakadaannya itu?
Lagi pula, Tuhan sendiri sudah dengan gamblang sering mengatakan kepada kita di Qur'an bahwa Ia menginginkan dari kita untuk taat padaNya, berusaha selamat dari neraka dan menyuruh kita berusaha masuk surga.......dan seterusnya...terus antum masih mencari kehendak yang seperti apa lagi? Bukankan kehendak di ayat-ayat itu sangat jelas?
3- Kalau antum khawatir, maka lakukan kewajiban-kewajiban antum sebagaimana yang Tuhan kehendaki dimana kehendakNya itu jelas dalam Qur'an dan hadist-hadist dan, dimana karena tidak perlu lagi kita membuat puisi ketidaktahuan kita kepada kehendakNya.
Semoga kita semua, selamat di dunia-akhirat, dengan mengamalkan semua kehendak- kehendakNya
yang gamblang itu, amin.
Wassalam.
Heri Widodo: Ana tidak bermaksud hendak mencampuri Kehendak Allah Swt. Ana menyingkapi dari berbagai macam kemaksimalan ikhtiar-ikhtiar yang sudah dilakukan, ada masih banyak hal yang luput dari perhitungan persiapan manusia dalam mencapai berbagai tujuannya.
Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:
1- Kalau masalah tugas-tugas itu, maka antum tinggal belajar fikih yang tuntas. Nanti antum akan tahu mana-mana kewajiban yang harus dikorbankan manakala berlawanan dengan kewajiban yang lain. Seperti haramnya menyentuh wanita yang bukan muhrim manakala bertemu dengan kewajiban menolong orang yang tenggelam, misalnya. Agama sudah lengkap dalam kondisi-kondisi seperti itu telah menggariskan kita untuk berbuat apa.
2- Antum ada apa mengurusi kehendak Tuhan ke depan? Ke depan untuk siapa? Kalau untuk manusia, kan sudah sering saya katakan bahwa tidak ada kehendak khusus buat siapapun? Mengapa masih menyisakan jabariah atau determinism atau kepercayaan kepada takdir dan nasib, setelah banyak mendapatkan penjelasan tentang ketidakadaannya itu?
Lagi pula, Tuhan sendiri sudah dengan gamblang sering mengatakan kepada kita di Qur'an bahwa Ia menginginkan dari kita untuk taat padaNya, berusaha selamat dari neraka dan menyuruh kita berusaha masuk surga.......dan seterusnya...terus antum masih mencari kehendak yang seperti apa lagi? Bukankan kehendak di ayat-ayat itu sangat jelas?
3- Kalau antum khawatir, maka lakukan kewajiban-kewajiban antum sebagaimana yang Tuhan kehendaki dimana kehendakNya itu jelas dalam Qur'an dan hadist-hadist dan, dimana karena tidak perlu lagi kita membuat puisi ketidaktahuan kita kepada kehendakNya.
Semoga kita semua, selamat di dunia-akhirat, dengan mengamalkan semua kehendak- kehendakNya
yang gamblang itu, amin.
Wassalam.
Heri Widodo: Ana tidak bermaksud hendak mencampuri Kehendak Allah Swt. Ana menyingkapi dari berbagai macam kemaksimalan ikhtiar-ikhtiar yang sudah dilakukan, ada masih banyak hal yang luput dari perhitungan persiapan manusia dalam mencapai berbagai tujuannya.
Dari mulai pertama kali pergerakan kehidupan dimunculkan hingga detik ini ataupun nantinya sampai batasan waktu kehidupan berakhir amat sangat banyak terjadi peristiwa-peristiwa yang membuat asa setiap manusia mengalami kegagalan demi kegagalan. Ana cermati dari manusia sepaling Agung Rosululloh Muhammad Saaw tetap tidak mampu untuk menyerap seluruh Misteri dari Kehendak NYA.
Sinar Agama: Heri: Antum sudah mulai melantur (afwan). Bisa-bisanya mengatakan bahwa Nabi saww tidak mampu menyerapi KehendakNya. Na’udzubillah.
Ketidaksampaian manusia pada tujuannya itu, tidak ada hubungannya sama sekali dengan kehendak Allah. Manusia yang maksimalnya itu sering minimal atau katakanlah sudah maksimal tapi ia tidak bisa lepas dari alam sekitar, seperti keluarga, tetangga, alam natural ...dan seterusnya.
Antum kuanjurkan untuk menelaah tentang tidak adanya takdir ini dalam Islam di catatan-catatan
yang sudah banyak sekali.
Saya tidak mungkin mengulangi yang banyak itu. Antum mesti menelaah lagi catatan itu dan, sepertinya malah sudah dikumpulkan jadi satu oleh Pencinta.
Wassalam.
Sinar Agama: Heri: Antum sudah mulai melantur (afwan). Bisa-bisanya mengatakan bahwa Nabi saww tidak mampu menyerapi KehendakNya. Na’udzubillah.
Ketidaksampaian manusia pada tujuannya itu, tidak ada hubungannya sama sekali dengan kehendak Allah. Manusia yang maksimalnya itu sering minimal atau katakanlah sudah maksimal tapi ia tidak bisa lepas dari alam sekitar, seperti keluarga, tetangga, alam natural ...dan seterusnya.
Antum kuanjurkan untuk menelaah tentang tidak adanya takdir ini dalam Islam di catatan-catatan
yang sudah banyak sekali.
Saya tidak mungkin mengulangi yang banyak itu. Antum mesti menelaah lagi catatan itu dan, sepertinya malah sudah dikumpulkan jadi satu oleh Pencinta.
Wassalam.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar