Kamis, 05 Desember 2019

Qur'an Sunni dan Syi’ah, Berbeda ?!


Seri tanya jawab Chandra Dewi dengan Sinar Agama October 25, 2013 at 2:28 pm


Chandra Dewi mengirim ke Sinar Agama: (9-4-2013) Salam Ustadz..

1. Ketika kita membaca al-Qur’an, untuk surah-surah yang tidak diawali dengan basmalah, harus kita baca demikian (tanpa basmalah) atau boleh diawali dengan basmalah?

2. Mohon penjelasan kenapa surah-surah tersebut tidak diawali dengan basmalah. Syukron atas penjelasannya Ustadz..

Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya:

1- Inilah salah satu beda Qur'an Sunni dan Syi’ah. Kalau Qur'an Sunni, semua Bismillaah di awal surat selain Faatihah itu, adalah tambahan dari tim Utsman. Jadi, Qur'an bagi mereka sudah tidak suci lagi karena ada tambahan 112 Bismillaah. Karena surat-surat Qur'an ada 114 surat, dan Bismillaah yang ada di Faatihah itu asli (itupun bagi sebagian Sunni) dan surat Taubat tidak memiliki Bismillaah, maka berarti ada 112 ayat Bismillaah yang telah dicampurkan ke dalam Qur'an. Bagi saudara-saudara kita Sunni, tidak perduli Qur'an itu sudah tidak murni lagi atau tidak, sudah tidak suci lagi atau tidak. Karena yang penting bagi mereka, hanya dan hanya, dapat meninggikan shahabat Utsman. Karena itulah, berbagaifikih Sunni yang muncul karena ini. Misalnya, ketika shalat, mereka tidak membaca Bismillaah dengan jelas, dan ketika membaca suratnya barukeras.

By the way, kalau Qur'an ala Syi’ah dan sesuai dengan keyakinan Syi’ah, adalah Qur'an yang ada ini. Yakni yang ada ini bukan hanya Bismillaahnya, susunan surat-suratnyapun dari Allah. Memang, Syi’ah keburu difitnahi sebagian Sunni. Hal itu karena mereka ingin menutup diri bahwa sebenarnya merekalah yang tidak meyakini bahwa Qur'an yang ada ini adalah Qur'an yang asli. Jadi, mereka memakai taktik bertahan dengan menyerang, seperti di sepak bola.

Nah, kalau di Syi’ah, semua Bismillaah itu adalah asli dan wajib dibaca dan, bahkan harus meniatkan dulu mau baca surat yang mana baru membaca Bismillaah. Kalau tidak niat dulu sebelum Bismillaah maka bacaan suratnya menjadi batal. Misalnya, setelah seseorang membaca Bismillaah dalam shalat, lalu berpikir untuk membaca surat apa dan baru memilih surat yang mau dibaca. Ini tidak boleh. Hal itu karena ketika membaca Bismillaah tanpa ketentuan surat apa, maka ia Bismillaah yang mutlak. Yakni yang bukan merupakan ayat pertama dari surat apapun. Nah, kalau setelah membaca Bismillaah itu baru memilih surat, maka kalau Bismillaahnya tidak dibaca lagi, berarti surat yang dipilihnya itu, telahdibaca tanpa Bismillaah. Jadi, surat tersebut dibaca dengan kurang satu ayat dan, akhirnya membuatnya menjadi batal.

Jadi, dalam pandangan Syi’ah, semua surat itu diawali dengan Bismillaah dan ia merupakan ayat pertama setiap shalat walau, demi keseragaman, maka penghitungan ayatnya dalam dialog-dialog dan percakapan, kita mengikuti hitungan Sunni yang memulai penghitungan ayatnya dari ayat ke dua.

By the way, ketika semua surat itu memiliki Bismillaah, berarti bukan hanya wajib dibaca Bismillaahnya itu, akan tetapi wajib dibaca setelah meniatkan diri untuk membaca surat pilihannya.

Dengan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa satu-satunya surat yang tidak memiliki Bismillaah hanya surat Taubat dan, sudah tentu kalau mau membaca surat Taubat dalam shalat, tidak wajib membaca Bismillaah. Tapi kalau mau bacapun tidak membatalkan shalatnya asal dengan niat dzikir mutlak yang dalam hal ini bermakna “bukan bagian dari surat”.

2- Dengan penjelasan di atas, maka pertanyaan antum yang ke dua ini tidak benar. Karena antum menanyakan surat-surat yang tidak ada Bismillaahnyadengan kata ulang yang berarti banyak. Padahal, yang tidak memiliki Bismillaah, hanya satu surat saja yaitu surat Taubat. Sedang mengapa surat initidak memiliki Bismillaah, karena surat ini turun untuk menyatakan perang dengan para kafirin yang terus menerus mengkhianati muslimin terutama mengkhianati perjanjian damai yang mereka tanda tangani sendiri. Jadi, surat Taubat ini, diturunkan sebagai pernyataan perang kepada para kafirin yang berkhianat itu.

Nah, ketika surat ini pengumuman perang, maka jelas tidak pakai Bismillaah. Karena Bismillaah itu tanda kelembutan dan kasih sayang. Karena artinya: “Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”. Kan tidak cocok menyebut nama ini untuk berperang. Yang cocok seperti: “Dengan Nama Allah Yang Maha Perkasa”, misalnya. Persis ketika mau membaca Bismillaah atau menyebut nama Allah ketika maumenyembelih binatang. Biasanya tidak menyebut “Bismiillahirrahmaanirrahiim”, tapi cukup “Bismillaah”.

Chandra Dewi: Syukron atas semua penjelasannya Ustadz.. sangat membantu. Wassalam.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar