Kamis, 14 November 2019

Tentang Sejarah Para Shahabat

10. Tentang Sejarah Para Shahabat

https://www.facebook.com/notes/sang-pencinta/tentang-sejarah-para-sahabat/790008827715692

Anggelia Sulqani Zahra: INI ADALAH PENILAIAN PALING SPEKTAKULER YANG PERNAH ADA DALAM SEJARAH TERHADAP SEJARAH PARA SHAHABAT” TINGGAL TUNGGU SAJA SERANGAN DARI BERBAGAI MADZHAB DAN KELOMPOK/GOLONGAN DALAM ISLAM

DALAM BUKU “ SYI’AH MENURUT SYI’AH PENULIS : TIM AHLULBAYT INDONESIA

Halaman : 352-353

Sebagaimana telah terbukti dalam sejarah para shahabat, mereka selalu hidup dibawah situasi pertikaian yang terkadang meminta darah dan korban yang tidak sedikit dalam setiap peperangan yang mereka kobarkan sendiri. Masing-masing pasukan menganggap lebih konsekuen terhadap nilai dan kebenaran serta saling tuduh sebagai penghianat dan penyeleweng.

Sebagai akibat dari perselisihan dan perang tuduh yang terjadi antara orang-orang yang berfungsi sebagai para pemimpin itulah timbul aneka warna pertentangan ideologi dan pemikiran dalam tubuh masyarakat islam... — bersama Bande Husein Kalisatti, Sinar Agama, Firdaus Said dan Hendy Laisa.

Denny Priyanto: Kalau penilaian terhadap para shahabat memang betul demikian maka kesimpulannya semua shahabat Nabi itu seluruhnya sama, sama-sama tidak adil, semua masih memiliki sifat-sifat ashobiah yang sangat tinggi, semua shahabat sesat! (itu sih kalau isi buku tersebut benar wkwkwkwk......)

Irsan Fadlullah Al Hajj: Apa sih kriteria untuk disebut shahabat????

Putri Dilianti: Jika di awal persoalannya adalah politik, maka jangan heran jika pengikutnya pun menginginkan politik. Mewariskan sentimentil itu mendatangkan kehancuran. Generalisasi saja semua umat, pengikut Syi’ah sajalah yang masuk surga.

Abdurrahman Shahab: Apa niat di balik status ini hanya Allah yang tahu. Tapi saya rasa orang yang paling bodoh sekalipun dapat meraba NIAT JAHAT/AGITASI/PENGARAHAN yang sangat mencolok dari status di atas. Cukuplah Allah, Rasulullah, sayidah Fatimah dan para Makshumin yang menjadi saksi untuk konflik “egoistik” yang JAUH dari nilai-nilai ilmiah dan keagamaan sama sekali. Kami hanya bermohon kepada yang TERHORMAT ustadz Sinar Agama tidak hanya mampu menampar/menusuk/menikam sebuah pandangan REKONSILIASI yang berniat baik bagi kemaslahatan keberagamaan di Indonesian (mungkin kita harus mau TAHU situasi apa yang lebih melatari penulisan buku tersebut, karena mereka para Tim penyususn lebih memahami situasi ke Indonesian dibandingkan ustadz SA) juga mampu menampar, mengerem dan menghentikan OLOK-OLOK serta niat jahat dari “murid-murid” nya....Afuan dan terimakasih.

Irawati Vera: ... mereka selalu hidup di bawah situasi pertikaian...dan seterusnya Wow

Irsan Fadlullah Al Hajj: Dinafkahi dari dana khumus hanya untuk membuat kekisruhan di Indonesia.... Apa yang pantas sebutannya bagi orang seperti ini?????????

Denny Priyanto: @Abdurrahman Shahab, niatnya baik demi Rekonsiliasi itu sangatlah mulia, tetapi tidak dengan cara yang ternyata lebih menusuk Rekonsiliasi, bagaimana coba?

Firdaus Said: Irsan... antum ini lagi marah/protes ke marja ya......! Karena marja antum salah dalam mendistribusi khumus antum ...?

Muhammad Bagir: Sebagaimana telah terbukti dalam sejarah para shahabat, mereka selalu hidup dibawah situasi pertikaian yang terkadang memintah darah dan korban yang tidak sedikit dalam setiap peperangan yang mereka kobarkan sendiri. Masing-masing pasukan menganggap lebih konsekuen terhadap nilai dan kebenaran serta saling tuduh sebagai penghianat dan penyeleweng.

--------- A: Tidak ada masalah dari kalimat di atas, itu sebuah sikap yang menjelaskan pemahaman terhadap konteks kenyataan sejarah, kenyataan itu memang terjadi dalam Sejarah Islam Pasca Nabi saw wafat. Jika 2 Kelompok berperang, bisa salah satu benar atau mungkin kedua-duanya salah, sifat paragraf ini umum, harus dikontektualisasikan terlebih dahulu dengan situasi sejarahnya yang mana dan siapa. Para Ulama mengakui ada friksi, peperangan antar shahabat, namun sikap mereka berbeda-beda. Dan Bertabayyun lebih baik. --------- Sebagai akibat dari perselisihan dan perang tuduh yang terjadi antara orang-orang yang berfungsi sebagai para pemimpin itulah timbul aneka warna pertentangan ideologi dan pemikiran dalam tubuh masyarakat islam.------- A: Mengenai perselisihan antar para shahabat cukup tepat merujuk pendapat Imam Syafi’I, yang mengajak ummat muslim untuk belajar dan tidak mengulangi kesalahan yang sama, namun memperbaikinya, sementara kesalahan mereka yang berselisih adalah urusannya dengan Allah dimasa lalu, saat ini adalah orang-orang yang memperuncing masalah ini yang menciptakan suatu peluang konflik adalah sebuah masalah, karena tidak mengambil ibrah (belajar) dari masa lalu. “Ketahuilah, ku beritahukan kepada kalian bahwa, Orang Mu’min adalah, yang semua manusia merasa aman darinya atas harta dan diri mereka. Orang Muslim adalah, yang semua orang muslim selamat dari (kezaliman) lisan dan tangannya. Dan orang yang berjihad itu adalah, yang dirinya berusaha keras dalam keta’atan kepada Allah. Sementara orang yang berhijrah adalah orang yang menjauhi perbuatan salah dan dosa” (Al-Hadist)

Abdurrahman Shahab: Kalimat mana yang merusak kang Denny Priyanto? Kalimat sebaik apapun jika diberikan penafsiran yang salah dan mengarahkan orang pada penafsiran yang salah, maka akan terlihat salah dan disalahkan oleh orang-orang yang memang berniat mencari-cari kesalahan. Saya adalah orang awam yang tidak memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menilai sebuah buku yang dibuat dan tentunya telah secara matang dan lama difikirkan oleh para tim penyusun yang kita ketahui bersama juga sangat memiliki legitimasi keilmiahan dan keilmuan yang sangat lebih dari cukup untuk mewakili sebuah kelompok Syi’ah walau mungkin dalam cakupan Indonesia.

Irsan Fadlullah Al Hajj: Buruk muka cermin dibelah.
Iblis gak nurut Ente salahkan Allah.

Firdaus Said: Abdurahman... jika yang antum katakan itu benar... maka minta sama penerbit untuk tarik buku itu dari publik... karena ditakutkan seperti yang antum katakan akan ditafsirkan salah oleh orang awam...

Muhammad Bagir: Jika mau lebih detail membahas sebuah buku, lakukan acara bedah buku, undang pematerinya. Karena satu buku tidak cukup menggambarkan 1400 tahun sejarah kecuali secara umum saja. Hanya orang yang cara fikirnya picik saja yang menjustifikasi sudut pandang umum seseorang lewat tulisan singkat/kalimat umum tanpa bertabayyun dan bertanya terlebih dahulu, apalagi terhadap sesama muslim.

Pemilik Akun ini perlu dipertanyakan, Pertama, “Dia Siapa?”, Kedua,”Maunya Apa?”, Ketiga,”Disuruh siapa?”.

Beberapa tahun lalu, seringkali provokasi Syi’ah-Sunni, sekarang sesama muslim Syi’ah yang pasti saat ini kelihatan motifnya organisasi dan kelompok, sangat sektarian dan menjatuhkan kelompok lain yang tidak disukainya dengan cara memancing. Mendingan kita blok, tidak usah diladenin, karena memang itu tujuan dia.

Abdurrahman Shahab: Ayatullah Al Uzma Husin Fadlullah (dan beberapa Ayatullah besar lainnya) banyak memiliki pandangan sejarah, wilayatul faqh dan berbagai isu yang juga berbeda (bahkan bertolak belakang) dengan Imam Khomeini r.a dan Rahbar Hf.... dan itulah kekayaan dan dinamika wawasan pandanagn dalam Syi’ah yang begitu hebatnya, hingga nanti semua harus patuh mutlak kepada sohibul zaman Imam Mahdi a.s. Tapi kalau di Indonesia yang Syi’ah nya masih sedikit, alih alih persatuan dan keharmonisan serta kerja sama yang baik yang ingin kita pupuk, malah kita saling mengarahkan dan saling sikut SECARA KASAR agar ORMAS dan Ustadz lain dibenci dan bahkan kalau bisa dimusnakan karena dianggap saingan (semoga ini tidak terjadi). Kita yang sedikit ini memang dari dulu senang nya gontok-gontokkan.

Nagie Alcatraz: Orang-orang pengecut hanya berani mengkritisi dari balik layar..

Wayang Tujuhpuluh: Islam tidak begitu.

Alwi Hasan: MIRIS............. pasukan penumpang gelap sudah masuk gelanggang,,,,,,,, sampai ada coment dari kelompok yang keberatan atas buku sms yang azam menghina seorang sayid menjadi arab gunung, ada darah fatimah yang di baduikan oleh “pencinta fatimah” luka hati fatimah tak terabaikan...... sadarlah kawan semua, saya mohon dari semua yang keberatan atas terbitnya buku sms yang ada di negri aman mayoritas Syi’ah untuk datang ke Indonesia , duduk saja dengan ABI ,niscaya persoalan akan selesai kok.

Alwi Hasan: Yang azam harus tau hukum-hukum jika berhadapan dengan keturunan fatimah (sayid),,,,, ada aturan yang jelas kok.

Rudi Suwandi: Tidak ada yang salah dengan kutipan redaksi tersebut. Redaksi tersebut sudah sesuai dengan riwayat Sunni dan Syi’ah. Romantisme semu era khilafah harus diubah menjadi realisme khilafah untuk pelajaran dan peningkatan.

Nagie Alcatraz: Barisan hati pendengki sedang berusaha membuat kegaduhan kepada minoritas Syi’ah Indonesia.. ckckck..

Alwi Hasan: Abd Som “Tuhanku.. Anugrahkan bagiku kesempurnaan dalam (memutus harapan kecuali) penyatuan dengan diri-Mu, dan terangilah penglihatan hati kami dengan cahaya penglihatan yang (hanya) melihat-Mu, sehingga penglihatan cahaya itu membakar tabir cahaya (ilmu tanpa makrifat), sehingga ia akan sampai pada sumber keagungan dan jiwa kami bergelantungan kepada kemuliaan-Mu yang Kudus (Munajad Sya’baniyah). Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan, tetapi ilmu bisa menjadi tabir tebal yang menutupi hati.

Ketika seorang alim belum mampu mengatasi hatinya, maka telingapun tuli dari mendengar nasehat, dan mata buta mencermati akibat. Penglihatan baginya adalah argumentasi semata, dan ia buta dari kenyataan yang ada. Tidakkah argumentasi adalah fondasi kayu rapuh?

Hendaknya setiap orang berusaha dan meminta untuk kebersihan penyakit hati. Sehingga ilmu yang dimiliki tidak berakibat ujub berbangga diri, berlaga argumen di segala situasi, tanpa perduli umat saling benci dan memusuhi.

Alwi Hasan: YA ZAHRO satukan kami dalam kelembutanmu.

Sinar Agama: Salam, sekalipun isi nukilannya dapat dikatakan menentang habis tujuan penulisan bukunya, akan tetapi kita tetap tidak boleh membesar-besarkan hal yang dapat memecah persatuan muslimin.

Sinar Agama: Membersihkan hati harus dengan ilmu dulu. Artinya dibersihkan dari segala kebodohan nyata dan mengerikan dan musuh Islam dan akal. Setelah berilmu dan bersih dari kebodohan dan dakwa palsu, maka meneruskan pembersihannya dengan mengaplikasikannya. Seorang beriman hakiki, tidak akan pernah menjadikan dirinya tiang agama hingga orang yang punya dalilpun dipaksa taat padanya dimana kalau tidak taat dikatakan berpenyakit hati. Lah, wenak nemen. Orang berdalil dikatakan sakit, lah orang yang tidak punya dalil dan banyak mengumbar dakwa suci mau dikatakan apa?

Sinar Agama: Kadang ada imam di depan kita, ajarannya menyala di depan kita, eh malah hanya panggil-panggil saja tanpa memperdulikan ajarannya.

Sinar Agama: Agama Islam ini argumentasi dan hidayah, bukan syair dan pepatah. Dia adalah jalan yang terang yang kokoh dan kuat serta tidak bisa digoyah. Dia bukan kumpulan syair dan elu-eluan bak penyair dan puisis. Argumentasi nyata dulu, baru setelah perasaan, syair dan pepatah. Argumentasi dulu, baru tawassul dan panggilan. Bukan seruan kosong yang dipaksa berisikan seruan. Karena hal itu adalah senjata makan tuan. Artinya, seruan yang lebih layak ditujukan pada dirinya sendiri.

Sinar Agama: Kalau sudah argumentasi, maka baru tingkatan-tingkatan berikutnya itu berarti. Tapi kalau hanya dakwaan, maka jawabannya juga dakwaan. Seperti dakwaan suci diri sendiri dan orang lain yang kotor. Dakwaan tidak tahu keadaan dan hanya dirinya yang tahu...dan seterusnya.

Karena itu, kalau ingin mengamalkan dakwaannya, maka argumentasikan dulu apapun yang disebut keadaan, Islam dan kewajiban-kewajibannya. Dan apa saja yang telah menjadi perbedaan pendapat itu. Baru ini yang namanya pengikut Islam dan pengikut Nabi saww serta para Makshumin as dan hdh Faathimah as. Akan tetapi kalau hanya dakwa saja, lalu diam melihat Makshumin as itu sendiri dianiaya, maka panggilan kepada mereka as itu, akan kembali menjadi api neraka yang sangat panas kelak di akhirat. Karena sudah tahu kebenaran mereka dan hak mereka as, akan tetapi tidak membela mereka demi kepentingan dunianya. Dan, itupun masih dibumbu-bumbui tahu Islam, hati suni, tahu maslahat, tawaadhu, tidak sombong, iman tinggi, irfan ...dan seterusnya.

Sinar Agama: Muslimin dalam sepanjang sejarahnya yang saling bunuh itu, bukan yang satu mengajak ke sombong dan lainnya ke tawadhu’. Tapi semuanya mengajak ke Islam, tawadhu’, surga ...dan seterusnya. Akan tetapi siapa yang hak, maka hanya Allah yang tahu.

Nah, kita di dunia ini, ditugasi untuk mentester dan mengetes semua dakwaan itu dengan dalil. Karena itu, yang anti dalil, sudah sewajibnya untuk dikesampingkan walau dakwaan dan seruannya manis melebihi madu, tinggi melebihi arif dan para nabi sekalipun, indah melebihi surga.

Pendek kata, tidak ada yang berhak membuat maslahat kecuali marja’ dan siapa saja melakukannya, maka ia telah melakukan kesombongan dan tajarri dalau dibungkus dengan seribu ayat dan sejuta kata ketawadhuan.

Ridwan Biskori: Argumen-argumen sinar agama hanya cocok untuk dirinya sendiri. Jadi “senjata makan tuan’

Nagie Alcatraz: SA..jangan jadi pengecut..muncul, hadapi secara jantan dengan dalil-dalilmu.. jangan cuman buang kotoran di negrimu sendiri kemudian ditinggal pergi, orang-orang banyak yang mencium baunya..Syi’ah sudah minoritas, masih aja mau dipecah.. kalo tidak berani muncul lebih baik diam...jangan ikut provokasi..

Alwi Hasan: Sinar Agama ............ malu dong sembunyi aja ah,.............. apakah rahbarmu mengajarkan persembunyian mu,,,,,,,,,,,,, apakah gurumu mengajarkan kepengecutanmu............ apakah shahabat dan murid muridmu menginginkan persembunyianmu............... apakah FB akun awanmun belum menurunkan hujan sehinga kamu masih nyangkut di awan............. ingat akan ada petir loh di awan sana....... ga lama lagi juga kau akan terkena petir hasad yang engkau bangun sendiri dikerajaan

AWANMU,,,, ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, , sinar yang nyangkut di awan aku butuh penampakanmu............ ga kebayang deh ilmu mu sangat bermaanfaat lhoh kalau engkau muncul,,,, dari balik awan aja begitu hebatnya ilmumu,,,,,,,, apalagi kalau majlismu terbuka di bumi ini ,, asyik banget deh ................... oh sinar agama yang tersembunyi nyangkut di awan,,,,,,,,, keluarlah turunlah..,, hadirlah ,,,,,,,,, makhluk-makhluk bumi membutuhkan penampakanmu,,,,,,,

Rudi Suwandi: Repot dah kalau udah sektarian zuriat bz non-zuriyat...nonton aja dah sampe enek.

Wayang Tujuhpuluh: http://janjisetiakita.blogspot.com/2012/10/pandu-kehidupan.html?m=1

Azmy Alatas: Fakta sejarah mengatakan bahwa para shahabat saling tikai. Baik dari persepsi Sunni maupun Syi’ah. Jadi, yang akan menyulut perselisihan itu kalimat yang mana?

Apa harus bilang bahwa dalam sejarah, seluruh shahabat duduk manis ngopi-ngopi bersama baik shahabat yang Syi’ah maupun yang Sunni? Mana ada shahabat bermadzhab...?!

Firdaus Said, Anggelia Sulqani Zahra, Hendy Laisa bisa minta tolong, parameter yang bisa menjadikan kalimat itu sebagai pemicu konflik?!

Azmy Alatas: Firdaus Said, kenapa gak minta supaya al Quran dimusnahkan, karena telah banyak ditafsirkan keliru...?

Dan betapa anehnya mereka yang berilmu tinggi namun masih salah dalam menafsirkan buku ringan sekelas SMS.

Sentimentil bin lebay...

Giri Sumedang: Salah tafsir pada realitas di hadapan kita bisa saja terjadi. Untuk itu perkuatlah pemahaman dengan logika kuat, ketat, dan dalam. Kita tidak mungkin hidup hanya bertujuan untuk mengklarifikasi setiap persoalan yang terjadi di alam realitas ini. Namun setidaknya, apa yang penulis ingin sampaikan dalam saduran di atas, menunjukkan bahwa kesalahpahaman terhadap agama yang dibawa oleh baginda rasulullah Muhammad SAW sudah terjadi di zaman para shahabat terdekat masa hidupnya dengan sang nabi sendiri.

Azmy Alatas: Ssssttttt....langsung pada ngumpet....sengaja pada pengen nonton doang....

Anggelia Sulqani Zahra, Firdaus Said, Denny Priyanto, Hendy Laisa, kenek-kenek ini persis taat sama ajaran gurunya....

Giri Sumedang: Untuk itu, sekiranya benar apa yang terjadi pada zaman itu tentang pertikaian antar umat Islam seperti yang ditunjukkan dalam buku tersebut,<< DALAM BUKU “ SYI’AH MENURUT SYI’AH PENULIS : TIM AHLULBAYT INDONESIAHalaman : 352-353. Sebagaimana telah terbukti dalam sejarah para shahabat, mereka selalu hidup di bawah situasi pertikaian yang terkadang memintah darah dan korban yang tidak sedikit dalam setiap peperangan yang mereka kobarkan sendiri. Masing-masing pasukan menganggap lebih konsekuen terhadap nilai dan kebenaran serta saling tuduh sebagai penghianat dan penyeleweng. Sebagai akibat dari perselisihan dan perang tuduh yang terjadi antara orang-orang yang berfungsi sebagai para pemimpin itulah timbul aneka warna pertentangan ideologi dan pemikiran dalam tubuh masyarakat islam...>> pastilah kearifan dan keadilan dalam makna yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh mereka yang taat kepada Allah, Rasul, dan Ulil Amrinya saja.

Wayang Tujuhpuluh: Perintah Allah : An Aqimuddin walaa tatafarroquu....

Syahru Pan Rizal: “kebenaran mengenai keimanan biar kita sendiri yang mengetahuinya, dahulukanlah kebenaran dalam persepsi umum demi persatuan umat, ingat intoleransi semangkin menyerang, kalau tidak mau membantu bersama meredam paling tidak jangan memperbesar perbedaannya, para pengurus emangkin sulit dan terjepit oleh kondisi seperti ini “.

Giri Sumedang: Kebenaran itu eksklusiv? Adalah ya. Tapi bertoleransi terhadap sesuatu yang di luar batas kebenaran, dalam konteks tertentu, adalah tindakan yang benar juga.

Rudi Suwandi: Jangan kayak wahabi doooong debatnyaaaa.....sajikan argumentasi, bukan nyerang orangnya....capek deeeeeh...bubar-bubar.

Giri Sumedang: Jangankan Wahabi, Sunni, bahkan identitas Syi’ah pun sebenarnya harus dihindari kalau memandang Islam sebagai hakekat dari sebuah sikap keberserahan diri total kapada Allah, Rasul, dan Ulil Amri.

Giri Sumedang: Mahzab, aliran, sekte, golongan, ideologi keagamaan, dan semacamnya adalah merupakan produk sejarah dari perjalanan panjang umat manusia dalam ke-beragama-an. Yang kalau kita arif menyikapi, sebenarnya tidak perlu larut dan terlalu turu campur dalam menengahi keberagaman aliran, sekte, mahzab, golongan, dan lain-lain itu.

Giri Sumedang: Rasul Muhammad SAW tidak pernah membawa ajaran Wahabi, Sunni, maupun Syi’ah sekalipun. Beliau hanya menunjukkan jalan dan bagaimana kita hidup senantiasa dalam KEBENARAN. Selebihnya, tidak ada.

Wayang Tujuhpuluh: Dienullah=Islam....perintah Allah bagi yang hidup dalam naungan Islam : An aqiimuddin wa laa tatafarroquu...

Memburu Kebenaran: Giri Sumedang@ kata siapa Rasulullah tidak menyuruh mengikuti kepemimpinan Syi’ah??

Rudi Suwandi: sssssstttttt....jfb kebanyakan teori ah....ayo bermarja...

Sinar Agama: Giri, bisa dibuktikan ketidakadaan itu?

Rahman Gajali: Sayangnya judul yang mewakili faham sementara isinya menyalahi judul.

Giri Sumedang: Jangankan rasul Muhammad SAW, Allah SWT pun tidak menyuruh kita untuk menjadi Syi’ah. Dia Yang Mahaagung dan Mahatinggi memerintahkan kita hanya untuk mengabdi kepadaNYA dengan cara mentaatiNYA, RasulNYA, dan Ulil AmriNYA. Syi’ah bukan agama!! Dan Islam pun bukan Syi’ah..Syi’ah hanyalah sebuah identitas pembeda dari sekian banyak klaim kebenaran tentang konsepsi kebenaran islam itu sendiri. Sekiranya identitas ahlusunnah wal jama’ah atau semacamnya tidak pernah mencuat ke permukaan realitas alam ini, maka kenyataan identitas Syi’ah pun dengan sendirinya menjadi tidak berarti..bukan begitu kak??

Giri Sumedang: Rasul Muhammad SAW tidak pernah membawa ajaran Wahabi, Sunni, maupun Syi’ah sekalipun. Beliau hanya menunjukkan jalan dan bagaimana kita hidup senantiasa dalam KEBENARAN. Selebihnya, tidak ada.

============================================

Sinar Agama Giri, bisa dibuktikan ketidakadaan itu?

=============================================

Sebenarnya kakak pun tahu jawabannya. Justru menjadi kurang berhikmah kalau Giri pun larut pada persoalan yang seperti ini.

Giri Sumedang: Salam rahayu semuanya..La Sunni la Syi’ah islam wahidan.

Hendy Laisa: Azmy Alatas gak ada yang ngumpet kok, saya hanya diajarkan gak ikut-ikutan layani ocehan model antum gitu...

Azmy Alatas: Hendy Laisa akhirnya nongol....ngintip tok...hihi..



Artikel selanjutnya:
=================



  • Imamah & Khalifah menurut buku SYI’AH MENURUT SYI’AH bagian 1

  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar