1. Maulid Nabi saww dan imam Ja’far as Mubaarak
https://www.facebook.com/notes/sang-pencinta/maulid-nabi-saww-dan-imam-jafar-as- mubaarak/790007681049140
Sinar Agama: Walau kesedihan meraup jiwa dengan petaka lahir seperti di Iraq dan Suriah atau dengan petaka batin seperti di Indonesia kita belakangan ini, namun kami tetap berhagia dengan kelahiran Nabi saww dan imam Ja’far as dan ingin mengucapkan selamat bahagia dan penuh keberkahan kepada kanjeng Nabi saww sendiri, kepada Ahlulbait as terutama imam Ali as, hdh Faathimah as dan imam Mahdi as, kepada para ulama dan marja’ terutama Rahbar hf tercinta yang sangat mazhluum, kepada seluruh mukminin dan mukminat terutama teman-teman fb.
Semoga kita semua dapat mengaplikasikan bahagia dan cinta kepada mereka as ini, dalam kehidupan sehari-hari demi menjemput kebaikan diri dan akhirat di kemudian hari. Dan semoga mereka as sudi kiranya mensyafaati kita semua, amin.
Sisipan Puisi Sederhana:
“Keredupan Maulid Tahun 2015”
Wiladahmu yang mestinya cerah
Tertaburi bunga-bunga merah
Semerbak wewangian ‘audah
Lantunan syair-syair burdah
Tahun ini Indonesia bermusibah
Senyum yang mesti menghias
Ceria yang mesti terkanvas
Di sanubari para mukhlash
Berganti keluhan nan melas
Hadapi para pemberantas
Allah yang t’lah sempurnakan agama
Kau yang tak berkata dengan hawa
Ghadir yang kau jadikan saksinya
Dikata tak ajarkan horinsontalia
Dikata tak tentukan khaalifa
Kalaulah bukti berkata
Bahwa engkau ajarkan semua
Dipatri para imam Makshuma
Hingga mereka s’lalu dipenjara
Kadang dibantai di Karbala
Malah dikata tak tahu Indonesia
Agama yang diturunkan tuk dunia
Engkau yang rahmat semua bangsa
Dikata tak layak untuk Indonesia
Dikata tak mengerti sikon dan masa
Terutama Indonesia yang heterogenia
Buta tak melihat Ka’baa
Bergelantungan sejuta arca
Engkau di utus dari sana
Masih lebihkah arca dunia
Terlalu agungkah arca ta’
Pembawa dua sunnah s’bagai hujjah
Tuk sinari akal dan fitrah
Dikata berhati kotor dan kayu rapuh
Sebegitu congkakkah si serakah
Tak pernah kenyang dengan ummah
Dulu, ajaranmu asing di sunnah
Kini, lebih asing lagi di Syi’ah
Hasan dan Husain kau kata imamah
Baik berkuasa atau dijarah
Tapi kini mereka menfitnah
Maksudmu tak mesti jadi khalifah
Oh Nabi saww, maafkan redupku
Di tahun ini mauludmu
Tak mampu tepikan dukaku
Lihat ajaranmu disapu
Ya Tuhan, tolonglah negeriku
Kini di maulid Nabi saww
Tuhan Senyuman berganti tangisan
Kini maulid Nabi saww Tuhan
Berdarah bagai Karbala Husain
Semburat darah jantung Hasan
Oh Nabi saww
Oh Itrah suci
Oh Faathimatiy
Asingnya antum di sini
Asingnya antum di syi’ii
Ketahuilah hai para angkara
Yang lebih suci dari anbiyaa
Yang lebih tahu dari marja’
Di sini Indonesia bukan Yamania
Hormati kami punya budaya
Kilah kiluh dihambur-hambur
Hingga berkata demi lebur
Demi lebur kok menyembur-nyembur
Hingga lebur hilang melebur
Puak sendiri jadi hancur
Bermain kata bagai Dwi Pangga
Argumentasi jadi mantra-mantra
Emangnya umat bodoh semua
Emangnya Tuhan tidur di sana
Emangnya Nabi saww tak berwibawa
Zahraa’ suci as dibawa-bawa
Tutupi hati penuh angkara
Hingga umat tertipu daya
Tanggalkan dalil jauh di sana
Lecehkan tinta-tinta ulama
Ingat dua imam di dunia (QS: 2:257)
Keluarkan gelap ke cahaya
Keluarkan cahya ke gulita
Keluarkan rasa ke hujjah nyata
Keluarkan hujjah ke istana rasa
Waspadai penjaja surga
Kalau hanya bermain rasa
Kalau hanya bengkak mata
Kalau hanya menangis ria
Karena sejarah sudah nyata
Neraka sering berwajah surga
Si papa pakai baju ulama
Oh Nabi saww maulidmu redup tahun ini
Umatmu dibantai di sana sini
Kini ajaranmu dihujat di sini
Bahkan oleh umat sendiri
Bahkan oleh pengaku Syi’ii
Kami kelak kan bersaksi
Di hadapan Ilahi Rabbii
Kala dalil mulai beraksi
Menjelma dalam jiwa barzakhi
Dikala tipuan jadi basi
Dan pepongahpun sesali diri
Mungkin kami terbakar api
Karena dosa-dosa sendiri
Tapi kesaksian ini, kami terusi
Demi bela Itrah Nabi saww
Demi harap syafaat Nabi saww
Wassalam
Nure Beheshti: Bagian, Terlalu agungkah “arca ta’ “ bacanya dengan logat sulawesi ya ustadz? hehe
ALito Alfian Mehmud: Pak Ustadz, antum kabarkan kepada kami bahwa Rahbar hf yang sangat kami cintai keadaannya sangat mazhluum. Bertambahlahkecintaan kami kepada beliau, sebagaimana begitu cintanya kami kepada Rasulullah saww, Imam Ali as & Makshumin as lainnya yang kesemuanya sangat mazhluum. Yang tiada hati kami apabila mengingat kisah-kisah mereka kecuali bersedih. Ya ALLAH, jagalah dan jayakanlah rahbar kami, hingga ENGKAU berkehendak mendzahirkan Imam zaman kami dengan kejayaannya. Amien....ALLAHumma sholli ala Muhammad wa ali Muhammad wa ajjil farajahum.
Artikel sebelumnya, ..
====================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar