Sabtu, 16 November 2019

Imamah & Khalifah menurut buku SYI’AH MENURUT SYI’AH bagian 3

3. Imamah & Khalifah menurut buku SYI’AH MENURUT SYI’AH bagian 3

https://www.facebook.com/notes/teguh-bin-suhedi/imamah-khalifah-menurut-buku-syiah-menurut-syiah-bagian-3/10152453570878937

Sa Yang: Ini pak Sinar Agama salah memahami tulisan Muhsin Labib.. Saya baca dan perbandingkan tulisan yang dikomentari dan komentarnya tampak sekali pak Sinar Agama sedang terpancing emosi sebelum membaca tulisan pak Labib. Tanggapan paragraf demi paragraf seolah tak ada sisi benar yang ada dalam tulisan pak Labib..

Nda nada ego dan perasaan serba tahu duduk persoalan yang sedang dipermasalahkan. 

Pada hal biasa saja kalau ditilek kembali. Memang ada sisi ilmiahnya dalam uraian pak sinar agama. Tapi yaitu tadi, karena tanggapan yang dibuatnya sarat dengan kemegap-megapan karena terpancing adu domba kelompok syaithan bentet laknatulllah dan kawan-kawan. 

Dan si Emilia dan murid-muridnya yang tumpul otak.

Ini dia yang sangat disayangkan dan sangat disedihkan. Masa sekelas Sinar Agama bisa terkecoh dengan tipu muslihat kelompok pelaknat yang terlaknat. 

Seharusnya pak Sinar Agama melakukan klarifikasi atau konfirmasi tertutup menyikapi tulisan pak Labib, yang saya perhatikan pak Sinar Agama salah paham pada apa-apa yang pak Labib maksudkan.

Antum pak Sinar Agama perlu belajar sabar dari keinginan terburu-buru membalas setiap soalan yang masuk... sekarang ini saya amati antum sudah tidak berkualitas lagi dalam menyajikan jawaban.

Walau pun saya masih memandang antum jauh lebih mulia dari sonni rosak minda apalagi dari wahabiyyun otak petaik..

Saya harap antum dan kita semua belajarlah mengerti sebelum berkata-kata untuk menyedikitkan kesalahan..

Rudi Suriyanto: Jika seandainya berbaik sangka,,mungkin bentuk tulisan itu adalah bentuk dari taqiyah penulis agar bisa bebaur dengan Sunni secara baik-baik. Mungkinkah itu ustadz Sinar Agama ?? Tanggung Sunni itu sesat, penulis sesatkan sekalian.

Sa Yang: Tulisan itu mempertegas kecerobohan puak cilaka yassir annajis sahja , rud. Tentu saja konsekuensinya menghindari efek tak elok di tengah khalayak.. Imam as mampu membimbing manusia di saat jaman fitnah tanpa melaknat seperti bentet laknatullah dan kawan-kawan.

Sa Yang: Coba perhatikan pemain togel yang mendadak bicara agame tanpa mengikuti disiplin keilmuan yang mapan seperti bentet laknatullah alayhi wa man tabi’ah ila yawmiddin.

Babah: Salam... sangat jelas kritikan ustadz Sinar Agama sama sekali tidak didasari konsep penafsiran sebuah teks, di sini kritikan ustadz SA sangat jelas membredel wilayah sang otoritas outor (ustadz Muhsin Labib), seakan-akan ustadz SA lebih mengetahui maksud tulisan ustadz Muhsin ketimbang ustadz Muhsin sendiri. Afwan jiddan
Salam.

Babah: Ooh iya... saya kira tulisan(ijtihad) ustadz Muhsin sangat mendekati kesempurnaan..
Afwan..

Rudi Suriyanto: Untung hanya mendekati sempurna dan hampir makshum.

Muhammad Wahid: Menurut hemat saya, terlepas tuduhan ego masing-masing penulis atau pengomentar, dengan mengesampingkan pribadi masing-masing, murni hanya melihat kapasitas tulisan, saya melihat penjabaran ustad SA jauh lebih berdalil dan beralasan kuat mengenai Imamah & khalifah dibandingkan tulisan ustadz ML yang penuh dengan maksud tersirat & semu abu-abu, lagipula buat apa menulis buku & menjualnya, kalau isi buku tersebut hanya bisa dipahami maksudnya oleh penulisnya sendiri ?? Afwan, hanya sekedar pendapat saja.

Babah: Hehehehe.. Muhammad Wahid. Makanya ada istilah bedah buku,, heheh..

Rudi Suriyanto: Kalau menurut pendapatku, tulisan itu sebodoh-bodohnya tulisan atau sehebat-hebatnya tulisan untuk membuat Sunni tersesat lebih jauh lagi dan Syi’ah dapat melenggang dengan tenang di Indonesia ini [taqiyah mode on].. tapi itu hanya sekedar pendapat awam sepertiku dan seharusnya tulisan itu hanya diperuntukkan kaum Sunni saja, bukan untuk Syi’ah..

Muhammad Wahid: Babah .. iyaa memang perlu,.. hehe.. dan saya pikir ustad SA juga seorang Doktoral, tidak gegabah menilai tulisan dalam sudut pandang keilmuannya,. setidaknya beliau aplikatif terhadap ilmu & amalnya semua tulisannnya di FB ini tanggung jawabnya kelak di akhirat, sampai-sampai catatannya pun tidak dihalalkan untuk diedit oleh orang lain tanpa izinnya.. dan saya lihat beliau selama ini murni menanggapi semua pertanyaan secara keilmuan pula bukan tendensi pribadi si penanya atau yang punya tulisan,.

Sang Pencinta: Sa yang, antum harus bedakan pahaman sindikat tukang laknat dan penjelasan ustadz Sinar di atas, mana yang hanya sekedar provokasi tanpa keilmiahan, cuplak-cuplik sesuai hawa nafsunya, mana yang penjelasan berdalil. Kalau sedikit menyimpan emosi dan mengedepankan akal, substansi yang ingin disampaikan pasti didapat.

Babah: Heheheh.. rud.. rud... baca ulang dan teliti kembali tulisan ustadz Muhsin.. bila perlu datengin ustadz Muhsin untuk dimintai keterangan seputar tulisannya.. Ente jangan selalu berusaha mengadu orang Sunny-Syi’ah, sebab berkali-kali komenan ente selalu mengarah ke situ.

Babah: Sang Pencinta.. sebenarnya klarifikasi model seperti ini sangat tidak relevan, apa tidak bisa ustadz SA klarifikasi lewat via telepon agar ustadz Muhsin bisa lebih mempertanggung jawabkan tulisan-nya dan kiranya ustadz SA nyapun akan mendapat penjelasan seputar tulisan-nya, kalau seperti ini terkesan ustadz SA sedang melakukan pembunuhan karakter seorang tokoh, toh kita semua tahu setiap sesuatu kalau mau dicari kekurangan-nya pasti akan ketemu kekurangan-nya.

Saya kira tulisan ustadz Muhsin masih tahap wajar kok, dan saya yakin beliau juga punya dasar atas tulisan-nya.

Sang Pencinta: Babah, antum katakan di atas menurut antum tulisan ustadz Mountain Lion mendekati kesempurnaan, nah lalu mengapa orang lain yang punya pandangan yang jauh berbeda atasnya sulit untuk dimaklumi? Antum boleh menilai, seyogyanya orang lain juga boleh menilai.

Muhammad Wahid: Kalau dari kronologis dialog selama ini antara Ustadz SA dan ustadz ML,.. saya lihat Ustadz ML lebih cendrung untuk tidak mau dikritisi, siapapun bisa lihat dialog-dialog terdahulu.. ini yang menurut saya pribadi, Ustadz SA enggan lagi masuk ke dalam tulisan/ posting Ustadz ML.. dan Ustadz SA merasa perlu meluruskan wacana berfikir siapapun yang mengatasnamakan Syi’ah... karena itu menjadi kewajibannya yang harus dia pertanggung jawabkan kelak di akhirat,.. saya pikir, Ustadz Sinar Agama bisa memberikan jawabannya nanti,.. yang ini hanya sekedar tanggapan saya pribadi yang awam ini dan bisa saja salah menilai.

Eman Sulaeman: Salam segala hormat untuk SA, Kami menunggu sepak terjang antum lebih lama di Tanah Air Indonesia .... Agar kami memiliki Ulama yang Paling yang....Afwan.

Quito Riantori: Setahu saya, kemampuan ilmu logika ML masih jauh dari layak. Saya sering baca status-statusnya dan twit-twitnya yang melenceng dari logika. Apalagi setelah membaca penjelasan/ kritik ustadz SA di atas, saya makin yakin kelemahan logika ML dalam memahami konsep Khilafah dan Imamah itu sendiri. Saya sepakat dengan ustadz SA. Terimakasih.

Sa Yang: Bagus kalau pak Sinar Agama bisa seperti yang kamu kata. Tapi saya perhatikan ada mis yang pak Sinar Agama ceroboh membantah. Saya kata cereboh karena semua point yang dia tanggapi terkesan sedang menampilkan dirinya menguasai soalan yang pak Labib ajukan dengan baik.

Pada hal banyak masalah yang pak Sinar Agama tidak perlu tanggapi biar terlihat seolah ilmu pak Sinar Agama melampaui pak Labib.

Itu dia yang saya katakan pak Sinar Agama terperangkap dalam permainan dalam bentuk pertanyaan semacam yang diajukan oleh si Rud. Membenturkan dua celah pemikiran yang sepintas tampak berbenturan, pada hal tidak. saya perhatikan lagi-lagi kelompok pelaknat yang terlaknat sedang menggiring pertikaian antara sesama senior Syi’ah. Seolah dia awam yang butuh pertanyaan. Pada hal iblis yang berpura-pura bertanya, kerana keberadaannya sedang dalam incaran pihak yang tersinggung atas nya..

Karena itu kelompok ini mau nyari aman di sebalik pertikaian yang dia ciptakan..

Tulisan pak Sinar Agama walau pun beberapa point ada sisi ilmiahnya. Pada sisi lain ada ngawurnya.. Kali cuma bisa ngutip satu, dua atau tiga dalil langsung dikatakan punya dalil, itu mah perkara mudah.. saya katakan tuh berdalih, bukan berdalil..

Saran saya kamu yang fasilitasi soal jawab ini berbekal soal yang direquets oleh si “merkesot” ngga usah dituangkan ke media publik..

Rudi Suriyanto: Sa Yang, Biar terlihat seolah ilmu pak Sinar Agama melampaui pak Labib. >>memang benar beliau berilmu kok,,apa masalahmu??

Titel keilmuan Hauzah -Ustadz SA

Kurikulum Hauzah yang dibagi pada tiga tingkatan pelajaran secara garis besarnya. Mukaddimah, Pelajaran Tengah, Pelajaran Tinggi dan Tingkat Sangat Tinggi (bahtsu al-kharij).

(2). Mukadidimah itu 4-5 tahun; Pelajaran Tengah 3 tahun setelahnya; Pelajaran Tinggi 5 tahun setelahnya dan Pelajaran Sangat Tinggi 10-20 tahun setelahnya.

(3). Pertama masuk hauzah dijuluki Tsiqatu al-Islam, yang Jujur atau yang Bisa Dipercaya. Hal itu karena ia sudah meninggalkan apa-apa yang berbau dunia, seperti dosa atau hal-hal mubah yang tidak penting, seperti model baju, warna baju dan seterusnya. Karena itu, semua baju-bajunya yang berhias, seperti bergambar bunga atau lain-lainnya, begitu pula levis dan seterusnya sudah harus diberikan kepada orang lain. Walhasil seperti calon pendeta budha yang digundul.

(4). Kalau sudah selesai pelajaran Tengah itu, dijuluki Hujatu al-Islam, yakni kalau sudah 7 tahun di pesantren adal memakai serban. Karena memakai serban sudah mulai menjadi tempat bertanya tiap orang yang menjumpainya di pasar, di jalan, di masjid dan dimana saja, kalau mereka memiliki msalah fikih.

(5). Kalau sering memberikan ceramah umum dan banyak peminatnya, biasa juga disebut dengan Hujatu al-Islam wa Muslimin.

(6). Hujatu al-Islam terus berlanjut sampai seseorang menjadi mujtahid penuh yang dikenal dengan Mujtahid Mutlak, Ayatullah atau Faqih. Jadi, Hujjatu al-Islam ini dari sejak di hauzah 7 tahun, sampai 15-25 tahun berikutnya (ditambah pelajaran tinggi yang 5 th dengan bahtsu al-khaarij yang 10-20 th).

Quito Riantori: Dari sekian banyak kengawuran ML dalam memahami konsep-konsep agama, saya contohkan satu twit ML yang super ngawur, kata-katanya kurang lebih sebagai berikut : “Kita tak boleh membenci pelaku kejahatan, yang kita benci perbuatan jahatnya”. Padahal Imam Ali as di dalam Nahjul Balaghahnya jelas dan tegas mengatakan : “Pelaku kejahatan itu lebih jahat daripada perbuatan jahatnya sendiri.” Lha bagaimana dengan Yazid???

Ini cuma satu dari sekian banyak twit dan status-statusnya yang ngawur yang terus saya monitor. Adapun tulisan ML yang dikritik oleh ustadz SA di atas sangat jelas dan gamblang ngawur! Maksud saya tulisan ML yang ngawur.

Rudi Suriyanto: Sa Yang : itu dia yang saya katakan pak Sinar Agama terperangkap dalam permainan dalam bentuk pertanyaan semacam yang diajukan oleh si rud. membenturkan dua celah pemikiran yang sepintas tampak berbenturan, padahal tidak. Saya perhatikan lagi-lagi kelompok pelaknat yang terlaknat sedang menggiring pertikaian antara sesama senior Syi’ah. Seolah dia awam yang butuh pertanyaan. Pada hal iblis yang berpura-pura bertanya, karena keberadaannya sedang dalam incaran pihak yang tersinggung atas nya..

Karena itu kelompok ini mau nyari aman di sebalik pertikaian yang dia ciptakan.. Itu hanya buruk sangkamu saja,, cukup sudah Sunni saja yang memiliki sifat-sifat seperti itu,, buruk sangka-suka menyelewengkan cerita-mengada-ngada-pendusta dan lain-lain sebagainya,,dan itu bukan tabiat imam Ali as serta tabiat para Makshumin as.

Vicky Manggala:
Tah kang bro Sang Pencinta cek uwing gek naon iyeu mah sanes masalah laknat melaknat...tapi masalah bandera... kamari keur angin kakaler bandera hiji meuni sararenyum bungah ayeuna angin malik ka kidul langsung weh nu kamari bungah jadi cambetut bari ngarendahkeun ustad SA....salute lah ka Ustadz Sinar Agama tetep adil dan bijaksana....salam.

Rudi Suriyanto: Ah,ngaranna ge Syi’ah kufah Syi’ah plin-plan Syi’ah anu teu boga pendirian alias Syi’ah waduk.

Sang Pencinta: Rudi, ini out of topic di atas, mungkin uneg-uneg ini perlu diutarakan, saya yang tahu antum suka mengajak teman-teman ke grup ustadz sinar merasa kasihan, mengapa antum mundur seribu langkah ke belakang. Satu dua tahun antum eksis di grup ustadz tidakkah melihat sebongkah permata dalil yang menyingkap kegelapan nun jauh di sana? Antum mau ikut siapa itu hak antum, tapi seyogyanya memilih dalil terkuat di antara dalil-dalil palsu nan reok.

Babah: Setelah saya baca lagi dan saya teliti tulisan ustadz Muhsin, ternyata saya lebih yakin lagi bahwa ustadz SA sangat tidak tahu alur yang dibahas ustadz Muhsin.

Ketika menulis artikelnya tersebut, sangat terlihat bawa ustadz Muhsin sedang duduk sebagai seorang yang bukan sunny-juga bukan Syi’ah, dia duduk sebagai sebatas intepreter atas dua sekte tersebut (Sunny-Syi’ah). Dan ustadz SA berkali-kali mengatakan bahwa ustadz Muhsin menyalahkan seluruh ulama Syi’ah, padahal ustadz ML sama sekali tidak menyalahkan mereka, malah justru ustadz Mountain Lion menerangkan keterangan sebagian ulama Syi’ah (awas,, sebagian ya, bukan semuanya seperti yang dikatakan SA) tentang pendapat mereka terkait pemahaman soal “IMAMAH” Dań ustadz Mountain Lion tidak menyalahkan mereka kok, disinilah letak ngawurnya ustadz SA, .

Makanya seperti yang saya bilang tadi dalam komenan awal saya di atas bahwa ustadz SA sama sekali tidak menggunakan konsep penafsiran sebuah teks, beliau langsung membredel otoritas outor, seakan-akan ustadz SA telah menganggap outor telah mati.

Muhammad Wahid: Afwan Babah,.. berarti buku yang sudah terbit salah judul dong (SYI’AH menurut SYI’AH),. hehe.. harus dirubah tuh judulnya, hehe, afwan jadinya “SYI’AH menurut Enterpreneur”,.

Muhammad Wahid: Sudahlah, sebaiknya yang bisa taq ustadz ML, silahkan kalau mau memberikan klarifikasi dimari,. biar clear, kalau tidak ya semua orang bisa menilai.

Hasnulir Nur: Assalamu ‘alaikum!
Sebagai pemirsa yang senantiasa berusaha mendapat pelajaran dari setiap argumentasi, saya sangat senang walau dengan susah payah memetik pelajaran dari setiap detil argumentasi.

Tapi, terus terang, adanya beberapa interupsi berupa kalimat-kalimat yang bagi saya sama sekali tidak ada kedudukannya dalam argumentasi, terkadang membuat saya berpaling meninggalkan pelajaran dan mulai tergoda untuk turut menilai pribadi seseorang yang juga sering saya dapat sesuatu darinya.

Bagi saya, sangat menyayangkan... hehehe tapi bisa jadi karena saya yang labil... Temanya ushul; imamah. Konteksnya penting; persatuan. Mohon dengan serius pencerahannya, apakah saya salah; melihat retak saat berjihad membangun persatuan...

Salam.

Vicky Manggala: Tah eta kangbro Sang Pencinta teukedah kang Rudi.. akun abah gek baheula mah saya sok maca pasti nu newbie-newbe disarankeun langsung nanya ka ustadz SA... da mungkin karena aya konflik dan uda Rudi nyangka ari ustadz SA ngan milik sapihak makana malik badan.... bukan begitu uda Rudi... maaf kalau sotoy hahaha.

Denny Priyanto: Seandainya pemahaman seluruh umat Islam seperti apa yang diformulasikan oleh Dr Muhsin Labib maka kebenaran akan sirna yang ada hanyalah ke abu-abuan, tetapi itu mustahil,

kebenaran akan tetap ada selama masih ada Imam Mahdi as dan juga adanya Ulama-ulama yang lurus & ikhlas yang berada di tengah-tengah Umat Islam.

Rudi Suriyanto: Sang Pencinta, Tenang aja bro,,perjalanan ini masih panjang, tak perlu jauh-jauh menilai awam seperti saya, pembesarnyapun masih sulit disefahamkan,, saya pribadi, masih menelisik dan menelisik terus.. teruskan misimu, dan aku teruskan pula misiku.

Denny Priyanto: Akibat buruk dari pemahaman tentang Imamah dan Khalifah yang diformulasikan oleh Dr Muhsin Labib adalah munculnya generasi baru yang menganut Madzhab baru yaitu Madzhab SYISU/SUSYI Madzhab Abu-abu.

Babah: Sedangkan ustadz SA ketika memahami tulisan ustadz Muhsin beliau duduk sebagai seorang Syi’ah gotek akhirnya jelaslah sudah kritikan yang sangat ngawoor... afwan..

Muhammad Wahid: Setau saya dalam madzhab Syi’ah, setiap orang bisa mendebat siapapun.. murid dengan gurunya, ulama dengan umatnya, ulama dengan ulama lagi, senior dengan junior.. tentunya selain Makshumin as, karena sudah makshum apanya yang mau didebat,.. dan dengan cara-cara sebagai seorang pencari ilmu. Dalam hal ini, kalaulah ustadz ML lebih kompeten dalam penjabaran wacana berfikir & berdalil, maka saya akan memberikan apresiasi terhadap beliau,.. apalagi imamah adalah masalah ushuluddin,.. kalau tidak ya sebaliknya,.. jadi buanglah fanatik buta dalam kelompok.... kita di AB ini lebih mengedepankan akal,.. tapi bukan akal-akalan,. hehe. Afwan.

Rudi Suriyanto:Kirang langkungna sapertos kitu kang Vicky, tapi tetep upami nu ngaranna ulama mah ulah direndahkeun,, kajeun teuink eta ulama teu sapendapat sareng urang-urang. Komo deui ieu ulama sawilayah sareng urang,, sakumahana ge moal tega sampe ka di nyeungnyeuri mah..

Babah: Ustadz ML menulis melalui kajian episterm kebahasaan terkait imamah-khalifah sedang ustadz SA menanggapinya dengan (seolah-olah merasa) posisi sebagai tokoh agama (sebut ustadz / kiyai) yang akhirnya gak nyambung... maka terjadilah kritik ngawoor..

Denny Priyanto: Sekalipun Dr Muhsin Labib mengatakan bahwa “Tentu penerimaan de facto Sunni terhadap kepemimpinan esoterik (keagamaan) dan penerimaan de facto Syi’ah terhadap kepemimpinan kenegaraan (sosial) tidak bisa menjadi alasan untuk fusi atau peleburan dua bangunan peradaban yang telah berdiri menjulang ini.” akan tetapi interpretasi Dr Muhsin Labib di atas telah memformulasikan sebuah gabungan/fusion itu sendiri.

Hasnulir Nur: Tak bermaksud mengkritik, karena memang tak mampu. Sekedar mengenalkan kalau ada pemirsa seperti saya yang hati dan pikirannya tidak bisa terpecah; memahami argumentasi sembari menilai orang. Apalagi kalau mengarah ke motif....atau barangkali forum ini bukan untuk pemirsa seperti saya.....

Rudi Suriyanto: Berarti judul bukunya ‘Syi’ah Menurut Seseorang’.

Denny Priyanto: Apakah pada zaman Nabi ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup ada dua bentuk kepemimpinan yang terpisah? Itu yang harus digarisbawahi oleh setiap muslim.

Ananda Kencana Tunggadewi: Ich,,, pada sok asik ngeributin siapa paling Syi’ah yaa...?!?

Dari zaman tahun jebot juga ulama kalangan ushuli & akhbari saling rebutan siapa paling eksis sebagai Syi’ah Makshumin tuh,,, lagian kalau khilafah dan imamah adalah hak Makshumin, terus konsep-konsep dari WF Iran itu ngadopsi kemana sich,,,?!?

Vertikalnya aja apa juga horizontal,,,?????

Akidah ya akidah aja, politik ya politik aza,,, kalau sudut pandang dicampur-campur, yang ada malahan anak kuliahan pengen nyobain bangku SD,,,!!!!!!

Wkwkwkwkw,,,,,,

Faisal Akbar: Saya mendukung Ustad SA yang di Iran untuk melaporkan Ustad Labib dan ABI ke Rahbar karena telah merusak Agama Ilahi.

Babah: Coba baca teliti tulisan ustadz ML kembali... dan coba netralkan dulu sekterism kalian dan buang jauh-jauh pahaman doktrin kalian dulu, baru kalian boleh menafsiri teks, wong sebelum kalian mengkaji teks nya ustadz ML dalam diri kalian sudah ada penilaian duluan terhadap tulisan Ustadz ML, ya jelas saja kalian akan mendapat hasil yang sama dengan sebelum mengkritisi tulisan ustadz ML.. Heheh

Ananda Kencana Tunggadewi: Yeee,,,, emang Syi’ah mesti harus apa kata rahbar,,,?!?

Rudi Suriyanto: Maaf kang Faisal: ustadz SA bermarja’ pada rahbar dan ustad ML bermarja’ pada Ayatullah Hussein Fadhlullah jadi ga akan mengena.

Babah: Xixxi.. Nirmala Malahayati... baru ukhti yang cerdas ... hebaaatt...

Faisal Akbar: Rudi: Ustadz Labib marja’nya Ayatullah Husain Fadhlullah? Wow.........

Ananda Kencana Tunggadewi: Sependapat sama sista Nirmala Malahayati,,,,,

Denny Priyanto: Dr ML sendiri mengatakan bahwa “Tulisan ini tidak berpretensi untuk mengemukakan salah satu pendapat yang mewakili satu madzhab, namun berusaha mencari sebuah konsep yang diharapkan mampu mengharmoniskan keduanya.” akan tetapi kenapa bukunya berjudul SYI’AH menurut SYI’AH?? Bukankah ini sebuah kontradiksi??

Faisal Akbar: Tarik Buku Sesat Perusak Akidah Syi’ah Menurut Syi’ah.

Ananda Kencana Tunggadewi:Owh,,, jadi Syi’ah harus seperti kata rahbar gitu yach ,,?!? Hmm,,,,

Ananda Kencana Tunggadewi: Yang gak sesuai apa kata rahbar maka dianggap sesat,,,,!!!!
Bagguuuusss,,,,,

Muhammad Kamal: Yang ngeritik juga belum baca bukunya, komentarnya dah membabi buta.
Ckckck....

Saran saya baca bagian awal buku ini dulu biar runut apa argumen-argumen yang disusun ustadz Labib. Lagian di buku itu juga ditulis tafsir rekonsiliatif. Namanya tafsir terhadap teks ya bermacam-macam. SA juga pendapatnya tentang Imamah meskipun dengan dalil teks juga bukan kebenaran
mutlak tapi persepsi dia terhadap teks. Selow aja beda tafsir ga usah komentarin berlebihan nuduh
orang bid’ah, syusi masing-masing aja bro nikmati keyakinanmu.

Ananda Kencana Tunggadewi: Bocah Pembunuh Dajjal niy siapa sich,,,?!? Kok benci banget ke sesama kalangan Syi’ah,,,?!?

Sinar Agama: Salam dan terimakasih atas semua tanggapannya. Saya melihat masih belum ada yang perlu ditanggapi. Saya sudah menyampaikan yang perlu disampaikan dan sudah semaksimal mungkin disesuaikan irama penulis baik dari sisi isi atau gelombang dan frekwensi cara penyampaian. Kalau ada yang melihat tulisan saya ngawur, berarti tidak perlu gelisah. Karena sudah pasti tulisan yang saya kritik, jempolan toh? Pesanku, amalkan dulu kritikan masing-masing, sebelum mengharap orang lain melakukannya. Karena ia akan dimintai tanggung jawab di dunia ini dan di akhirat kelak.

Adzar Ali: Dia mah monyet-monyet Yasiriyun.

Rudi Suriyanto: Shoheh stadz.

Sinar Agama: Teman-teman, kalau tidak ingin tulisannya dihapus dari dinding saya, maka jauhi kata laknat dan semacamnya yang tidak berhubungan dengan diskusi ilmu. Karena saya tidak mengijinkan pelaknatan di rumahku.

Sinar Agama: Saya tidak perduli apakan antum membelaku, tapi kalau tidak dengan caraku yang sudah melampaui batas, seperti sampai ke tingkat laknat di media umum ini, maka saya akan delete.
Afwan.

Ananda Kencana Tunggadewi: Memang laknat gak boleh ya oom ustadz,,,,?!? Bukannya di Qur’an ayat mengenai laknat itu ada,,,?!? Kalau boleh tau, dasarnya gak boleh laknat itu apa sich,,,?!?

Muhammad Kamal: Wuih ada fatwa dari bocah pembunuh dajjal. Nama aja dah ngawur. Kalau ente Syi’ah ngaku bener ngapa sembunyi dengan akun anonim? Orang sesat ko ente yang ngamuk-ngamuk ngelaknat? Macam betul aja hidup ngelaknat orang.

Singgih Djoko Pitono: Guru-guru saya sedang berdiskusi hebat... Yang bisa saya tangkap dari tulisan ustadz ML bahwa sekuler itu islami... Ini membenarkan seluruh bentuk kekhalifahan yang pernah exist yang diyakini Sunni... Ini membenarkan seluruh bentuk negara sekuler yang pernah ada hingga hari ini...

Dan yang paling mengerikan adalah penegasian syariat agama... Yang ujung-ujungnya yang seperti John Lennon inginkan.. Yang tertuang dalam bait-bait lagunya yang berjudul “ Imagine”.. Hanya karena ingin melihat seluruh manusia hidup damai berdampingan, tidak gontok-gontokan... Mengerikan....

Afwan...

Muhammad Kamal: Orang yang tinggal di Iran mah gak butuh sebuah tafsir yang sifatnya rekonsiliatif. Lah mereka aman di Iran. Ga perlu takut kena stigma Syi’ah. Ribuan orang Syi’ah di Indonesia ini anak istrinya lama-lama terancam jiwanya kaya di Sampang kalau gak ada upaya untuk kita menemukan titik temu dengan saudara ahlusunnah.. Lah ini enaknya secara membabi buta nuduh orang menyimpang.

Kalian apa diketahui orang sekitar kalian Syi’ah? Di fb aja pakai akun anonim sebahagian. Ama orang tua aja taqiyah sok paling Syi’ah dan terdepan membela Syi’ah.

Muhammad Kamal: Hidup Syi’ah Anonim !!!

Nuhu Nuhu: Bagi siapa saja yang belum bisa menerima perbedaan, itu artinya belum dewasa. Perbedaan bukan hanya Sunni Syi’ah saja, sesama Syi’ah pun bisa saja berbeda dalam memaknai teks dan konteks.

Sa Yang: Pak sinar ana agama antum biasa saja lah kalau saya liat tulisan sanggahan yang antum buat. Pak Sinar Agama jelas saja saya perhatikan antum ngawur dalam tulisan komentar ini. Apa yang Muhsin Labib tulis, apa juga yang antum tulis.

Saya tengok Muhsin Labib sedang bicara realita, bukan apa yang semestinya. Pak Labib bicara tentang fakta historis mengenai penerapan kata imamah dan khilafah di sepanjang sejarah islam.

Antum masih sibuk bicara imamah dan khilafah secara etimologis. Lagi-lagi imamah dan khilafah sebagaimana mestinya dalam literatur Syi’ah.

Semua komentar-komentar antum akhirnya memenuhi selera menyerang, yang dikompori oleh pelaknat, bukan lagi apa yang dimaui kebenaran.

Rekonsiliasi pemikiran dan mencari konvergensi di tengah kehidupan sosial bukan perkara mudah.

Harus dapat direduksi dalam kalimat “kompromistis” dalam memandang sebuah kata kata.

Benar sahaja, saye tak ada gelisah sikit pun dengan tulisan antum, yang saya perhatikan standar-standar sahaja. Karena di blog, website dan sebagainya sudah sangat berlimpah tulisan-tulisan jernih yang lebih bagus dari milik antum. Dan saya sendiri juga mengakui antum ada juga tulisan bagusnya.

Pak Sinar Agama ketika antum menulis tentang perangai Yasir almal’un seburuk-buruk perangai, mereka yang seperti si bocoh pembunuh dajjal dan kawan-kawannya mengutuk antum. Si rud juga same, hanya sahaja dia masih bisa berpura-pura santun dalam setiap komentarnya. Itu trik dia agar bisa menjadi wasilah mencari celah kisruh dalam internal Syi’ah. Lalu peluang itu dibagikan ke kaula taulan seaqidah pelaknatannya, sebut sahaja bentet. Nah terbukti sekarang dengan adanya gesekan sudut anggapan antum dan pak Labib dijadikan medium provokatif.

Rud, ini bukan apa yang ada di pikiran saya tapi semua selain orang rosak minda bisa menilai ko tu adalah orang yang memanfaatkan kisruh internal Syi’ah..

Ingat sajalah Rud, Allah selalu perhatikan tingkah licik ko tu. Ada masanya ko akan merasakan azab kerana sudah turut memperburuk kes yang ada.

Sa Yang: Bocah pembunuh dajjal macam mana ko nak bunuh dajjal ? Sementara dajjalnya adalah ko sendiri, kawan ko si bentet, si ahras darien, si rud , si emilia dan kawan-kawan semua tu dajjal perosak. Beranikah ko nak bunuh semua dajjal itu hei budak lulusan SD ?




Artikel selanjutnya:
================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar