Sabtu, 01 Desember 2018

Dunia Tidak Pernah Sepi Dari HujjahNya

Dunia Tidak Pernah Sepi Dari HujjahNya dan Ayah-Ayah Nabi saww Bisa Saja Juga Nabi





Seri tanya jawab Andi Zulfikar dengan Sinar Agama 
by Sinar Agama on Saturday, January 5, 2013 at 3:12 pm




Andi Zulfikar mengirim ke Sinar Agama: 30-10-2012, 

Salam Ustadz, mohon penjelasan bahwa dalam Islam dipercayai bahwa dalam setiap zaman harus ada Hujjatullah (tidak bisa kosong dari para Hujjah) dan masing-masing Hujjah mewarisi kepemimpinan pada Washinya masing-masing, yang ingin kutanyakan siapakah yang mewarisi kepemimpinan pada Kanjeng Nabi saww? Dan apakah Imam Ali as dan para shahabat yang lainnya pernah mengenal sang Hujjah tersebut? Tolong Ustadz bahas sejarah mengenai sang Hujjatullah yang mewarisi Kanjeng Nabi saaw tersebut, syukran Ustadz. 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: 

Hujjatullah itu adalah para imam makshum as itu sendiri. Dan hujjatullah Tuhan setelah Nabi saww adalah imam Ali as sampai kepada imam Mahdi as (12 imam makshum sebagaimana juga diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim tentang jumlahnya ini). 

Dalil-dalil rincinya tentang mengapa 12 orang dan mengapa harus makshum serta nama-nama mereka, saya sudah sering menulisnya di fb ini (seingatku). Antum bisa melihat- lihat di catatanku atau di dokumen yang dibuat Anggelia di grup: Berlangganan Catatan Sinar Agama. 

Sang Pencinta: Salam, silahkan di sini 
https://www.dropbox.com/s/lukvsl50u4yo09d/Imam%20Makshum%20Urgensi%20%26%20 Wasiat%20Nabi%20Saww.pdf. Ini catatan Ustadz yang dicarikan. Afwan. 

Imam Makshum Urgensi & Wasiat Nabi Saww.pdf 
www.dropbox.com

Andi Zulfikar: Terimakasih jawabannya Ustadz, saya mengerti dan meyakini bahwa para Hujja- tullah yang diwarisi Kanjeng Nabi saaw adalah para Imam makshum as, tapi pertanyaanku adalah Khalifah/Hujjatullah sebelum Nabi saaw yang mewarisi kepemimpinan kepada Kanjeng Nabi saaw, sebagaimana Nabi mewarisi ke Imam Ali as,Imam Ali ke Imam Hasan as dan seterusnya. 

Sinar Agama: Andi: Saya nukilkan kata-kata imam Ali as di Nahju al-Balaghah, kalimat-kalimat pendek, no: 147: 

“Demi Allah, benar, bumi ini tidak pernah sepi dari seorang yang merupakan hujjah/dalil Allah, baik dia itu terang-terangan dan terkenal atau takut dan tersembunyi supaya dalil-dalil kebenaran Allah tidak menjadi sirna.” 

Dengan demikian, maka bisa saja mereka itu dikenal oleh semua orang seperti para Nabi as dan para Washi mereka, atau tidak dikenalkan Tuhan secara terang-terangan. Karena itu, Nabi saww hanya menyebut bahwa nabi-nabi Tuhan itu berjumlah 124.000 orang, tapi tidak menyebutkan semua nama-nama mereka as. Dan, mungkin karena hal-hal yang hanya Tuhan yang tahu, Nabi saww dan para imam makshum as, tidak terlalu mengungkit tentang mereka secara terbuka dan terperinci. 

Kemarin saya ada menjawab beberapa masalah yang diisykalkan (diragukan/disangkal) oleh saudara-saudara Sunni tentang kenabian ayah-ayah Nabi saww sampai kepada nabi Adam as. Berikut ini cuplikannya: 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih tag-an-nya. Sekedar menyumbang sedikit saja dan mungkin tidak bisa menjenguk lagi ke sini. Allah berfirman dalam QS: 26: 219:

وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ

“Dan perubahanmu -Muhammad- di dalam orang-orang yang bersujud.” 

Ayat ini ditafsirkan di Sunni dengan dua tafsiran: 

1- Bahwa Tuhan melihat perubahan atau gerak gerik Nabi saww itu di antara para orang-orang yang bersujud atau shalat.

2- Bahwa Nabi saww itu dicipta Tuhan melalui keturunan yang bersujud dan bahkan para nabi. Perkataan Suyuuthi dalam tafsirnya al-Durru al-Mantsuur dalam menafsirkan ayat ini: 


Dan dikelurkan oleh Ibnu Abi ‘Umar al ‘Adanii dalam Musnadnya, dan al Bazzaar dan Ibnu Abi Haatim dan al Thabraanii dan Ibnu Murdawaih dan al-Baihaqi di kitabnya, al Dalaa il dan Mujaahi, tentang ayat (Dan perubahanmu -Muhammad- di antara orang-orang yang bersujud) berkata: Dari nabi ke nabi hingga keluarnya kanjeng Nabi saww. 

Lihat tafsir Ibnu Katsiir ini: 



Diriwayatkan oleh al Bazzaar dan Ibnu Abi Haatim, dengan dua jalur, dari Ibnu ‘Abbaas, bahwasannya ia berkata tentang ayat ini: ‘Maksudnya adalah perubahannya -Nabi saww- dari sulbi nabi ke sulbi nabi hingga keluarnya beliau -Nabi saww- sebagai nabi. 

Lihat tafsir Qurthubi ini: 

FirmanNya swt (dan perubahanmu -Muhammad- dalam orang-orang yang bersujud), berkata Mujaahid dan Qutaadah: ‘Di antara orang-orang yang shalat.’ Dan berkata Ibnu ‘Abbas: ‘Yakni -perpindahannya- dalam sulbi-sulbi para ayah, Adam dan Nuh dan Ibrahim hingga keluarnya beliau -Nabi saww- sebagai nabi.’ 

Lihat tafsir al-Qusyairi berikut ini tentang ayat tersebut: 


Dan dikatakan: Perpindahanmu -Muhammad- dalam sulbi-sulbi ayah-ayahmu yang muslim yang memiliki makrifah tentang Allah, maka mereka bersujud padaNya dan meninggalkan yang lainNya yang tidak mereka ketahui -sebagai Tuhan. 

Lihat tafsir Fathu al-Qadiir tentang ayat ini: 


“Dan dikatakan: Ia -Tuhan- melihatmu -Muhammad- dalam orang-orang yang bertauhid dari para Nabi ke Nabi yang lain hingga mengeluarkanmu -Muhammad- untuk umat ini.” 

Sedang hadits Nabi saww yang berbunyi: 


“Aku selalu diturunkan dari sulbi-sulbi yang suci dan rahim-rahim yang suci.” 

Bisa dilihat di berbagai kitab Sunni, seperti: Siiratu Zaini Dahlaan, 1/58; Tafsir Kabiir, 13/33; Tafsir Muniir, 19: 240; Tafsir Aluusi, 5/388; Tafsiir al-Bahru al-Mufiizh, 8/439; Tafsir Fakhru al Roozii, 6/337; Tafsir al-Manaar, 7/448; Tafsir Haqqi, 3/465; Tafsir Ruuhu alBayaan, 3/43; dan seterusnya dari kitab-kitab Sunni. 

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar