﷽
Seri tanya jawab Sang Pencinta dengan Sinar Agama
by Sinar Agama on Saturday, January 5, 2013 at 3:22 pm
Sang Pencinta mengirim ke Sinar Agama: 2 November,
Salam, apakah maksiat itu sudah mulai dihukumi dosa ketika baru sedetik saja memikirkannya? Terima kasih Ustadz.
Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: sudah tentu tidak seperti itu. Maksiat itu, sebelum dilakukan, belum dikatakan dosa.
Mata Jiwa: Afwan nimbrung pak Ustadz, saya pernah baca bahwa para ‘alim akan dihitung sebagai dosa segala fikiran-fikiran buruknya, sementara untuk orang awam tidak, benarkah demikian?
Sinar Agama: Mata: Dosa yang dimaksud, bukan dosa yang menyebabkan orang masuk neraka sebagaimana umumnya dosa, akan tetapi dosa yang berarti buntut. Karena dzambun asal kata dari buntut. Jadi, dosa yang memasukkan orang ke neraka itu dikatakan buntut, karena merupakan buntut dari perbuatan maksiat atau melanggar Tuhan.
Nah, buntut yang dimaksud di pertanyaan antum itu, adalah akibat secara mutlak, bukan neraka. Karena itu, harus dipahami oleh penerjemah maksud kata-kata Tuhan, Nabi saww, imam makshum as dan para alim. Tidak bisa sembarangan menerjemah.
Jadi, yang dimaksud buntut dari pikiran jahat pada ulama, adalah buntut yang bukan neraka. Akan tetapi buntut lain yang tidak layak dimiliki oleh para ulama, seperti buntut memikirkan dunia, kurang berakhlak pada Tuhan dan seterusnya. Bayangkan saja, bagi ulama, Tuhan itu kan semestinya selalu dirasakan kehadiranNya. Nah, dalam keadaan harus dirasakan kehadiranNya itu, masih sempat-sempatnya ia berfikir untuk menentangNya? Kan ini sudah kekurangakhlakan kepadaNya? Beda dengan orang umum yang biasanya tidak merasakan kehadiranNya. Disitu, kalau ia berfikir untuk maksiat, maka tidak terlalu kurang ajar kepadaNya.
Walhasil, kedua pikiran maksiat itu, belum masuk maksiat, baik dilakukan oleh orang awam atau ulama.
Wassalam.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar