Kamis, 18 Juni 2020

Penjelasan Hadits Imam Ja’far Tentang Pengikutnya


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/238687326176071/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 26 Agustus 2011 pukul 2:06


Zen Assegaf: "Jadilah kalian penghias kami dan janganlah kalian mencoreng wajah kami". "Tidak berhak seorang mengatasnamakan Agama atau alasan membela Sinar Agama melakukan dengan cara mencaci maki" (Imam Ja'far as)

Bani Hasyim: Ja'far Shadiq berkata: "Ada sekelompok orang yang berkata bahwa aku ini imam mereka. Demi Allah, saya bukan imam mereka. Sama sekali bukan. Semoga Allah melaknat mereka. Mereka itu, setiap kali saya menutupi sesuatu, mereka malah membukanya. Semoga Allah mengungkapkan keburukan-keburukan mereka.

Dan setiap kali aku berkata "...begini...", mereka berkata: "...maksud imam adalah begitu.."Lihat: Ikhtiyaar Ma'rifat ar Rijaal, Syeikh ath Thuusi, Vol. 2, hal. 590


Sinar Agama:

Hadits itu adalah jelas untuk selain syi'ah. Karena di hadits itu dikatakan bahwa "Sesungguhnya aku adalah imam bagi yang menaatiku" Nah, syi'ah menaati beliau as dan imam-imam lainnya. Syi'ah itu dikatakan syi'ah karena menaati mereka. Jadi, yang dimaksud hadits itu adalah seperti kamu ini ya Bani Hasyim yang mengaku ngaku memahami hadits beliau as tetapi jelas tidak berimam kepada beliau as. Coba tanyakan pada diri antum, berapa petuah yang antum ikuti dari ribuan hadits dari beliau as itu? Dan siapa imam antum?

Padahal imam Ja'far mengatakan bahwa "Aku adalah imam bagi yang menaatiku". Nah, imam antum siapa?

Wong (sementara/padahal) antum dari awal sudah tidak berimam kepada beliau, lalu bagaimana mau menaati beliau as? Karena itu, yang dimaksud hadits itu adalah orang-orang seperti antum ini yang sok tahu maksum imam Ja'far, tetapi tidak menaatinya.


Bani Hasyim: Kok aneh Imam Ja'far tidak mau diakui oleh mereka (syiah) imam mau dipaksakan oleh syiah bahkan Imam ja'far menekankan. Dan setiap kali aku berkata "...begini...", mereka berkata: "...maksud imam adalah begitu.

Sinar Agama: Bani: Antum ini memakai akal atau memakai apa dalam memahami hadits itu.

1. Jelas imam mengatakan bahwa "Aku adalah imam bagi yang menaatiku". Nah, kami orang syi'ah menaati beliau. Tidak ada yang kami takwil-takwil dari kata-kata beliau as. Jadi, beliau YANG MENGAKU IMAM sudah pasti imam bagi kami-kami yang menaatinya.

2. Tetapi antum, yang tidak berimam pada beliau as, itulah yang sok tahu dan menakwil kata beliau ke kami yang justru menaati beliau. Ini kan ra'syih.

3. Di hadits itu dikatakan bahwa imam manolak yang menakwil kata-kata beliau as. Nah, siapa lagi yang layak mendapatkan itu kecuali antum dan sebangsa antum ini. Karena telah menakwil hadits itu untuk orang yang menaati beliau as, pada hal yang dimaksud adalah orang-orang yang sok menghormati beliau as tapi tidak berimam kepada beliau as.

4. Terlalu aneh bagi orang dewasa yang sehat akal kalau tidak memahami hadits di atas bahwa imam Ja'far as mengakui dirinya imam, tetapi bagi yang menaatinya. Nah, antum apakah berimam pada belaiu as?

5. Tidak usah jauh-jauh di hadits itu dikatakan bahwa yang mengaku-ngaku itu dikatakan oleh imam bahwa kalau imam bilang begini maka mereka bilang begitu, kalau imam bilang begitu maka mereka menafsirkannnya begini. Nah, dalam hadits itu dikatakan bahwa imam mengakui keimamahannya, tetapi antum mengingkari dan mengatakan bahwa syi'ah yang berimam kepada beliau ditolaknya. Hah ini kan lelucon yang tidak lucu? Nah, inilah yang dikatakan oleh imam itu bahwa mereka suka menakwil kata-kata yang sudah jelas. Mereka itu adalah antum salah satunya.

6. Hadits imam Ja'far as itu ribuan adanya. Dan itu yang dipakai tanpa takwil di syi'ah. Jadi, syi'ah ini adalah yang diakui imam sebagai pengikutnya, karena imam mengatakan bahwa beliau as adalah imam bagi yang menaatinya.

Bani Hasyim: Karena waktu itu ada banyak yang ngaku-ngaku Imam ja'far sebagai Imamnya. Sedangkan Imam ja'far tidak mengakuinya. Bagaimana tidak karena ajaran syiah yang sok ngaku- ngaku syiah ahlulbait. Ternyata ajaran jauh menyimpang dari ajaran ahlulbait itu sendiri. Begitu juga sampai sekarang dari sempalan syiah ini yang ngaku-ngaku Imam ja'far sebagai madzhab ja'fari adalah dusta belaka.

Kami juga membuktikan bahwa di sembilan kitab sunni yang diriwayatkan dari Imam Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir dan Ja’far As-Shadiq, lebih banyak dari Abubakar RA, Umar RA dan Utsman RA. Betul hadits di alkafi ada ribuan riwayat dari Imam Ja'far, tapi mengapa hadits nabi cuma 92 riwayat. Apakah fungsi kenabian telah berakhir setelah wafatnya Nabi SAW?

Abbas Al-Hamdzani meriwayatkan katanya : “Ketika kami akan pergi meninggalkan kota Madinah, Imam Ja’far Ash-Shadiq b. Muhammad Al-Bagir datang kepada kami dan berkata “Kalian Insya Allah tergolong orang-orang terbaik di negeri kalian, maka ...hendaklah kalian sampaikan kepada penduduk negerimu dari aku (Ja’far Ash-Shadiq) hal-hal sebagai berikut : Barang siapa beranggapan aku ini sebagai imam yang wajib ditaati, maka aku berlepas diri dari orang itu dan barang siapa beranggapan aku berlepas diri dari Abu Bakar dan ‘Umar dan tidak mengakui mereka sehagai sebagai khalifah yang sah, maka aku berlepas diri dari padanya”. Kitab Al-Masyra Arrawiy.

Diriwayatkan dalam kitab Al-Masyra Arrawiy yang ditulis oleh Imam Abu Bakar Asy-Syilly diriwayatkan bahwa Imam Ja’far berkata kepada Salim: “Hai Salim, adakah seorang memaki-maki kakeknya sendiri? Abu Bakar adalah kakekku, dan tiadalah aku mengharap sesuatu dari syafa’at ‘Ali, melainkan aku mengharapkan syafa’at yang serupa pula dari Abu Bakar.”

Diriwayatkan pula dengan sanadnya dari Jabir, katanya : Muhammad Al-Baqir bin ‘Ali Zayn Al- ‘Abidin berkata kepadaku :

“Hai Jabir, aku mendengar ada segolongan orang Iraq beranggapan bahwa mereka cinta kepada kami (Ahlul Bait) dan mencela Abu Bakar dan ‘Umar, Raddhi Allahu Anhuma. Mereka juga beranggapan akulah yang menyuruh mereka berbuat demikian. Maka sampaikanlah kepada mereka bahwa aku berlepas diri (bari’) terhadap apa yang mereka lakukan. Demi Allah dan jiwa Muhammad (Al-Bagir) ada di tangannya kalau sekiranva aku berkuasa niscaya aku akan mendekatkan diri kepada Allah dengan menumpahkan darah mereka. Dan semoga aku tidak mendapat syafa’at Muhammad SAW. jika aku tidak memohonkan ampunan dan rahmat bagi mereka, akan tetapi musuh-musuh Allah senantiasa lalai terhadap keduanya “.


Sinar Agama :

1. Kamu ini ra'syih banget orangnya. Dari awal hanya bisa main dakwa tanpa dalil. Sudah dikatakan bahwa hadits imam Ja'far as itu ribuan DIRIWAYATKAN dan BUKAN DITAKWILKAN. Karenanya biasakanlah berdalil dalam membawa dakwaanmu.

2. Kita mengaku berimam dan imampun mengakui kami karena kami menaatinya, bukan menakwil-nakwil seperti kamu sekarang ini. Kamu yang merasa mengambil riwayat dari para imam lebih banyak dari riwayat Abu Bakar, tetapi kenyataannya kamu ikut Abu Bakar..., yang telah membakar rumah ibu imam Ja'far as yakni Siti Faathimah as. Kamu merasa mengambil hadits dari ahlulbait lebih banyak dari yang lainnya, tetapi kamu mengikuti yang lainnya dan tidak mengikuti ahlulbait yang dititipkan Nabi saww kepada kita. Malah kamu ikut para pembunuhnya, seperti para khalifah-khalifah Bani Umayyah (seperti Mu'awiyah yang membunuh imam Hasan, atau Yazid yang membunuh imam Husain, atau Abdulmalik bin Marwan yang membunuh imam Ali Zainu al-'Abidin setelah dipenjara terlebih dahulu, dan yang telah pula membunuh imam setelahnya yaitu imam Muhammad al-Bagir) atau Bani Abbas (seperti al-Manshur yang membunuh imam Ja'far sendiri, atau Harun al-Rasyid yang membunuh imam berikutnya dari putra imam Ja'far as yaitu imam Musa as, atau Makmun yang membunuh imam berikutnya Ali al-Ridhaa s ).

Silahkan saja kamu berteriak telah mengambil riwayat-ayat dari ahlulbait lebih banyak, tetapi kamu mengikuti para khalifah yang menindas ahlulbait dan membunuhnya.

Hadits para imam itu ribuan di syi'ah dan telah kamu akui. Nah, dengan demikian, maka fitnahmu yang terdahulu sudah kamu selesaikan sendiri. Karena berarti kami-kami tidak menakwil hadits-hadits itu, tetapi bahkan mengamalkannya. Karena itu kami adalah syi'ahnya dan beliau (imam Ja'far as) adalah imam kami sebagaimana beliau sendiri mengatakan bahwa "Aku adalah imam bagi yang menaatiku."

Tentang masalahmu yang baru, yaitu yang mengatakan mengapa kok dari Rasul sedikit?

Jawabnya, adalah bahwa imam itu maksum sesuai dengan pernyataan Allah dan RasulNya saww. Karena itu, maka imam itu sama dengan Rasul saww. Karena itulah Rasul saww mengatakan bahwa Ali (salah satu imam maksum) adalah pintu ilmuku, barang siapa ingin ilmuku maka tanyalah ke Ali."

Nah, imam maksum itu bukan perawi hadits, tetapi pewaris ilmu Nabi saww. Artinya, hadits dan perkataan serta perbuatan mereka adalah perkataan dan perbuatan Nabi saww, tidak ada bedanya sedikitpun. Jadi, siapa saja bisa langsung menganggap bahwa perbuatan mereka itu adalah hadits dan sunnah.

Karena itulah Allah mewajibkan taat pada imam secara mutlak atau keseluruhan. Karena Allah telah mengatafkan atau menge-dan-kan taat padaNya kepada Nabi saww dan pemimpin. Nah, taat yang mutlak itu yang diwajibkanNya kepada kita untuk DiriNya sendiri, juga diwajibkan ke atas kita untuk Nabi saww dan pemimpin.

Semua itu, tidak lain, karena Nabi saww dan imam itu maksum. Karena itu diwajibkan taat pada mereka. Tetapi kalau taat pada yang lainnya, seperti orang tua, maka tidak mutlak (keseluruhan). Karena itu kalau maksiat, maka tidak boleh ditaati.

Dengan penjelasan ini dapat dipahami bahwa imam itu bukan perawi hadits seperti Abu Bakar dan lain-lainnya atau seperti Bukhari dan lain-lainnya, tetapi seperti Rasul saww itu sendiri.

Karena itu, tidak ada beda siapa yang berkata, Rasul saww -kah, atau imam Ja'far-kah.

Imam maksum as itulah yang disebut di Qur'an sebagai jalan lurus atau shiratu al-mustaqim. Karena tidak salah sediktipun. Ingat, sedikitpun. Karena itulah Tuhan mengatakan "wa laa al- dhaalliin", "tidak salah sedikitpun".

Karena itu, silahkan saja kamu berteriak bahwa kamu yang benar dan di jalan lurus, karena kamu juga berteriak dengan yang bertentangan dengannya. Yaitu ketika mengatakan bahwa tidak ada maksum setelah Nabi saww. Artinya kamu berteriak :"Aku di jalan lurus tetapi ala gayaku sendiri karena aku dan siapapun yang kuikuti itu tidak ada yang maksum hingga menjamin periwayatan haditsnya dan apalagi pemahamannya atau pemahaman ayat- ayatNya."

Silahkan saja, karena kami tidak hasud dengan teriakan antum itu.

3. (4). Bani: Kasihan sekali kamu ini. Benar-benar mengasihani, bagaimana mungkin kamu telah mengambil riwayat dari kitab yang tidak muktabar. Yang ke dua, anggap hadits tersebut ada, bagaimana mungkin bisa dipercaya? Bagaimana mungkin kebohongan yang jelas gamblang itu bisa kamu percaya? Karena bagaimana mungkin bahwa imam Ja'far as mengharap menghormati dan apalagi mengharap syafaat dari orang yang telah menyerang ibunya dan dibenci oleh ibunya sendiri?

4. Karena Abu Bakar dengan mengutus tentaranya yang dipimpin Umar mengepung rumah hadh Fathimah as dan akan membakarnya sekalipun sudah diingatkan bahwa di dalam rumah itu ada Fathimah as (Kanzu al-'Ummal 3: 13). Sampai Abu Bakar sendiri menjelang matinya, sambil menangis menyedihi penyerbuannya ke rumah hdh Fatimah as itu dan berkata: "Aku mengharap sekali tidak pernah melakukan tiga hal menyerbu rumah Fatimah sekalipun telah mengumumkan perang -apalagi cuma tidak baiat- " (Thabari: 4: 52) dan lain-lainnya.

5. Bagaimana mungkin imam Ja'far as melanggar ibunya yang maksum juga, yang telah menengkari Abu Bakar dan tidak memaafkannya sampai beliau as (siti Fathimah as) wafat. LIhat: Bukhari, 2: 186; 3: 55; 4: 164; dan lain-lain yang seambrek di kitab-kitab sunni.

6. Bagaimana mungkin imam Ja'far as yang maksum melanggar Nabi saww sendiri, karena Nabi saww bersabda bahwa murka Fathimah itu adalah murka beliau saww sendiri. Lihat: Bukhari, 2: 308; 4: 219:

Bagaimana mungkin imam Ja'far as menyukai orang yang dibenci Nabi saww lantaran dibeci hdh Faathimah as?

7. Bagaimana mungkin imam Ja'far as yang maksum melanggar dan menentang Allah itu sendiri? Bukankah Nabi saww mengatakan bahwa yang membuat Fathimah marah, maka membuat Allah marah? Lihat: al-Mustadrak, 3: 154; Usdu al-Ghabah, 5: 522; al-Ishaaba...h, 8: 159; Tahdzibu al-Tahdzib, 12: 411; Miizaanu al-I'tidaal, 2: 72; Kanzu al-'Ummal, 6: 219 dan seterusnya.

Nah, bagaimana bisa orang maksum menyintai dan apalagi mengharap orang yang dimurkai Tuhan karena dimurkai Fathimah as?

8. Lagi pula, kalau orang syi’ah melihat hadits-hadits seperti itu, anggap saja shahih, tidak akan pernah kebakaran jenggot. Karena imam Ja'far as sendiri -sesuai Qur'an- mengajarkan taqiah. Jadi, bisa saja supaya para syi'ahnya itu tidak dikejar dan dipenjara atau dibunuh. Karena itu, mereka penyinta dan pengikutnya itupun dilepas dirikan dari diri beliau, supaya mereka tidak ditindas.

Dan ini, bukan takwilan ya akhi. Artinya setelah kamu melihat hadits-hadits yang shahih itu bahwa Abu Bakar dan Umar itu adalah musuh hdh Fathimah as karena telah menyerbu rumahnya dan merampas warisannya, serta beliau sendiri memusuhi mereka sampai wafat, maka dengan semua bukti ini, dapat dengan jelas dilihat, bahwa sekalipun hadits itu sudah shahih sanadnya, maka jelas termasuk hadits-hadits taqiah yang banyak sekali di hadits-hadits beliau.


Chi Sakuradandelion, Agoest Irawan, Irsavone Sabit dan 5 lainnya menyukai ini.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar