﷽
Seri tanya jawab Sang Pecinta dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Thursday, April 26, 2012 at 4:02 pm
Sang Pecinta: Salam, saya banyak melihat fenomena yang terjadi dalam keluarga muslim yang bisa dikatakan tidak bagus, sering kali orang tua merasa digurui ketika si anak memberikan masukan yang positif, orang tua merasa lebih tahu tentang segala sesuatunya ketika orang tua sering memarahi anaknya yang masih kecil, walaupun kesalahan anak itu kecil seperti memecahkan gelas, sehingga karena sering dimarahi anak itu tumbuh dengan emosi yang tidak stabil, dan ketika anak sulungnya memberi masukan, orang tua itu tidak terima. Ketika orang tua berbohong di depan anak-anaknya dan sang anak memberitahu dan beliaupun tidak terima. Terus saya melihat banyak orang tua sering memaksakan pendapatnya tanpa melibatkan diskusi dengan sang anak, akibatya sang anak merasa tertekan emosinya dan tetap melakukannnya dengan hasil yang kurang baik.
Bagaimana tanggapan ustadz tentang hal ini? Apakah sang anak berdosa ketika orang tua tidak menerima masukan anak? Saya merindukan keluarga muslimin yang demokratis dimana anggota keluarga mengemukakan pendapat dengan santun, orang tua mendidik anaknya dari detik pertama anaknya lahir sesuai dengan tuntunan Rosul dan AB, bukankah kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas keluarga ya ustadz ? Imam Khomeini berkata Ibu merupakan madrasah bagi anak-anaknya. *sharing saya ini tidak mengurangi rasa hormat saya kepada para orang tua yang telah membesarkan putra-putrinya dengan kasih sayang yang tak akan tergantikan.
Sang Pecinta: Beberapa tahun lalu saya melerai seorang bapak yang akan menampar dan memukuli anak gadisnya, alasan sederhananya sang anak belum sempat mengunjungi bapaknya karena tugas deadline dari kampus, sang bapak tanpa memberikan kesempatan kepada si anak untuk berbicara langsung emosional..saat ini hubungan anak & bapak itu tidak dekat, seperlunya saja..
Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya atau sharingnya:
(1). Sejauh yang saya tahu dan bisa ditulis secara global, adalah bahwa orang tua sudah semestinya mendidik anaknya dengan ajaran Islam.
(2). Islam menganjurkan dari nol tahun sampai tujuh tahun, anaknya dibiarkan bagai raja yang bebas. Dan hanya mengawasinya supaya tidak celaka atau terluka. Tapi kalaulah main pisaupun, tidak boleh serta mengambilnya dengan kasar, kecuali kepepet dan dalam keadaan bahaya. Jadi, mengambilnya dengan lembut dan dengan memberi pengertian sesuai kondisinya. Misalnya, mencoba menusukkan sedikit dari ujung pisau itu supaya dia merasakannya. Tapi kalau tidak mau, maka jangan dipaksakan.
(3). Dari umur 7 tahun sampai 14 tahun, dianjurkan untuk mendidik anaknya dengan ketat hingga menjadi hamba Tuhan yang taat. Istilahnya dididik menjadi budak Tuhan. Tentu dengan membarenginya dengan pengertian-pengertian yang bisa ditangkapnya.
Dari umur 14 tahun sampai 21 tahun, diajak bermusyawarah dalam memecahkan masalah- masalah keluarga atau dalam mengatur keluarga secara bersama-sama. Akan tetapi, kepe- mimpinan tetap di tangan ayah. Jadi, kalau ada perbedaan pendapat, maka semua harus mengikuti keputusan ayah.
Wassalam.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar