Minggu, 14 Oktober 2018

Penjelasan Bait Do’a Kumail

Penjelasan Bait Do’a Kumail
“Wahai yang namaNya adalah obat dan zdikir- Nya adalah penyembuhan yang ketaatanNya adalah kekayaan"



Oleh Ustad Sinar Agama
Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 9 Juli 2011 pukul 12:16



Al Louna: Dalam bait doa kumail ada yang berbunyi; Wahai yang namaNya adalah obat dan dzikirNya adalah penyembuhan, yang ketaatanNya adala kekayaan. 

Ustadz, apa makna dari bait doa tersebut? 


Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: 

(1). Nama Tuhan, adalah keberadaan tajalliNya. Katakanlah hakikat sifat-sifatNya. seperti(Seperti) hakikat Penyembuh, Pemberi Rejeki, Pemaaf ...dan seterusnya, bukan kata-kata itu sendiri. Sedang kata-kata dari nama-nama itu, adalah Namanya NamaNya, bukan NamaNya. 

(2). Ketika kita sudah mengerti NamaNya yang berupa hakikat wujud sifat dan kemuliaanNya itu, yakni bukan nama-nama yang kita ucapkan itu, maka kita harus meyakininya dalam hati bahwa hakikat wujud-wujud itulah yang memberikan efek kepada kita, bukan nama-nama yang kita ucapkan. 

(3). Nah, dengan mengerti hakikat tersebut , maka ketika kita mengucap dzikir dan mengingatNya, harus meniatkan diri menyebutNya dan mendzkiriNya. Yakni DiriNya dan sifat-sifat MuliaNya itu. 

(4). Jadi, dzikir lisan tanda dzikir hati dan dzikir hati sebagai pengikat ruh kita kepada nama- nama Agung itu. Nah, ketika tidak ada aral melintang (seperti dosa atau ingkar nikmat), maka sudah pasti ruh kita itu akan bersentuhan dengan asma-asma tersebut dan, sudah pasti apapun masalah yang dihadapi manusia akan dapat diatasi. Inilah salah satu arti dari “MengingatNya adalah obat dan mendzikiriNya adalah penyembuhan.” 

(5). Makna lainnya, ketika ruh itu sudah bersentuhan dengan asma-asma itu, maka baginya sudah tidak akan menjadi masalah lagi apapun yang akan menimpa dan diderita badannya. Karena itu, ia benar dalam keceriaan walau dalam derita. Karena indahnya bersentuhan dengan asma-asma itu telah membuat kelamnya dunia ini menjadi tidak terasa lagi. 

(6). Makna lainnya, ketika ruh itu sudah bersentuhan dengan asma-asma itu, maka bukan lagi kelamnya dunia ini tidak terasa lagi, akan tetapi benar-benar terlihat indah. Karena ia tahu bahwa kelam-kelam itu adalah tajalliNya yang lain yang untuk menguji keindahannya itu. 

(7). Poin lima itu bisa dikatakan maqam sabar, dan poin enam ini bisa dikatakan maqam ridha. 

(8). Sedang taat padaNya adalah kekayaan kukira sangat jelas. Karena kekayaan hakiki itu bukan di uang, jabatan dan sehat. Walaupun semua itu adalah rahmat. Akan tetapi kalau tidak digunakan dalam taat maka rahmat itu akan berubah jadi bencana. Dan paling besarnya bencana, bukan dituruni penyakit atau banjir atau hujan batu, akan tetapi KETIDAK TAATAN- NYA ITU SENDIRI. 

Karena itulah maka kekayaan hakiki yang dikatakan fiddun-ya hasanah itu, adalah ketaatan tersebut, yakni takwa. Orang mengira bahwa fiddun-ya hasanah adalah kaya dan sehat, padahal itu hanya satu dari sekian juta alat untuk mencapai hasanah yang sebenarnya, yaitu taat dan takwa itu. 

Jadi, kekayaan hakiki dan kesehatan hakiki itu adalah takwa dan taat tersebut . 


Tambahan

Kebanyakan orang yang posisi ruhaniahnya sedang-sedang (dari ilmu dan taatnya), ketakutan akan suatu bencana dan bala kalau berbuat maksiat. Karena itu, kalau mereka melakukan maksiat, cepat istighfar takut dituruni adzab. Hal ini beralasan, karena di Qur'an Tuhan beberapa kali menurunkan bencana karena dosa-dosa manusia. 

Padahal, kalau dia sadar dan mengerti, maka tidak ada bencana lebih besar dari maksiatnya itu sendiri. Bayangkan di bumi Tuhan, di Hadapan Tuhan, di Pangkuan Tuhan ia melakukan pelanggaran kepada Tuhan dimana hal itu ibarat telah mengencingi nabi-nabi. Bayangkan, masihkan ada bencana labih besar dari ini? 

Sedang adzab dunia yang disebut bencana itu hanyalah bencana bagi tubuh dan badan manusia. Padahal bencana hakiki adalah yang menimpa ruh manusia. 

KARENA ITU MAKA MAKSIAT ITU ADALAH HAKIKAT BENCANA YANG PALING BESAR SEDANGKAN DENGAN BENCANA ALAM ITU ADALAH BENCANA KECIL YANG HANYA BADANI YANG SIFATNYA HANYA MENJEWIR SAJA. 


Wassalam. 


Chi Sakuradandelion, Arif Fhadilah, Abu Thurab dan 23 lainnya menyukai ini. 

Khommar Rudin: Allahumma shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad. 

Matahari Senja: Allahumma sholli alaa Muhammad wa Aali Muhammad wa’ajjil farajahum. 

Shodiq Ahmeed: Subhanallah wa-Alhamdulillah wa-Lailahaillallah wa-Allahuakbar... Allahumma Sholli ‘alaa Muhammad wa Aali Muhammad... 

Zahra Herawati Kadarman: Yaa man ismuhu dawaa wa dzikruhu syifaa wa tha’aatuhuu ghinaa............... 

24 Agustus 2012 pukul 0:35 · Suka



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar