Kamis, 04 Oktober 2018

Apakah Tuhan Dapat Dikenali



Seri Tanya Jawab Poeput Maniez dan Ustadz Sinar Agama 
Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 2 Juli 2011 pukul 13:44


Poeput Maniez: Salam ustadz, ana mau bertanya, dikatakan bahwa Tuhan itu tidak bisa dikenali, jika ia dikenali maka Tuhan itu terbatas, dan berarti itu bukan Tuhan. Hal ini bertolak belakang dengan hadis Imam Ali, kenalilah dirimu maka engkau akan mengenal Tuhanmu. Apakah ini berarti pengenalan kita pada diri sendiri merupakan lawan dari pengenalan terhadap Tuhan? Lalu dikatakan pula, bahwa Tuhan tidak memiliki sifat, jika ia memiliki sifat maka tidak bedanya kita mengobjekan Tuhan (brarti Tuhan terbatas), lalu bagaimana dengan sifat-sifat / asmaul husna ? Apakah sifat-sifat tersebut sifat Tuhan atau bagaimana penjelasannya? 


Sinar Agama: salam dan terimakasih atas pertanyaannya: 

(1). Kalau ingin tahu rincian jawaban pertanyaanmu ini, maka rujuklah catatanku yang berjudul “Pokok-Pokok dan Ringkasan Ajaran Syi’ah” bagian pertama. 

(2). Ringkasnya: Tuhan itu wajib dikenali. Karena akal sendiri yang mewajibkannya. Begitu pula agama Islam. Akal mengatakan, kalau kamu tidak tahu Tuhanmu, bagaimana kamu bisa mensyukuri pemberianNya, mengabdiNya dan/atau memilih agamaNya di antara banyak agama, dan bahkan bagaimana kamu bisa memilih Tuhanmu dari berbagai penawaran tentang Tuhan sepanjang sejarah manusia ini. 

Kalau kamu tidak menggunakan akalmu, dan tidak wajib mengenal Tuhanmu, lalu mengapa kamu nekat memilih Tuhan yang satu? Mengapa tidak memilih yang dua tuhan atau lebih? 

Dan kalau kamu tidak wajib mengenal Tuhanmu, mengapa ketika kamu memilih agama Islam (dari keturunan) di Qur'an Tuhan banyak sekali mengatakan “Ketahuilah bahwa Tuhanmu itu Maha ini dan itu”. Bukankah bahwa perintahNya itu wajib dilakukan? Dan bukankah melakukan perintah Tuhan di ayat ini adalah mengetahuiNya? 

Nah, kalau Tuhan itu tidak bisa dikenali, maka sudah pasti akal kita dan Qur'an kita (bagi yang beriman) harus pula ditinggalkan. Yakni tidak boleh memilih Tuhan manapun. Karena kita tidak kenal Tuhan manapun. Jadi memilih salah satu diantaranya adalah kekonyolan yang nyata. 

Dan bagi yang beragama Islam maka Tuhan telah sia-sia memerintahkan kita semua untuk mengetahui dan mengenaliNya. 

(3). Dengan demikian maka Tuhan wajib dikenali, baik dengan dalil akal atau apa saja yang bisa disaring dengan akal. Apakah Qur'an atau Injil. 

(4). Apapun yang akan dipakai untuk mengenali Tuhan, baik Qur'an atau Injil atau Weda ...dan seterusnya, semuanya harus berakhir pada akal. Karena akal lah yang akan menerima salah satunya dan menolak yang lainnya. Karena dalam membandingkan kitab-kitab itu, tidak mungkin dengan mengikuti kitab-kitab itu. Karena kalau harus mengikuti kitab-kitab itu, berarti semua salah, karena saling menyalahkan, atau satu benar dan yang lainnya salah. Kalau yang pertama berarti kekacauan yang nyata. Dan kalau yang ke dua, maka kerancuan yang gamblang. Karena setiap orang bisa tunjuk satu kitab lalu baca dan ikuti lalu mengatakan kitab itu benar dan yang lainnya salah. 

(5). Dengan semua penjelasan di atas, maka baik mau memilih Tuhan, atau memilih agama dan kitab-kitab suci atau tidak suci, tetap berpulang kepada akal. Karena itulah akal mendahului agama dan kitab manapun, karena dalam memilihnya saja harus ikut akal dulu sebelum ikut Tuhan, agama atau kitab yang akan dipilhnya. 
Mungkin ada orang bertanya: “Kalau Tuhan itu tidak terbatas dan akal terbatas, maka bagaimana bisa mengenaliNya”. 

Jawabnya: “Lah ... kok antum tahu bahwa Tuhan itu tidak terbatas? Bagaimanakah antum memahmi kata-kata antum tentang tidak terbatas itu?” 

Kalau dia menjawab: “Tidak terbatas itu adalah yang tidak memiliki batasan, baik ujung atau pangkal, baik volume atau waktu ...dan seterusnya “ 

Maka jawaban kami: “Nah.. dengan itu berarti terbuktilah kebenaran kami, bahwa tidak terbatas itu bisa dikenali”. 

Untuk selanjutnya, yakni untuk menjawab detail-detail hal ini dan sifat-sifatNya, maka rujuklah catatan saya itu. Kalau tidak bisa di akun yang sinar ini, maka ambillah di akun ke duaku yang bernama Mekar Sari Dua Belas, wassalam. 

Syaiful Bachri: Ustadz bisa tolong add ana di Mekar Sari Dua Belas, ana sudah add tapi belum diconfirm, terimakasih. 

Sinar Agama: Syaiful: Ana sengaja tidak terima pertemanan, seperti tidak masuk tulisan-tulisan lainnya disitu hingga mengotorinya dan menyulitkan orang mendapatkan catatanku. Tapi semua tulisannya untuk semua orang, jadi diapain aj bisa in syaa Allah, artinya tidak harus berteman untuk mengambil catatan dan berkomen, walau kuanjurkan untuk komen di sini saja, jangan di sana, afwan dan terimakasih. 


Khommar Rudin: Allah humma shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad wa ajjilfarajahum. 

Alia Yaman: Maaf... Ada celah di Notes ini buat orang lain untuk meng-edit isi notes sesuka hati... Bisa diumpetin gak “ Edit Doc” di atas? 

Hendy Laisa: Alia Yaman>gimana caranya mas supaya gak sembarang orang bisa mengedit dokumen di grup ini? Mohon pencerahannya. 

Hendy Laisa: Atau akhi Alia Yaman bisa langsung info caranya ke sang kreator notes-notes ini si Anggelia Sulqani Zahra ? 

Alia Yaman: Ana sama sekali gak tahu... Afwan. 

Alia Yaman: Sepertinya Privacy Settings atau sejenisnya. Yang bisa Setting cuma Admin... 

Hendy Laisa: Sepertinya gak ada settingannya akhi Alia Yaman... sebab saya juga lagi utak atik salah satu grup yang saya jadi adminnya gak ketemu settingannya. 

Sang Pencinta: Mas-mas, memang grup ini ga bisa dihilangkan edit note-nya. Tenang aja, Angelia selalu menimpa file-file yang terekam sudah diedit oleh orang lain. 

Hendy Laisa: Semoga web yang diasuh akhi Sang Pencinta bisa menyimpan file-file asli notes grup ini.. karena kalau sudah di web gak akan mungkin orang lain bisa mengedit..bukan begitu akhi..? Afwan.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar