Senin, 12 Oktober 2020

Islam Sebagai Jalan yang Lurus


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/294534400591363/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 16 Desember 2011 pukul 13:49


Jack Marshal: Salam, ustadz. Saya selama ini beragama mengikuti kiyai di kampung, sekarang tertarik sama grup ini. Tidak mungkin langsung paham semua. Bagaimana saya dalam bermua- malah, pastinya ada yang beda dalam fiqihya.

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

Saya masih kurang paham terhadap maksud sebenarnya pertanyaan anda. Kalau bisa tolong dirincikan. Terutama apa yang dimaksudkan antum dengan mu’amalah. Karena ia mengandungi makna ganda. Afwan.


Jack Marshal: Maaf karena kebodohan saya sehingga tidak bisa pakai kata-kata yang tepat. Maksud saya termasuk sholat, bersuci, halal haramnya makanan dan lain-lain.


Sinar Agama: Anda tidak perlu sungkan bertanya apa saja, asal kita bisa menjawabnya, maka sudah kewajiban menjawabnya. Tadi saya ragu karena takut yang berarti bisnis, karena mu’amalah juga dipakai untuk makna bisnis atau jual beli.

Untuk fikih-fikih yang detail dan rinci itu, maka sudah tinggal mengambil di site-site yang ada, seperti yang berjudul, Fikih Praktis, atau Pelajaran fikih untuk pemula. Karena hari ini saya kurang tidur sangat, maka saya belum berminat mencarikannya. Mungkin nanti sehabis istrirahat. Afwan. Tapi anda bisa coba-coba dulu cari. Dan kalau ada teman-teman yang tahu, tolong tuliskan alamat sitenya atau judul yang tepatnya disini.


Jack Marshal: Terima kasih atas sarannya ustadz. Bertanya lagi, apa orang muslim harus memilih kelompok atau mazhab, kalau iya, pertimbanganya apa dan bagaimana muslim menjadi anggota kelompok tersebut, apa ada baiat khusus?


Sinar Agama: @Jack: Sebenarnya Islam itu ya... Islam itu. Tidak lebih dan tidak kurang. Masalahnya, Islam yang sekarang ada di tangan kita ini dari siapa?? Seandainya dari kaset-kaset rekaman video pengajaran-pengajaran Nabi saww, maka bisa dikatakan terjamin. Karena yang sampai ke kita langsung nukilannya dan bukan pahamannya.

Akan tetapi, yang sampai ke kita ini bukanlah rekaman video-video itu, tapi bahkan diriwayatkan oleh berbagai orang dan ribuan orang dari generasi ke generasi dimulai dari generasi shahabat Nabi saww, lalu tabi’iin (shahabatnya sahabat Nabi saww), lalu ke tabi’iinnya tabi’iin ...dan seterusnya sampai ke kita.

Memang kita wajib berterima kasih kepada generasi sebelum-sebelum kita itu karena mereka telah bersusah payah menukilkan hadits-hadits itu dan ikut menjaga Qur'an sampai sekarang (karena penjaga asli Qur'an adalah Allah sendiri hingga dijamin tidak ada perubahan).

Akan tetapi kalau kita lihat semua generasi-generasi pengestafet Islam itu, maka kita akan mengigit jari ketakutan atau khawatir. Karena disamping mereka meriwayatkan dengan kepahaman mereka, mereka juga saling berperang satu sama lain dan saling berbunuh-bunuhan. Salah satu contohnya, ketika imam Ali as menjadi khalifah, diperangi dengan shahabat-sahabat lain yang dipimpin ‘Aisyah dimana korban yang jatuh pada waktu itu sekitar 110.000 orang shahabat dan tabi’iin. Nah, padahal ini baru satu peperangan saja, sementara peperangan antar shahabat, atau antar tabi’iin dan seterusnya itu banyak sekali. Begitu juga setelah munculnya wahabi yang sok anti madzab itu tapi membuat orang wajib mengikutinya dalam bentuk madzhab baru dengan nama anti madzhab dan menghalalkan darah semua pemeluk mazhab dan membantainya sampai ribuan dalam sepanjang sejarahnya dimana sampai sekarangpun masih menjajah Madinah dan Makkah.

Bayangkan, ketika Rasulullah saww wafat saja, sudah tidak terkubur sampai 3 hari. Karena shahabat-sahabat pergi ke tempat lain (balairung Saqifah) untuk berebut kekhalifaan, padahal sudah ditentukan Allah sebelumnya. Karena itulah, maka dibuatlah sejarah palsu yang mengatakan bahwa wafatnya Nabi saww itu tepat di hari lahirnya. Dan dibumbui dengan bahwa hal itu adalah mu’jizat Nabi saww. Saya tidak mengerti apanya yang mu’jizat? Aneh memang, tapi hebatnya apa? Yang benar adalah, bahwa mereka itu ingin menutupi sejarah pahitnya kewafatan Nabi saww dengan cara tidak memperingatinya sama sekali. Karena itu, maka tidak ada peringatan Haul untuk Nabi saww dan yang ada hanya peringatan Maulud Nabi saww.

Walhasil, dari semua itu, maka sudah pasti, dapat diyakini bahwa mereka akan mencuatkan hadits- hadits palsu untuk mendukung diri dan golongannya, hingga tidak disalahkan siapapun ketika mengafirkan dan membunuh shahabat lain, tabi’iin lain dan seterusnya sampai ke muslimin lain. Nah, disitulah hiruk pikuk hadits-hadits palsu.

Tapi alhamdulillah, Nabi saww sudah mengatakan sebelumnya bahwa apapun hadits, kalau bertentangan dengan Qur'an, maka harus diabaikan. Karena itu, sebenarnya tidak terlalu sulit untuk mengukur hadits-hadits itu apakah palsu atau tidak.

Allah juga dengan keMaha Segala-galaNya itu, telah pula membantu kita untuk terhindar dari semua itu. Karena itu Ia memerintahkan shalat yang mana wajib membaca fatihah dan dimana dalam fatihah itu, selain ada ajaran tauhid dan kenabian serta hari akhiratnya, juga mengandungi cara pemilihan jalan-jalan setelah NabiNya saww. Yaitu tentang jalan lurus atau shiratulmustaqim.

Jalan lurus itu, Allah sendiri sudah mensifatinya dengan tiga sifat dimana sifat terakhirnya adalah bahwa jalan itu tidak memiliki kesalahan sedikitpun (wa laa al-dhaalliin).

Karena itu sangat memudahkan kita mencari ajaran islam asli diantara islam-islam yang sudah bercampur dengan berbagai kecamuk peperangan dan perubahan. Yaitu dengan mencari adanya orang maksum yang ilmu Islamnya lengkap seratus persen dan benar seratus persen dimana inilah yang dikatakan jalan lurus itu. Karena itu, maka tinggalkanlah aliran apapun yang mengingkari keberadaan imam-imam maksum as setelah Nabi saww ini, karena jelas ia menentang jalan lurus yang diwajibkan Tuhan memintanya itu.

Dengan berbagai argumen ini dan itu, baik Qur'an, hadits-hadits sunni sendiri dan akal, maka dalam Islam dan Qur'an, memang Allah sudah mengabarkan kepada kita adanya orang-orang maksum itu yang dikenal dengan Ahlulbait as. Nah, inilah ajaran Islam murni yang kemudian dikenal oleh sejarah sebagai syi’ah, dan dicemooh oleh lawan-lawan pesaingnya dengan Rafidhah dimana tidak tangung-tanggung, memakai hadits-hadits Nabi saww dan imam Ali as sendiri. Tapi sudah jelas, melalui stensilan pengikut-pengikut Mu’awiyyah dan Bani Umayyah yang sekitar 40 tahun mewajibkan melaknati imam Ali as di mimbar-mimbar Jum’at di jaman pemerintahan mereka.

Nah, kalau kamu sudah meyakini akan adanya imam-imam 12 yang maksum ini (tentu ditambahi dengan argumen lain dari tulisan ini), maka kamu sebenarnya muslim murni itu atau setidaknya yang berusaha mencapai kemurnian dan jalan lurus tersebut. Bukan dari orang-orang yang meminta jalan lurus tapi tidak meyakini akan adanya jalan lurus karena meyakini tidak ada maksum setelah Nabi saww.

Ketika kamu sudah mengimani imam 12 yang maksum as, maka iman kamu itu adalah baiatmu. Artinya, tidak perlu adanya baiat, kecuali kalau nanti imam ke 12, yaitu imam Mahdi as sudah keluar dengan ijin Allah.

Wassalam.


Muhammad Wahid, Khommar Rudin, Ammar Dalil Gisting dan 10 lainnya menyukai ini.


Khommar Rudin: Allahumma shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad. 

Muhammad Wahid: Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad. 


26 Januari 2013 pukul 7:38



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar