﷽
Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/?id=224714150906722 Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 28 Juli 2011 pukul 13:09
Wahyu adalah semacam bisikan Tuhan pada hambanya. Wahyu ini ada dua, ada yang sayaariat, ada yang ilmu biasa.
Wahyu yang untuk imam itu adalah wahyu ilmu yang, biasa dikenal di sunni dengan Ilham. QS: 16:68 Allah berwahyu pada Lebah. QS: 41:12 Allah berwahyu pada Langit.
QS:26:52 Allah berwahyu pada Ibu Musa as.
Begitu pula pada QS 28:7 Allah berwahyu pada IBU MUSA as. Semua yang saya sebut dalam Qur'an, ini Allah sendiri yang memakai kata-kata Wahyu.
Jadi, Wahyu dalam Islam, tidak mesti Kenabian.
Maka wahyu itu tidak mesti berupa ajaran agama atau ajaran baru, tetapi berupa ilmu-ilmu tentang alam, kehidupan dan ilmu-ilmu agama yang, di sunni juga dikenal dengan ilmu laduni.
Wahyu kepada lebah, kepada ibu Musa as, kepada Nabi-nabi dan imam, memang tidak sama, dan sudah saya katakan di atas.
Tetapi semua itu adalah wahyu, dan Allah sendiri yang berfirman begitu, yakni WAHYU.
Jadi, WAHYU ada yang agama, ini milik nabi-nabi, ada yang ilmu keagamaan ini milik nabi-nabi, imam-imam, wali-wali dan ulama-ulama.
Ada juga wahyu tentang kehidupan dan alam, ini untuk para nabi, imam, wali, ulama, langit, bumi dan binatang-bintang.
Jadi, jangan paksakan bahwa wahyu itu bisikan Tuhan tentang agama dalam artian syariat saja. Misalnya bahwa wahyu itu harus agama hinggawahyu di ayat-ayat yang tidak untuk nabi dikatakan atau ditafsirkan bahwa hal itu adalah hal lain dan sebagainya. Yakni berusaha mengeluarkannya dari kewahyuannya, sementara Allah sendiri yang mengatakannya sebagai wahyu. Dengan demikian, kita tidak boleh korbankan Qur'an demi budaya yang kita warisi ini.
Sebagaimana tidak boleh korbankan Qur'an demi shahabat dan lain-lainnya.
Chi Sakuradandelion, Heriyanto Binduni dan 2 orang lainnya menyukai ini.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar