Minggu, 28 Maret 2021

Tentang Hizbutahrir Indonesia


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/325377577507045/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 3 Februari 2012 pukul 21:12


Bocah X Arus: Salam ustadz...bagaimana pandangan ustadz tentang HTI yang ingin menyelamatkan Indonesia dengan kembali kepada Khilafah Islam, dan benarkah ustad Imam Khumaini dahulu pernah diangkat oleh HT dunia untuk memimpin Khilafah...syukron.

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

(1). HTI itu jelas sesat dalam pandangan Islam dan apalagi Syi’ah.

(2). Kesesatannya jelas karena mereka menganut ajaran khilafah yang tidak ada dalam Islam. 

(3). Sistim kepemimpinannya itu amburadul tidak karuan sebagaimana telah diterapkan oleh para raja-raja Bani Umayyah dan Bani Abbas atau Utsmaniyyah atau Saudi Arabia sekarang atau bahkan sebelum-sebelum mereka yang telah menipu muslimin dengan hanya mengata- kan sebagai khalifah atau sistem kekhalifaan.

(4). Salah satu keamburadulannya adalah, bahwa khalifah itu tidak harus alim dan apalagi makshum. Dan siapapun bisa jadi khalifah dengan hanya dibaiat beberapa orang. Nah, kalau satu orang sudah dibaiat, maka yang lainnya harus taat. Dan kalau setelah itu ada yang mengaku khalifah juga maka wajib diperangi karena darahnya sudah halal. Tetapi kalau yang ke dua ini yang menang, dan khalifah yang pertama itu kalah dan mati, lalu yang ke dua ini dibaiat oleh orang-orangnya, maka yang ke dua inilah khalifah yang syah dan wajib ditaati. Kalau ada yang ke tiga yang mengaku khlaifah dengan dibaiat juga, maka ia wajib diperangi karena sudah halal darahnya. Tetapi kalau yang ke tiga ini yang menang, dan dibaiat oleh beberapa orang (seperti pengikut-pengikutnya), maka ia adalah khalifah yang syah dan wajib ditaati. Lah ... ini kan amat dan teramat lucu dan menyesatkan?

(5). Bayangin saja, beberapa orang saja membaiat satu orang, maka ia sudah menjadi khalifah bagi semua kaum muslimin dimana yang menentangnya jadi halal darahnya dan wajib diperangi. Tetapi kalau yang menentang ini yang menang, maka ia adalah khalifah itu kalau dibaiat beberapa orang juga dimana pasti dibaiat, karena sebelum menentang ia sudah dibaiat oleh pengikut-pengikutnya itu. Lah bisanya segelintir orang muslim membaiat satu orang, lalu ia menjadi khalifah bagi semua kaum muslimin?.

(6). Tetapi kalau di Syi’ah, maka imam itu harus makshum dan ditunjuk Allah dan NabiNya saww. Mereka berjumlah 12 orang yang dikenal dengan Ahlulbait Nabi saww.

(7). Di jaman tidak adanya imam makshum as, maka para makshum as sendiri memerintahkan untuk mengikuti ulama yang mujtahid dan tidak melakukan dosa serta tidak serakah pada dunia halal sekalipun. Mereka-mereka para mujtahid yang adil itulah yang dikenali dengan Marja’ bagi yang bukan mujtahid. Dan mujtahid adalah orang yang belajar agama secara intensif sekitar 30 th dan lulus terus dalam ujian-ujiannya.

(8). Konsep Iran yang diterapkan oleh imam Khumaini ra ini adalah konsep wilayatulfaqih yang diambil dari ajaran Syi’ah atau Ahlulbait yang makshum as itu. Dan permulaan revolusinya sejak dari Karbala sebagaimana beliau ra sendiri mengatakannya. Artinya dari sejak jaman imam Husain as yang menentang sistem kekhilafaan atau sistem khalifah ini. Artinya, sejak mana sistem imamah yang makshum ini menentang terang-terangan sistem khilafah yang bid’ah ini.

(9). Dengan penjelasan-penjelasan itu, maka dapat disimpulkan bahwa secara konsep saja, beda antara HTI dengan konsep Syi’ah imam Khumaini ra itu sudah jauh beda lebih jauh dari bedanya langit dan dasar sumur.

(10). Syi’ah itu sudah berjuang sejak jaman-jaman imam-imam makshum as seperrti imam Ali bin Abi Thalib, imam Hasan, imam Husain, ...dan seterusnya. Tidak pernah henti berjuang menentang sistem khilafah ini. Lah ... kok mimpi amat mereka mengatakan bahwa imam adalah cabang mereka dan pernah dilantik mereka. Amit amit ....

Wassalam.


Agoest Irawan, Ammar Dalil Gisting, Haidar Dzulfiqar dan 4 lainnya menyukai ini.

Ammar Dalil Gisting: Hhik...hik...hik...hik.....



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar