Kamis, 18 Maret 2021

Apa Betul Di Dalam Kajian Ma’rifatullah Ada Perbedaan Yang Cukup Signifikan Antara Filsafat Dan Kalam


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/325377277507075/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 3 Februari 2012 pukul 21:11

Ibnu Ahmad Khan: Salam ustadz, ana mau tanya. Apa betul di dalam kajian ma’rifatullah ada perbedaan yang cukup signifikan antara filsafat dan kalam. Mohon pencerahannya. !

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

(1). Saya sudah banyak kali menulis tentang ini atau setidaknya yang mengandungi hal ini.

(2). Ringkasnya, Kalam itu adalam mempelajari akidah atau keTuhanan dari Qur'an dan Hadits. Tetapi filsafat dengan kaidah akal. Tetapi sudah tentu filsafat termasuk salah satu alat memahami Qur'an dah Hadits.

(3). Ilmu Kalam itu mencoba memahami akidah dari Qur'an dan Hadits sesuai dengan pemahaman uruf/umum. Artinya, akal mereka langsung dipakai kepada pemahaman keduanya. Tetapi kalau filsafat, ia mempelajari wujud dulu dengan kaidah-kaidah akal gamblang. Dan karena Tuhan atau akhirat atau kenabian dan seterusnya dari pembahasan akidah itu termasuk wujud, maka dipelajari juga di filsafat dengan kaidah akal gamblangnya itu.

(4). Salah satu dari kajian filsafat adalah membahas wujud-wujud ayat-ayat dan riwayat-ayat yang berkenaan dengan akidah. Lalu memahaminya dengan akal filosofis, bukan dengan akal umum. Tentu saja, tanpa menyalahkan pahaman umum. Karena pahaman umum itu merupakan salah satu makna ayat. Artinya, pahaman yang katakanlah disyahkan Islam walaupun tidak dalam. Anggap pahaman Kalam itu masih ada dalam salah satu kelas-kelas agama dan hakikat akidah itu.

(5). Memang, ilmu Kalam dan Filsafat ini, tidak mesti memberikan hasil yang beda dalam masalah- masalah akidah itu, tetapi bisa saja berbeda. Wassalam.

Ibnu Ahmad Khan: Pertanyaan susulan:

(1). Mungkinkah bagi kita menggabungkan dan mengkolaburasi kedua metode itu di dalam mengkaji ushuluddin, walaupun keduanya memiliki corak kajian dan pemikiran yang berbeda?

(2). Benarkah tokoh yang merupakan menantunya Mulla Shadra, al-Faidh al-Kasyani dalam kitab karyanya yang berkenaan dengan kajian ini menggabungkan kedua metode tersebut ?

Syukran...


Sinar Agama: Ibnu: Kalau antum teliti membacanya, maka akan bisa menjawab pertanyaan antum sendiri ini. Coba perhatikan dimana letak beda kedua ilmu itu.

Kunci beda keduanya adalah bahwa Kalam memakai akal-umum, tetapi kalau filsafat memakai akal-filosofis (yang sesuai dengan kenyataannya yang didukung dengan argumentasi akal yang mendalam tetapi yang pada akhirnya berdasar pada kegamblangan sebagaimana sudah dirinci di ilmu logika di bab argumentasi. Karena itu beda metodologi memahami Qur'an, hadits dan agama dari keduanya ini bisa disatukan?

Wassalam


Khommar Rudin
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ



11 Mei 2014 pukul 13:54



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar