Jumat, 05 Maret 2021

Apakah di alam barzakh dan di akhirat kelak AKAL kita masih bisa berfungsi


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/324618094249660/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 2 Februari 2012 pukul 18:09


Bunga Cinta Kebenaran: Salam Ustadz, apakah di alam barzakh dan diakhirat kelak AKAL kita masih bisa berfungsi, misalnya dengan akal itu kita bisa memecahkan masalah, atau membuat ini dan itu seperti layaknya fungsi akal di dunia, mohon pencerahan, syukran.

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

(1). Akal sudah tentu akan tetap akal dimana saja berada. Akan tetapi, keakalannya di sana tergantung keakalannya di dunia ini. Kalau akalnya, dijauhkan dari daya-hewani, maka di sana juga seperti itu. Begitu pula kalau sebaliknya. Jadi, kalau akalnya akal yang bercampur dengan daya hewani, karena di dunia banyak dikuasai daya-hewani ini, maka kadar keakalannya juga seperti itu. Karena di sana adalah alam balasan. Jadi, apapun akal yang dia capai di dunia, akan ia bawa di akhirat. Dan akal yang akan terbawa itu adalah akal yang tidak bercampur dengan daya hewani.

(2). Jadi, yang terlalu dikuasai daya-hewaninya, dia akan ada di neraka, dan yang akalnya banyak menguasai daya-hewaninya ini akan di surga, sesuai dengan derajatnya menjauhkan dari daya-hewani tersebut. Karena itulah, maka semakin daya-akal ini tinggi, maka semakin tidak selera kepada surga. Karena itu ada hadits Nabi saww yang mengatakan bahwa kerinduan surga kepada Salman jauh lebih besar dari kerinduan Salman kepadanya.

(3). Yang perlu diketahui bahwa akal yang akan kebawa dengan fadhilahnya ini adalah akal yang benaran, bukan yang akal-akalan. Jadi, akal di sini adalah akal yang memahami masalah dengan benar sesuai dengan dalilnya yang benar dan gamblang, lalu diamalkan dengan benar dan hanya karena Allah.

Karena akal, bukan hanya tahu bahwa yang benar itu benar, tetapi juga tahu yang benar itu harus diamalkan dan yang diamalkan itu bukan hanya diamalkan, tetapi harus karena Allah.


Bunga Cinta Kebenaran: Dari penjelasan Ustadz diatas apakah dapat disimpulkan bahwa ketinggian derajat akal adalah di atas surga? Lalu kebahagiaan yang bagaimana yang didapat di alam akal sehingga melebihi derajat surga atau melebihi kebahagian yang ada di surga?.....

syukran.


Sinar Agama: Bunga: Kebahagiaan surga itu sebenarnya kebahagiaan yang tidak terlalu tinggi walau sangat susah selamat dari neraka dan masuk surga. Tetapi kebahagiaan yang atas surga itu sangat benyak sekali dan tidak terbatas. Karena kebahagiaan yang di sana jauh lebih tinggi dari kebahagiaan surga yang didapat dengan makan ini dan itu. Karena kelezatan yang di atas surga itu adalah kelezatan kesempurnaan dan keIndahan Tuhan. Tentu sesuai dengan kadar yang dicapai setiap manusia. Artinya, kebahagiaan di Akal-akal itu, adalah kebahagiaan yang bukan karena makan dan minum, tetapi tenggelam dalam cinta dan gila Tuhan.

Bunga Cinta Kebenaran: Bagaimana cara mencapai derajat tersebut Ustadz? Lalu apakah manusia di akhirat nanti yang berada di surga ( penghuni surga ) bisa naik ke derajat tersebut? Ataukah ya sudah kalau tempatnya disitu ya disitu terus..? Ataukah ada sebab-sebab yang membuat mereka bisa naik dan naik ke tempat yang lebih tinggi ( maksudnya sesudah manusia hidup di akhirat apakah masih ada kemungkinan berpindah tempat? ) mohon pencerahan..., syukran.

Sinar Agama: Bunga: Saya sudah menjelaskannya panjang lebar di catatan-catatan sebelumnya. Ringkasannya, yang menghindari dosa dan melakukan kewajibannya dengan profesional dan ikhlash, maka akan selamat dari neraka dan akan dimasukkan surga. Dan yang di samping melakukan semua itu, juga melakukan kelebihan seperti sunnah-sunnah dan meninggalkan makruh, bukan hanya haram, maka surganya akan lebih tinggi. Tetapi masih di surga mukminin tersebut. Tetapi kalau ia sudah mulai tidak menyukai yang halal sekalipun dan menjauhinya dengan hatinya, begitu pula ia dalam takwanya itu bukan karena surga, walaupun ia sudah melihat surga itu, begitu pula ia juga tidak menyukai apapun karamat yang diberikan Tuhan kepadanya ....dan seterusnya. , artinya, ia tidak menyukai apapun kecuali Allah semata, maka ia akan naik dari surga itu ke tempat lain yang disebut surga muqarrabun, yakni Akal-akhir/’arsy/Lauhu al- al- Mahfuuzh. Kalau ia juga tidak menyukai ini, maka ia akan naik lagi dan lagi, hingga sampai ke Akal-satu. Kalau ia tidak menyukai ini, maka ia akan naik ke maqam Asma-asma Allah dimulai dari sifat-sifat fi’liyyahNya sampai ke sifat-dzat dan seterusnya.

Rinciannya lihat di catatan Wahadtu al-Wujud yang sudah beberapa belas seri itu. Afwan. Wassalam

Abu Thurab dan 2 orang lainnya menyukai ini.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar