Senin, 24 Desember 2018

Tentang Keturunan




Seri pertanyaan inbox-page Fatimah Adz Zahra Muhammad dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Sunday, March 31, 2013 at 2:35 pm


Fatimah Adz Zahra Muhammad: 15-2-2013, 

Salam ustadz.. Apa kabarnya ustadz? Afwan saya ingin bertanya lagi ustadz, bagaimana tanggapan ustadz tentang hadist di bawah ini.. 

Rasulullah Saaw berkata; 

“Cintailah keturunanku yang ber-ilmu/Alim karena Allah SWT, dan cintailah keturunanku yang biasa- biasa saja/bukan orang Alim, karena aku.” 


Bukankah Allah SWT dan Rasulullah adalah satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan? 

Tapi belajarlah tentang syiah yang sebenar-benarnya, dari orang yang punya kapabilitas tentang Ahlulbayt, belajarlah tentang apa arti “Itrah, Qurba, dzurriyah” dengan cermat, harus bagaimanakah seharusnya memperlakukan mereka... 

*Ayatulllah Sayyid ‘Adil Alawi berkata, “Dan juga menunjukkan keharusan menghormati dzurriyah adalah apa yang telah disabdakan oleh beliau (Saaw); “Cintailah dzurriyahku ‘yang shaleh karena Allah SWT dan yang tidak shaleh karena aku..” dan juga ayat Al-Qur’an surah Al-Istifa’...” 

(Menukil dari Sayyid Asyraf Mir Damad, Fadhail as-Saadaat, 49) 

*Muhaddist agung Syekh Abbas al-Qummi (penghimpun kitab do’a Mafatih al-Jinan) ra, beliau sangat besar penghormatannya terhadap para ahli ilmu, khususnya dari kalangan para sayyid, putra-putra Rasulullah Saaw. Dan jika di sebuah majelis ada seorang sayyid, beliau tidak men- dahuluinya dan tidak mengulurkan kakinya ke arahnya. 

Beberapa saat sebelum wafatnya, orang-orang membawakan jus apel untuk Syekh Abbas al- Qummi, dan secara kebetulan dirumahnya ada seorang anak kecil dari Saadah/sayyid, maka al- Muhaddist (al-Qummi) berkata, ‘Berikan kepadanya agar ia meminumnya terlebih dulu, setelah itu sisanya berikan kepadaku’. 

Beliau melakukan itu karena demi mencari berkah. Setelah anak kecil itu meminumnya, barulah al-Qummi meminum sisanya untuk dijadikan obat kesembuhan. 

*Wasiat Ayatullah al-Udzma Sayyid al-Mar’asyi an Najafi ra. 

Sayyid ‘Adil melanjutkan, “Termasuk wasiat guru besar kami Ayatullah Sayyid al-Mar’asyi ra, ‘Hendaknya kamu sekalian menjaga dzurriyah kenabian, berbakti kepada hak mereka, membela mereka, menolong mereka dengan tangan dan lisan, sebab mereka adalah titipan maqam kenabian di tengah-tengah umat manusia. Maka berhati-hatilah kamu dari menzalimi mereka, membenci mereka, buruk perilaku terhadap mereka, menyakiti mereka, acuh terhadap mereka, 

menghinakan mereka dan tidak menjalankan hak mereka. Hal itu semua dapat menyebabkan dicabut taufik Allah. Dan jika kamu (semoga engkau Allah darinya) tidak mencintai mereka dengan hatimu, maka engkau adalah orang yang sakit hatinya, bercepat-cepatlah untuk berobat kepada dokter jiwa (ulama shalihin). Apakah ada keraguan tentang keutamaan dan keagungan mereka serta ketinggian derajat dan martabat mereka?! Jauhlah... Jauhlah, tiada keraguan lagi kecuali orang yang buta mata hatinya dan kaku hatinya...” 

(Qabasaat Min Hayati Sayyidina al Ustadz, 130) 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: 

Yang bisa saya tangkap dengan hati yang penuh hijab ini, dari pelajaran-pelajaran dan kehidupan keilmuan maka, KURANG LEBIH: 

Pesan Nabi saww tentang keluarga beliau saww itu, yaitu kewajiban menyintai, menolong dan seterusnya, adalah Ahlulbait yang makshum as. Alasannya di tafsir-tafsir Qur'an tentang cinta Qurba Nabi saww itu adalah karena Nabi saww tidak minta upah apapun dari umatnya untuk dakwah beliau saww itu. Nabi saww sama sekali tidak memiliki pamrih apapun terhadap dakwah beliau saww itu dan Tuhan juga seperti itu. Jadi, kalau ada permintaan kewajiban menyintai keluarga beliau saww adalah yang makshumin as. Karena hal itu bukan demi Nabi saww tapi demi umat beliau saww sendiri. Beberapa hari yang lalu di inbox saya pernah membahas hal yang mirip dimana membawakan ayat-ayat itu bagus di sini. Ini kunukilkan sebagiannya dari diskusi tersebut: 

Antum tidak bisa menafsir ayat dengan kehendak sendiri dan apalagi dengan perasaan. Allah banyak menjelaskan ayat itu di ayat-ayat lainnya, seperti: 

قل ما سألتكم من أجر فهو لكم إن أجري إلاّ على الله

“Katakan -Muhammad- apa-apa yang kuminta dari kalian dari upah itu, adalah untuk diri kalian sendiri dan sesungguhnya upahku hanya di Allah.” 

قل ما أسألكم عليه من أجر إلاّ من شاء أن يتخذ إلى ربّه سبيلا

“Katakan -Muhammad- apa-apa yang aku minta dari kalian dari upah itu, tidak lain untuk orang-orang yang hendak mencari jalan menuju Tuhannya.” 

قل ما أسألكم عليه من أجر وما أنا من المتكلفين

“Katakan -Muhammad- apa-apa yang aku tidak minta upah apapun upah dari kalian darinya -tabligh- dan aku bukanlah yang memaksa.” 

Jadi, cinta yang diwajibkan itu adalah cinta yang teriring ketaatan dan sebagainya dan, yang tidak berupa keuntungan untuk Nabi saww di dunia ini, karena Nabi saww hanya akan mendapat dari sisi Allah. Oleh karena itulah maka keuntungan apa yang kalau menyintai keluarga Nabi saww itu yang bisa didapat? Jawabannya, adalah jalan menuju Allah. Nah, jalan menuju Allah ini hanya akan didapatkan secara pasti dari keluarga makshum Nabi saww. 

2. Sedang cinta kepada yang lain-lainnya dari para sayyid atau keturunan Abdulmuthallib ra atau keturunan Nabi saww secara khusus, yang bisa saya raba, sama dengan pesan-pesan Nabi saww kepada saling cinta dan tolong sesama muslimin. Sebegitu ditekankan terhadap saling tolong ini hingga siapapun yang tidak mau menolong saudara seimannya yang minta tolong dan dia mampu menolong, maka dosanya adalah dosa besar dan taubatnya tidak diterima Allah kecuali mencari orang tersebut dan menolongnya atau meminta ridhanya. 

Akan tetapi, kalau dalam setiap hal, ada saja gradasinya, seperti shalat berjama’ah dimana kalau calon imam shalat itu sama-sama adil dan alim, baik dari kalangan sayyid atau bukan, maka diutamakan (bukan diwajibkan) yang sayyid untuk dijadikan imam shalat, dan kalau sayyidnya lebih dari satu, maka diutamakan dipilih yang ganteng/tampan, maka dalam penghormatan ini juga seperti itu. Jadi, kalau mau menawarkan air kepada dua orang dimana yang satunya sayyid dan yang lainnya bukan, maka diutamakan (bukan diwajibkan) untuk menawarkan ke sayyid terlebih dahulu. 

Satu lagi yang bisa ana raba dari perilaku para ulama, adalah bahwa mereka mengambil jalan ihtiyath/hati-hati selama tidak bertentangan dengan hukum lainnya. Artinya mendahulukan sayyid karena tidak ada salahnya dan demi mengingat Nabi saww. Jadi, sekalipun anggap tidak dianjurkanpun, maka tetap tidak keluar dari garis agama. Tapi kalau berlawanan dengan hal lainnya, misalnya yang bukan sayyid lebih tua, lebih alim, lebih taqwa, ....maka mungkin mereka tidak akan melakukan kehati-hatian itu. 

Dari hukum shalat jama’ah itu sudah dapat ditangkap, seperti di fatwa imam Khumaini ra di Tahriiru al-Washiilah, masalah ke: 8 dari bab: syarat-syarat imam shalat (saya ringkas intinya saja): 

{{Kalau imamnya lebih dari satu, maka kalau saling mendahului, maka hati-hatinya tidak bermakmum kepada semuanya. Kalau saling mendahulukan/menyilahkan yang lainnya, maka ambil yang didahulukan makmumnya. Kalau makmumnya berbeda pendapat, maka diutamakan yang mujtahid yang adil. Kalau tidak ada atau juga sama-sama mujtahid, maka ambil yang paling bagus bacaannya. Dan kalau diantara mujtahid itu sama-sama bagus bacaannya, maka ambil yang paling alim dalam masalah shalat; kalau sama juga, maka ambil yang lebih tua. 

Imam yang biasa mengimami di satu masjid tertentu, maka ia di mesjid itu lebih utama dari yang lainnya, sekalipun fadhilahnya lebih rendah dari yang lain dan seyogyanya ia mendahulukan terlebih dahulu orang-orang yang lebih afdhal darinya sebelum maju mengimami (misalnya dia bukan mujtahid lalu kebetulan ada mujtahid yang mau bermakmum, maka ia seyogyanya menawarkan dulu kepada tamu tersebut). 

Begitu pula, yang memiliki rumah, lebih utama untuk menjadi imam shalat dari tamu-tamunya (tentu saja kalau memenuhi syarat jadi imam shalat, seperti lelaki, berakal, adil atau tidak melakukan dosa besar dan kecil...dan seterusnya). 

Dan sayyid, lebih utama dari yang lainnya kalau dalam fadhilah-fadhilah atau kelebihan- kelebihan di atas itu sama dengan yang bukan sayyid. 

Semua yang disebutkan di atas itu, adalah keutamaan saja dan bukan kewajiban.}} 

Dari fatwa di atas dapat dipahami bahwa keutamaan itu setelah melewati persyaratan imam shalat yang wajib dipenuhi. Jadi, keturunan atau bukan, harus lolos dulu dari syarat wajib ini. Baru setelah 

itu kalau yang keturunan ini mau diafdhalkan, harus melewati dulu fadhilah-fadhilah yang lain seperti mujtahid, lebih alim dan lebih fashih/fasih di antara sesama mujtahid itu, lalu lebih alim tentang shalat (lebih a’lam tentang shalat di antara sesama mujtahid itu), lebih tua diantara sesama mujtahid itu. Lalu yang biasa menjadi imam shalat di masjid, lalu pemilik rumah dan setelah itu baru sampai ke keturunan kalau ia sama dengan yang lainnya dari sisi fadhilah-fadhilah tersebut. 

Catatan

1- Masih banyak lagi bahasan yang bisa dibahas dalam hal ini.

2- Tentang perakitan tiga ayat untuk mengerti siapa Qurba yang wajib dicintai dalam  Qur'an itu, diambil dari tafsir Amtsaal, karya ayatullah Makaarim Syiiraazii hf.

3- Tentang sayyid Adil hf itu kita hormati pendapatnya, sekalipun kita mungkin agak beda kalau beliau hf memaksudkan pengkhususan hal-hal cinta, pertolongan ....dan seterusnya...itu kepada keturunan dan tidak kepada yang lainnya. Kalau semacam penggradasian, asal tidak bertentangan dengan nilai-nilai lainnya, maka hal itu jelas wajar-wajar saja dan bisa dikatakan lebih ahwath/hati-hati. 

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Cara Mencari Ilmu dan Berguru



Seri tanya jawab Fatimah Zahra dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Sunday, March 31, 2013 at 1:43 pm


Fatimah Zahra mengirim ke Sinar Agama: (10-2-2013) 

Salam. Afwan antum jangan tersinggung yah, ada teman yang menitipkan pertanyaan kepada saya, bagaimana hukumnya orang berguru kepada ustadz facebook yang identitasnya dirahasiakan. Bahkan ditanya nama pun tak mau jawab. Maaf beribu maaf atas pertanyaan gak mutu ini. 


Hega Sevenfold: Emang gak bermutu, dari kata memanggilnya saja udah salah . hheu Antum = menunjukan lebih dari 1. 

Anta = pada 1 orang . :p 

Fatimah Zahra: Maaf, saya sedang tidak bertanya pada anda, maka diam lah!!!!! 

Hega Sevenfold: Jiah, kalau anda tidak bertanya pada saya, terus bertanya pada siapa donk hah ?? :p 

Fatimah Zahra: Stress yah? 

Hega Sevenfold: ciyuzz ?? hhaha dasar gelo maneh mah ... ckckkk 

Fatimah Zahra: Ustad, dia ini mengganggu saya..ahsan antum tegur. :( 

Damai Slaluww: hega,,_afwan ana nimbrung,, kalau dalam kaedah panggilan bahasa arab “antum” itu merupakan bentuk bahasa yang sangat sopan dalam memanggil seseorang. 

Contoh halnya sama dengan beberapa suku di Indonesia. Bahasa daerah yang menyebutkan “kita” untuk memanggil seseorang kamu (1 orang),, 

Afwan,,ana hanya berbagi sedikit, itupun ana dapat dari hasil pertanyaan ana kepada seseorang yang a’lam keilmuannya. 

Hega Sevenfold: Ya udah, ma’af ya udah ganggu . :) Tapi itu saran aku. “antum itu dhomir, jadi anda bertanya bukan pada ustadz saja” . :) Makasih. 

Damai Slaluww: hega@ahsan itu dhomir,, syukron sudah memperjelas kekurangan... Afwan,, salam. 

Hidayatul Ilahi: Nyimak aja dech. 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya: 

1- Belajar itu dilihat apa yang dipelajari. Kalau tentang akidah, maka yang dilihat adalah dalilnya.
Karena dalam akidah tidak boleh taqlid. Jadi, yang dipentingkan dalam akidah adalah dalil. Kalau akidah saja yang dipentingkan dalilnya, maka apalagi dalam ilmu-ilmu lain seperti filsafat dan semacamnya. 

2- Kalau yang dipelajari itu fikih, yang tergantung kepada marja’nya. Artinya, pengajar itu hanya menyampaikan apa-apa yang difatwakan marja’. 

Dengan melihat obyek pelajarannya itu, maka belajar ke siapa saja, atau belajar ke yang tidak dikenalpun, tetap boleh-boleh saja. Kalau si pengajar tadi selalu mengajukan argumentasinya dalam ilmu-ilmu akidah dan ilmu-ilmu lainnya, dan selalu menukilkan fatwa marja’ ketika menjelaskan fikihnya. 

Nah, kalau pengajar tersebut sudah memenuhi syarat itu, maka ini yang dikatakan oleh para makshumin as seperti imam Ali as: “Ambillah hikmah (yang kuat dalilnya) itu dari siapapun orangnya.” 

Dulu hal ini sudah panjang lebar didiskusikan dan semua itu ada dalam catatan. Silahkan merujuk ke sana. 

Jawabanku ini bukan menyuruh orang belajar ke saya sebagai sinar agama yang tidak mau menyebut nama, tapi hanya sekedar memberikan jawaban dari apa-apa yang antum tanyakan. Siapa saja mau belajar ke siapa saja, merupakan hak masing-masing dan saya tidak ikut-ikutan bertanggung jawab kelak di akhirat. Saya hanya akan mempertanggungjawabkan jawaban-jawabanku di facebook ini atau di luar facebook, di hadapanNya kelak. Semoga kita semua bisa lulus dalam mempertanggungjawabkan masing-masing perbuatan kita, belajar kita ke seseorang, tidak belajar kita dari seseorang, amal kita ....dan seterusnya....amin. 

Sinar Agama: Hega: Belajar bahasa arab mbok jangan tanggung-tanggung kenapa??? Kalau begitu antum jangan pernah berkata kepada teman antum dengan “Assalaamu ‘alaikum”, kalau dia sendirian. Antum itu bisa bermakna mufrad tapi untuk penghormatan. Penghormatan memakai dhomir jama’ ini hanya tidak boleh dipakai ke Tuhan, karena bisa memberikan imej (gambaran) bahwa Tuhan itu lebih dari satu. 

Sang Pencinta: Salam mungkin ini relevan, Berguru pada Orang Yang Belajar Otodidak Oleh Ustadz Sinar Agama = http://www.facebook.com/groups/210570692321068?view=doc&id=215602851817852,

Shalat ayat & Filsafatnya & Hukum mengambil berita fikih dari Sinar Agama, Oleh Ustadz Sinar Agama = 
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/246251565419647/

Sang Pencinta: Kewajiban Beramar’ma’ruf Oleh Setelah Belajar di FB Oleh Ustad(Ustadz) Sinar Agama = 
http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/445205765524225/

Mata Jiwa: Saya justru salut pada pak ustadz yang merahasiakan identitasnya..tapi tetap melayani, meladeni pertanyaan-pertanyaan kita yang tidak berhenti-henti dengan penuh perhatian & sangat rinci, bahkan dalam 1 pertanyaan kita bisa dapat ilmu sampai berkali lipat. Saya bayangkan pak ustadz berada di depan laptop menjawab pertanyaan dengan cermat, coba renungkan. Apa yang beliau kerjakan tidak ada yang memuji karena mengenalnya, tanpa pamrih, disaat yang lain terang-terangan dapat ‘apresiasi nyata’..tak ada suguhan khusus dari kita dikesibukannya. Jika bukan karena profesionalitas & berharap ridhoNYA, tentu ini sulit. 

Sinar Agama: Mata: Terima kasih atas baik sangkanya, semoga benar-benar diwujudkanNya untukku, untukmu dan semua teman-teman facebook ini. Intinya, dunia ini bukan untuk huru hara, ramai-ramai penuh suka walau, tidak juga untuk selalu berduka dan bermuram durja. 

Tapi ketahuilah, bahwa begitu kita mulai naza’ dimana tenggorokan serasa tersumbat, lalu nafas terasa terhenti dan betul-betul berhenti, kemudian kita dimandikan dan dikafani, lalu dikubur menyendiri, maka kala itulah betul-betul buku amal kita akan terlihat nyata. Kosong atau bertinta. Kalau bertinta, apakah mengukirkan yang menyenangkan atau justru dengan yang membuat duka. Buku itu adalah buku amal yang benar-benar nyata. Bukan buku yang kita kira-kira, terutama yang kita kira dalam suka, atau yang kita ukir dengan baik sangka (pada diri sendiri) atau yang diukir dengan harapan hampa karena tanpa amal yang argumentatif dan nyata. 

Hanya pada Tuhan kita bisa berlindung dan mesti mengaitkan hati sebelum kemudian mengikatnya erat-erat, lugu dan tanpa peduli, gila bagai majnun, bertuli ria walau halilintar menyambar berjuta- juta, berjalan bagai orang bodoh karena tak pandai bargaining dengan dunia, dianggap kaku di pojokan mengikuti jejak buhlul yang selalu berlagak gila, menyela air matanya dengan penuh rela kala dicerca, menelan pahitnya putus cinta demi melatih diri sebelum ajal menyapa, pandai menyembunyikan getirnya kehidupan dengan canda ria, hanya memendam satu cita selama hayat masih menyerta, yaitu hanya dan hanya, ingin diterima Sang Paduka yang memang satu- satunya yang layak dicinta dan didamba. 

Suatu hari, Buhlul, di kesepian kota, ia menengadah ke langit sambil berkata:” Tuhan....jadikanlah aku yang benar-benar ikhlash padamu.” 

Doa ini ia panjatkan, karena ia berdakwah di tengah-tengah masyarakat dengan gaya orang yang tidak sehat akal. Ia sampaikan kebenaran ajaran agama dengan penampilan itu, supaya tidak ada satu orangpun yang mengira ia waras dan, apalagi layak dihormati. Karena itu, setiap ia mengucapkan suatu pernyataan, semua orang mendengarnya sebagai kebenaran yang memang benar walau datangnya dari seorang yang gila. Bagi, Buhlul, hal ini sudah cukup. Karena kebenaran itu diterima sebagai kebenaran walau dengan penampilan yang persis dengan orang gila itu. 

Jadi, ia sudah melakukan perintah agamaNya dan, dari satu sisi ia telah pula memendam gelora hatinya akan dunia ini. Itulah ia kadang melihat ke langit sambil berdoa seperti yang di atas itu agar ia tetap istiqamah dan tetap menjadi pengabai terhadap dunia. 

Semoga kita semua selamat dari segala macam tipu daya dunia yang sering membuat dada berdentum keras dan sering pula terjubahi dengan ratusan ayat dan ratusan hadits yang berlapis, amin. Ya Allah...sudilah menyelamatkan kami dari diri kami sendiri, karena kami sendirilah musuh terbesar kami, amin. 

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Minggu, 23 Desember 2018

Akal itu Yang Menaati Allah dan Berusaha Menggapai Surga



Pertanyaan page Ali Akbar Velayati dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Sunday, March 31, 2013 at 1:27 pm

Ali Akbar Velayati: (10-2-2013), Salam ustadz, afwan ana mau tanya pendapat antum mengenai kalam imam ja’far asshodiq yaitu’’ al aqlu ma abduhur rahman wak tasaba bihil jinan...maksudnya apa ustadz?? Syukron wa afwan. 

Sang Pencinta: Salam, bisa diterjemahkan artinya mas?, mungkin ada di arsip ustadz sinar, yang bisa saya bawakan, terima kasih. 

Ali Akbar Velayati: Wasalam...afwan, oleh karena itu saya tanyakan sama ustadz sinar agama, kalau secara bahasa ana takut mengurangi maksudnya... 

Yayasan Al-Ittihad Al-Islami: Ali buka kamus munjid, maurid, mu’jam maqayis..... 

Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya: 

1- Mungkin tulisan yang benar seperti ini: al-’aqlu maa ‘ubida bihi al-Rahmaan wa uktusiba bihi al-jinaan, sebagaimana arabnya yang diucapkan oleh imam Ja’far as ketika menjawab pertanyaan shahabatnya dengan pertanyaan “’Aql/akal itu apa?” dengan jawaban: 

ما عبد به الرحمن واكتسب به الجنان 

2- Maknanya adalah: “Apa-apa yang dengannya Allah ditaati dan surga dimasuki.”

3- Maksud Haditsnya (secara rabaan dan kurang lebih): 
  • 3-1- Seperti yang sudah sering saya terangkan tentang akal ini, bahwa ia meliputi dua makna secara hakiki: Pertama, memahami sesuatu dengan benar dan dengan dalil gamblang. Ke dua, memahami bahwa yang benar dari yang diketahuinya itu harus diaplikasikan/ diamalkan dan hal-hal yang dipahaminya sebagai suatu kesalahan itu, harus ditinggalkan. Jadi, akal bukan hanya untuk memahami kebenaran sebagai yang benar dan memahami kesalahan sebagai kesalahan, tapi juga memahami yang benar harus diikuti dan yang salah harus ditinggalkan. 
  • 3-2- Imam Ja’far as merangkai dengan indah makna akal tersebut dalam bentuk kalimat akhlaki yang cukup sederhana walau mengandungi makna filosofis yang sangat dalam. Hal itu, karena beliau as dan para imam as yang lain mengikuti para nabi as yang tidak mengajarkan ilmu tertentu dan hanya mengajarkan agama yang meninggikan masyarakat baik dengan menumpangi berbagai ilmu sekalipun. Karena itulah, para makshum as itu, selain imamnya para umat biasa, juga merupakan imamnya para filosof dan cendikiawan. Karena itulah, kalimat-kalimat yang disampaikan itu dapat dipahami orang yang tidak sekolah dan dapat dipahami pula oleh para filosof dan cendikia yang paling hebat sekalipun, sesuai dengan ilmu-ilmu mereka sendiri-sendiri. 
  • 3-3- Karena itulah imam as meringkasnya bahwa akal itu adalah yang dengannya dapat menaati Allah. Jadi, yang akalnya tidak digunakan untuk mengerti Allah dan agamaNya, dan tidak digunakan untuk menaatiNya, maka ia bukan akal yang sesungguhnya. Karena kalau tidak dibuat tahu dan belajar, maka ia telah difungsikan di posisi yang rendah dimana posisi itu adalah posisi binatang (karena itulah Tuhan mengatakan bahwa orang- orang seperti ini adalah menempati posisi binatang atau bahkan lebih rendah lagi, QS: 25: 44). Dan kalau digunakan untuk belajar tapi tidak diamalkan, maka ia juga bukan hakikat akal itu. Karena apa gunanya tahu bahwa racun itu mematikan dan berbahaya tapi tetap saja meminumnya??. Sudah tahu kalau selain ajaranNya itu tidak benar, tapi tetap saja tidak memakai ajaranNya dalam segala kehidupan??? 
  • 3-4- Jadi, yang tidak belajar tentang Allah dan agamaNya, tidak akan tahu cara taat kepadaNya. Dan yang hanya belajar tapi tidak mengamalkannya, maka ia tidak menggunakan akalnya. Jadi, kedua kelompok ini, yakni yang tidak belajar dan yang belajar tapi tidak mengamalkannya, memiliki satu derajat yang sama, yaitu “Tidak Berakal”. Itulah mengapa imam as mengatakan bahwa Akal itu adalah yang dengannya dapat menaati Allah. 
  • 3-5- Sedang potongan ke dua-nya juga seperti itu, yaitu “yang dengannya berusaha untuk mencapai surga.” Hal itu, karena akal sudah pasti tahu bahwa kita akan mati dan umur kita sangatlah pendek di dunia ini. Dan akal juga tahu bahwa kelezatan dunia ini bagai sedetik saja. Akal juga tahu bahwa kita akan segera mati dan akan dibangkitkan nanti dalam kehidupan yang abadi. Akal juga tahu bahwa kenikmatan surga itu abadi. Akal juga tahu bahwa neraka itu panasnya tidak bisa dibayangkan. Akal juga tahu dan tahu.....dan seterusnya. 

Nah, dalam keadaan seperti itu, lalu masih saja kebanyakan umurnya digunakan untuk dunia dan kelezatannya dan mengabaikan akhiratnya, atau kalau menabungpun tidak seserius pengejarannya terhadap dunia dimana selalu dengan sebegitu seriusnya hingga selalu takut gagal, ....dan seterusnya...maka jelas akal seperti ini tidak layak dikatakan sebagai akal. 

Inilah kurang lebih sebagian kecil dari maksud beliau as itu. Semoga kita semua dapat lolos dengan baik dan profesional menghadapi segala macam ujian hingga menjadi orang yang selamat menurutNya (bukan hanya dakwaan dan khayalan atau harapan kita saja) di dunia ini dan di akhirat kelak, amin. 

Wassalam. 

Ali Akbar Velayati: Ajibb, syukron pemaparannya, jazakumullah khairal jaza’. Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Menghadiahi Orang Tua dan Orang Yang Berjasa



Seri tanya jawab Sang Pencinta dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Sunday, March 31, 2013 at 1:21 pm

Sang Pencinta mengirim ke Sinar Agama: (10-2-2013) 

Salam, meniatkan belajar dan apa pun yang kita lakukan sebagai bentuk pengabdian kepada orang tua, para guru dan ulama terkhusus maraji’ dan orang-orang yang berjasa dalam hidup, gimana niat-nya? Terima kasih ustadz. 

Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya: Niatnya tetap karena Allah, lalu meniatkan pahalanya untuk diliputkan juga kepada yang antum maksudkan itu. 

Dulu pernah orang bertanya kepada ayatullah Jawodi Omuli hf: 

“Saya ini seorang pendosa yang masih banyak cela yang harus ditutupi. Tapi saya ingin menyertakan pahala belajar dan perbuatan baik lainnya kepada kedua orang tua. Apakah hal ini tidak membuat hamba ini semakin lama untuk menutupi dosa-dosa itu?” 


Beliau hf menjawab: “Sama sekali tidak. Karena pahala amalmu itu justru akan kembali kepadamu dengan berlipat ganda.” 

Saya melihat antum yang bertanya ini, seperti orang itu. Semoga memang sudah saling terikat di alam makna dan semoga antum semakin maju terus dengan ilham-ilham yang diberikanNya yang dengan hati-hati antum cek dulu dengan agama akan kebenarannya, amin. 

Semoga teman-teman lain, juga tidak pernah berhenti untuk menyiapkan diri masuk ke kuburan dan akhirat, hingga tidak henti-hentinya memperhatikan dan memperdulikan akhiratnya dan tidak terlena dengan permainan dunia yang begitu menggiurkan dan bahkan mencekamkan ini hingga membuat manusia seperti tidak ada jalan keluarnya lagi hingga seakan tidak ada jalan lain kecuali bertekuk lutut kepadanya dan, akhirnya mengabaikanNya dan membiarkanNya hanya dalam ide dan khayalan bak fatamorgana, atau mungkin dalam training-training dan syair-syair- gombal tentangNya, sementara dalam kehidupan ini hanya dunia, majlis, facebook, kegiatan, kerja, aktifitas, organisasi, partai, uang, posisi, kekasih, ....dan seterusnya..yang begitu nampak jelas dan terasa manis-pahitnya (na’udzubillah), amin. 

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Makna Sunnatullaah dan Sunnaturrasul



Seri tanya jawab Memburu Kebenaran dengan Sinar Agama 
by Sinar Agama (Notes) on Sunday, March 31, 2013 at 12:59 pm

Memburu Kebenaran mengirim ke Sinar Agama: Rabu (6-2-2013) 

Salam ustadz semoga sehat selalu..maaf mau nanya apa pengertian makna dari Sunatillah dan Sunatirosull dalam ayat Alquran ? Dan gimana aplikasinya ? 


Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya yang diulang sampai sekitar 10 kali: 

Sunnatullah bisa berupa ciptaan, yaitu Naturalnya, dan bisa berupa syariat yaitu Ajaran Allah yang dituang dalam Qur'an. Sedang Sunnaturrasul saww adalah Ajaran Allah yang dituangkan dalam hadits-hadits Nabi saww. Hadits, yakni sabda, perbuatan atau taqrir/persetujuan Nabi saww. 

Kedua sunnah itu, bisa berupa akidah, fikih dan seterusnya. Yang fikih bisa berupa wajib, haram, sunnah, mubah dan makruh. Jadi, sunnah di kedua sunnah tersebut, bukan lawan dari wajib, tapi ajaran itu sendiri. 

Memburu Kebenaran: Syukron ustadz jawabannya , maaf tidak sengaja pertanyaan terulang, dikira belum masuk signal jelek sekali kemarin. 

Sinar Agama: Iya tidak masalah, saya juga terkadang begitu di inbox. Terlihat ada tanda tidak terkirim, tapi ternyata terkirim. 

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Istibra’



Seri tanya jawab Sang Pencinta dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Sunday, March 31, 2013 at 12:39 pm

Sang Pencinta mengirim ke Sinar Agama: 4 Februari 2013

Salam, tentang istibra’, dalam daras Rahbar: Cara terbaik untuk melakukan istibra‎ adalah: pertama, setelah air kencing berhenti membersihkan lubang anus -jika bagian ini terkena najis-, setelah itu menarik jari tengah dan ibu jari tangan kiri dari lubang anus ke arah pangkal vital sebanyak tiga kali, dilanjutkan dengan meletakkan ibu jari pada permukaan vital dan jari telunjuk di bawahnya lalu menariknya sampai ke kepala vital sebanyak tiga kali yang kemudian diakhiri dengan menekan kepala vital sebanyak tiga kali pula. 

Sang Pencinta: Pertanyaannya: Step-stepnya itu bolehkah pake dua/lebih jari seperti: menarik dengan jari telunjuk, jari tengah dan ibu jari dari lubang anus ke arah pangkal vital sebanyak tiga kali. kedua: Apakah urutannya harus seperti di atas? Jika tidak berurutan, apakah membatalkan istibra’? Terima kasih ustadz. 

Sang Pencinta: Saya tidak bisa istibra dengan tangan kiri, selama ini bersuci dari kencing dan lain- lain pake tangan kanan, makruhkah ustadz? 

Sinar Agama: Salam dan terima kasih pertanyaannya: 

1- Urutan istibra’ itu memang seperti yang sudah disebutkan di atas itu dan tidak boleh dirubah. Karena kalau diloncat-loncat, misalnya kepalanya dulu yang ditekan, maka nanti pengurutan atau penarikan yang dari pangkal atau dari lubang anus itu tidak akan bisa dikeluarkan hingga membuat pekerjaan tersebut menjadi sia-sia. 

2- Sepertinya cara yang antum sebutkan itu tidak benar. Mungkin antum salah tulis atau mereka salah tulis. Karena menarik jari tengah dan ibu jari, hampir mustahil bisa dilakukan. Yang ada di kitab hanya dikatakan menekannya dengan jari atau kadang menyebutnya dengan menekankan jari tengah.
 
3- Ketika dengan satu jari tengah saja sudah cukup, maka dengan lebih dari satu jari, sudah tentu tidak dilarang dan akan semakin baik. Intinya harus diperhatikan bahwa pengurutan (asal kata urut seperti urut dalam pijat, bukan urut yang bermakna tahapan) itu sudah benar- benar terjadi pada pangkal dalam kemaluan yang dimulai dari yang ada di dubur itu sampai ke pangkal luar yang berada di dekat telurnya itu.
 
4- Melakukan pembersihan dengan tangan kanan itu tidak terlarang dan, apalagi kalau tangan kirinya berhalangan. 

Tambahan

Sebenarnya, sekalipun sudah buang air besar, bisa melakukan istibra’ ini tanpa terkena najis kotoran besar itu. Yaitu dengan memasukkan jari tengah atau jemari tangan ke kulit yang biasanya lentur yang berada di daerah pangkal itu, lalu menekannya ke arah paling pangkalnya kemaluan bagian dalam tersebut. Lalu setelah itu memulai pengurutan atau penarikan tersebut. Sebab kalau mencuci dulu air atau kotoran besarnya, bisa saja tangannya terkena najis kencing yang ada di ujung kemaluan itu hingga membuat repot. 

Khommar Rudin: Allahumma shalli alaa muhammad wa aali muhammad. 

Hidayatul Ilahi: Bagaimana jika istibra’ hanya dari pangkal vital sampai ke kepalanya saja ustad?? Bukan di mulai dari dubur?? Apakah itu membatalkan istibra’nya? 

Sang Pencinta: HI: Batal istibranya, harus sesuai dengan rincian fatwa di atas. 

Sinar Agama: H.I: Benar yang dikatakan Pencinta, setidaknya hati-hatinya seperti itu. 

Wassalam.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ


Sabtu, 15 Desember 2018

Hanya Syi’ah Yang Diampuni ?



Seri tanya jawab Islam Toleran dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Saturday, March 23, 2013 at 12:32 am



Islam Toleran: (13-1-2013), Satu lagi Ustadz 

Apa kira-kira maksud pernyataan Imam Khomeini di bawah ini? Apakah ini berarti bahwa Iman selain madzhab Syi’ah tidak diterima? 


Di dalam kitab Al Arba’un Haditsan oleh Khomeini menukil Riwayat pada halaman 510-511: 


Dari Syaikh dalam Amaliyahnya dengan sanadnya dari Muhammad bin Muslim Ats Tsaqafiy, berkata : “Aku bertanya kepada Abu Ja’far bin ‘Ali السالم عليهما mengenai Firman Allah (yang artinya) : “maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Pertengahan dari Ayat ke 70 pada Surat Al Furqan]. Maka beliau menjawab “Orang beriman yang berdosa akan dibawa ke penghakiman pada hari kiamat. Maka Allah Ta’ala yang akan menghakiminya dan tidak akan ada manusia satu pun yang menyaksikan hisabnya. Lalu Allah memberitahukan kepadanya dari dosa-dosanya. 

Dan ketika ia [yang dihakimi] mengakui dosa-dosanya tersebut, Allah akan berkata kepada para penulisnya: “Gantilah dosa-dosanya tersebut dengan kebajikan (Hasanat) dan tunjukkanlah kepada manusia”. Maka orang-orang pun berkata “Apakah hamba ini tidak memiliki dosa walau satu pun?” Kemudian Allah memerintahkannya untuk (masuk) ke Surga” Maka inilah ta’wil ayat tersebut. Dan ia [ayat tersebut/perkara di atas] adalah khusus untuk para pendosa dari Syi’ah kita.” [Kitab Amali - Syaikh Ath Thusi 1/70] 

Mengomentari riwayat di atas, Imam Khomeini ra berkata : 


“Dan dari yang telah diketahui bahwa perkara ini adalah khusus untuk Syi’ah Ahlul Bayt dan DIHARAMKAN darinya semua orang selain mereka (Syi’ah). Karena Iman tidak terwujud kecuali dengan Wilayah/Imamah Ali dan kepada para penerusnya dari Ma’shumin ‘Alaihim As Salam. Bahkan tidaklah diterima Iman kepada Allah dan Rasul-Nya bila tanpa beriman kepada Wilayah. Sebagaimana kami akan menyebutkan hal tersebut dalam pasal selanjutnya.” 

MOHON PENJELASANNYA USTADZ ! 

Sinar Agama: Salam, : 

1- Tidak semua mukmin bisa dapat pengampunan, tapi siapa saja yang dikehendaki. 

2- Allah dalam QS: 4: 48: 

إِنَّ اللَّهَ لَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni pensyirikan kepadaNya, dan akan mengampuni selainnya bagi yang dikehendaki.” 

Dosa apapun, sekalipun besar, asal selain syirik, bisa diampuniNya kalau Dia menghendaki. Dan pengampunan ini, bukan untuk orang yang taubat. Karena kalau dengan taubat, dosa syirikpun pasti diampuniNya. 

3- Nah, yang di atas ini, adalah ayat pengampunan. 

4- Sedang yang diterangkan imam Khumaini ra di ayat itu, bukan hanya pengampunan, tapi selain diampuni, perbuatan dosanya diganti dengan kebaikan. Secara perabaan kuat, sudah tentu bagi yang diinginkan Tuhan. Karena sebelum digantikannya perbuatan jeleknya dengan kebaikan, sudah tentu harus melalui pintu pengampunanNya dulu. Nah, jadi sangat mungkin bukan semua mukmin yang akan dapat perubahan dosa kepada pahala ini.

5- Ingat, perubahan kepada pahala itu bukan gratisan. Karena iman itu lebih besar pahalanya dari ibadah-ibadah lahiriah. Yakni akidah, lebih tinggi dari fikih sekalipun fikih wajib ditaati dan yang tidak menaatinya akan dimasukkan neraka walau, ada yang akan diampuni kalau dikehendakiNya. Yang jadi masalah, adalah kita tidak bisa memastikan bahwa kitalah yang dikehendaki untuk pengampunanNya itu. 

6- Nah, iman itu apa? Tentu saja yang lengkap. Yakni iman pada Allah, keAdilanNya, Nabi saww dan kenabian, imam dan hari kiamat. Dan, tentu saja juga cabang-cabang keimanan seperti kitab-kitab, malaikat-malaikat, bidadari, surga dan seterusnya. 

7- Nah, iman ini berarti ada Islam dan bukan Islam. Yang Islam juga ada yang syi’ah dan bukan syi’ah. 

Kalau Islam dan syi’ah, maka hal ini sudah meyakinkan bahwa yang bisa dapat pengampunan dan perubahan buruk ke pahala itu adalah yang kelompok ini. Tapi ingat, kalau dikehendaki Tuhan. 

Kalau bukan islam (baca: bukan agama-agama murni para nabi), maka mereka memiliki berbagai keadaan. Kalau tidak sengaja, dan belum didatangi Islam atau didatangi tapi Islamnya tidak benar, atau didatangi dan sudah benar tapi salah paham, maka juga akan mendapat pengampunanNya.

Walau, mungkin tidak akan dapat perubahan dosa kepada pahala itu. Tapi golongan ini akan dimasukkan surga dengan pengampunanNya dan penerimaan terhadap kebaikan-kebaikannya di dunia. Tapi kalau sudah didatangi Islam yang benar dan sudah benar memahaminya hingga tahu bahwa Islam ini benar dan agama dia itu salah, tapi tetap saja tidak taat dan tidak menerima Islam, maka mereka tidak akan dapat pengampunan. 

Kalau Islam tapi bukan syi’ah, maka rinciannya seperti yang di poin yang bukan Islam itu. 

Jadi, yang tidak akan dapat pengampunan dan, apalagi perubahan dosa kepada pahala itu, adalah orang-orang kafir yang sengaja dalam kekafirannya, atau orang selain syi’ah yang sengaja tidak menjadi syi’ah setelah tahu bahwa syi’ah itu yang benar. 

Saya akan terbitkan ini menjadi catatan, karena bagus, dan kalau antum tidak setuju, maka saya tidak akan menyebut akun antum, Tapi kalau setuju maka akan diterbitkan sebagaimana adanya di sini. Tolong kabari. 

Wassalam. 


Hadrah Ali: Syiah bukan hanya di ampuni, tetapi adalah sebenar-benar kesempurnaan petunjuk lurus, yang di janjikan surah Al Kahfi (18) : 10 ). Demi اللَّهُ. Tak perlu pembuktian karena ini termasuk masalah Keimanan. Boleh percaya. Boleh tidak jika mau tersesat di akhir cerita. Anda punya pilihan, naluri dan kesempatan untuk berpaling ke arah satu yang Paling Benar. Salam hormat untuk Sinar Agama terima kasih untuk pertanyaan ini. 

Pengikut Zabur, Taurat dan Injil ada pintu syurgaNya, pengikut Nabi Kong bi agama kong hu cu juga ada pintu syurganya, Pengikut “Dalai Lama juga “ menemukan Tuhan semesta alam, Tuhan Rabbul Alamin, Tapi Pengikut Ajaran Syaidina Abubakar di pastikan TIDAK! Boleh percaya boleh tidak. Karena tak ada paksaan dalam beragama! Allahumma Shali Ala Muhammad Wa Ali Muhammad Wa Ajjil Farajahum! 

Sinar Agama: Salam dan terimakasih atas jempol dan komentarnya. 

Sinar Agama: Hadrah: Kong Bi itu bukan nabi. Atau setidaknya, tidak ada dalil bagi kenabiannya. Kecuali kalau antum punya dalil bahwa ia mengaku nabi dan mengajarkan sesuatu dariNya, maka bisa antum terangkan ke kita-kita supaya kita bisa mengambil manfaat darinya. Terima kasih. 

Khommar Rudin:  اللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْ مُحَمَّدٍا وَآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Wassalam. 



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Antara Harta dan Nyawa Bagi Liberalisme Dunia



Seri status Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Saturday, March 23, 2013 at 12:23 am



Sinar Agama

PENGUSAHA LIBERAL SERING MENJUAL NYAWA MANUSIA 


Di Amerika, puluhan ribu mati saling tembak sendiri atau ratusan kali terjadi penembakan brutal yang menelan korban anak-anak dan rakyatnya. Tapi semua itu, tidak mencegah para pengusaha senjata di sana untuk menghentikan usahanya menjual senjata walaupun sudah 270.000.000 senjata ada di tangan rakyatnya. Belakangan ini, karena terjadi penembakan lagi di sekolah- sekolah TK, maka pemerintah bukan malah menutup bebas jual senjata di sana, akan tetapi malah membuat undang-undang yang membolehkan para guru membawa senjata ke sekolah. Yah jadilah usaha pabrik senjata semakin makmur dengan semua itu. Karena itulah, maka negara syam itu sebenarnya memang berada di tangan para pengusaha. 

Di dunia juga begitu. Kapan ada bisnis seperti senjata atau minyak atau uranium (seperti di Afghanistan), nah, mulailah ulah-ulah dibuat. Terorislah, peledakan lah, perang dengan teroris al Qaidah lah...dan seterusnya. Semua itu, hanya untuk jualan senjata, minyak, uranium dan lain-lain-nya. Tak perduli negaranya bangkrut dan punya hutang lebih dari 16 triliun dollar, asal pengusahanya tetap jalan. 

Jadi, pabrik senjata buat senjata, dan para pemasarnya adalah para teroris yang dididik dan dibiayai mereka sendiri seperti Usamah bin Laden yang dididik khusus di CIA. Yang dibodohin, tentu saja para anak buahnya yang diberi titel pejuang yang segera akan dimasukin surga dengan meledakkan dirinya di tengah-tengah masyarakat umum karena masyarakat itu ahli bid’ah dan musyrik. 

Persis seperti intel Inggris yang membodohi segolongan umat Arab melalui pengusaha Yahudi Aalu Saud dengan menggunakan pandangannya Muhammad bin Abdulwahhab yang membid’ahkan, mensyirikkan semua muslimin hingga berhasil menjajah Jazirah Arab yang bernama Hijaz dan merubah negara itu menjadi Saudi Arabiah. Ribuan sunni digorokin di Makkah dan Madinah, sebelum menguasainya sampai sekarang ini. 

Dimana saja ada bisnis, di situ pula nyawa-nyawa dilayangkan. Perancis yang getol ikut membantu teroris (baca: membantu secara diplomatik, dan berbisnis secara persenjataan karena uangnya dari raja-raja Arab yang membuat bid’ah kerajaan sampai sekarang ini) di Suriah yang di dalamnya ada al Qaidah, tapi di Afrika, tepatnya di negara Mali, Perancis membantu pemerintah berperang melawan al Qaidah. 

Jadi, petinggi teroris dan para pengusaha itu, sama-sama mendapat harta dari semua itu, lalu anak buahnya, yang beragama Islam atau lainnya (militan muslim dan kristen) mendapatkan imingan surga dan pengantinan dengan bidadari dan yang berseragam resmi tentara (seperti tentara-tentara Amerika atau Nato), mendapatkan pangkat dan/atau tembakan ke udara dikala mati. 

Bagi para pengusaha itu, tidak penting nyawa negara lain yang melayang, atau nyawa rakyat sendiri, muslim atau bukan muslim. Yang penting bisa menjual senjata dan tidak karatan di gudangnya. Karena kalau tidak ada perang, maka tidak ada orang yang beli senjata dan, karenanya senjata-senjata yang di gudang bisa karatan dan akan terus mengeluarkan biaya perawatan yang sangat besar. 

Yang lebih parah dari itu, kaum muslimin sendiri tidak mau sadar. Yang satu cukup dengan imingan surga dan pengantinan dengan bidadari melalui ayat-ayat yang ditafsirkan secara sangat kering dan dangkal serta, yang lainnya dibuat liberal (dengan berbagai beasiswa belajar di Islam di tempat mereka/barat) hingga tidak dapat mengerti esensi Islam selain yang mereka definisikan. Akhirnya, para pengusaha itu tetap hidup sampai sekarang, karena masih banyak nyawa yang suka rela diserahkan demi kesinambungan hidup mereka. 

Semoga suatu saat yang tidak terlalu jauh, muslimin akan menyadari hal ini hingga tidak mau lagi diadu domba para pengusaha liberal yang anti agama itu, amin. 

Paidi Bergitar, Enday Bendy Irawan, Angga Corleone dan 55 lainnya menyukai ini. 

Mohas Chien: Yah gak apa-apa, daripada di Syria orang-orang syiah membantai habis kaum muslim di sana, yang bukan syiah di bantai habis. Itu baru kejam. 

Adi Nuwas: Ilahi aamiin. 

Syahrurizal: Mc otaknya tidak waras ya! 

Wirat Djoko: Umat yang paling mudah di diadu domba dan dibodohi mungkin umat islam, hanya karena beda madzhab saja sudah sukarela jadi pembunuh saudaranya. 

Agung Kusuma Wijaya · 17 teman yang sama: Hehe MC MC. Terserah sampean wes mas (Terserah Anda lah mas.) 

Sudi Harto: Buka mata dulu Mas MC, teus sinau (belajar dulu) baru komen. he he he. 

Yusuf Muhamad · Friends with Alam Syah and 3 lainnya: Aduh MC, ente dapat pasal itu dari mana? Ngawur saja. 

Syuber Marantika: MC ‘belum bangun’ yuk bangunin. 

Reza Assad · Friends with Karina Dracaena and 2 lainnya: Tanda-tanda hancurnya Amerika sudah dekat skali. MC, maa imamukaa? 

Mohas Chien: Buka hatimu, bukalah sedikit untukku. Wkwkwkwk 

Dharma N TP: Untuk meletigimasi perbuatan zionis (israhell, us, uk, etc) di Syria, bersama sekutu zionist negara-negara Arab (Saudi, Qatar, etc) mereka semua membuat berita bahwa Syiah lah penyebabnya, padahal ya zionis-zionis juga sumber kebiadaban tersebut agar dimata dunia internasional negara-negara zionis dan sekutu Arab ada legalitas menginvasi Syria dan membantai yang tidak pro pemberontak atau apalah alasan yang bisa zionis buat, dengan demikian geopolitik zionis menjadi solid di tanah Arab. Ada 2 informasi besar yang kontradiktive(kontradiktif), Mohas Chien termasuk yang informasinya didapat dari sumber zionist dan sekutunya, maklumlah, Wahabi. 

Mohas Chien: Aku hanya bisa tertawa hahahahahahahahahhahahaha 

Dharma N TP: Saya juga dong bisa hahahahaha ! Wassalam.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Syahadah Imam Hasan as



Seri status Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Saturday, March 23, 2013 at 12:16 am



Sinar Agama: Bismillaah: Ucapan Duka Atas Syahidnya Imam Hasan as 

Bertepatan dengan hari wafat Nabi saww, adalah hari berhamburannya jantung imam Hasan as karena racun Mu’awiyyah. Di hari kesyahidan beliau as ini, saya mengucapkan duka sedalam- dalamnya kepada kanjeng Nabi saww, putri kesayangan beliau saww hdh Faathimah as, imam Ali as dan seluruh imam-imam makshum as, terkhusus kepada imam Mahdi as. Begitu pula kepada seluruh ulama dan maraaji’, terkhusus sayyidu al Qaaid (Rahbar) hf, dan para syuhadaa’ serta para mukminin dan mukminat, terkhusus teman-teman fb. 

Semoga kita semua bukan termasuk yang mengingkari dua titipan besar Nabi saww yang berupa Qur'an Ahlulbait as (Shahih Muslim hadits ke: 4425 dan 6378; dan kitab-kitab hadits lainny(lainnya) di sunni) dimana untuk Ahlulbait as ini, sampai diulang tiga kali di hadits tersebut.: 


" ....Dan aku menitipkan kepada kalian dua hal yang berat. Pertama kitabullah yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, maka ambillah kitabullah dan berpegang teguhlah dengannya serta ajaklah kepada kitabullah dan rangsanglah terhadapnya. Dan Ahlulbaitku (keluarga beliau saww yang makshum yang disebut di QS: 33: 33). Kuperingatkan kalian kepada Ahlulbaitku, kuperingatkan kalian kepada Ahlulbaitku, kuperingatkan kalian kepada Ahlulbaitku......” 

Tentu saja pengulangan tiga kali tersebut, bukan berarti Nabi saww ingin mendahulukan Ahlulbait as di atas Qur'an, akan tetapi Nabi saww tahu bahwa muslimin tidak akan menghacurkan al- Qur'an walau, sebatas lahiriahnya saja. Akan tetapi, kalau kepada Ahlulbait as yang makshum, maka Nabi saww tahu bahwa umat beliau saww bukan hanya akan meninggalkannya, akan tetapi bahkan akan meracuni dan merajang-rajangnya di setiap kesempatan. 

Sedikit Nukilan dari Salah Satu Sejarah Sunni (Muruuju al Dzahab, karya al Ma’uudii): 


Peracunan Hasan ra

(setelah bab peracunan ini bab berikutnya adalah penyebutan siapa peracunnya, penj). 

Menguak Peracunnya

Dan disebutkan bahwa istrinya yang bernama Ja’dah bintu al Asy’ats bin Qais al Kindii yang telah meracuninya. Dan sesungguhnya Mu’awiyyah yang telah menyuruh terhadap peracunan itu dengan janjinya: ‘Kalau kamu membunuh Hasan maka akan kuhadiahi kamu dengan 1000 Dirham (kepengan perak) dan kukawinkan kamu dengan Yazid.’ Dan karena itulah maka ia -Ja’dah- meracuninya -imam Hasan as-. Dan ketika ia -imam Hasan as- sudah meninggal, Mu’awiyyah memenuhi janjinya tentang uang itu akan tetapi menulisinya surat yang berisi: ‘Kami menyintai ketetaphidupannya Yazid. Kalau bukan karena itu maka sudah pasti kami penuhi juga janji kami untuk mengawinkanmu dengannya.’.” 

Salam padamu wahai imam Hasan al-Makshum (as), sudilah kiranya menerima salam dan ziarah kami ini, dan sudilah mensyafaati kami di dunia dan di akhirat nanti. 

Rosli Mamat, Arief Syofiandi, Yudi Sutiadi dan 144 lainnya menyukai ini. 


Aroel D’ Aroel:  اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Erfa Zahra: Aamiin Ya Rabbal’alamiin. Salam padamu Ya Rasulullah Saww. Salam padamu Ya Imam Hasan al Makshum (as). 

ALLAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMAD WA AALI MUHAMMAD WA ‘AJJIL FARAJAHUM. 

Penganten Mercon: Mungkin istilah Haram jadah itu diambil dari nama istri imam Hasan, mungkin. 

Bunda Alireza:  اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Penganten Mercon:  اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Sinar Mentari · Friends with Ramlee Nooh and 31 lainnya: Allahumma Shali ala Muhammad wa aali Muhammad. 

Aries Wahyu Hidayat: Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad.. 

Uswatun Azzahra · Friends with Ramlee Nooh and 32 lainnya: Allahumma shali ala muhammad wa ali muhammad wa ajjil faraja ali muhammad . 

Satria Bergetar: Allohumma shali ala muhammad wa ali muhammad.. 

Husen Assegaf:  اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Ronny Hardianto: Bismillaahi Ta’alla. Allaahumma Sholli ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad. 

Yaa ILahi 
Jadikan aku selalu bersama Muhammad dan keluarga Muhammad 
Pada setiap senang dan susah 
Pada setiap tempat dan keadaan 
Pada setiap tempat-tempat seluruhnya 
Dan jangan Kau pisahkan aku dari mereka 
Sesungguhnya Engkau berkuasa atas Segala Sesuatu Aaamiin Yaa Allaah 

Muhammad Wahid · Friends with Ramlee Nooh and 20 lainnya: Allahumma shalli’ala Muhammad wa ali Muhammad wa’ajjil farajahum,, meneteslah air mata ini karenanya. 

Hana Wulan Dari · Friends with Ramlee Nooh and 187 lainnya: Allahumma Shalli ‘alaa Muhammad wa Aali Muhammad wa Ajjil Farajahum. 

Ammar Dalil Gisting: Ya Rabbi. Shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad wa ‘ajjil farajahum wa ahlik a’da-ahum. 

Sattya Rizky Ramadhan:  اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Zulhermansyah · Friends with Abu Musa and 3 lainnya: Allahumma shalli ‘alaa muhammad ali muhammad wa ajjil farajahum. 

Abu Uraina · Friends with Alia Yaman and 92 lainnya: Allahumma shalli ala muhammad wa ali muhammad wa ajjil faraja al qoim min ali muhammad. 

David Macho: Tapi kan kalian orang” Syi’i yang mendustai Al qur’an? 

Sinar Agama: David: Uwwah benar sekali pernyataan dan pertanyaan antum ini. Karena Syi’ah memang dengan keras menentang Qur'an yang tidak disusun Allah dalam satu kitab dan tidak disusun surat-suratnya kecuali oleh Utsman serta menentang keras pemberian Bismillaah pada setiap surat Qur'an itu oleh selain Tuhan seperti yang kamu yakini dan saudara sunni lainnya yakini. 

Karena itulah, maka Qur'an yang ada ini, bagi orang syi’ah, adalah Qur'an yang secara ratusan derajat di atas mutawatir dan ribuan mutawatir dalam setiap jamannya, telah diriwayatkan kepada kita. Artinya ia adalah Qur'an yang berupa kitab yang tersusun dalam satu rangkaian kitab dan tersusun seperti apa adanya sekarang ini dan, begitu pula semua Bismillaah yang ada itu, yakni 113 Bismillaah yang ada di setiap surat itu, adalah asli dari Tuhan dan merupakan ayat pertama. Beda dengan sunni dan kamu yang menyakini bahwa Bismillaah itu hanya di surat fatihah yang asli dan selainnya adalah tambahan Utsman. na’udzubillaah. Wassalam. 

MIftahul Ulum kalo: Kalau Siti ’Aisyah keluarga nabi engga yaa? 

Sinar Agama: M.U, jelas keluarga Nabi saww, tapi dengan bahasa arab biasa. Tapi keluarga yang disucikan yang terdapat dalam ayat dan diistilahkan juga dengan Ahlulbait (keluarga), jelas tidak masuk. Karena ia jelas-jelas bukan orang makshum dan telah dinyatakan bersalah dalam Qur'an oleh Allah. Lihat di surat Tahriim ayat 2 dan 3. 

MIftahul Ulum: Kalau menurut Anda bagaimana tentang Abu Bakar RA. 

Sang Pencinta: MU : 363. Seri Diskusi : Mengenali Siapa Abu Bakar, Umar, Usman dan Aisyah Oleh Ustad Sinar Agama = http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/295080980536705/

Khommar Rudin:   اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ