Jumat, 12 Februari 2021

Penciptaan Makhluk


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/294598140584989/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 16 Desember 2011 pukul 18:30


Dicky Jalinus: Salam. Di dalam surat al-baqarah disebutkan bahwa malaikat protes kepada Allah SWT, ketika akan menciptakan manusia sebagai khalifah dengan berkata :”Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak didalamnya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau?

Dia berkata: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Pertanyaannya :

(1) Apakah malaikat sudah tau bahwa kelak manusia akan menumpahkan darah? Dan dari mana mereka tahu?

(2) Saya juga mendengar bahwa ayat ini membuktikan bahwa sebelum manusia tinggal di bumi, ada makhluk lain yang mendiami bumi dan membuat kerusakan, dan kalau benar, makhluk apakah itu? Dan apakah ada bukti-buktinya?

(3) Apa makna dari ayat-ayat yang berbunyi :”Alif laammiim, alim lam ra, shood, ka ha ya ain shod dan ayat yang bunyinya serupa?”

Terimakasih, ustadz.

Tio Adjie Dicky: Ada 2 pendapat yaitu ada makhluk sebelum alam ini, pendapat yang lain bahwa malaikat diberi gambaran oleh Allah tentang manusia dan sifat-sifatnya yaitu seperti membuat kerusakan. Untuk makna ayat mutasyabihat itu hanya Allah dan para Imam yang tahu. Ada kitabnya yang pernah saya baca cuma lupa judulnya, Imam Ja’far Shadiq menerangkan semua ayat Mutasyabihat itu dari awal sampai akhir.


Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:

(1). Kalau ada manusia sebelum itu, maka pertanyaannya mestinya seperti: “Mengapa Engkau mau buat lagi yang saling berbuat kerusakan dan pembunuhan itu ya Allah??”, bukan seperti yang ada di Qur'an itu sekarang.

(2). Jadi, malaikat tahu karena dalam alam non materi, ketikaTuhan menyebutkan manusia, maka tidak dengan kata-kata, tapi dengan hakikatnya. Katakanlah kalau bahasa filsafat dengan esensi sebenarnya. Karena itu malaikat tahu dari struktur manusia itu bahwa mereka akan saling membuat kerusakan dan pembunuhan. Seperti kalau anak kecil ditunjuki api, maka ia akan tahu bahwa api itu memiliki sifat membakar.

(3). Memang manusia sekarang ini sudah yang ke sejuta manusia dari sejuta ciptaan setelah kiamat. Artinya, sudah ada manusia berkali-kali dimuka bumi ini, termasuk buminya dan langitnya. Yakni sudah berkali-kali ada. Akan tetapi peristiwa dialog malaikat itu adalah ketika awal kali Tuhan ingin menjadikan manusia sebagai khalifahNya.

(4). Makna-makna huruf di Qur'an itu ada yang memiliki kandungan tafsiran. Tapi itu masalah batin. Yang lahiriahnya, sesuai dengan para penafsir, dikatakn bahwa huruf-huruf itu adalah huruf-huruf tantangan. Yakni Tuhan memaksudkan bahwa Qur'an ini dibuat dari huruf-huruf kalian, karena itu kalau kalian tidak percaya bahwa ia dari Tuhan, maka buatlah seperti itu walau hanya satu surat atau bahkan satu ayat saja.

Wassalam.



Dicky Jalinus: Terimakasih atas penjelasannya ustadz, namun ada yang membingungkan saya. Maksud dari poin 3 itu gimana ustad?

Apakah sebelum ada manusia yang sekarang ini, sudah ada manusialain?

Jadi sebelumnya sudah ada manusia lain kemudian kiamat,dibuatlah manusia baru lagi, begitukah, ustadz?

Apakah itu berarti ada Nabi Adam sebelum nabi Adam yang sekarang? Mohon pencerahannya, masih belum mengerti..

Zulkifly Hasanuddin: Allah swt tidak pernah berhenti bertajalli, kita ini adalah umat manusia yang kesekian kalinya. Begitu pula dengan para nabinya.

Afwan kalau keliru, ustadz..

Firdaus Triple F: Mohon pencerahan ustadz, kalau tidak salah imam Ja’far pernah menjawab pertanyaan ini kepada salah seorang murid/pengikutnya. Dan jawaban imam; nabi Adam leluhur manusia itu adalah Adam generasi ke 8.


Sinar Agama: @Dicky J: Bukan hanya manusia yang ada dan pergi, tapi alam ini sudah pernah ada dan pergi. Artinya, sudah terjadi penciptaan alam semesta berjuta kali, begitu pula seisinya termasuk manusia. Dan begitu pula nanti seterusnya. Alam kiamat, lalu alam dicipta lagi. Begitu seterusnya.

Dan Adam adalah nama jenis dari Insan Kamil, bukan nama satu orang. Dan nabi Adam as ayah kita, itu dikatakan Adam, karena beliau as adalah Insan Kamil pertama.

Sinar Agama: @Zulkifli H: Memang benar seperti itu, tapi untuk manusianya adalah sesuai dengan ikhtiarnya masing-masing. Jadi, setelah manusia setiap generasi berbuat sesuai dengan ikhtiarnya masing-masing dan setelah dikiamatkan dan dihisab dan sebagian masuk surga dan neraka, maka Allah mencipta alam ini lagi dengan seluruh isinya, termasuk manusia yang baru, seperti nabi Adam as ayah kita. Yakni insan kamil lainnya.

Sinar Agama: @Firdaus: Yang saya tahu imam Ja’far as mengatakan bahwa nabi Adam as ayah kita itu adalah yang ke sejuta Adam, yakni insan kamil.


Agoest Irawan, Haidar Dzulfiqar, Eman Sulaeman dan 40 lainnya menyukai ini.



Ahmad Khotibul Umam El-muntang: Berarti akan ada “Nabi Muhammad” baru setelah alam yang kita diami ini kiamat ustadz?

Sinar Agama: Ahmad: Belum tentu dengan nama itu, karena nama tersebut adalah bahasa Arab. Nanti manusia yang akan lahir dan akan lahir ...begitu seterusnya, memiliki ikhtiar untuk menjadikan kesepakatan mereka sebagai bahasa. Jadi, sangat mungkin dalam bentuk bahasa lain.

Yang paling penting, adalah bahwa pada setiap penciptaan manusia itu adanya insan kamil tersebut. Nah insan kamil inilah yang akan disebut dengan Adam atau nabi-nabi dan rasul-rasul atau imam-imam atau wali-wali. Dan yang tertingginya itu yang disebut dengan Nur Terpuji, apakah Nur Muhammad saww dalam bahasa arab, atau nama lainnya.


Ahmad Khotibul Umam El-muntang: Mohon maaf ustadz... Apakah ini bisa diartikan bahwa “Nur Muhammad” tidak lebih tinggi dari “nur Muhammad” di alam setelah alam ini ustadz??? Maksudnya... Apakah Nur Muhammad yang kita kenal adalah eksklusif untuk alam ini?? Dan tidak lebih utama dari “Nur Muhammad” untuk alam selanjutnya?? Mengingat akan ada “Adam” lagi setelah alam ini berakhir...

Dicky Jalinus: Yang masih belum saya pahami itu mengapa Tuhan menciptakan alam yang baru lagi?

Terus, apakah surga dan nerakanya pun tiap alam berbeda? Misalkan alam sebelum saya, punya surga sendiri dan neraka sendiri, yang berbeda dengan surga dan neraka untuk alam saya...


Sinar Agama: Ahmad: Seingat saya dulu saya sudah pernah menulis ini bahwa nur Muhammad itu kemungkinanan besar adalah Akal-satu. Nah, kalau insan paling sempurna di alam-alam berikutnya itu bernama “Agung” sesuai dengan bahasa yang akan disepakati masyarakat paling sempurna itu (yang entah bahasa apa), maka Akal-satu itu akan dikatakan sebagai nur-Agung. Artinya dimana Agung ini yang akan mencapi maqam Akal-satu dan tertengginya itu. Jadi, nama apapun itu tidak penting karena nama akan aikut(ikut) bahasanya. Yang penting itu adalah keinsanan kamilannya.

Sinar Agama: Dicky:

(1). Dalam ilmu Kalam atau Filsafat hal ini sering dibahas bahwa mengapa Tuhan itu mencipta. Apakah ada manfaatnya mencipta itu atau tidak ada. Kalau ada manfaatnya, apakah kembali kepadaNya atau kepada selainNya.

(2). Kalau tidak ada manfaatnya, maka Tuhan melakukan yang sia-sia. Hal ini jelas tidak mungkin.

(3). Kalau ada manfaatnya, maka kembali ke siapa manfaat itu. Kalau kembali kepadaNya, maka berarti Ia bertambah sempurna dengan mencipta itu. Dan kalau demikian, berarti Ia itu terbatas hingga bisa bertambah. Dan kalau terabatas, maka jelas Tuhan bermula dan berakhir dimana kalau demikian berarti sebelum permulaanNya itu Tuhan tidak ada dan setelah permulaanNya itu Ia menjadi ada. Hal ini jelas tidak mungkin, karena Tuhan itu tidak bermula, karena kalau bermula berarti Ia dicipta.

(4). Karena itu berarti penciptaan itu ada manfaatnya dan manfaat tersebut kembali kepada makhlukNya sendiri, bukan kepada Dia.

(5). Kalau Tuhan itu tidak terbatas, dan penciptaan itu bermanfaat dimana manfaatnya kembali kepada makhukNya, maka pertanyaannya apakah setelah kiamat nanti Tuhan tidak mencipta lagi?

(6). Kalau Tuhan tidak mencipta, berati Tuhan meninggalkan hal yang bermamfaat. Hal itu jelas tidak mungkin. Karena Yang Maha Sempurna tidak akan pernah meninggalkan kebaikan dan yang bermanfaat.

Begitu pula, kalau tidak mencipta, berarti Tuhan lelah, malas, takut kekayaanNya berkurang, tidak tahu kalau manfaat, bakhil karena tidak mau memberikan manfaat pada makhlukNya, lengah, bosan, ngantuk, ketiduran ...dan seterusnya dimana semua itu pasti mustahil terjadi pada Tuhan karena Tuhan tidak terbatas.

(7). Dengan semua penjelasan itu, maka Rahmat Tuhan yang berupa penciptaan itu tidak akan pernah berhenti.


Dicky Jalinus: Allahumma shalli ala Muhammad wa aali muhammad wa ‘ajjil Farajahum,.... terimakasih banyak ustadz atas jawabannya, benar-benar mantap, jadi kaya lagi kuliah filsafat...

Bagaimana dengan pertanyaan saya yang ini ustadz “terus, apakah surga dan nerakanya pun tiap alam berbeda? Misalkan alam sebelum saya, punya surga sendiri dan neraka sendiri, yang berbeda dengan surga dan neraka untuk alam saya. ”

Dan seandainya surganya sama dengan alam yang sebelumnya, berarti ada kemungkinan kita bisa bertemu dengan makhluk Allah dari alam sebelum kita?


Sinar Agama: Dicky: Untuk surga dan nerakanya, maka tetap sama. Tapi bertemu tidaknya itu, kita lihat nanti saja, he he Karena masing-masing orang punya surga dan nerakanya sendiri.

Jadi, surga dan neraka itu bukan kebun atau jurang yang ditempati para penghuninya. Karena keduanya adalah non materi barzakhi. Mungkin di catatan-catatan sebelumnya saya sudah pernah menulisnya.

Dicky Jalinus: Allahumma shalli ala Muhammad wa aali muhammad wa ‘ajjil Farajahum,.... terimakasih banyak ustadz atas jawabannya....

Hidayatul Ilahi: Salam sejahtera ustad wa saudaraku yang lain,,,ALHAMDULILLAH ana mendapat pelajaran yang sangat berharga pagi ini,,,,sejak semalam ana mencoba mengolah kata-kata untuk bertanya agar apa yang ana maksud bisa “semaksud” dengan jawaban ustad,,,,afwan,,,

Tentang ayat di atas “tentang khalifah ALLAH di bumi”,,,,ana mau bertanya,,ustad,,,, (1). Apakah Nabi-nabi sebelum Rasulullah SAWW termasuk khalifah???

(2). Apakah juga ada hari-hari dimana para malaikat turun secara bergantian (seperti malam lailatul qadr untuk mengatur segala urusan) kepada para Nabi-nabi as sebelum Rasulullah(pada zaman itu)ustad???Maaf untuk pertanyaan bodoh ini ustad,,,,afwan wa syukran ustad.


Sinar Agama: Hidayatul Ilahi:

(1). Bumi itu tidak boleh sepi dari khalifah, wlau sehari. Kalau tidak, maka alam tidak akan berjalan seperti biasanya dan akan hancur ibarat tasbih yang putus talinya. Karena itu khalifah itu sudah tentu harus ada. Dan khalifah ini tidak harus nabi dan rasul. Walhasil yang menjadi wakil Allah untuk mengurusi semuanya termasuk para malaikatnya.

(2). Memang saya belum pernah bertemu pernyataan gamblang tentang turunnya malaikat di tahun-tahun sebelum kenabian, akan tetapi, hal itu sudah merupakan kekonsekuensianan adanya khalifah tersebut. Jadi, semua malaikat pasti turun ke khalifah tersebut.

(3). Malam qadar itu menjadi pembicaraan di islam, karena Qur'an diturunkan di malam itu, bukan karena Qur'an terus malam tersebut diadakan.

(4). Karena keberadaan malam Qadr itu bukan karena Qur'an, tapi karena sudah ada sebelumnya, dan karena malam Qadr itu malam turunnya malaikat, maka sudah pasti sebelum Islam, malam qadr itu selalu ada.


Abdul Rahman Riza: Afwan, mengenai kekhawatiran para malaikat, mengenai ayat ini dalam tafsir Al-Qummi dari Imam Ali Ar-Rdha AS mengatakan, “qabla adam alfun alfun adam”.. CMIW.


Sinar Agama: Abdul:

(1). Hadits tentang sejuta penciptaan manusia sebelum nabi Adam as itu adalah berkenaan dengan penciptaan alam itu sendiri, bukan manusia saja.

(2). Secara lahiriah tentang ucapan malaikat itu bukan karena adanya manusia sebelum nabi Adam as, karena lairiah dari ayat itu dialog tersebut untuk penciptaan Adam (insan kamil) yang pertama. Karena kalau yang berikutnya apalagi yang ke sejutanya, maka malaikat tidak akan berkata seperti itu, karena setelah penciptaan manusia pada generasi pertama itu, apalagi yang ke 999.999 ciptaan, hanya ada tiga kemungkinan:

(a). Malaikat sudah melihat kebenaran penciptaan manusia pada 999.999 penciptaan manusia sebelumnya. Yakni bahwa Tuhan benar dalam mencipta manusia hingga malaikat yang protes pada penciptaan manusia pertama itu salah. Dengan demikian, maka untuk Adam ayah kita tidak perlu bertanya lagi apalagi tidak setuju,.

(b). Malaikat tetap tidak mengerti kesalahannya pada 999.999 ciptaan manusia sebelumnya. Hal ini sudah pasti tidak mungkin.

(c). Anggap mungkin saja malaikat tetap paham, tapi bahasanya akan berubah menjadi: “Ya Tuhan, mengapa Engkau mau mengulang-ngulang kesalahanMu untuk yang ke sejuta kalinya dalam mencipta manusia ini, padahal kami selalu memujaMu dan mensucikanMu??”

Sinar Agama: (3). Dengan demikian, maka ucapan malaikat itu pada penciptaan pertamanya dan pengetahuan malaikat yang tidak penuh tentang manusia sehingga mempertanyakan pada Yang Maha Pandai tentang penciptaan manusia itu bahwa mereka (manusia) akan saling berbunuh dan membuat kerusakan, tidak seperti para malaikat yang selalu taat dan memujaNya.


Abdul Rahman Riza: Mohon baca kembali tafsir al-Qummi berkenaan ayat itu... AFAIK tafsir al-Qummi adalah tafsir syiah yang paling dekat sanadnya kepada ma’shumin selain tafsir nurul tsaqalayn.

Sinar Agama: Abdul:

(1). Riwayat itu banyak sekali, apalagi hal-hal yang berkenaan dengan yang ghaib-ghaib yang biasa dikatakan mutasyabihaat. Kita tidak bisa bersandar hanya pada satu hadits saja.

(2). Yang ke sejuta Adam as itu kan sudah saya terangkan sebelumnya. Bahwa pemaduan ke sejuta Adam as dengan Adam as ayah kita itu. Kalau antum telusuri catatan-catatanku maka antum akan dapatkan.

(3). Adam as itu bukan nabi Adam as ayah kita. Adam as itu adalah Insan Kamil yang biasa disebut di filsafat sebagai Rabbu al-Nuu’ atau “tuhan species”. Jadi dua Adam ini jangan antum jadikan satu.

(4). Nah, sebelum Tuhan mencipta nabi-nabi Adam, ingat nabi-nabi Adam, seperti ayah kita yang ke sejuta itu, maka Tuhan mencipta dulu Insan Kamilnya itu dimana nanti dari dialah Adam- Adam atau insan-insan kamil akan bermunculan di muka bumi.

(5). Nah, ketika Tuhan mau mencipta Adam as sebagai Sumbernya Figuran Insan Kamil itulah, maka terjadi ketidakpahaman malaikat dan/atau diperintahkannya malaikat sujud dan/atau tidak sujudnya iblis.

(6). Dengan penjelasan itu, maka berapapun insan kamil ini, maka ia bersumber dari Adam as itu, dimana termasuk nabi Adam as ayah kita dan nabi-nabi Adam yang 999.999 sebelum ayah kita.

(7). Sebenarnya semua manusia di bumi ini, berasal dari Adam as itu, bukan nabi Adam as. Sedang nabi Adam as pada setiap jamannya, adalah ayah dari seluruh manusia di jaman atau generasi penciptaannya itu.

(8). Karena semua manusia, dimana termasuk nabi-nabi Adamnya, dari Adam as itu, maka siapapun bisa menjadi Adam as itu, yakni menjadi insan kamil. Nah, nabi Adam as ayah kita itu, telah menjadi insan kamil, karena itulah maka beliau as disebut Adam. Kalau antum juga menjadi insan kamil, maka antum juga telah menjadi Adam as itu. Jadi, Adam pertama itu adalah insan kamil yang berfungsi sebagai sumbernya seluruh insan, baik yang kamil (Adam) atau yang tidak (seperti kita-kita).

(9). Kukira sudah selesai saya menerangkan ini, semoga dipahami dengan baik.

(10). Untuk sekedar tambahan, bahwa antum menyebutkan keraguan malaikat itu karena hadits sejuta Adam as ini. Sekalipun saya sudah menjelaskan maksudnya di atas itu, tapi saya hanya ingin mengingatkan bahwa mungkin salah lihat, ayat yang saya belum mendapatkannya. Karena di tafsir yang Qummi yang kulihat pagi ini sebelum pergi tugas adalah seperti berikut:



Kalau antum perhatikan hadits di atas, adalah:
  • Datang dari imam Ali bin Abi Thalib as bukan dari imam Ali al-Ridha as.
  • Ketakutan malaikat karena kekacauan yang dibuat oleh bangsa Jin dan Nasnaas. Yakni bukan karena sejuta Adam as itu.
  • Dan kalaulahpun ada yang seperti antum katakan itu, coba antum sebutkan. Memang sudah saya jelaskan maksud hadits sejuta Adam as itu, tapi sekedar untuk penelitian tentang kitab tafisr Qummi itu barangkali saya yang tidak melihatnya.
  • Tapi kalau antum memang tidak membacanya sendiri, tolong kalau diskusi lagi, jangan hanya bisa meminta orang merujuk ke kitab kalau antum sendiri belum membacanya. Karena bisa buang masa yang kurang efisien.

Wassalam.



Ammar Dalil Gisting: Alhamdulillah, akhirnya ana dapatkan juga pencerahannya walaupun sudah ketinggalan jauh... Syukran ustadz..!

Eman Sulaeman: Allahumma shalli ala Muhammad wa aali Muhammad wa ‘ajjil Farajahum.

Sang Pencinta: Indah Handayani, tolong untuk tidak menyunting catatan di arsip berlangganan ini ataupun mencopy-nya dengan masuk melalui edit note. Terimakasih.

Indah Handayani: Afwan, saya tidak melakukan itц ,,justru saya baru tau sekarang,,memangnya kapan edit/suntingan terjadi?

Sang Pencinta: Di history sekitar setahun lalu mbak.

Indah Handayani: Saya sudah kirim inbox ke mba Anggelia kalau saya tidak melakukan suntingan itц, jadi tolong dihapus atau ditimpa atau disunting ulang atau apapun caranya agar tidak ada nama saya lagi di dokumen itu.

Sang Pencinta: Biasanya memang ditimpa sama Anggelia/ustadz SA mbak, sudah lama ia tak online. Semoga ia cepat kembali.

Indah Handayani: Iya semoga.

Edo Saputra: Afwan ustadz SA saya mau tanya,Adam yang ada al Qur'an ini penjelasaan tuhan tentang manusia insan kamil yang menjadi figur khalifah,pertanyaanya apakah Adam yang menjadi figur kholifah sudah ada di bumi apa masih di jannah (alam non materi)..?

Terus adam yang menjadi orang pertama di muka bumi ini, apakah hanya satu orang..? Apakah tidak menutup kemungkinan ada Adam Adam yang lain..?

Kerena kalau Allah hanya minciptakan Adam hanya seorang itu menurut saya mustahil.

Misalkan : Adam orang Arab dan Hawa orang Arab tentu dari hasil keturunanya Arab pula, tapi mengapa ada Cina, Negro, Indonesia dan lain-lain..?

Kerena kalau kita melihat kenyataan sekarang suatu sebab tidak akan jauh dari akibat. Mohon pencerahan ustadz kerena di suny saya ga dapat jawaban..syukron.

Hidayatul Ilahi: Kalau tidak salah,,,saya pernah dengar,,,perbedaan itu muncul pada 3 anak/ keturunan Nabi Nuh as pasca banjir,,,,mohon di pencerahan ustadz.

Erwin La Ode: Sebenarnya Qur'an itu jelas menjelaskan, Adam (awal artian bahasa arab) mahluk pertama sebagaimana demikian, semua itu pada satu makna sebagaimana langit dan bumi, Ali berkata “pengetahuan Allah tentang langit sama dengan pengetahuannya tentang bumi” (nahjul balaghah) bila kita memahami ini maka jelas dan tau Adam siapa.. Hawa siapa, salah satunya yang Sinar Agama sebutkan dalam menjawab pertanyaan Dicky..

Edo Saputra: Erwin: Buat bingung saya aja jawabanya...

Erwin La Ode: @Edo....sedikit petunjuk untuk anda... Ketika adam belum tercipta ia masih berupa kain putih sedang insal kamil saat itu sudah ada sebelum Adam,ketika makhluk itu keluar lengkaplah ia bernama khalifah dengan tugasnya yang telah ditentukan, anda ingin cepat paham pelajari hadist “pelajarilah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”... Salam.

Edo Saputra: Erwin “ ente tau dari mana,dalilnya..?

Abi Muda: Apa betul kalau :

Alif : ALLAH Lam : Malaikat

Mim : Muhammad Ra : Roh

Mohon penjelasannya ustadz.

Tao Fiex Khan: Assalamu’alaikum ustadz.

Saya mau bertanya dengan hormat tolong dijawab karena saya penasaran banget.

Dalam surah al baqoroh bahwa Allah swt menciptakan Adam sebagai khalifah dibumi, yang jadi pertanyaan kenapa Adam as tidak langsung diturunkan ke bumi melainkan Adam as.....

Sang Pencinta: Tao Fiex Khan, https://www.facebook.com/notes/sinar-agama/peristiwa-nabi- adam-as-dalam-pandangan-filsafat-hadiah-kecil-ied-ghadir-khum-kir/179279528749270

Sinar Agama: Peristiwa nabi Adam as dalam Pandangan Filsafat (hadiah kecil ied Ghadir Khum) kiriman- 3

Peristiwa nabi Adam as dalam Pandangan Filsafat (hadiah kecil ied Ghadir Khum)



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar