Senin, 08 Februari 2021

Hikmah Peristiwa Karbala Bag 3: “Kemenangan Sejati Al-Husain”


Oleh Ustadz Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/298599286851541/ Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 23 Desember 2011 pukul 15:35


Sinar Agama: Kemenangan Husainiy as lebih tepat untuk dua hal besar ini karena terjadi di 10 hari pertama Muharram:

(1). Kemenangan partai Islam (Ikhawanu al-Muslimin) di Mesir setelah melewati berbagai cobaan penggagalan bangkitnya Islam, dari teror, penembakan demontrans, penangkapan, penjara dan siksa, ...dan seterusnya sampai kudeta militer dan campur tangan Amerika dan Israel. Tapi semuanya itu gagal menghadapi mayoritas kesadaran Islam di Mesir.

(2). Dikontrolnya dan dikuasainya pesawat supra dan super modern mata-mata Amerika yang super anti radar yang belum bisa ditaklukkan dunia yang bernama STEALTH, oleh pemuda ahli radar Iran. Kini pesawat itu sudah di tangan Iran, dirampas dari radar Amerika ketika memata-matai Iran hari minggu kemarin. Amerika geger, semua pejabat ikut bicara dan kebingungan tentang dimana batas kemajuan Iran hari ini. Mereka berkata kamajuan Iran di atas bayangan pejabat Amerika. Labbaika ya Husain (as) !!!!!!!


Abdul Malik Karim: Imam Husein menang apa, kenapa hari ini masih mimpi? Imam-imam syiah tidak pernah menang.

Tidak pernah bisa menerapkan sistem imamah berlaku di muka bumi.

Para imam syiah kalah oleh orang-orang majusi dan generasi penduduk Kufah hari ini. Penduduk Kufah bisa mengalahkan imam Husein.

Penduduk Kufah berhasil menipu imam Husein untuk datang ke Kufah.


Sinar Agama:@Abdul Malik Karim :

(1). Hati-hati mengatakan yang mengalahkan Imam Husain as adalah Majusi. Karena kamu nanti akan dihalalkan darahmu oleh para wahabi yang menjadi kelompokmu sendiri. Karena berarti kamu telah memajusikan, Muawiyyah, Yazid dan seterusnya dari raja-raja Bani Umayyah dan juga raja wahabi Saudi karena telah mendukung Bani Umayyah itu. Kalau kita, tidak sampai mengatakan bahwa mereka itu majusi yang menyembah api, tapi muslim yang tidak tahu diri dan tidak mau bersyukur pada Allah dan Nabi saww dan menjadi pengkhianat dan perusak agama. Mereka walaupun tidak kafir terhadap Allah dan Nabi saww, tapi tidak setia dan mengkhianati serta kafir terhadap Imamah yang maksum as.

(2). Perjuangan Imam Husain as dan seluruh para imam as itu adalah untuk kemenangan hakiki, yaitu mempertahankan Islam yang murni. Karena itu, keberadaan syi’ah sampai hari ini adalah kemenangan mereka as.

(3). Kemenangan pemerintahan bukan target para maksum as. Karena mereka as tahu dan Tuhan juga tahu bahwa kemenangan seperti itu harus ada dua belah pihak, yaitu adanya ketakwaan yang hebat dari yang dipimpin. Jadi, kemenangan dalam bentuk pemerintahan, seperti di Iran itu, ditentukan oleh baiknya kedua belah pihak, yaitu pemimpinnya dan yang dipimpinnya yaitu rakyatnya.

(4). Para imam maksum as tidak pernah menang, kecuali sebentar di jaman imam Ali as dan imam Hasan as, itu karena masyarakatnya tidak meyakini keimamahan dan kemaksuman serta keterpilihan mereka oleh Allah swt dan Nabi saww. Karena mayoritas mereka juga mengimani dan menerima kekhalifaan Abu Bakar, Umar, Utsman, Muawiyyah dan seterusnya. Jadi, walupun mereka taat pada imam Ali as dan imam Hasan di jaman keduanya, tapi mereka menaatinya sebagai khalifah biasa. Karena itu tidak solid dan gampang berubah. Memang ada yang meyakini kemaksuman yang disebut sebagai syi’ah dari sejak jaman Nabi saww sesuai ayat dan riwayat syi’ah dan sunni, tapi mereka sedikit.

(5). Jadi, kemenangan yang diinginkan para maksum di jaman mereka adalah kebertahanan Islam yang murni dan hak. Dan mereka as sudah tentu menang. Karena sampai sekarang, walau dalam tekanan dan penjara dan pembunuhan sepanjang sejarah, tapi semakin menyebar. Karena para syi’ah tidak gampang putus asa karena telah meniru ketabahan para imam as menghadapi manusia-manusia bodoh dan penindas. Para imam as kalau tidak menghadapi manusia-manusia bodoh yang sulit diajari dan sulit memahami, juga menghadapi orang- orang kejam yang memburu dan membunuhnya.

Dan di semua lini, orang-orang syi’ah punya teladan. Dan untuk kesyahidan dan ketercabik- cabikan, mereka memiliki imam Husain as. Untuk kesabaran, mereka memiliki contoh-contoh yang lain dari imam-imam yang lain. Keberanekaragaman itu bukan karena keberbedaan mereka as karena mereka as adalah sama-sama maksum. Yang berbeda itu hanyalah masyarakat yang menghadapi mereka yang kadang bodoh dan kadang bodoh dan kejam. Nah, kebertahanan Islam yang hakiki sampai sekarang ini, adalah hasil semua perjuangan Imam-imam maksum as itu.

(6). Memang, target-target pemerintahan itu ada, tapi sesuai dengan keadaan umat itu sendiri. Karena itu, yang meyoritasnya menghadap dan taat pada maksumin as, maka mereka akan menang, seperti Iran sekarang ini. Karena itu, kemenangan Iran juga kemenangan imam Husain as dan para imam-imam yang lain as. Karena itu imam Khomeini ra sendiri yang memimpin revolusi Islam Iran itu sendiri mengatakan: “Revolusi Islam Iran ini diambil dan bermula dari Karbala.”

(7). Ada lagi target akhir mereka as dalam perjuangan mereka itu, yaitu berdirinya negara Islam dunia secara menyeluruh yang akan dipimpin oleh imam Mahdi as. Karena itu, kemenangan imam Mahdi as juga merupakan kemenangan mereka para imam maksum as itu. Karena, kalau tanpa seluruh pengorbanan dan kemenangan mereka dalam mempertahankan kebenaran

Islam itu, maka bagaimana mungkin imam Mahdi as akan menang di dunia. Apakah kalau sendirian dan tidak ada yang menyambutnya akan bisa menang? Dan kalau tidak ada Islam hakiki sebelum kedatangannya, apakah imam Mahdi as itu akan ada yang menyambutnya??!!!

Semoga kamu bisa sadar, dan membuka otak buntumu itu dan belajar dengan tawadhu tidak menjadi perusak sosial dan diri sendiri dengan memendekkan akalmu itu. Karena akalmu itu pemberian Tuhan yang terbesar untukmu dan kamu dengannya bisa mencapai kemenangan- kemenangan abadi yang argumentatif gamblang.

Aku agak kasar beberapa waktu belakangan ini padamu, karena mungkin dengan itu kenakalanmu yang sudah sekitar setahun ini bisa direm dan dihentak. Ketahuilah, bahwa aku kadang tidak tega menghentak orang, tapi mungkin itu adalah obatnya seperti yang dikatakan Nabi saww bahwa akhir segala obat itu adalah key (besi panas yang merah yang ditempelkan di badan) dimana para ilmuwan akhlak mengatakan bahwa kadang untuk mengobati akhlak yang buruk itu adalah dikey secara batin, seperti dihentak.

Andaikan kamu tidak nakal selama hampir setahun ini, maka saya tidak akan sehentak ini menulis untukmu. Ingat, kapan saja kamu sudah mulai berenung dan kapan saja kamu menulis dengan santun, maka kita-kita juga akan santun padamu, insyaAllah.

Tapi kalau kasar, walau kita-kita tidak akan sekasar dirimu, tapi mungkin akan menghentakmu juga. Tapi apalah arti hentakan bagi orang-orang yang memang tidak mau dihentak karena telah mengikat akal dan hatinya hingga keras bagai batu hitam seperti dalam Qur'an dan bahkan asyaddu qaswatan (lebih keras). Na’udzubillah.

Catatan:

Kemenangan dimanapun setelah revolusi Iran, baik kemenangan Islam atau keadilan secara umum, maka ia merupakan kemenangan para imam maksum as ysng mengajarkan kebenaran itu sendiri. Karena mereka as memang wasilah Tuhan untuk menerangi manusia setelah Nabi saww. Karena itu, dimana ada kemenangan, maka di sana pula kemenangan Nabi saww dan Ahlul baitnya as. Baik utuh, atau hampir utuh seperti di Iran, atau tidak sepenuhnya seperti dimana saja sesuai dengan derajat kebenaran itu sendiri. Seperti di Mesir, di Bahrain, di Libya dan seterusnya dan bahkan di Eropa dan Amerika sesuai dengan derajatnya masing-masing. Sekarang di Amerika dimana masyarakatnya sudah berbulan-bulan mendemo pemerintahan zhalim dengan teriakan keadilan dan demokrasi hakiki, juga merupakan ajaran Nabi saww dan para imam maksum as.

Inilah salah satu arti dari Rahmatan Lil’alamiin (Rahmat Untuk Semesta). Seperti dalam QS: 21: 107:

“Kami tidak mengutusmu -Muhammad- kecuali sebagai rahmat bagi segenap alam semesta.”

Nah, ketika Nabi saww dan para maksum, sesuai dengan penjelasan terdahulu di catatan-catatan lainnya, bahwa mereka as adalah satu dan sama-sama maksum dimana Nabi saww sebagai pemula dan para imam as sebagai penerus dan penjaga serta penjelasnya hingga jalan lurus (shiratulmustaqim) tetap ada, maka berarti para maksum as adalah rahmat bagi segenap alam, baik manusia atau lainnya, baik muslim atau kafirnya.

Tentu saja, kebertingkatan rahmat yang ada pada manusia itu akibat ikhtiar manusia itu sendiri. Karena Allah yang merahmati semua alam dengan melalui para maksum as itu, tetap merahmati secara rata dan sama serta berterusan seperti matahari yang tidak pernah terbenam. Tapi manusia sendirilah yang telah mengkotakkan dirinya sendiri dan membatasi penerimaannya. Karena itu, berbedalah Iran sekarang, bahkan dari pengikut para imam as di jaman mereka as. Apalagi dengan muslim yang lain sekarang ini atau apalagi dengan kafirin yang hanya mengambil kebenaran di beberapa ajaran mereka as saja.

Wassalam.

Haidar Dzulfiqar dan 4 orang lainnya menyukai ini.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar