Minggu, 28 Februari 2021

Catatan Kecil Tentang Menangis, Menjerit, Memukuli Diri di Hari Duka di Jaman Nabi saww


http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/324612634250206/ by Sinar Agama (Notes) on Thursday, December 1, 2011 at 1:18am


Catatan ini dibuat karena banyaknya orang tidak menyadari akan adanya budaya insaniah yang juga ada di jaman Nabi saww dan dibolehkan oleh Nabi saww dan tidak dilarangnya. Yaitu kesedihan ketika keluarga meninggal atau syahid yang disertai dengan tangisan, jeritan, memukuli dada dan kepala. Berikut ini contoh-contoh kecil yang terjadi di jaman Nabi saww dan ditaqrir/ dibolehkan atau yang dilakukan Nabi saww sendiri:

(1). Diriwayatkan di kitab Dzkhaairu al-‘Uqbaa, karya Thabari, hal. 183; Musnad Ahmad bin Hanbal, hadits ke: 14 34; dan lain-lainnya: Dari ‘Urwah bin Zubair dari ayahnya, berkata: Ketika terjadi peristiwa perang Uhud (kekalahan muslimin dan larinya Umar dan beberapa shahabat lainnya dari perang sampai ke Madinah hingga para wanita mencela mereka) terlihat ada wanita yang datang berlari –ke tempat perang- hingga hampir mencapai tempat medan perang tempat para jenazah syahid. Lalu Nabi saww nampak tidak suka para wanita itu datang ke tempat tersebut untuk melihat para korban perang (karena ada yang ditelanjangi dan dirajang-rajang seperti sayyiduna Hamzah ra). Karena itu beliau saww bersabda: “Ada wanita, ada wanita.” Berkata Zubair: “Aku mengira bahwa ia adalah ibuku, Shafiyyah. Karena itu aku lari mengejarnya dan aku berhasil menyusulnya sebelum mencapai tempat para jenazah syuhada. Akhirnya ia me-ladam (memukul-mukul dadanya) dalam dekapanku sementara ia adalah wanita yang sangat kuat. Ia berkata: “Semoga ibumu tidak mengakuimu –celaan karena mencegahnya.” Akupun berkata: “Bukan begitu, tapi Rasulullah yang tidak ingin kamu ke sana.” Kemudian iapun berhenti.

Ladam, atau perempuan melakukan ladam atau ladamat, adalah memukul-mukul dadanya. Lihat semua kamus bahasa Arab seperti: Lisaanu al-‘Arab (bahkan di kitab ini telah meriwayatkan hadits di atas juga); al-Mu’jamu al-Wasiith; ... dan lain-lainnya.

(2). Dalam kitab Siiratu al-Nabawiyyati, karya Ibnu Hisyaam, jilid. 6, hal. 75: ‘Aisyah berkata:

” قبضو هو في حجري ثم وضعت رأسه على وسادة وقمت ألتدم مع النساء وأضرب وجهي ......”

“. telah meninggal Rasulullah saww ketika ia ada di kamarku/pangkuanku. Lalu kuletakkan kepalanya di atas bantal. Dan kemudian aku mengadakan ladam (memukul-mukul dada) bersama para waita dan juga aku memukuli wajahku.”

(3). Rasulullah saww ketika melihat sayyiduna Hamzah ra syahid beliau saww menangis dan ketika melihat tubuhnya –yang dicincang- beliau saww menjerit (syahiqa). Bentuk haditsnya bermacam-macam diantaranya:

عن جابر أن النبي صلى اهلل عليه وسلم لما رأى حمزة بكى فلما رأى ما مثل به شهق.

Dari Jabir berkata: “Ketika Nabi saww melihat Hamzah –yang syahid- beliau saww menangis, dan ketika melihat tubuhnya –yang dicincang- beliau menjerit.”

Lihat: al-Mu’jamu al-Kabiir, karya Thabrani, hadits ke: 2932; Kanzu al-‘ Ummaal, hadits ke: 36938 dan 36939; al-Mustadrak, karya Hakim, hadits ke: 2510, 4881, 4888; dll kitab.

Wassalam.


Hidayatul Ilahi and 17 others like this.


Bocah X Arus: Afwan ustadz...kalau melukai diri di dalam peringatan Asyuro itu gimana ustadz... biasanya wahabi memakai isu itu untuk memojokkan orang Syi’ah tadz...

Sinar Agama: Bocah: Kalau melukai diri seperti yang nampak di beberapa peringatan itu, maka hal itu adalah dosa dan haram, karena tidak ada perintahnya dan bahkan ada larangannya. Dan, hal-hal menyimpang seperti itu, selalu ada di setiap madzhab manapun. Maksudnya umatnya yang menyimpang dari ajaran madzhabnya atau agamanya. Dan, sudah tentu hal seperti itu tidak perlu dipikirkan, karena bukan ajaran agama dan madzhab.

Sinar Agama: Maya: Tidak masalah, ahsanti telah membantu, terimakasih.


December 1, 2011 at 10:02pm



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar