Jumat, 17 Januari 2020

Penjelasan Do’a Arafah Imam Husain as : ”Mendapat apakah orang yang kehilanganMu, dan kehilangan apakah orang yang mendapatkanMu?!”


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068?view=doc&id=218954708149333 Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 16 Juli 2011 pukul 14:25


Sinar Agama: Bismillahirahmanirrahim

Kalau manusia memang benar-benar ingin mencari selamat dan kesempurnaan, maka sudah tentu ia tidak akan mementingkan hal lain di dunia ini kecuali Allah. Karena itu, semuanya akan serba Allah dalam hidupnya. Cara berfikir, cara hidup, cara senyum, cara cinta, cara benci

.... walahsil cara lahir batinnya dalam seluruh aspek kehidupannya, akan selalu diselaraskan denganNya atau dengan keHendakNya (syariat). Karenaitu, ia akan sesuai semua hidupnya, lahir dan batin, dengan agama Islam, secara profesional dan argumentatif gamblang.


Dan, semua itupun ia akan lakukan sesuai dengan niat yang ikhlash karenaNya.

Jadi, orang seperti ini akan ketat dalam dirinya dan hidupnya. Karena tidak semua Islam akan jadi kebahagiannya. Artinya dia akan selalu melihat apakah Islamnya itu adalah IslamNya? Atau sekedar atas nama. Karena itu, semuanya akan dilihat dengan cermat dan selalu dikoreksi ulang dengan ketat di bawah naunagan argumentasi gamblang.

Nah, ketika orang seperti ini sudah menemukanNya dalam seluruh aspek kehidupannya dengan argumentasi gamblang (bukan hanya dakwaan),artinya secara teori sudah mendapatkanNya dan begitu pula dalam prakteknya, dan, itupun dilakukan dalam keikhlasan yang tinggi, maka ia sudah pasti akan selalu bersamaNya dengan penuh kesadaran dan dalil serta aplikasi.

Nah, orang yang seperti ini maka sudah bisa dikatakan telah mendapatkanNya. Dan, sudah tentu, berarti ia telah mendapatkan segalanya. Karena hidup ini dicipkataknNya hanya supaya manusia bisa mendapatkanNya, artinya mendapat kesempurnaanNya.

Ketika hidup ini hanya untuk mendapatkanNya, maka semua selainnya yang diciptakanNya, sebenarnya hanyalah wasilah dan perantara untuk itu. Semua yang dicipkanNya di dunia ini, seperti kita, akal kita, nafas-nafas kita, potensi kita, keluarga kita, harta kita, pasangan kita, kerja kita ..... dan seterusnya ... hanyalah wasilah dan perantara menujuNya.

Karena itu, orang yang telah mendapatkanNya, maka buat apa lagi ia bersedih dan gelisah dengan kehilangan selainNya? Bukankah selainNya itu dicipta untuk perantaraan mendpatkanNya? Buat apa dia sedih karena miskin setelah ia berusaha dengan profesional dan sesuai dengan syariatNya yang juga dikarenakanNya? Misalnya antum kerja karena Allah (untuk mendapat ridahNya) karena Ia tidak suka kita membebani orang lain, dan benar-benar karenaNya semata (bukan karena suka dunia), lalu kerja-kerja antum sudah disesuaikan dengan hukum-hukum syariatNya,

lalu dikerjakan juga dengan profesional sesuai dengan kemampuan (tidak ceroboh) yang juga sesuai dengan perintahNya ... dan seterusnya, maka bararti antum sudah mendapatkanNya, walau antum tetap tidak kaya. Dan antum, sudah pasti tidak akan perduli apakah antum kaya atau tidak, karena bagi antum yang penting adalah mendapatkanNya (ridhaNya). Jadi, kaya tidak akan membuat antum senang, begitu pula miskin tidak akanmebuat antum sedih. Karena antum telah mendapatkanNya. Antum akan sedih kalau antum menyimpang dariNya dari mauNya dari hukum-hukumNya atau sedih ketika antum tidak tahu mauNya, hukumNya ...dan seterusnya.

Nah, orang seperti antum itu, bisa dikatakan telah mendapatkanNya. Lalu, apa lagi yang hilang dari antum ketika antum sudah mendapatkanNya?

Tetapi sebaliknya, kalau orang memburu dunia, atau memburu dunia dan Dia (syirik halus), maka sudah pasti ia akan kehilanganNya. Lalu kalau sudah demikian, maka apa yang dia dapat ketika ia sudah kehilanganNya? Apakah kekayaannya, kesehatannya, ..... dapat menolongnya? Bukankah semua itu hanyalah wasilah untuk mendpatkanNya? Nah, ketika ia sudah kehilanganNya, maka apa lagi yang ia dapatkan?

Chi Sakuradandelion, Agoest Irawan, Heriyanto Binduni dan 4 lainnya menyukai ini.


Komarudin Tamyis: alaihi afdholash sholaatu wa azkas salaamala al imam asy syahid fi Karbala’.. 

19 Juli 2011 pukul 14:53 · Suka



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar