Sabtu, 22 Februari 2020

Logika (bgn 8) Wujud Akal Mewujud Diluar Akal


Oleh Ustad Sinar Agama http://www.facebook.com/groups/210570692321068?view=doc&id=223765007668303 Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 26 Juli 2011 pukul 15:04



Muhammad Yusuf S Tarigan: Ustadz, bagaimana dengan wujud akal mewujud di luar akal, apakah seperti penggambaran, atau penangkapan, atau cerminan, atau seperti apa??? Ustadz, dan saya juga mohon doanya, juga saya berharap berkah dari setiap tulisan di status ini, dan keikhlasan semua..

Sinar Agama: M-Y-T: Karena saya tadi sibuk merangkum dan menulis catatan tentang syahadah kepada Nabi saww, mk saya tidak tahu kalau diskusi di sini berkelanjutan. Karena di sana sudah selesai maka aku akan coba jawab tanyamu ini. Semoga tidak panjang, karena pertanyaanmu entah disengaja atau tidak telah menunjuk ke tempat yang sangat gelap dan curam. Semoga saja saya bisa menyederhanakannya, terutama dadaku yang sering bergemuruh ini, ya Allah lindungi aku dari burukku, dari baikku dan dari diriku sendiri.

(1). Pahaman dalam akal kita tentang hal-hal yang di luar akal kita secara umum bisa digambarkan dengan 3 hal, Penangkapan, Pengejaran danPembuatan.

(2) Penangkapan yang dalam istilah ilmiahnya disebut dengan salah satu Infi'al atau Beriaksi, yakni Beriaksinya Jiwa atau Ruh. Biasanya madzhab ini dianut oleh filsafat Masysya' atau Parepatetik yang diketuai dalam Islamnya oleh Ibnu Sina ra.

Dalam pandangan ini, maka Jiwa, dengan mengunakan panca indranya, menangkap hal-hal yang di luar dirinya, lalu Jiwa menjadi teriaksi karenanya yang, ke-teriaksiannya itulah yang dikatakan ilmu atau kesadaran atau gambaran dan semacamnya.

Jadi Ilmu dalam pandangan pertama, atau Masysya' adalah Kaifiyyah Nafsiyyah yang ditim- bulkan dari Infi'aliyyah. Yakni Kualitas Jiwa yang ditimbulkan oleh Interaksinya terhadap lingkungan dan perbuatannya.

Jadi, dalam pandangan pertama, wujud-luar, melalui panca indra manusia atau Ruh, mengin- teraksi-i Ruh hingga memiliki wujud-dalam.

(3) Pemburuan yang dalam istilah ilmiahnya dikatakan Isyraf atau Isyraq, yaitu Penyelimutan Ruh kepada wujud-wujud luar. Yakni Ruh kita dengan kekuatan yang diberi Tuhan secara fitrawi dan juga secara ikhtiari (kalau sudah sampai tingkat tinggi), mampu menyapu wujud-wujud luar sesuai dengan kemampuan masing-masing ruh. Penyapuan itulah yang dikatakan Isyraq, yakni penyinaran. Artinya, ibarat wujud-wujud yang dimalam gelap, maka ruh itu memiliki kekuatan menyinari dan meliputi seperti sinar obor atau sinar lampu baterai. Dengan demikian dapat dipahami bahwa ilmu atau wujud akal itu adalah wujud-wujud yang didapat melalui penangkapan wujud-wujud luar akal.

(4). Pembuatan yang disebut dalam istilah ilmiahnya dengan Shuduri atau Produksi atau Pengeluaran. Kalau madzhab ke dua diketuai olehSyekh Isyraq ra, tapi dalam pandangan ke tiga ini diketuai penemunya, yaitu Mulla Shadra ra.

Maksud pembuatan ...di sini adalah, Ruh dengan panca indranya yang fitrawi menangkap wujud-wujud luar, lalu hasil penangkapannya itu dihadirkan dalam dirinya, lalu ia/ruh dengan fitrah ke duanya yang diberikan Tuhan, mencipta dalam dalam dirinya secara otomatis wujud- wujud dalam sesuai dengan contoh yang ditangkapnya itu. Ini salah satu ajaran atau teori khusus yang didapat dalam Filsafat Tinggi, Hikmah Muta'aliah.

Alasan yang terpenting bagi kebenaran teori Mulla Shadra ra ini dan salahnya yang lain atau sebelumnya adalah, bahwa ruh atau jiwa ituadalah non materi. Dalam filsafat dan kenyataan, non materi sudah pasti dan sudah tentu lebih kuat dari materi. Kalau dia lebih kuat dari materi, maka bagaimana bisa materi membuatnya beriaksi dan bahkan berinteraksi? Dengan demikian, maka ilmu atau wujud akal ituadalah ciptaan akal sendiri yang disesuaikan dengan hasil tangkapan ruh dari wujud-wujud di luar akal. Wassalam.


Chi Sakuradandelion dan Komarudin Tamyis menyukai ini.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar