Selasa, 04 Februari 2020

Tanggapan Atas Komentar –Komentar Video Kiriman Jjihad ‘Ali“ Tentang Jenazah sudah 24 Tahun dikubur, tetap utuh


oleh Ustad Sinar Agama. http://www.facebook.com/groups/210570692321068?view=doc&id=221892821188855 Oleh Anggelia Sulqani Zahra pada 22 Juli 2011 pukul 12:33


Siti Handayatini: Excuse me, Pak Sinar Agama! How should I explain my brain about this fact? HIS WILL would no ever breaks HIS own rules, right? Please help me to get HIS message, here, please...


Sinar Agama: Siti: Kamu yang sering baca tulisanku mestinya tidak heran dengan masalah seperti ini. Karena ruh orang mati kan masih berhubungan dengan badannya sebelum dunia materi ini hancur di hari kiamat. Nah, ruh yang kuat, artinya yang tidak perduli pada badannya dijalan Allah, sangat mungkin diberi kekuatan oleh Allah untuk menjaga badannya sebagai hujjah untuk orang hidup. Terlebih syahid tersebut dikubur di Irak dan Tuhan tahu akan digali lagi untuk dipindahkan ke Iran. Itulah yang sering saya katakan bahwa Tuhan tak pernah henti menghidayahi manusia walau manusia itu sendiri menolaknya.


Orang- orang yang menentang Syi’ah dan, apalagi wahabi yang sudah tidak percaya hal-hal ghaib itu, masih juga disentuhNya untuk mendapat hidayahNya. Di Syi’ah hal seperti itu terlalu biasa. Ribuan orang lumpuh yang sembuh dengan ijinNya sewaktu mereka bertawassul di kuburan imam Ali bin Abi Thalib as. Ribuan orang sakit yang tanpa bisa diobati sembuh di pekuburan- perkuburan para imam Suci Ahlulbait as. Dalam sepanjang sejarahnya, hal-hal seperti itu di Syi’ah terlalu biasa. Ini juga salah satu bentuk hujjah untuk orang-orang yang lainnya. Saya sempat berfikir bagaimana kalau mereka yang punya seperti itu maka sudah pasti akan diagung-agungkan. Tapi orang- orang Syi’ah tidak terlalu perhatian walau dijadikan tabarruk juga. Karena itu di kuburan/makam imam Ali al-Ridha as misalnya, disediakan kamar khusus di dekat kuburan beliau as yang digunakan untuk orang- orang yang mendapat syafaat kesembuhan, baik dari penyakit, atau buta atau bisa dan seterusnya. Karena biasanya mereka meneriakkan takbir dan orang- orang sekitar langsung mentabarrukinya dimana kalau tidak diselamatkan tidak jarang baju mereka disobeki untuk tabarruk.

Karena itu di kuburan beliau ada beberapa penjaga seperti bodyanguard yang siap melindungi orang- orang yang mendapat syafaat tersebut danmengangakanya ke ruangan yang disampingnya itu. Pemandangan seperti itu terlalu biasa di syi’ah. Karena itu tidak terlalu heboh-heboh. Coba bayangin kalau kuburan orang aliran lain yang memiliki seperti itu, maka sudah pasti akan diagungkan dan ditinggikan melebihi langit. Aku sendiri pernah menyaksikan kesembuhan orang yang sembuh dari kebisuan yang dialami sejak hidup/kecil di salah satu pekuburan wali Syi’ah.

Orang syi’ah itu sudah tidak ragu sedikitapiun dengan kebenarannya, karena itu mereka tahu bahwa kesembuhan itu selain pertolongan Allah yang disertai hidayah dan hujjahNya, juga sebagai salah satu bukti kebenaran syi’ah terkhusus kepada selain syi’ah.

Karena itu bagi orang syi’ah sendiri tidak terlalu menghebohkan. Dan yang dihebohkan mereka adalah, bagaimana meninggalkan dunia dan kesuakaan kepadanya. Artinya bagaimana mengapli- kasikan kebenaran yang dimilikinya itu dimana kebenaran tersebut tidak menyanjung dunia.Dan bahkan sebaliknya justru menyanjung keakhiratan.


Abdul Malik Karim: Itu klaim aja mas, sekarang semua bisa dibikin. "wahabi yang sudah tidak percaya hal-hal ghaib” Klaim tanpa bukti.

Ribuan orang lumpuh yang sembuh dengan ijinNya sewaktu mereka bertawassul di kuburan imam Ali bin Abi Thalib as.

DUSTA NYATA.

Ribuan orang sakit yang tanpa bisa diobati sembuh di pekuburan-perkuburan para imam Suci Ahlulbait as. Dalam sepanjang sejarahnya, hal-hal seperti itu di Syi’ah terlalu biasa.

Syiah memang terlalu biasa berdusta. Kalau memang gitu ngapain bikin rumah sakit?


Sinar Agama: Hah ... ini si singa wahabi dah muncul yang selalu siap-siap menerkam fadhilah Islam dan kebesaranNya.

Hati yang sudah mati bagai batu yang keras dan bahkan lebih keras. Kalau di dalil dan di bukti, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali hanya berteriak bo-ong... he he ... kasihan sekali.

Semua karamat itu bohong, syi’ah memerangi Yahudi/Zionist itu bohong, wahabi Saudi bersekutu dengan Amerika dan israil itu bohong, wahabiSaudi membeli semua alat perangnya dari Amerika itu bohong, wahabi Saudi yang menjadikan islam dalam bentuk kerajaan yang bid’ah dan sesat itu bohong, ............ walhasil semuanya bohong... dan, yang benar dan tidak bohong hanya Abdul Malik Karim.


Herry Yuli Sunarno: Keangkuhan yang melebihi iblis....

Irawan As-sidhoqui: Kenapa mesti ustaad Malik mengatakan semuanya bohong?? Ustas sinar sendri pernah menyaksikan dengan mata kepala sendiri..

Bagi kami yang tidak pernah melihat langsung.. Cukup bagi kami video ini..

Dessy Aja: Afwan saudaraku Abdul Malik Karim, sudah tau berita ini tentang Wahabi yang menghancurkan bekas rumah Rasulullah dan dijadikan WC Umum?

Dr. Sami bin Muhsin Angawi, seorang ahli purbakala, yang mengungkapkan fakta itu. Dalam video you tube berdurasi 8:23 menit itu, ia mengungkapkan bahwa ia telah melakukan penelitian selama bertahun-tahun untuk mencari situs rumah Baginda Nabi SAW.

Setelah berhasil, ia menyerahkan hasil penelitiannya kepada pihak yang berwenang. Respon pihak berwenang Arab Saudi ternyata jauh dari perkiraan pakar yang mengantongi gelar Doktor arsitektur di London itu.

Bukannya dijaga untuk dijadikan aset purbakala, situs temuannya malah mereka hancurkan. Ketika ditanya oleh pewawancara mengenai bangunan apa yang didirikan di atas lahan bersejarah itu, Sami Angawi terdiam dan tak mampu berkata-kata.

Si pewawancara terus mendesaknya hingga akhirnya ia mengakui bahwa bangunan yang didirikan kelompok Wahabi di atas bekas rumah Baginda Nabi SAW adalah WC umum.

Mereka merobohkan rumah Baginda Nabi SAW dan menjadikan tempat yang berkah itu sebagai WC umum, kemudian membangun gedung megah untuk Al-Utsaimin. Siapakah sebetulnya yang lebih mulia bagi mereka? Baginda Rasulullah SAW ataukah Syekh al-Utsaimin?

sumber : http://www.forsansalaf.com/2011/di-balik-pemujaan-wahabi/ Majalah Cahaya Nabawiy edisi 96 Juli 2011/Sya’ban 1432 H

Abdul Aziz Ahmad: Maaf, perintah yang ada adalah menjaga rumah Nabi SAWW, atau menjaga perintah perintahnya?

Abdul Malik Karim: Dessy, coba bantu Sinar Agama menjawab pertanyaan saya.

Ribuan orang sakit yang tanpa bisa diobati sembuh di pekuburan-perkubran para imam Suci Ahlulbai as. Dalam sepanjang sejarahnya, hal-hal seperti itu di Syi’ah terlalu biasa.

Syiah memang terlalu biasa berdusta. Kalau memang begitu ngapain bikin rumah sakit?

Bara Mulya: Apakah sama orang mu’min dengan orang fasik ? La yastawun (tidaklah sama). Di ayat lain : Summun bukmun umuyun ..., dan setrusnya.

Bara Mulya: Biarkan mereka yang tak percaya, namun kelak di akhirat, bahkan di alam kubur mereka akan terbelalak matanya dan menyesali akan perbuatannya. Penyesalan yang tak berakhir. Na’udzu billahi mindzalik. Hanya yang mengikuti ajaran Ahlulbait dan melaksanakan ajarannya yang selamat. Sholawat !!!

Allohumma sholli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad.

Abdul Aziz Ahmad: Mas Bara bisa membuktikan bahwa ajaran syiah yang anda anut adalah ajaran ahlulbait? Maap, perintah yang ada adalah menjaga rumah Nabi SAWW, atau menjaga perintah perintahnya? Nampaknya ulama syiah pun kesusahan menjawab pertanyaan ini.

Bara Mulya: Inna lillahi wa inna ilaihi ro’jiun.

Abdul Aziz Ahmad: Atau mas bara hanya percaya tanpa bukti?

Herry Yuli Sunarno: Di satu sisi mereka bicara, jodoh, sakit, mati dan hidup Tuhan yang tau... di sisi lain mereka juga percaya bahwa dokter yang menyembuhkan orang sakit...

Pertanyaannya kalo dokter nya sakit siapa yang menyembuhkan.... ?

Kalau ditanya siapa manusia yang paling baik di sisi Allah dijawab nabi Muhammad saw. terus siapa manusia yang paling baik di sisi Rasul saw dijawab apa ya?? Padahal dalam banyak riwayat Rasul saw bersabda : barang siapa yang mencintai keluargaku, maka sama halnya dengann mencintai aku, barangsiapa yang mencintai aku sama halnya dengan mencintai Allah. lantas akal berpikir, kalau begitu jika kita mencintai keluarga Rasul saw sama halnya mencintai Allah juga donk...ini kalau akalnya nyampe. kalau ga ya ga tau apa namanya.

Bukan hal yang mustahil jika Allah berkehendak menyembuhkan penyakit melalui bertawasul kita kepada manusia yang dicintai oleh Allah dan mencintai Allah. Mohon direnungkan hal ini....

Sinar Agama: Malik: He he he..... logika kering wahabimu ini tidak akan pernah laku di syi’ah yang biasa hidup Islami dan intelektual.

Islam dan akal memerintahkan kita banyak hal tentang sakit ini. Misalnya mengajarkan kebersihan dan pencegahan untuk sakit. Islam jugamengajarkan untuk berobat kalau sakit. Karena itu harus memajukan pengobatan dan harus berobat. Tapi di samping itu Islam juga mengajarkan berdoa, atau bertawassul dan lain-lain. Nah, ketika orang itu sakit, maka bisa melakukan semuanya. Tapi kalau tidak mampu bisa melakukan sebagiannya saja. Atau ketika dokter tidak mampu lagi, maka bisa menggunakan doa dan tawassul saja.

Apakah kamu tidak pernah berdoa kala sakit supaya sembuh? Kamu yakin nggak bahwa Tuhan bisa menyembuhkan penyakitmu tanpa perantaraan apapun? Nah, kalau yakin dengan kekuatan Tuhan, maka mengapa kamu berobat? Apakah kamu tidak yakin kepadaNya hingga pergi berobat?

Kamu akan bilang aku yakin tapi tidak yakin bahwa aku akan diberiNya. Nah, begitu pula dengan tawassulnya orang- orang syi’ah kepada Nabi saww dan Ahlulbaitnya as itu. Artinya, kalau memang dilihat oleh Tuhan bahwa jalan syafaat itu yang maslahat untuk kita, maka Ia yang Maha Pemurah itu akan memberinya. Dan kalau dengan cara berobat, maka demikian pula. Dan bahkan kalau yang maslahat justru tetap sakit, maka demikian pula.

Jadi, kita yang tahu hal-hal seperti itu, harus berusaha untuk mencoba semuanya kalau memang mampu. Karena itu, ya berdoa, bertawassul dan juga berobat.

Kita ini tidak seperti kamu yang wahabi yang pikirannya tidak melebihi jengkalan tangan. Yang hanya main hantam dengan haram, musyrik, bid’ah, halal darahnya dan seterusnya.

Aku hanya bisa kasihan sama kamu, dan hanya bisa mengajakmu kepada akal dan fitrahmu sendiri. Sudah tentu kalau kamu juga baca Qur'an, maka cermatilah Qur'an itu dengan baik. Wassalam.

= Abdul: Kamu ini harus mengerti perkataan orang dan perkataanmu sendiri. Sudah jeas yang disuruh jaga dan taati itu adalah ajaran Nabi saww. Tapi apa ajaran Nabi saww itu?

Ketika Nabi saww di Shahih Muslim dan yang lainnya mengatakan “Kuwariskan dua perkara yang berat kepada kalian, Qur'an dan Ahlulbaitku -keluarga suciku!”, maka sudah jelas menjaga dan mengikuti ajaran Ahlulbait itu adalah perintah Islam.

Dan Allah serta Nabi saww tidak akan mewajibkan kita taat pada keluarga Nabi saww itu kecuali karena kemaksuman mereka. Buat apa Allah mewaajibkan kita taat pada orang yang dia sendiri akan memerintahkan maksiat padaNya?

Jadi, mengikuti Ahlulbait yang maksum ini adalah ajaran Nabi saww yang harus dijaga dan diikuti. Seperti dalam ayat : Taatilah Allah, taatilah Nabi dan pemimpin diantara kamu!” (al-ayah). Bayangin saja perintah taat ini bukan hanya waktu sekarang dan setelah Nabi saww, tapi sejak jaman Nabi saww. Nah, semua itu tidak akan berlaku kecuali karena kemaksuman pemimpin tersebut. Karena itu tidak akan muncul dualisme kepemimpinan. Persis seperti kepemimpinan nabi Musa as dan Harun as.

Lagi pula, kelucuan orang yang sok Islam dan menjaga Islam dengan meninggalkan Ahlulbait itu adalah, bagaimana mungkin bisa mengatakan bahwa yang ia jaga dan ikuti itu adalah Islam sementara ia tidak meyakini kemaksuman siapapun setelah Nabi saww??!! BUKANKAH DENGAN DEMIKIAN BERARTI DARI AWAL IA SUDAH TIDAK MEYAKINI ISLAMNYA SENDIRI SEBAGAI ISLAM YANG HAKIKI DAN HANYA MEYAKININYA SEBAGAI ISLAM YANG RELATIF YANG PASTI SALAH ATAU ADA SALAHNYA???!!!

Dengan demikian, lah ... kan lucu sekali kalau ia masih berkoar-koar “Aku muslim hakiki, aku penjaga Islam hakiki, aku pasti benar, aku pasti masuk surga, yang lain murtad, yang lain pasti ke neraka, aku penjaga ajaran Nabi saww. ” ????!!!!!!

Dengan demikian, lah kan lucu sekali kalau ia mengatakan bahwa “Aku dalam shalat selalu meminta jalan lurus yang tidak ada salahnya; Aku beriman pada Tuhan yang hebat yang menyuruhku meminta jalan lurusNya” ??? !!!! Karena jalan lurus mana yang diminta kalau ia tidak meyakini orang maksum setelah Nabi saww??? !!! Karena Tuhan hebat macam apa yang diyakininya itu kalau Ia menyuruh kita meminta jalan lurus yang tidak ada karena ketidak adaan orang maksum yang bisa memahami dan mengamalkan Islam seratus persen????!!!!!

Kamu saja namanya ‘Abdu al-’Aziiz. Kamu tahu artinya? Yakni “Hamba dari Tuhan Yang Mulia”. Nah, sekarang kalau Tuhan yang Maha Mulia itu menyuruhmu meminta jalan lurus padaNya (jalan yang tidak salah sedikitapiun, wa laa al-dhaalliin) dalam setiap harinya beberapa kali, karena dalam shalat kita harus membaca surat al-Fatihah itu, lalu Dia sendiri tahu bahwa jalan itu sebenarnya tidak ada karena tidak ada maksum setelah Nabi saww, maka apakah Ke-Muliaan Tuhanmu itu masih tetap ada?????!!!!!

Abdul Aziz Ahmad: Wah mas, siapa yang bilang sirotol mustaqim itu imam maksum? Kalau memang sirotol mustaqim itu imam maksum, berarti sirotol mustaqim itu tidak ada, karena imam maksum memang tidak ada. Masa yang pernah membuat Nabi SAWW murka adalah imam maksum?

Sinar Agama: Aziz: Sungguh keajaibanmu justru disini. Yakni di ketidakpahamanmu. Renungi deh sebelum kamu ditanyakan tentang hal ini di kubur kelak.

Allah berfirman bahwa jalan lurus itu memiliki 3 kriteria:

(1). Jalannya orang-orang yang diberi nikmat:

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ

Di ayat yang lain (QS: 4: 69) Tuhan menerangkan tentang orang- orang yang diberi nikmat itu:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul, maka mereka bersama orang-orang yang diberi nikmat ke atas mereka, yaitu para nabi, shiddiqiin, syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka adalah sebaik-baik teman.”

Ini kriteria pertama Jalan Lurus.

(2). Jalannya orang- orang yang tidak dimurkai Allah:

“..... yang tidak dimurkai”

Di banyak ayat diterangkan siapa-siapa yang dimurkai ini, seperti: 

  • a- Yang menyembah berhala, QS: 7: 152.
  • b- Yang hatinya memilih kekafiran, QS: 16: 106. 
  • c- Yang ingkar janji pada Allah, QS: 20: 86.
  • d- Yang bersaksi palsu, QS: 24: 9.

غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ

  • e- Yang tetap ngotot berapologi setelah datangnya dalil-dalil kebenaran Tuhan, QS: 42: 16.
  • f- Yang memimpin tidak dengan dasar hak dan tidak berjalan di atas hak, dan bersumpah palsu, QS: 58: 14.
.................... dan seterusnya. Begitu pula banyak sekali diterangkan dalam hadits. Catatan kedua sifat di atas:

Pada kedua sifat di atas itu, yaitu jalannya orang-orang yang diberi nikmat dan tidak dimurkai, bisa saja bercampur antara yang maksum dan tidak maksum. Karena bisa saja orang yang berdosa lalu bertaubat dan sampai pada derajat Shiddiqin atau Shalihin. Memang untuk yang para nabi pasti maksum.

(3). Jalannya orang-orang yang tidak salah sedikitpun:

“... dan -jalannya- orang-orang yang tidak sesat/salah sedikitpun” Untuk Dhaalliin ini banyak sekali bentuknya, seperti:

  • a- Yang belum Islam, QS: 2: 198.
  • b- Yang selain hidayah/kebenaran, QS: 6: 77. 
  • c- Yang menyembah berhala, QS: 26: 86.
  • d- Yang pendusta, QS: 56: 92>.
وَلَ الضَّالِّينَ

........ dan masih banyak lagi keterangan Qur'an dan hadits tentang sesat atau salah atau dhaalliin ini. Sudah tentu berbagai ragam dimulai dari masalah-masalah akidah sampai kepada hukum-hukum dan agama.

Dari kesesatan akidah, hukum, agama dan lain-lainnya itu, lalu yang manakah yang dijadikan sifat ke tiga dari Jalan lurus ini?

Jawabnya adalah semuanya. Karena di ayat surat al-Fatihah itu, ketika Tuhan memakai kata- kata Dhalliin (sesat/salah) telah membubuhi huruf: Alif dan Laam. Dimana disini adalah alif lam jins. Yakni KESELURUHAN.

Dengan demikian yang dimaksud dengan macam kesesatannya disini ADALAH SEMUA KESESATAN.

Kalau dalil ini ditambah dengan suatu kenyataan lain, yaitu BAHWA MEMAHAMI ISLAM YANG KELIRU ITU JUGA SESAT DAN SALAH, artinya MEMAHAMI AKIDAH ISLAM, HUKUM ISLAM, AGAMA ISLAM, AKHLAK ISLAM ... DAN SETERUSNYA. YANG SALAH ITU JUGA KESESATAN DAN

KESALAHAN, maka akan mudah dipahami bahwa:

TANPA ADANYA ORANG MAKSUM DALAM ILMU-ILMU DAN AMAL-AMAL ISLAMNYA, MAKA JELAS JALAN LURUS ATAU SHIRATU AL-MUSTAQIM ITU TIDAK AKAN PERNAH TERWUJUD.

Kesimpuan:

KETIKA TUHAN MEWAJIBKAN KITA MEMINTA JALAN LURUS DALAM SETIAP SHALAT KITA, BERARTI JALAN TERSEBUT ADA. DAN KALAU ADA BERARTI IMAM MAKSUM ITU ADA. JADI KETIKA TUHAN MENYURUH MEMINTA JALAN LURUS ITU SEBENARNYA MENYURUH KITA MENCARI JALANNYA ORANG-ORANG MAKSUM YANG JELAS ADA TERSEBUT. ITULAH IMAM 12 YANG BIASA DIKENAL DENGAN IMAM, KHALIFAH YANG LURUS (RASYIDIN), PERAHU NABI NUH AS, BINTANG PEMBERI PETUNJUK, MAHDI, AHLULBAIT, ITRAH, AALU MUHAMMAD, .. DAN SETRUSNYA.

WASSALAM.

Chi Sakuradandelion, Agoest Irawan, Muhammad Wahid dan 24 lainnya menyukai ini.

Adzar Ali Kazhimi: Mumifikasi itu hal yang wajar.

Khommar Rudin: Allah humma shalli alla Muhammad wa alli Muhammad. Edo Saputra Gamblang mantap..!!

Ali Zainal Abidin: Allah humma shalli alla Muhammad wa alli Muhammad.

Ali Zainal Abidin: Allah humma shalli alla Muhammad wa alli Muhammad. 

1 Agustus 2012 pukul 22:30 · Suka




اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar