Sabtu, 28 Juli 2018

Kedudukan Fantastis Imam Bag: 1 (Tidak ada Ali as tidak dicipta Nabi saww dan tidak ada Fathimah as tidak dicipta keduanya)




Seri Tanya – Jawab

by Sinar Agama (Notes) on Saturday, August 14, 2010 at 5:57am


Permasalahan:

Akun yang menamakan diri Abd Bagis, membawa refrensi Syi’ah tentang kedudukan imam yang fantastis yang, bisa disimpulkan pada beberapa hal:

a. Kalau tidak ada imam Ali as tidak akan dicipta Nabi saww dan kalau tidak ada hdh Zahra as tidak dicipta keduanya.

b. Kedudukan imam melebihi kedudukan para nabi dan malaikat.

c. Para nabi termsuk nabi Muhammad saww tidak berhasil menegakkan keadilan, dan yang akan berhasil adalah al-Mahdi as.

d. Bertawassul dengan surat yang diletakkan ditempat tertentu, seperti kuburan Ahlulbayt as atau sahara kepada imam Mahdi as .

e. Para imam memegang pemerintahan langit dan bumi.

Jawaban Poin (a):

1. Para nabi yang diutus dari jaman dulu adalah untuk menerangi manusia mencapai yang tertinggi. Tapi karena kemampuan umat, berkembang dari sejak diciptakannya manusia, maka agama yang turun juga berkembang, maka dari itu agama setelahnya lebih sempurna dari sebelumnya. Hal itu karena Tuhan tidak memerintah manusia kecuali sesuai dengan kemampuannya.

2. Seiring dengan jawaban (1) di atas, dalam sepanjang sejarahnya, sesuai dengan ikhtiar manusia sendiri, agama yang turun selalunya dirusak oleh umat para nabinya. Jadi, nabi yang datang setelahnya bertugas meluruskan agama sebelumnya dari penyelewengan dan kalau memang sudah saatnya disempurnakan menurut Allah, maka sekaligus juga menyempurnakannya sesuai dengan potensi umatnya.

3. Dengan 2 jawaban di atas itu, maka dapat diketahui bahwa agama Islam nabi kita Muhammad saww adalah agama paling sempurna dan tidak bisa disempurnakan lagi sehubungan dengan potensi tertinggi manusia. Karena agama ini adalah agama terakhir. Tapi masalahnya, bagaimana kalau terjadi penyelewengan, baik lahir atau pemahamannya, baik sengaja (seperti hadits-hadits palsu) atau tidak?

4. Kalau dijawab tidak mungkin terjadi penyelewengan, jelas tidak mungkin dengan adanya aliran-aliran yang saling menyalahkan dalam agama suci Islam ini. Memang, agamanya suci, tapi pemahamannya? Sementara ia adalah agama terakhir yang, dijanjikan Allah akan mewarisi/menguasai bumi ini di akhir jaman (QS: 21:105). Kalau dijawab, turunkan nabi lain untuk meluruskan yang salah, juga tidak mungkin, karena Nabi saww adalah yang terakhir.

5. Sementara itu, kalau lurusnya Islam tidak terjaga, berarti Tuhan main-main karena telah mewajibkan kita memintanya setiap hari, ihdina al-shiratha al-mustaqima. Yakni minta jalan lurus yang tidak dimurkai dan tidak pula mengandung kesesatan/kesalahan sedikitpun (walaal-dhaallin). Dengan jawaban (4-5) dapat dipahami bahwa harus ada orang yang makshum ilmu-amal selain Nabi saww. Itulah yang dikatakan imam makshum as.

6. Dengan semua jawaban di atas dapat dipahami bahwa kalau tidak ada imam makshum, berarti sia-sia agama diturunkan agama agama terakhir yang tdk perlu penyempurnaan ini. Dan ia, harusnya diletakkan sebagai agama yang tidak terakhir, karena pahaman umatnya macam-macam tentang Qur'an-haditsnya, haditsnya juga banyak kepalsuan, dan yang shahih juga diselewengkan maknanya atau tidak dipahami dengan benar (setidaknya).

7. Saya rasa sudah jelas jawaban bagi mengapa kalau tidak ada imam Ali as tidak akan dicipta Nabi saww. Karena kalau tidak ada penerus makshumnya, buat apa diutus dan diciptakan sebagai yang terakhir? Tentang halnya hadh Zahra’ as hanya Allah yang tahu. Tapi kalau boleh meraba, maka tanpa beliau fungsi keimamahan imam Ali as semakin susah dipahami dan diterima umat Nabi saww. Karena setidaknya di beliaulah umat ini bersepakat.

8. Sunni-Syi’ah hormati hadh Zahra’ as sebagai Ahlulbait Nabi saww yang disucikan Tuhan (QS:33:33). Rasul saww bersabda:’Fathimah bagian dariku, siapa yang membuatnya marah, maka ia telah membuatku marah” (Bukhari hadits no: 3437, 3767, 3714, 3767 dll). Karena marahnya beliau as, jadi ukuran marahnya Rasul saww yang makshum, berarti  ekanan terpenting pada ”bagian-Rasul” di sini adalah agama/syariatnya.

9. Rasul saww juga bersabda pada Fathimah as: ”Sesungguhnya Allah ridha pada yang kamu ridhai dan murka pada yang kamu murkai” (Hakim di al-Mustdraknya 3:154, Usdu al ghabah 5:522 dll). Oleh karena itulah cinta pada beliau as adalah wajib (QS:42:23), karena beliau as penghulu Ahlulbait as. Juga wajib shalawat dalam shalat kita sehari-hari: ”Aali Muhammad” yakni keluarga makshum, bukan selainnya (Muslim 2/368; 5:31 & 361).

10. Sementara itu beliau diserang rumahnya oleh khalifah-1 sampai ia menyesal menjelang meninggalnya dan mengatakan:”...Sungguh aku mengharap tidak pernah menyerang rumah fathimah” (Thabari 4:52, dalam terjemah Abu Bakar, kejadian tahun 12; Dzahabi dalam Mizaanu al-’I’tidal 2:215; al-Imamatu wa al-Siyasatu 1:18, sub judul: sakitnya Abu Bakar dan penunjukan Umar).

11. Begitu juga hak-haknya dirampas khalifah-1&2 hingga beliau marah dan suker (putus hubungan) sampai meniggal (Bukhari dari siti ’Aisah 2:186, bab: fardhunya Khums, hadits ke 2, dan 4:164, kitab fara-id; Shahih Turmudzi dari Abu Hurairah, jilid 1, bab tentang peninggalan Rasul saww). Dan beliau berkata di hadits Turmudzi itu: ”Demi Allah saya tidak akan pernah bicara sama kalian berdua lagi selama-lamanya”

12. Bahkan di hadits lain dalam kitab al-Imamah dan Siyasahnya Ibnu Quthaibah –semua riwayat yang kami bawa dalam tulisan ini adalah kitab-kitab Sunni- hadh Fathiman mengatakan kepada keduanya: ”Aku bersaksi demi Allah dan para malaikat bahwa kalian berdua telah membuat aku marah dan tidak rela, dan nanti kalau aku bertemu dengan Rasul saww akan mengadukan kalian berdua kepadanya”

Setelah itu Abu Bakar menangis tersedu-sedu, menyesal dan berkata pada orang-orang: ”Cabutlah baiat kalian dariku”. Dalam tarikh al-Baghdadi diriwayatkan dari Abu Ishaq al-Fazari: ”Aku mendengar Abu Hanifah berkata: Iman Abu Bakar al-Shiddiq dan iman Iblis adalah satu/sama. Iblis berkata: Ya Tuhan, dan Abu Bakar berkata: Ya Tuhan” (Tarikh Baghdaad 13:372 cetakan al-Qohiroh, Mesir; atau 6:116 prog komputer)

13. Saya tidak bertanggung jawab terhdp kata-kata Abu Hanifah di atas itu dan hanya menukil supaya saudara seiman dan seIslam dari kalangan Sunni, tahu bahwa yang protes pada khalifah-1, bukan hanya Syi’ah. Sekalipun Syi’ah hanya mengatakan bahwa dia tidak layak jadi khalifah karena tidak makshum dan telah mengambil yang bukan haknya. Tapi tidak sampai ke iblis-iblis segala seperti yang dikatakan oleh Abu Hanifah ini.

14. Sampai-sampai waktu wafat beliau as, Abu Bakar tidak diijinkan menyolatinya, dan penguburannyapun malam hari (Shahih Bukhari 2:186, yang cetakan Halabi Mesir 3:55; Shahih Muslim 5:153 cetakan Istanbul tahun 1334; dll). Dan sudah tentu kuburannya sampai sekarang tidak ada yang tahu dimana.

15. Semua ini, mulai dari bahwa beliau bagian dari Nabi saw, marahnya sebagai marah Nabi saww dan Tuhan; dianiaya oleh khalifah-khaifah; marah pada mereka; mau mengadukan mereka ke Nabi saww, kuburannya tidak diketahui sampai sekarang, adalah bukti pendukung bagi kebenaran imam Ali as yang menjadi penentu bagi kelanjutan Shiratu al-Mustaqim. Jadi, bisa benar bahwa kalau tidak ada beliau tidak akan dicipta Nabi saww dan Ali as.

16. Ada lagi rahasia yang bisa diraba. Yakni bahwa keturunan Rasul saww melalui hadh Fathimah as. Dalam pengetahuan Tuhan, telah diketahui bahwa imam-imam yang memilih makshum dengan ikhtiarnya itu adalah dari keturunannya. Jadi, tanpa beliau as maka buat apa dicipta Nabi saww dan Ali as serta agama terakhir ini? Karena toh, begitu Nabinya saww wafat, sudah tidak lagi lurus pahaman Islam dan apalagi pengamalan dari umatnya. Dengan semua keterangan ini (jawaban 1-16) maka dapat dipahami masalah poin (a) yang telah diupload/dimuat sendiri oleh orang yang mengaku Sunni, yakni Abb Bagis, bahwa di Syi’ah diyakini bahwa kalau tidak ada imam Ali as tidak akan dicipta Rasul saww, dan kalau tidak ada hadh Fathimah as tidak dicipta keduanya. Yang jelas saya bukan pemula (bc: pembawa) masalah.

Sekali lagi, jawaban ini, tidak mewakili Syi’ah, dan tidak menampik tetapnya persaudaraan sesama muslim. Semua riwayat yang saya nukil adalah Sunni, maka dari itu kalau ada kata-kata yang mungkin agak/sangat kasar, saya tidak bertanggung jawab. Bagi saya yang penting adalah intinya, yakni jawaban terhdp masalah (a). Semoga bermanfaat dan tunggulah jawaban untuk poin (b-e). Maaf kalau ada kesalahan atau kekurangannya, terutama kelambatan jawabannya karena saya janji 2 jam tapi ternyata tidak bisa selesai. Jangan lupa doanya.


Catatan Selanjutnya:



 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar