﷽
Seri tanya jawab Zaranggi Kafir dengan Sinar Agama
by Sinar Agama on Sunday, December 30, 2012 at 3:40 am
Zaranggi Kafir mengirim ke Sinar Agama: Salam Ustadz, bisa dijelaskan ke ana dengan bahasa yang gampang ana ngerti tentang perbandingan hadits: ”Ahlulbaitku bagaikan bintang di langit” dan hadits: ”Shahabatku bagaikan bintang di langit”.
Soalnye banyak ane baca ntuh tafsir abal-abal dari orang-orang yang gak berhak menafsirkan dan ana jadi tambah gak paham dimane letak kekuatan serta kelemahannye hehehe, maaf nih Ustadz kalau bahasa ana tidak sopan-sopan sedikit... semoga Ustadz tidak bosen dengan ana, salam.
Sinar Agama: Salam dan terimakasih pertanyaannya:
Saya sudah menulis tentang ini (seingatku). Ringkasnya, hadits yang tentang shahabat itu jelas palsunya. Karena haditsnya berbunyi:
“Shahabat-shahabatku itu bagaikan bintang di langit. Barang siapa dari kalian yang mengambil hidayah/petunjuk darinya, maka kalian akan mendapat hidayah/petunjuk.”
Hadits ini akan bermakna seperti ini:
“Wahai shahabat-shahabatku, shahabat-shahabatku itu (yakni kalian), bagaikan bintang- bintang di langit. Barang siapa dari kalian yang mengambil petunjuk dari bintang- bintang itu (yakni dari diri kalian sendiri), maka kalian terhidayahi/tertunjuki.”
Siapa yang bisa menerima perkataan seperti ini diucapkan oleh kanjeng Nabi saww yang tidak berbicara kecuali dengan wahyu???!!!
Bande Husein Kalisatti: Iya, kalimat hadits itu jadi tumpang tindih, syukron ilmu logikanya.
Zaranggi Kafir: hehehe ini baru ajib, sekarang ane ngerti dah. Penjelasan Ustadz sangat ane ngerti soalnye gamblang gak belok kanan kiri tapi langsung pade masalah, makasih yee Ustadz, ane selalu doakan Ustadz selalu dalam kebaikan.
Wassalam.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar