Rabu, 13 November 2019

Tentang Dua Bentuk Kepemimpinan Yakni Khalifah dan Imamah

9. Tentang Dua Bentuk Kepemimpinan Yakni Khalifah dan Imamah

https://www.facebook.com/notes/sang-pencinta/tentang-dua-bentuk-kepemimpinan-yakni- khalifah-dan-imamah/790008647715710

Anggelia Sulqani Zahra: LUUAAAAAAAR BIASAAAAAAA=====

INI YANG BELUM/TIDAK DILAKUKAN OLEH PARA IMAM DAN PARA ULAMA DI SEPANJANG SEJARAH

“PENULIS SETELAH MENJELASKAN DUA BENTUK KEPEMIMPINAN YAKNI KHALIFAH DAN IMAMAH KEMUDIAN DALAM KESIMPULANNYA MENYATAKAN”

DALAM BUKU “ SYI’AH MENURUT SYI’AH PENULIS : TIM AHLULBAYT INDONESIA

Halaman : 356

“Ternyata kesalahpahaman yang tidak segera diklarifikasi akan menjadi objek dramatisasi dan bahan bagi pihak ketiga Untuk mengadu domba dua kelompok besar umat Islam. Lemahnya posisi umat Islam di dunia merupakan akibat nyata dari sektarianisme yang menjangkiti kedua kelompok tersebut dan masuknya isu-isu lain ke dalam isu perbedaan Interpretasi tentang kepemimpinan” — bersama Sinar Agama,Bande Husein Kalisatti, Firdaus Said dan Hendy Laisa.

Denny Priyanto: Itu sama saja mengatakan para Imam dan para Ulama tidak melakukan klarifikasi dan rekonsiliasi, dan itu artinya para Imam melakukan kesalahan maka gugurlah kemakshuman para Imam, itu mustahil!

Denny Priyanto: Ternyata Tim Penulis ABI penulis buku SMS lebih cemerlang dari Para Imam dan para Ulama sepanjang sejarah, (tapi kalau isi buku SMS tersebut benar, apa iya sih?)

Sinar Agama: Salam dan terimakasih tag-annya. Itulah mengapa buku ini saya katakan buku sesat dan menyesatkan dan haram dibaca kecuali bagi orang yang mampu memahami kesalahannya. Sesak rasanya dada ini kalau memperhatikan berbagai tulisannya. Hanya kepada Allah tempat mengadukan diri.

Satria Pmlg: Ma’na ULIL AMRI terlupakan padahal gamblang ,,,termaktub di al Qur’an,,,,,tidak mungkin ALLAH,,,SWT,,salah menyuruh untuk taat,,, kepada ULIL AMRI, kalau ULIL AMRINYA, melakukan dosa

,,,,,dalam buku SMS ,,lupa bahwa ketaatan kepada ULIL amri adalah mutlak,,,sama halnya TAAT KEPADA ROSUL karena wawuny athof,,,,,,kalau buku SMS,,diyakini hancur semua akidah,,,kewilayahan.

Azmy Alatas: Owalaaahhh....komentator-komentator di atas iki dub opo piye... Kalimatnya kemana imajinasine kemane....kok disambungin ke para imam...

Emangnya ada ya imam yang bermadzhab?

Giri Sumedang: Ada kebenaran personal dan ada kebenaran universal. Kebenaran personal atau semakna dengan pembenaran, tentulah sangatsubyektif dan realtif. Giri memang belum baca buku itu karena mungkin buku tersebut terbatas bagi kalangan tertentu. Tapi dilihat dari bahasa yang disadur di atas, sangat bisa ditangkap bahwa penulis sekedar ingin menjelasakan dan memaparkan persoalan konsep kepemimpinan dalam pandanganumat islam sendiri. Termasuk Giri yang belum paham betul apa itu Syi’ah, sadar bahwa konsep dan realitas kepemimpinan dalam agama islam adalah bersifat niscaya, neccesary need, dan mutlak. Ini menunjukkan bahwa mungkin ada sisi kearifan dari tim penulis yang sengaja membeberkan persoalan akut dalam tubuh umat Islam mengenai konsep dan realitas kepemimpinan umat Islam.

Ucin Habsyi: Azmy alatas, bukan dub, tapi terlalu pintar dan jadinya njeglek .

Azmy Alatas: Cocok sama Giri Sumedang saya suka kata-kata “secara arif”..

Giri Sumedang: Sehingga, apabila buku tersebut ada indikasi pemaksaan pahaman tentang konsep kepemimpinan, Giri khawatir justru itu merupakan tindakan blunder. Tugas manusia arif dan bijak adalah sekedar menunjukkan, menasehati, menjelaskan, dan memperingati saja. Selebihnya dan sebaliknya adalah tindakan zalim.

Azmy Alatas: Coba deh, sentimen terhadap penafsir dibuang dulu. Baca bagian rekonsiliatif setelah baca utuh dari depan.

Jangan melompat langsung ke belakang...

Memang betul yang dikatakan Giri, bahwa penulis berusaha berdiri di luar Sunni-Syi’ah untuk coba membangun rekonsiliasi. Sama ketika dulu Quraish shihab membuat tafsir rekonsiliatif yang berjudul “Sunni-Syi’ah bergandengan tangan, mungkinkah?”

Giri Sumedang: Terlepas dari siapa yang menulis buku tersebut, Giri yakin ada sebuah usaha bagi kelompok tertentu untuk mendakwahkan dengan benar apa itu makna kepemimpinan dalam Islam.

Giri Sumedang: Seringkali kita ini hanya bisa mengkritisi, tapi tidak atau setidaknya belum bisa berbuat apa-apa untuk kemaslahatan umat.

Azmy Alatas: Jadi dalam hal ini saya mengkritik para pengkritik yang tuntutan kritik nya tak jelas..

Irsan Fadlullah Al Hajj: Apanya yaaa yang luar biasa??

Azmy Alatas: Coba deh, sentimen terhadap penafsir dibuang dulu. Baca bagian rekonsiliatif setelah baca utuh dari depan.

Jangan melompat langsung ke belakang...

Giri Sumedang: Berbeda adalah adil, tapi pembedaan adalah zalim. Jangan sampai makna pembedaan menjadi lebih kental dalam konstruksi berpikir kita sehingga fallacy terus bertubi-tubi datang dalam cara berpikir kita yang itu sangat berbahaya pada semua aspek tindakan, tutur, dan laku kita.

Syed Musyaiyah Baabud: Kalau memang menegur/mengkritik, datang aja ke kantornya, kalau takut, jangan berbicara dengan masalah yang membuat hati orang yang sudah bersih, jadi kotor, ini bukan ajaran Rasulullah saaw. Hanya untuk orang yang punya otak.

Bintang Az Zahra: Yang menyesatkan di balik layar karena suka banget dengan taqiyahnya ... yang disesatkan orang yang otaknya masih waras ....ia begini jadinya..... kalau hanya urusan perut dan bawah perut kenapa gak diskusi secara lansung .....bener-bener ngenes ...

Suherman Estu: Sedikit gatel juga untuk ikutan komen, menurut saya, mending nggak usah “nambahin kayu bakar”, karena tujuan status, yang ditulisdengan capslock ON, bisa dibilang memang untuk menarik perhatian, kalau tidak bisa dibilang, PROVOKASI. IMHO

Wayang Tujuhpuluh: Biasalah ibu-ibu penggemar tempe suka ngomongin produk tempe inovasi terbaru: “tempe rasa tahu”, dan memprovokasi penjual tempe favoritnya supaya koar-koar ke penggemar tempe yang lain supaya jangan beli “tempe rasa tahu”....

Wayang Tujuhpuluh: Gimana ya kalo penggemar tempe dan penggemar tahu jadi pada doyan “tempe rasa tahu”....bisa ilang tuh penggemar tahu....

Wayang Tujuhpuluh: Tapi rasa tempe juga bisa ilang.....

Adzar Ali: Iyya komentator para pengkritik buku sms memang luar biasa tidak nyambungnya dengan makna dan konteks tulisan di buku tersebut,Angelia Sulqani Zahra alias Hendy Laisa. Apalagi ditambah-tambahi dengan tulisan yang terlalu Hiperbolis. Di satu perbuatan tersebut lucu namun di sisi lainnya memiriskan hati karena masih memakai pekokologi.

Hendy Laisa: Aliasnya salah alamat mas.

Amrillah Rizki: Tapi emang rata-rata orang arab yang kaya songong-songong pelit lagi bah... Wanprestasi lagi kata quito mana kopi kopi lanjutt bib ....

Syahru Pan Rizal: Di pengkritik buku SMS ini banyak yang pintar tapi sedikit yang bijak mensikapinya, sementara kenapa diterbitkannya buku SMS untuk menimalisir intoleransi yang makin masif bahkan cenderung menyerang , setelah kasus Sampang apa yang dilakukan oleh para pengkritik ini untuk mengembalikan mereka pada kampung halamannya ?............

Amrillah Rizki: Ane juga nyumbang lho untuk pengungsi Sampang hehehe....

Aalulbayt Malay: Mengkritik tanpa memberikan solusi tindakan yang tidak bijak.

Aalulbayt Malay: Buku sms sejatinya dalam tahapan awal cenderung kepada pembahasan wahdah dan mencoba untuk menggambarkan Syi’ah tidak bernuansa ekspor revolusi yang membahayakan NKRI, dalam tahap awal ini imej masyarakat tentang Syi’ah secara umum beralih dari negatif ke positif. Sehingga dengan mudah Syi’ah diterima di masyarakat. Jika ada perbedaan pendapat dengan pengkritik, tanyakan langsung kepada yang terkait para penulis mereka menguasai betul akidah dan fiqih bahkan sebagaian mereka mengajar fiqih. Bukan tidak faham permasalahan dan duduk perkara melainkan mencoba untuk pendekatan dengan kubu yang mencurigai Syi’ah.

Aalulbayt Malay: Perpecahan seperti ini seperti membantu pihak anti Syi’ah seperti Amerika, Zionis, dan takfiri dengan gratis dan tidak dibayar.

Li Qasim: Kalau banyak dikritik, berarti produknya belum final atau gak lolos QC?

Amrillah Rizki: Dah bakar aja buku sms daripada dibaca anak cucunya hehehe...bagi yang sudah baca harap tobat nasuhah kkkkkkkk

Reza Fauzan Al Hamid: Status yang sangat disesalkan!!!

Sinar Agama: Kesalahan fatal buku itu harus diberitahukan kepada umat, apapun penerimaan mereka. Karena memang keterlaluan dalam kata-kata dan kesalahannya serta mengatasnamakan Syi’ah. Karena itu, kita harus baraa-ah dari buku itu di masyarakat dan di hadapan Tuhan serta Ahlulbait as. Tapi ingat, kita tidak boleh menggunakan kata yang keluar dari keilmiahan, sekalipun buku itu sering menggunakannya.

Sinar Agama: Kalau persatuan itu adalah mengakui kesalahan, maka tidak diwajibkan agama dan akal manapun untuk melakukannya. Begitu pula kalau perbedaan pandangan tentang ilmu itu dianggap perpecahan, maka tidak ada persatuan di dunia ini sejak manusia itu ada bahkan antara suami-istri yang paling setia sekalipun. Karena pasti diantara mereka terdapat perbedan pandangan dalam banyak hal.

Persatuan yang diajarkan Tuhan, Nabi saww, Ahlulbait as, ulama dan marja’ adalah tidak saling memaksakan pendapat dalam bentuk fisik dan saling menolong serta saling memberikan kebebasan pada masing-masing. Akan tetapi dari sisi pendapatnya, mestinya mempertahankan pendapat masing- masing selama masih punya dalil. Dan yang tidak punya dalilpun, tidak boleh dipaksa secara fisik.

Meyo Yogurt: Ya mungkin bisa dikatakan epilog itu ngawur dan tidak jelas tujuannya. Namun sebagian besar isi buku adalah penjelasan kepada ahlusunnah mengenai berbagai tuduhan terhadap Syi’ah. Karena itu tujuan pembuatan buku ini telah tercapai (menurut saya).

Muhammad Faizal Rafidhi: Kutip: Sinar Agama Kesalahan fatal buku itu harus diberitahukan kepada umat, apapun penerimaan mereka.

••••••

Kesalahan Bajingan Khamenei (LA) apa tidak dikasih tahu juga kepada UMAT??? Wahai Sinar Agama Berani menjawabnya ?

Imamah Dzil Qurba: Dalil gamblang ustadz SA dalam mengkritisi SMS, sulit dipatahkan. Jelas dan terang sekali ulasan ustadz SA. . . . . . piyejal?

Muhammad Faizal Rafidhi: Kutip : Imamah Dzil Qurba

Dalil gamblang ustadz SA dalam mengkritisi SMS, sulit dipatahkan. Jelas dan terang sekali ulasan ustadz SA. . . . . . piyejal?

••••••••••

Tetapi dia Sinar Agama tidak juga mampu menjawab pertanyaan saya .... How come atuh ??

Faktanya mereka (ABI+SA) hanya para Worshipers Al Khamenei (LA) yang happy dalam atmosfir munafiqun ..

Imamah Dzil Qurba: FAIZAL, anda bahkan tidak menulis pertanyaan, . . . . piyejal?

Muhammad Faizal Rafidhi: Imamah Dzil Qurba,,, oh begitu ya ?... Di ulang deh kalau begitu ...

Kutip : Sinar Agama Kesalahan fatal buku itu harus diberitahukan kepada umat, apapun penerimaan mereka.

••••••

Kesalahan Bajingan Khamenei (LA) apa tidak dikasih tahu juga kepada UMAT ??? Wahai Sinar Agama

Berani menjawabnya ?

Al Fakir: Komen yang tak waras lebih patut tidak tahu argumentasi yang gamblang... yang tak waras biasanya lebih suka menunjukan cela dan hinanya, sangat jauh dari niat untuk mencari kebenaran.

Imamah Dzil Qurba: FAIZAL : ngeri sekali penyebutanmu terhadap Itrah Nabi SAWW (Sayyid Ali Khamenei)?

Shadra Hasan: Imamah, faiz ini adalah rombongan tukang laknat, kemampuannya hanya bisa seperti itu, cela ini dan itu. Dulu sih tidak seperti ini kelakuannya, tapi ntah mengapa sejak mengenali bu Emilia r Az jadi seperti ini. Mungkin ada yang konslet dengan ilmu yang diterimanya.

Shadra Hasan: Faiz ini yang megang bmt juga, suka mengkloning akun, mungkin supaya tampak rame atau gimana giti.

Muhammad Faizal Rafidhi: Kutip : Imamah Dzil Qurba

FAIZAL : ngeri sekali penyebutanmu terhadap Itrah Nabi SAWW (Sayyid Ali Khamenei)?

••••

Bajingan is Bajingan siapapun dia ,, kawan..

“Pemahaman” tentang AKHLAK (advance) Menurut “Muhammad Faizal Rafidhi” dari memahami pemikiran Imam Ali (as)

Qul hal yastawil lazeena ya’lamoona wallazeena laa ya’lamoon ?

Pemahaman untuk mengetahui biasanya lahir dari proses perenungan yang sunyi, karena semua yang sunyi biasanya lebih clear.

Kesimpulan Pemikiran dari pengetahuan saya :

Apa Yang tidak boleh Dihina, Dilaknat, Dikutuk atau dinistakan adalah “yang hidup” artinya apapun yang masuk dalam kategori hidup tidak bolehdinistakan, sementara di luar yang hidup seperti ide-ide sangat boleh dinistakan, apalagi ketika ide-ide tersebut menistakan “yang hidup”.

Logikanya:

“Kuntum khairu ummat ukhrijat linnasi”.

Kamu adalah sebaik-baiknya umat yang di-tampilkan untuk umat manusia.

Hingga Consciousness anda, memahami hal ini dengan CLEAR : “In ahsantum ahsantum li anfusikum wa in asaatum falahaa”.

Artinya : Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik untuk dirimu, dan Jika kamu berbuat Jahat, maka kerugian kejahatan itu untuk dirimu.

Dalam pemahaman umum :

If you do good you feel good, if you do bad you feel bad. CLEAR ?

Muhammad Faizal Rafidhi: Kutip : Sang Pencinta

Imamah, faiz ini adalah rombongan tukang laknat, kemampuannya hanya bisa seperti itu, cela ini dan itu. Dulu sih tidak seperti ini kelakuannya, tapi ntah mengapa sejak mengenali bu Emilia r Az jadi seperti ini. Mungkin ada yang konslet dengan ilmu yang diterimanya.

•••••

Saya sudah pernah katakan Bajingan Khamenei (LA) menciptakan Ketololan dan Inferiority ..

Kalian yang dikarunia kecerdasan dalam berpikir tetapi tidak mengunakan dengan baik, saya hanya menyampaikan 100% Worshipers Al Khamenei (LA)hanya kumpulan orang-orang yang happpy dalam atmosfir munafiqun...

Kamu Sinar Agama hanya bermain di ranah Sunnism, dan begitu pula para ABI kaffah dengan tabiat- tabiat Sunnismnya ......

Kamu Sinar Agama perlu cermati hal ini lebih dalam, bagaimana seorang yang kalian klaim sebgai Wakil Almahdi dapat menciptkan perpecahan yang mana kalian sama-sama Worshipers Al Khamenei (LA) ....... Butakah mata kalian akan KEZALIMAN bajingan khamenei (LA) ini,,,,

Kalian berbicara Shia dalam koridor Shia sebagai Agama Politic dan doktrinial yang keliru. Seharusnya Nilai-nilai Shia yang bersifat Universal, Otonom dan Independen itu tidak dibenarkan untuk diubah oleh nilai eksistensi manusia dan penguasa. ...........

Kalian hanya menutup KESADARAN kalian ! .........

Saya dari awal sudah jelas Anti pada Tabiat-tabiat Sunnism, dan orang-orang yang sepaham dan sepemikiran dengan saya tentunya mereka menemukan KESADARAN dari diri mereka sendiri.

Bagaimana kalian selalu memfitnah dan menghasut orang-orang, dan melakukan manipultif terhadap hal yang faktual.

Seharusnya kalian sudah mengikis tabiat-tabiat Sunnism, dengan berusaha memperhalus NURANI dan mempertajam AKAL, agar kesadaran bukan diselimuti kedok doktrinisasi yang ambigu !

CLEAR ?

Muhammad Faizal Rafidhi: Duduk sini ,, Budi Karbalaa , Ahrash Darien , Sony Hilal Wicaksono , Salman Al Farisi , Syed Mudzhar Bin Syed Malik

Muhammad Faizal Rafidhi: Kutip : Sang Pencinta

Faiz ini yang megang bmt juga, suka mengkloning akun, mungkin supaya tampak rame atau gimana giti.

•••••••••

Saya tidak pernah mengkloning akun apalagi menampilkan informasi data diri yang keliru ! Akun BMT sekarang sdah berubah nama Muhammad Faizal, silakan dicheck ...

Dan beberapa kejadian akun saya dikloning oleh orang-orang yang benci dengan saya .. Apakah kamu memakai nama dan akun profil asli “Sang Pencinta” ??

Jika aku mau melaporkan kepada Facebook, akun kamu bisa hilang dan berubah nama, kebetulan aku berteman dengan team facebook Indonesia.

Tetapi hal itu tidak aku lakukan, karena tidak penting bagiku ...

Karena biar KESADARAN orang-orang yang mengaku sebagai Shia masih selalu menipu dan berbohong, dan ketakutan kepada SUNNIS TOLOL.

Bagaimana ? Apakah aku keliru ???

Imamah Dzil Qurba: FAIZAL : Bukankah ide-ide (pikiran) terlahir dari yang hidup? Itulah sebabnya ide-ide (pikiran) memiliki makna, yang berarti dalam dirinya ada kehidupan. . . . . piyejal? Sudahlah FAIZAL. . . kita tidak akan beruntung dengan berkata-kata buruk karena akan melahirkan kebencian.

Salman Al Farisi: Allahummal’an shanamain quraisy wa shanamain iran ila yaumil qiyamah....

Salman Al Farisi: Orang yang mendapat petunjuk adalah orang yang dapat menyeimbangkan antara kecintaan dan kebencian....

Muhammad Faizal Rafidhi: Belajar SHIA samahal belajar mengenal Nilai diri sendiri.

Jika ada seseorang belajar dan mau dibodohi oleh Ulama-ulama yang menanamkan doktrinial yang membelakangi akal sehat tentunya, dia menjadi Shia lebih bodoh dari para Worshipers Umar (LA).

Menjadi Shia itu PASTI seorang yang BERANI, tetapi jika keberanian itu menuju sebuah Kezaliman dan happy dalam atmosfir munafiqun, tentunya itu akan MENGERIKAN.

Sekali lagi menjadi SHIA itu adalah KESADARAN. Muhammad Faizal Rafidhi’s photo.

Ahrash Darien: feeling so BULB

Ahrash Darien: Ini pasti riwayat Dhaif atau disisipkan oleh wahabi : The Prophet (may Allah bless him and his pure family),

as part of a longer narration, said:

Fathiimah will say to Allah:

O Lord! I am weary of this life and tired of the people of this world. So take me to my father. So Allah will join her with me and she will be the first one from my family who joins me.

She will come to me grieved, depressed, harmed, extorted, and murdered.

Then I will say to Allah:

O Allah! Curse those who were unjust to her, torment those who constrained her, and humiliate those who humiliated her. And make the one who keptkicking her ribs, until he killed her fetus, dwell in Hell. And the angels will say: Ameen.

Irshad al-Qulub al-Daylami, v. 2, p. 295; Bisharat al-Mu’afa, p. 307, H6;

Amali al-’usi, v. 1, p. 100.

Muhammad Faizal Rafidhi: “KESADARAN”

Allahummal’an abu bakar wa umar wa usman wa muawiyah wa yazid wa aisyah wa hafsyah wa Hindun wa Umm Hakam wa khamenei alaihim jamian minal malail ‘ala ila yaumiddin.

ALLAHUMMAL’AN JIBT WA THAGHOOT....

Sony Hilal Wicaksono:

﴾Al A’raf:150 ﴿

Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: “Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?.....

Janji Tuhan kita, Imam Mahdi as pasti akan datang.

Alangkah buruknya perbuatan mendahului Imam Mahdi as: Mencari pengganti.

Ahrash Darien: @Sang Pecinta ... O Allah! Curse....curse whomever Allah has cursed... upon him is the curse of Allah ...See More

Muhammad Faizal Rafidhi: Kutip : Imamah Dzil Qurba, FAIZAL : Bukankah ide-ide (pikiran) terlahir dari yang hidup? Itulah sebabnya ide-ide (pikiran) memiliki makna, yang berarti dalam dirinya ada kehidupan. . . . . piyejal? Sudahlah FAIZAL. . . kita tidak akan beruntung dengan berkata-kata buruk karena akan melahirkan kebencian.

••••

Manusia yang membawa dan menciptkan Ide-ide yang menistakan yang hidup dan berbuat zalim itu tidak dibenarkan ..

Sekali lagi, Bajingan is Bajingan siapapun dia ..

CLEAR ?

Salman Al Farisi: Imam Jawad as said, “Whoever considers it a sin to send la’nat on the one on whom laknat’s Allah then upon him is Allah’s la’nat. (Ikhtiaru Ma’rifatur Rijal by Syech Tusi, page 528 Hadits )1012

Imamah Dzil Qurba: FAIZAL : mengapa sebegitu bencinya dirimu kepada Sayyid Ali Khamenei, apa yang salah?

Budi Karbalaa:

اعوذ بالله السميع العليم من الشيطان اللعين الرجيم
يَاأَيـَُّهاالَِّذيَنآَمنُواإَِّنَكثِيًراِمَناْلَْحبَاِرَوالُّرْهبَاِنلَيَأُْكلُوَنأَْمَواَلالنَّاِسبِالْبَاِطِلَويَُصُّدوَنَعْنَسبِيِلاللَِّهَوالَِّذيَن يَْكنُِزوَنالَّذَهَبَوالِْفَّضةََوَلايـُْنِفُقونـََهافِيَسبِيِلاللَِّهفـَبَِّشْرُهْمبَِعَذاٍبأَلِيٍم(4٣)
صدق الله العلي الحميد



Artikel selanjutnya:
================

Senin, 11 November 2019

Tanggung Jawab Syi’ah Indonesia Terhadap Buku SMS

8. Tanggung Jawab Syi’ah Indonesia Terhadap Buku SMS

https://www.facebook.com/notes/sang-pencinta/tanggung-jawab-syiah-indonesia-terhadap- buku-sms/788825271167381

Bismillaah

Sinar Agama: Bismillaah: Tanggung Jawab Syi’ah Indonesia Terhadap Buku SMS

Sebelum saya menulis tanggung jawab ini, perlu adanya penekanan kembali kepada beberapa hal yang sudah kita diskusikan bersama selama ini, yaitu:

a- Yang saya tulis ini hanya berdasarkan pemahaman saya yang cetek tentang agama dan Syi’ah. Jadi, bisa salah dan bisa benar dan tidak mewakili siapapun.

b- Kalau pandangan saya salah di sisi Allah tentang tanggung jawab terhadap buku SMS ini, maka berbahagialah bagi yang tidak memperhatikannya. Akan tetapi kalau benar, maka semoga Tuhan mengampuninya.

c- Sebagaimana biasa, kita tidak bermain di niat, melainkan di alam nyata seperti ucapan dan tulisan serta perbuatan. Jadi, kalau ada kata sesat atau batil atau keluar dari Syi’ah, maka penghukuman itu hanya pada tulisannya, tidak ada hubungan dengan niat penulisnya sebagaimana sudah diterangkan sebelum ini. Niat mereka dan aplikasinya, merupakan urusan Tuhan sepenuhnya. Dan kita sebagai hamba zhahir, hanya diperintahkan untuk mengambil sikap dan berbuat sesuai dengan zhahirnya saja.

d- Sebagaimana himbauan ini tidak berurusan dengan niat penulisnya, juga tidak ada urusan dengan penerbitnya atau kelompok manapun. Jadi, murni bahasan buku dan ilmu. Karena itu, tidak ada muatan politiknya sama sekali. Yang tidak percaya, yah...tunggu kelak di akhirat apakah kami dusta atau tidak semoga Tuhan menjagaku dari perbuatan keji ini selama- lamanya, amin.

e- Zhahir yang kita pakai untuk memahami buku SMS itu, adalah pemahaman uruf dan umumnya. Yakni bahasa yang normalnya. Dan sikap kita ini, adalah pada pemahaman uruf yang kita dapatkan dari buku tersebut bahkan sejak sebelum terbitnya sebagaimana maklum. Atausetidaknya sebelum besar-besaran dicetak atau menjadi issu. Karena bahasan dan diskusi tentang imamah yang divertikalkan itu, sudah kita lakukan sejak sekitar bukan November tahun lalu.

Sedang Tanggung Jawab Syi’ah Indonesia Terhadap Buku SMS Adalah:

1- Kalau sudah tahu masalah dan kesesatannya, cukup di masalah imamah vertikal saja, maka wajib ia melakukan anjuran kepada keluarga danlingkungan Syi’ahnya untuk tidak membaca buku tersebut. Dan wajib pula mengambil sikap dan ramai-ramai meminta penarikan buku itu ke penerbit walau hanya melalui ucapan dan tulisan di medsos. Ingat, jangan ditambahi dengan kata-kata kasar lainnya. Yang diwajibkan (dari pemahaman saya yang relatif sebagaimana sudah diterangkan di atas) hanya meminta penarikan. Itu saja.

Kalau seseorang yang di poin 1 ini, tidak melakukan kewajibannya, maka di pemahaman saya, seperti mendengar seruan imam Husain as yang berseru:

“Adakah penolong yang mau menolongku?” (yang diserukan di Karbala ketika sudah tinggal sendirian)

Akan tetapi tidak menolong beliau as. Atau seperti melihat imam Husain as dikeroyoki di Karbala atau rumah hdh Faathimah as dibakar, akantetapi tidak menolong mereka as. Kalau ini yang terjadi, yakni tidak membantu, lalu kemana aplikasi “Labbaika ya Husain as” yang sering kita ucapkan, baca dan dengar selama ini?

2- Kalau sudah tahu masalah dan tidak gamblang kesesatannya, yakni benar-benar begitu di hatinya yang disaksikan Tuhan, maka hati-hatinya tidak mendukung buku tersebut dan berdoa kepada Allah swt, agar membantu kita semua keluar dengan keindahan hidayah dari permasalahan ini.

3- Kalau tidak tahu masalah, maka di samping berdoa seperti di poin 2 itu, ia tidak boleh membaca buku tersebut dan tidak boleh ikut-ikutan berpendapat. Karena pendapatnya kalau salah, sementara tidak tahu masalahnya, sangat mungkin tidak akan dimaafkan Tuhan kecuali dengan taubat yang benar seperti mengumumkan lagi kesalahannya itu di tempat yang sama.

4- Kalau tidak tahu masalah, akan tetapi tidak bisa tahan untuk tidak membaca, maka dari pada dosa yang lebih berbahaya, mungkin bisa dilakukan dengan jalan lain yang barangkali tidak dosa. Yaitu membaca buku itu, di bahasan kita selama ini, jangan membaca bukunya langsung. Tentu saja, kalau dirinya merasa tahu agama dan mampu membedakan yang benar dan yang salah karena memang sudah belajar agama dan Syi’ah secara spesifik, dan memastikan diri tidak akan terpengaruhi, maka halal-halal saja membaca buku tersebut.

5- Perhatikan fatwa Imam Khumini ra berikut ini:

مسألة 41 : معونة الظالمين فى ظلمهم بل فىكل محرم حرام بال إشكال

Masalah 14:

“Membantu Zhalim dalam kezhalimannya itu, bahkan membantu dalam setiap satu dosa saja, adalah haram/dosa tanpa keraguan....”

مسألة 51 : يحرم حفظكتب الضالل و نسخها و قراءتها و درسها و تدريسها إن لم يكن غرض صحيح فى ذلككأن يكون قاصدا لنقضها وإبطالها وكان أهال لذلك و مأمونا من الضالل، و أما مجرد االطالع على مطالبها فليس من االغراض الصحيحة المجوزة لحفظها لغالب الناسمن العوام الذين يخشى عليهم الضالل و الزلل، فالالزم على أمثالهم التجنب عن الكتب المشتملة على ما يخالف عقائد المسلمينخصوصا ما اشتمل منها على شبهات و مغالطات عجزوا عن حلها و دفعها ، و ال يجوز لهم شراؤها و

إمساكها و حفظها بل يجب عليهم إتالفها.

Masalah 15:

“Diharamkan menyimpan kitab yang menyesatkan, menyalin, membaca, mempelajari dan mengajarkannya, kalau tidak memiliki tujuan yang benar seperti berniat untuk membantahnya dan membatalkannya dan iapun memang orangnya untuk itu dan aman dari pengaruh sesatnya. Akan tetapi kalau hanya ingin tahu terhadap kandungannya, maka hal itu bukan tujuan yang dibenarkan hingga membolehkan (membaca), demi penjagaan terhadap umumnya umat yang awam (bukan spesialis agama dan Syi’ah) yang ditakuti ketergelinciran dan ketersesatannya. Karena itu, wajib bagi orang seperti mereka ini, untuk menjauhi semua buku yang mengandungi apa-apa yang bertentangan dengan keyakinan akidah kaum muslimin, dan khususnya buku-buku yang mengandungi keragu-raguan (syubhat dan ketidakjelasan) dan tipu daya dalil yang mereka tidak mampu untuk menanggulanginya dan menolaknya. Dan tidak boleh juga bagi mereka untuk menjualnya, menahannya dan menjaganya. Bahkan wajib bagi mereka untuk menghancurkannya (bukunya sendiri, bukan buku orang, SA).”

6- Saya juga sudah sering menulis fatwa Rahbar hf tentang wali faqih bahwa sekalipun seseorang sudah udzur/dimaafkan lantaran ketidakpercayaannya kepada wali faqih mutlak itu disebabkan ijtihad atau taqlid atau tidak tahu, akan tetapi Rahbar hf mengharamkan mereka untuk membuat perpecahan di kalangan kaum muslimin. Karena itu, kalau kita ambil anti taqlidnya atau wali faqihnya saja dari yangSMS itu sesuai dengan yang kita pahami secara lahiriahnya, maka sudah cukup bahwa menyebarkan buku itu, tergolong pemecah belah kaum muslimin yang dilarang dan diharamkan Rahbar hf. Jadi, yang memecah umat itu bukan yang mengkritiki buku SMS-nya, melainkan buku SMS itu sendiri karena telah mengajak pada tidak wajib taqlid dan apalagi wali faqih mutlak.

Jadi, mau dilihat dari kevertikalan imamah atau anti taqlid dan wali faqihnya, buku itu tetap merupakah hal yang tidak boleh disebarkan. Karena itu, mesti ditarik dari peredaran dan kaum muslimin serta Syi’ah secara khusus, tidak boleh (haram) untuk menyebarkannya. Pengharaman ini, sekali lagi bagi yang nggak paham-paham dan tidak mau paham, adalah penerapan fatwa, bukan memberi fatwa. Dan kalau menerapkan fatwa mesti merujuk ke marja’ semuanya, kecuali yang memerlukan istinbath seperti yang sudah diterangkan sebelum ini, maka seperti menyuruh kita semua, antri di rumah marja’ dengan membawa kencing, untuk memastikan apakah kencing kita itu najis seperti yang difatwakannya.

Kevertikalan yang sekaligus kehorisontalan imamah dalam pandangan Syi’ah, adalah akar dan dasar kesyi’ahan itu sendiri (kalau bukan seperti itu, lalu apa arti Syi’ah itu dan bedanya dengan selain Syi’ah?) serta jelasnya melebihi matahari di siang bolong bagi semua pengikutnya. Kalau kesesatan yang terjadi di dalamnya yang ada di buku SMS itu, karena hanya menvertikalkan saja, harus meminta pendapat marja’ lantaran ditulis malaikat Jibril as sekalipun (umpamanya, apalagi manusia yang tidak dikenal siapapun di dunia ini), maka di samping sama dengan tidak mengerti sama sekali arti ushuluddin yang tidak taqlidi itu, juga sama dengan menyuruh kita antri dengan membaca kencing ke rumah marja’ untuk memastikan apakah kencing kita itu najis seperti yang difatwakannya. Apalagi kalau ditambah dengan anti taqlid dan walifaqih mutlak yang jelas dapat dipahami secara uruf dari buku SMS tersebut.

Kalau antum termasuk yang sepaham dengan saya dan mengucap “Labbaika Ya Husain as”, maka labbaikilah imam Husain as dengan penuh kebijakan. Tegas akan tetapi tetap dengan bahasa yang santun. Tidak melihat sesama muslimin yang beda pandangan sebagai musuh. Semua puak dan golongan, mesti berdoa kepada Allah dan bertawassul kepada Nabi saww dan Ahlulbait as, agar kita dapat diselamatkan dari musibah ini dengan indah, damai akan tetapi dalam kejelasan hidayah. Kalau yang biasa membaca Naadi Ali as, maka kalau mau bacalah satu dua kali hanya untuk meminta kepada Allah terjauhkan dari dampak buruk buku SMS tersebut. Wasalam.

Sri Purni: Salam afwan, bisa dijelaskan bagian a (bisa benar dan bisa salah, jadi tidak mewakili siapapun ).. itu terlihat seperti anda tidak yakin tetapi pun berani menyalahkan, bila memang anda yakin tidak seperti itu bahasanya,. dan anda adalah wakil dari yang anda katakan... afwan.

Sinar Agama: Sri, bukan: “bisa benar dan bisa salah, jadi tidak mewakili siapapun.”, akan tetapi: “Jadi, bisa salah dan bisa benar dan tidak mewakili siapapun.” Dan kedua kalimat tersebut, jauh berbeda. Coba baca lagi dan kalau masih belum bisa menjawab pertanyaan antum, tanyakan lagi.

Abdurrahman Shahab: Semoga buku sms dapat memberikan manfaat yang besar bagi yang menulis, menerbitkan dan yang membacanya, demikian juga yang mengkritiknya, membaca kritikannya dan menyetujui kritikannya

Mari kita kembali bergandengan tangan dalam memperjuangkan kemuliaan dan kebenaran ajaran Ahlul bait, dengan cara dan kemampuan masing-masing yang kita miliki tanpa ada saling hasud diantara sesama.

Mari salin mengingatkan kembali tentang ketinggian dan kebenaran Ilmu Ahlul bayt dengan menjunjung tinggi Ahklaq dan kemuliaan ajarannnya dengan tidak salin mencaci dan menghina serta meledehkan diantara para pencintanya.

Hargailah pemikiran ILMIAH sari sebuah hasil karya dengan melakukan produk ilmiah juga dan tidak menjadikannnya sebagai degelan dan lelucon pasar dikerumunan ramai yang tanpa arah dan tujuan dari yang mendengarkannnya.

Abdurrahman Shahab: Tambahan “ yang tidak penting” : orang buku filsafat ketuhanan yang menyimpang dari kebenaran esensi ketuhanan saja tidak diharamkan, bahkan menjadi bacaan wajib para filosof islam dan para irfan, apalagi hanya buku sms yang jelas-jelas merupakan karya islam ke- Indonesiaan yang memiliki tujuan sangat mulia dan pemahaman yang baik dari banyak sisi.

Sinar Agama: Abdurrahman, sayyidnaa, bacalah tulisan orang itu dengan berusaha memahami maksud tulisannya secara uruf, jangan diplintir-plintir he he... afwan.

Abdurrahman Shahab: Afuan Satu lagi Ustadz Sinar Agama, rasanya agak berlebihan, tidak pas, labay dan terlihat terlalu galau untuk menyamakan seruan antum selayak nya seruan Imam Husain a.s...

Afuan sekali lagi ya habibi Ustadz SA.

Sri Purni: Pembelaan diri anda menyudutkan anda, afwan.. kata “jadi” semakin memperlihatkan ketidakyakinan anda akan kebenaran pendapat anda,.

Sama-sama ustad, sama-sama AB, tapi mengkritik dengan cara di depan umum, tanpa diskusi langsung.. sungguh terlihat sangat memalukan, karena gelar yang ada.. bila orang awam itu mungkin tidak terlalu penting, tetapi ini..?

“orang awam tidak mgkin bisa menyesatkan orang,. tetapi para ulama dan penguasa bisa”

Abdurrahman Shahab: Iya Ustadz... mari kita baca baca buku sms ataupun kritikan yang ustadz berikan secara uruf dan tidak diplintir-plintir, apalagi bertujuan untuk memprovokasi, seperti yang sempat dijadikan bahan diskusi dengan memberikan pertanyaan atau menanggapi sebuah kalimat di dalambuku sms seperti yang sering dikutif oleh ASZ, SP, HL dan beberapa yang lain dengan nada dan kalimat yang diplintir dan menjurus ke arah provokasi dankebencian....

Semoga saja niat mereka baik demikian juga yang mencoba membela buku sms atau menanggapi kritikan ustadz, semua memiliki niat yang baik dan di rodhoi oleh Allah dan para Aimmmah a.s

Semoga tiada kebencian dan hasad diantara kita semua para pencinta AB.

Fikri Disyacitta: Salam ustadz SA, kemaren saya berjalan-jalan di sebuah toko buku dan menemukan buku “Hitam di Atas Putih” tulisan Amin Muchtar. Buku itu membantah “Buku Putih Madzhab Syi’ah” terbitan ABI. Kiranya mungkin urgen betul bagi ustad SA dan asatidz madzhab Ahlul Bait lainnya untuk melakukan kontrawacana pula lewat buku. Ancaman dari Wahabi semakin serius. Terimakasih, maafkan saya yang kurang ajar ini. Salam.

Fahmi Alkaff: Orang awam lebih menghormati ustadz karena adab, ucapan dan perilakunya...... kedalaman ilmu yang berikutnya....karena ilmu itu untuk penuntutnya dan para arif bijaksana....

Aswandi Amran: Pak ustadz SA, terimakasih semoga Allah membukakan pintu hati dan akal kita untuk menerima kebenaran...

Sang Pencinta: Abdurrahman, cukup antum buktikan satu pernyataan yang saya plintir secara provokatif. Satu saja, tidak banyak-banyak. Kalau antum tidak bisa membuktikan (dan pasti tidak bisa membuktikan), berarti...

Abdurrahman Shahab: Bukankah antum, SP, pernah menulis bahwa yang menulis buku sms itu tidak mempunyai kredibilatas ke ilmuan yang cukup, padahal semua orang tahu bahwa yang menulis buku tersebut adalah salah seorang asatid Syi’ah yang ada di Indonesia...

Apakah antum menganggap diri antum lebih alim dari ust ML, sehingga berani menilai seperti itu ?

Afuan, sebaiknya antum merenungi saja, apa yang sudah pernah kita buat yang mungkin bisa memperkeruh suasana, dibandingkan ingin melakukan pembelaan diri.... afuan sekali lagi.

Sinar Agama: Sri, sepertinya antum bukan mau klarifikasi tulisanku toh. Kalau mau berbeda, yah... berbeda saja. Monggo...., kan semua amal tiap orang akan dipikulnya sendiri termasuk kita-kita ini. Jadi, saya sudah gugur kewajiban memberikan penjelasan kepada antum sebab antum tidak bertanya. Btw.

Sinar Agama: Abdurrahman, antum silahkan jalan dan kami juga akan jalan sesuai dengan keyakinan kami. Monggo, monggo.....

Sinar Agama: Fikri, kalau saya bisa membantu, maka silahkan bawa ke fb ini, tapi sikit-sikit, jangan sekaligus. Nanti kita akan bahas sesuai kemampuan dan kondisinya, in syaa Allah. Tidak ada beda kewajiban bersama untuk menanggapi penjelasan miring tentang Syi’ah, apakah ditulis orang Syi’ah atau bukan Syi’ah.

Bintu Zahra: YA ALLAH

Natsu Dragneel Shiriyu: Pak ustad Sinar Agama, saya bingung dengan Islam sekarang terlalu banyak ada yang Sunni, Syi’ah, wahabi, JIL, ISIS,, dan lain-lain yang bener yang mana pa ustadz...tolong beri pencerahan orang faqir ilmu ini...

Imamah Dzil Qurba: Alhamdulillah, saya mulai bisa paham dikit-dikit ajaran Syi’ah. Terimakasih Ustadz SA, SP, semoga Allah memberkahi anda sekalian di manapun berada. Aamiin3x.

Abdurrahman Shahab: Ana masih bagian dari “kami” yang ustadz maksud, atau, memang ustadz sudah membaut barisan/front sendiri yang ingin memisahkan “kita” menjadi “kami” dan “aku” ustadz?

Sudah sejauh itukah ???

Nazriel Adam Ygselalucyangkkakninna: Penjelasan ustadz sudah jelas tapi kenapa masih banyak yang belum mengerti, ana bingung kepada mereka yang tidak mengerti disebabkan oleh apa? Apa karena kefanatikan terhadap golongannya atau adakah alasan lain sehingga mereka tidak mengerti atau tidak mau mengerti?

Sang Pencinta: Abdurraman, sayyid, antum tidak kunjung membuktikan hal yang antum tuduhkan. Kedua, sangat terlihat antum sendiri ragu terhadap apa yang antum tulis. Ketiga, antum ingin membela buku itu (yang menyatakan marja tidak mesti diikuti) atau membela marja antum? Silahkan, silahkan sayyid mau di posisi mana.

Bintu Zahra: Sebaiknya merujuk kepada si penulis SMS. Agar kita tau maksud dari buku itu.

Tak usah kita ributkan ini di media .

Janganlah kita menghacurkan tembok yang kokoh dibangun oleh Baginda Agung MUHAMMAD saw, walau pun setiap padangan dan berpikir kita berdah marilah kita tetap bergadeng tangan jangan bercerai berai.

Saya rasa ke ributan ini tidak akan membawa manfaat. Maaf sebelumnya.

Sang Pencinta: Bintu, tulisan buku itu sangat sederhana dipahami, tidak perlu jenjang pendidikan tinggi untuk memahaminya. Cukup bandingkan dengan fatwa seluruh marja hf bab ketaqlidan, maka akan sangat menyala kebathilannya. Btw saling salah menyalahkan di medan argumntasi satu hal, mengukuhkan persatuan muslimin satu hal. Jangan dibenturkan antara dua hal ini.

Fahmi Alkaff: Wah ini bagus.....nampaknya banyak bertebaran ustadz... yang semuanya belum saya kenal.....alangkah bagusnya bila mendiskusikan materi yang berguna dan tidak berbahaya supaya yang awam ini bisa belajar tentang Syi’ah lebih dalam, bukan belajar cara bertahan dari serangan atau menyerang lawan ....walaupun dengan santun....cukuplah orang orang pintar jaman dulu saling serang lewat hadits....bikin hadits....dan seterusnya untuk menyerang dan bertahan.....oh ya....kenapa yang nulis bukunya ga pernah muncul...??

Bintang Kejora: Kak Sini Dech, Ada Sesuatu Yang Sangat Menarik Menurut Dede, Yaitu Pengakuan Si Sa Bahwa Pemahamannya Mengenai Agama Dan Syi’ah Masih Terbilang Cetek Kak Iik Fikri Mubarok.

Sinar Agama: Natsu, kalau mau ringkasnya yang benar adalah Islam yang dibawa Ahlulbait yang Makshum as yang kita shalawati terus dalam shalat sehari-hari kita. Pengikut imam-imam Makshum as ini, disebut dengan Syi’ah dan dulu disebut dengan raafidhah karena tidak menerima para khalifah. Yakni menolak mereka karena diyakini bahwa yang mesti jadi khalifah itu adalah imam Makshum yang 12 orang dan dari keluarga Nabi saww.

Setelah masalah keimamahan ini terlalui, maka para imam Makshum as sendiri memerintahkan kita untuk mengikuti para alim ulama yang penuh dengan ketaqwaan. Karena itu kita mesti mengikuti ulama itu. Dan mengikut ini diistilahkan dengan taqlid sedang yang diikuti diistilahkan dengan marja’ atau tempat merujuk.

Tentu saja, yang mesti taqlid ini dalam urusan fikih. Sementara urusan akidah tidak boleh taqlid dan wajib mengerti dengan akalnya sendiri. Boleh mendengar penjelasan ulama atau udtadz atau teman, akan tetapi tidak boleh menerima kecuali kalau dalam akalnya sudah jelas bahwa hal itu adalahbenar. Kalau nanti ketahuan bahwa pahamannya ini salah, maka wajib berubah kepada yang baru yang lebih benar itu.

Minimal akidah yang mesti dipahami dengan akal adalah tentang keTuhanan, keAdilanTuhan, kenabian, keimamahan/ kepemimpinan Makshum as dan hari akhirat.

Sinar Agama: Nazriel, buruk sangkanya karena kepentingan dan kefanatikan. Baik sangkanya karena dari awal sudah melihat bahwa pandangan dan pilihannya sudah bagus. Nah, ketika yang difokus itu hanya yang dia pahami itu, maka tulisan orang lainpun akan diplintir-plintir DENGAN IKHLASH kepada yang dia pilihi itu. Saya katakan ikhlash karena memang tidak ingin membuat kerancuan melainkan hanya kekurang bijakan dalam menata cara berfikirnya. Itulah mengapa saya sering katakan bahwa sekalipun kita sudah yakin terhadap kebenaran kita, kalau ada yang membantah, maka mestilah kita berusaha memahami pembantah itu sesuai dengan maunya si pembantah, bukan maunya kita. Ini yang dikatakan berbuat adil dalam berdiskusi.Setelah kita paham sesuai dengan maksud pembantah, maka barulah kita dibolehkan mengajukan pendapat dan dalil kita apakah kita menerimanya atau menolaknya. Intinya dipahami dulu maksud orangnya, baru kita dukung atau sanggah dengan dalil.

Sinar Agama: Bintu, kalau begitu, maka sebaiknya penerbit menarik bukunya dulu, karena tidak bisa dipahami kecuali dengan bertanya ke penulis.

Sinar Agama: Bintang, bukan hanya cetek, tapi lebih kecil dari sepermilyard cetek. Bagaimana mungkin saya akan merasa tahu Islam secetek sekalipun, sementara ia adalah lautan yang tidak terbatas yang tidak bisa disentuhnya secara menyeluruh kecuali Makshumin as. Btw, kalau tidak suka ilmu cetek, maka antum bisa mencari ilmu yang tidak cetek. Monggo...semoga mendapatkan ketidakcetekan dan selamat dunia-akhirat.

Bintang Kejora: Hmm... Belum Apa-apa Saja, Dach Menilai Seseorang Yang Bukan-bukan, Ketahuan Sekalee Anda Ini Sangat Terburu-buru Sekalee Menilai Seseorang Yang Bukan-bukan Kalau Anda Ga Suka, Yaudah Diam Saja, Ga Usah Menjelek-jelekkan Orang Lain Dengan Kata-kata Yang Bukan-bukan.

Andri Kusmayadi: Ustadz, ana kan sudah memiliki buku tersebut, waktu itu istri yang beli...tapi belum rame-rame seperti sekarang ini...nah, ana juga waktu itu baru baca sebentar dan ana langsung baca yang soal Iran..dari situ ana sudah bisa menebak akan seperti itu pernyataannya karena secara umum ana sudah tahu posisi penulis dalam hal hubungan kita dengan Iran dan bagaiamana melihat Iran... setelah tahu itu, ana tidak membacanya lagi karena selain kesibukan, juga ya itu sudah ketahuan isinya ke mana...yang ingin ana tanyakan apakah sekarang ini ana tetap haram untuk membaca keseluruhan buku tersebut? Atau apakah ana tetap wajib untuk menghancurkan buku tersebut? Kalau sekarang ini setelah antum membahasnya panjang lebar sepertinya kalaupun baca buku itu semuanya, akan tahu letak kesesatannya? Kemudian, apakah ana tetap mempunyai kewajiban untuk meminta penerbitnya atau ormasnya untuk menarik buku tersebut? Artinya, wajibnya ain atau kifayah. Jadi, sudah diwakili oleh antum? Hehe...syukron.

Sinar Agama: Andri, paling tidak, buku itu tidak boleh dibaca lagi. Kalau menurut saya, mungkin ditaruh sebagai data ngecek ketika kita membahasnya dan menyebutkan buktinya. Tapi tidak boleh dibaca tanpa hal itu.

Untuk permintaan penarikan itu, karena lebih banyak lebih kuat, maka setidaknya setiap orang yang sudah paham kesesatannya mesti melakukannya.

Bintu Zahra: Saya sering baca tulisa ustadz dan dari tulisan itu saya banyak merauk info mengetahuan yang saya tidak tau jadi tahu.

Bukan maksud saya untuk bicara tidak sopan pada ustadz maaf sebelumnya.

Diskusi makin memanas akhirnya ada pihak-pihak yang tidak baik ingin mengadu domba persaudaraan ini.

Yang ada ribut saling mejatuhkan. Sekali lagi maaf.

Sinar Agama: Bintu, itu memang akibat normal suatu perbedaan. Yang paling penting, kita hanya membatasi isi dan tidak larut dalam adu domba dan selalu memberi penjelasan pada yang memahami adu domba. Nah, kalau ada yang adu domba atau teradu domba, maka kita mesti mengingati mereka, bukan menarik kritikan pada buku yang nyata kesesatannya yang diatasnamakan Syi’ah itu.

Andri Kusmayadi: Oh gitu ya ustadz, syukron atas jawabannya...ahsantum.

Bintu Zahra: Adu domba ini tidak terasa masuknya.

Imamah Dzil Qurba: Ustadz SA, SP, apapun bentuknya, suatu yang benar/salah memang harus diungkap, biar yang awam seperti saya ini tidak keliru dalam melangkah.

Imamah Dzil Qurba: Mohon ustadz SA, SP, jangan pernah bosan mendidik kami.

Filzah Fatinah: Salut kakak Sinar Agama....berbahagialah kkk mendapat hujatan banyak orang, karena berjuang buat para Aimah as tidak semudah membalikkan telapak tangan....salut atas kesabaran dan kesopanan kkk dalam menghadapi hinaan hinaan mereka.... yang membalas tidak dengan ilmiah... semoga Allah SWT, Rasulullah SAWW dan ahlul bait ridho pada apa yang kkk perjuangkan,,,,aku yang fakir selalu doa buat kkk juga sang pecinta....Bihaqqi Muhamma wa aali Muhammad...


Artikel selanjutnya:
=================