﷽
Seri status Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Saturday, February 2, 2013 at 11:19 am
by Sinar Agama (Notes) on Saturday, February 2, 2013 at 11:19 am
Sinar Agama: (25-11-2012)
Bismillaah: Catatan Kecil Tentang Menangis, Menjerit, Memukuli Diri di Hari Duka di Jaman Nabi saww.
Catatan ini dibuat karena banyaknya orang tidak menyadari akan adanya budaya insaniah yang juga ada di jaman Nabi saww dan dibolehkan oleh Nabi saww dan tidak dilarangnya. Yaitu kesedihan ketika keluarga meninggal atau syahid yang disertai dengan tangisan, peringatan tangis, memukuli dada dan kepala. Berikut ini contoh-contoh kecil yang terjadi di jaman Nabi saww dan ditaqrir/dibolehkan:
(1). Diriwayatkan di kitab Dzkhaairu al-‘Uqbaa, karya Thabari, hal. 183; Musnad Ahmad bin Hanbal, hadits ke: 14 34; dll-nya:
Dari ‘Urwah bin Zubair dari ayahnya, berkata: Ketika terjadi peristiwa perang Uhud (kekalahan muslimin dan larinya Umar dan beberapa shahabat lainnya dari perang sampai ke Madinah hingga para wanita mencela mereka) terlihat ada wanita yang datang berlari –ke tempat perang- hingga hampir mencapai tempat medan perang tempat para jenazah syahid. Lalu Nabi saww nampak tidak suka para wanita itu datang ke tempat tersebut untuk melihat para korban perang (karena ada yang ditelanjangi dan dirajang-rajang seperti sayyiduna Hamzah ra). Karena itu beliau saww bersabda: “Ada wanita, ada wanita.” Berkata Zubair: “Aku mengira bahwa ia adalah ibuku, Shafiyyah. Karena itu aku lari mengejarnya dan aku berhasil menyusulnya sebelum mencapai tempat para jenazah syuhada. Akhirnya ia me- ladam (memukul-mukul dadanya) dalam dekapanku sementara ia adalah wanita yang sangat kuat. Ia berkata: “Semoga ibumu tidak mengakuimu (celaan karena mencegahnya).” Akupun berkata: “Bukan begitu, tapi Rasulullah yang tidak ingin kamu ke sana.” Kemudian iapun berhenti.
Ladam, atau perempuan melakukan ladam atau ladamat, adalah memukul-mukul dadanya. Lihat semua kamus bahasa Arab seperti: Lisaanu al-‘Arab (bahkan di kitab ini telah meriwayatkan hadits di atas juga); al-Mu’jamu al-Wasiith; ... dan lain-lainya.
(2). Dalam kitab Siiratu al-Nabawiyyati, karya Ibnu Hisyaam, jilid. 6, hal. 75: ‘Aisyah berkata:
“....... telah meninggal Rasulullah saww ketika ia ada di kamarku/pangkuanku. Lalu kuletakkan kepalanya di atas bantal. Dan kemudian aku mengadakan ladam (memukul-mukul dada) bersama para wanita dan juga aku memukuli wajahku.”
”......قبض وهو في حجري ثم وضعت رأسه على وسادة وقمت ألتدم مع النساء وأضرب وجهي”
(3). Rasulullah saww ketika melihat sayyiduna Hamzah ra syahid beliau saww menangis dan ketika melihat tubuhnya –yang dicincang- beliau saww menjerit (syahiqa). Bentuk haditsnya bermacam-macam diantaranya:
عن جابر أن النبي صلى اهلل عليه وسلم لما رأى حمزة بكى فلما رأى ما مثل به شهق.
Dari Jabir berkata: “Ketika Nabi saww melihat Hamzah –yang syahid- beliau saww menangis, dan ketika melihat tubuhnya –yang dicincang- beliau menjerit.”
Lihat: al-Mu’jamu al-Kabiir, karya Thabrani, hadits ke: 2932; Kanzu al-‘Ummaal, hadits ke: 36938 dan 36939; al-Mustadrak, karya Hakim, hadits ke: 2510, 4881, 4888; ....dan lain-lain kitab.
Wassalam.
Farida Z Ida, Karl Bakawali Heartblaster, Tito Tato dan 74 lainnya menyukai ini.
Maskulin Rijal: Ahsaaan! Jazakumulloh Ahsanal jaza’. Afwan ane save dan ana share ustadz?
Bukhorisupriyadi Supriyadi Yadi: Hehehe....akhsan, assamualaikum ya ustadz. Rasa senang aku telah menyatukan ahlul baitku pada keluarga Muhammad Saw. Ya Abdillahil Husain, aku telah berduka merindukan kecintaanmu Ya Husain.
Sinar Agama: ....kitab Dzkhaairu al-‘Uqbaa....=....kitab Dzakhaairu al-’Uqbaa ....maksudnya. Yakni kurang “a”-nya di Dz....
Muhammad Rushan · 92 teman yang sama:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Sufyan Hossein: Allahumma shalli ala Muhammad wa aali Muhammad.
Sebastian Ali: 31 teman yang sama: Duhai debu Karbala,..datanglah kuasai jiwa, penuhi hati dengan cinta, aku rindu al Husain,..
Rha Be Youll: Friends with Ahlul Irfan Rahimi: Duka mendalam karena Cinta.. begitu indah.
Deni Chandra: 4 teman yang sama: Inilah Bukti-bukti Kesesatan Pesta Duka Berdarah Asyura Ala Syiah Rafidhah
10 Muharram, adalah hari yang sangat fenomenal. Bagaimana tidak, pada hari ini manusia terbagi menjadi dua kelompok; PERTAMA, pengikut sejati Rasulullah, pada hari ini mereka berpuasa, ditambah satu hari sebelum atau sesudahnya, sesuai dengan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
KEDUA, mereka yang membangkang kepada Rasulullah, pada hari ini mereka menyiksa diri dengan memukul-mukul muka, dada, bahkan melukai kepala dan pundak hingga berdarah-darah.
Golongan Pertama, adalah Ahlus sunnah wal jama’ah, mereka adalah As-sawaad al-A’zham, merekalah mayoritas dengan persentase 80 s/d 90 % dari seluruh jumlah kaum muslimin dunia yang mencapai 1,57 Miliar pada 2009.
Golongan kedua adalah Syi’ah dengan berbagai sektenya; Imamiyah-Rafidhah, Isma’iliyah, Nushiriyah, Ibadhiyah, Houtsiyah, dan lain-lain, dengan persentase + 5,5 %.
Bukti Kesesatan Pesta Duka Berdarah Ala Syi’ah Rafidhah Majusi :
1. Pembangkangan Terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang menyiksa diri atas peristiwa musibah yang menimpa seseorang, dalam hadits beliau bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ
“Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul muka, merobek-robek baju dan berteriak-teriak seperti orang-orang jahiliyah” [HR. al-Bukhari dan Muslim]
Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menambahkan:
“Wanita yang meratapi mayat apabila tidak bertaubat sebelum meninggal, ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan memakai mantel dari tembaga panas dan jaket dari penyakit kusta.” [HR. Muslim]
PERTANYAAN: Jika Rasulullah menyatakan mereka bukan ‘golongan kami’ (Golongan Rasulullah), maka Syi’ah Imamiah RAFIDHAH termasuk golongan siapa ?
2. Tasyabbuh (menyerupai) Kaum Kuffar Dalam Ritual Ibadah Mereka. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُم
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”. ( HR. Abu Dawud,no 4031, dan Ahmad : 2/50, 2/92 ).
Dalam hal ini mereka menyerupai Kristen, lihat di sini :
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.390415370981603.88412.221268711229604&ty pe=3
Kecuali jika mereka mengklaim bahwa hak paten ritual ini adalah inovasi dan temuan mereka. Tapi, dalam hal ini, biarlah mereka yang berkompromi dengan Kristen.
3. Al-Qur'an Menegaskan Mereka Telah Ditipu Dan Tertipu.
Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Kahfi ; 103-104 , yang artinya :
Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya” .(103)
" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (104)
Inilah faktanya; mereka kira ritual ini adalah ibadah terbaik, dan bukti cinta sejati mereka terhadap Ahlul Bait. Namun kasian, mereka tertipu.
4. Ritual Duka Berdarah-Darah Ini, Ajaran Siapa ?
Imam Husein Radhiyallahu ‘anhu dan Anak-cucnyau tidak pernah melakukan hal ini, apalagi menyuruhnya, bahkan Imam Husein melarangnya dengan tegas. Di akhirat kelak Imam Husein akan berlepas tangan dari mereka.
Maka kelak mereka akan menyesal, sesuai firman Allah, yang artinya :
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan di antara mereka terputus sama sekali.
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami”. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (QS.Al-Baqarah:167).
5. Cinta Palsu Yang Zhalim.
Jika bukti cinta Ahlul bait, adalah dengan merayakan pesta kematiannya dengan ritual syaithaniyah ini, maka Ali bin Abi Thalib ayah Husein lebih berhak dengan ritual ini.
Sesungguhnya ayah Husain (‘Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu ‘anhuma) jauh lebih afdhal (utama) darinya. Beliau juga meninggal dalam keadaan terbunuh. Akan tetapi, mereka tidak menjadikan hari kematiannya sebagai hari berkabung layaknya hari kematian Husain Radhiyallahu ‘anhuma (yang diperingati).
Bukankah ini kezhaliman yang besar, saat mereka memuja-muji Husein melebihi ayahnya, sang Khalifah ?
6. Dan Bukankah Rasulullah Lebih Pantas Dan Berhak Untuk Diperingati ?
Allah Azza wa Jalla telah memanggil Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, penghulu anak Adam di dunia dan akhirat, sama seperti para nabi sebelumnya. Namun, tidak ada seorang pun menjadikan hari wafat beliau sebagai hari bela sungkawa, atau melakukan perbuatan orang-orang dari sekte Syiah pada hari kematian Husain.
Tidak seorang pun menyebutkan bahwa terjadi sesuatu sebelum atau sesudah hari kematian mereka, seperti apa yang disebutkan Syiah pada hari kematian Husain. Seperti terjadinya gerhana matahari, adanya cahaya merah di langit dan lain-lain”.
Bahkan Al-Qur’an telah menegaskan bahwa iman, taqwa, dan kecintaan tidaklah terikat dengan kelahiran atau wafatnya Rasulullah. Allah berfirman yang artinya :
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul . Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” ( Aali Imran :144)
7. Ayatus-Syi’ah Telah Mendustai Dan Mempermainkan Mereka.
Bukankah cinta Husein dibuktikan dengan menyiksa diri, maka kita tantang AyatuSyi’ah mereka melakukan ritual ini. Ayo Ali Khamane’i (Iran), Ali Sistani (Irak), Hasan Nashrallat (Lebanon), Muqtadha Shadr (Irak), silahkan lakukan ritual siksa diri yang dilakukan pengikut kalian, jika kalian adalah orang-orang yang benar !
8. Harga Sebuah Pengkhianatan.
DUSTA SEJARAH TERBESAR YANG DIREKAYASA SYI’AH adalah : bahwa Husein Bin Ali dibunuh oleh Yazid.
Lantas SIAPA PEMBUNUH HUSEIN ? Kami tidak perlu menjawab, cukup ayatuSyi’ah yang menjawabanya :
Marji’ Syi’ah Ayatullah Al-Uzhma Muhsin Al-Amin menuliskan : “ … Kemudian Husein dibai’at oleh 20.000 orang dari penduduk Irak, dan mereka semua menipunya, mereka keluar sedang bai’at ada di leher mereka, maka mereka pun membunuhnya.” (A’yaan Al-Syi’ah : juz I, hal 34)
Peringatan Kematian Isa Al-Masih
Sepintas saat melihat ritual ini, saya kira mereka adalah kaum Syi’ah Rafidhah Oleh: Dukung MUI Keluarkan Fatwa Syi’ah Sesat Dan Haram Di Indonesia Foto: 6
Deni Chandra: 4 teman yang sama:
IMAM HUSEIN berwasiat kepada saudarinya Zainab : “Wahai saudariku tercinta, saya bersumpah di depanmu, maka tunaikanlah sumpahku ! Janganlah kau merobek-robek baju ( karena kematian ku ), janganlah kau memukul wajah, jangan pula berteriak-teriak dengan kata-kata (sungguh celakalah kami..merugilah kami). ( Mustadrak Al-Wasa’il : juz I, hal 144).
Kemudian Imam HUSEIN mendo’akan kehancuran untuk Syi’ahnya : “ Ya Allah, jika Engkau beri mereka kenikmatan sampai waktu yang telah ditentukan, maka pecahkanlah mereka menjadi sekte-sekte, jadikanlah jalan mereka berbeda-beda, dan janganlah Engkau jadikan para pemimpin manapun ridha terhadap mereka. Sesungguhnya mereka mengundang kami untuk membela kami, kemudian mereka berkhianat dan memerangi kami.” ( Kasyf-Al- Ghummah, juz II, hal 18 dan 38, I’lam Al-Waraa, karya Al-Thabrasi, hal 949, dan Al-Irsyad karya Al-Mufid, hal 241).
INTINYA, Imam HUSEIN mengakui Syi’ahnya lah yang mengkhianati dan membunuhnya, dan beliau sangat yakin bahwa beliau akan syahid saat itu, lantaran itu beliau berwasiat dan bersumpah agar wafatnya beliau jangan diperingati dengan cara-cara bertentangan dengan Syari’at Islam. Dan akhirnya, beliau mendo’akan kehancuran bagi Syi’ah.
9. Tipuan, Penyesalan, Atau Hukuman ?
Lantas kita bertanya, jika ini hakikatnya, mengapa Syi’ah masih saja menyiksa diri dalam memperingati wafatnya Imam HUSEIN ?
Jawaban: Hanya ada tiga kemungkinan :
PERTAMA: Perbuatan tersebut adalah tipuan; mereka sadar bahwa nenek moyang Syi’ah mereka adalah pengkhianat dan pembunuh Husein, maka hal ini perlu ditutupi dengan ritual bersedih dan menyiksa diri.
KEDUA: Mereka tau bahwa merekalah yang mengkhianati dan membunuh Husein, maka perbuatan ini adalah bentuk penyesalan tingkat tinggi atas dosa mereka terhadap Husein.
KETIGA: Allah Subhanahu wa Ta’ala menghukum mereka karena pengkhianatan mereka kepada Ali, Hasan, dan Husein, dengan siksaaan yang mereka lakukan terhadap diri mereka sendiri.
S A U D A R A K U !
BUKTIKAN CINTA KITA dengan mengikuti Rasulullah dalam sunnah beliau, yang sampai kepada kita melalui shahabat-shahabat beliau yang jujur dan terpercaya.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya :
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Aali Imran:31)
WAHAI SYI’AH INDONESIA, jika dalil-dalil dari Al-Qur’an, hadits, dan logika juga tidak kalian terima, lantas dengan apa lagi kalian beragama ?
WAHAI SYI’AH INDONESIA, agama siapa yang sebenarnya kalian ikuti ?!
------
Beberapa video Ritual Sesat Siksa Diri :
- http://www.youtube.com/watch?v=gIeHjhC8w1U
- http://www.youtube.com/watch?v=dXCoQho16e8&feature=related
- http://www.youtube.com/watch?v=z5jR5VkNl8o&feature=related
- http://www.youtube.com/watch?v=d53fhLw2lJM
- http://www.youtube.com/watch?v=-a6EBYIEkTY&feature=related
- http://www.youtube.com/watch?v=id9FE37gAlA&feature=fvwrel
Perbandingan tatacara Ibadah empat Agama : Yahudi, Nashrani, Syi’ah, dan Islam : http://www.youtube.com/watch?v=BPdDPg0vesU&feature=related
Oleh: Dukung MUI Keluarkan Fatwa Syiah Sesat dan Haram diIndonesia
Peringatan hari Asyura 1429 H.
www.youtube.com
Mengenang syahidnya imam Husayn a.s. (hari Asyura) di Jakarta, Indonesia. Pertam...
Bimo Mangkulangit: Mas deni hanya melihat kulit dari sebuah ritual,...lalu bagaimana posisi anda, anda di pihak Yazid bin Muawiyah bin Abu Supyan atau berpihak pada Husain bin ’Ali bin Abi Thalib...kalau berpihak pada Husain ceritakanlah sejarah yang sebenarnya pada umat islam..
Hilmansyah Sari: Allohumma shalli ‘ala Muhammad wa ali Muhammad..
Deni Chandra: 4 teman yang sama: @bimo:Dibaca dan pahami lagi isinya bos, sebelum komen disitu sudah cukup jelas.
Kang Moeni: Friends with Ali Alaydrus and 14 lainnya: Labayk labayk labayka ya husain.
Muhammad Lutfi: Mohon Pencerahannya Ustad Sinar Agama dan teman-teman yang lain tapi dengan Hujjah yang jelas/Kuat apakah yang di sampaikan oleh saudara Deni Chandra itu benar atau tidak ?? Makasih wassalam...
Sinar Agama: Muhammad: Yang mananya yang antum tanya. Kalau mau tanyakan, maka satu- satu. Saya sudah sering katakan bahwa kalau terlalu banyak dan sekaligus, maka mungkin tidak bisa menjawabnya langsung, karena banyak pertanyaan.
- Untuk mukaddimah dia yang membagi-bagi golongan itu dan menetapkan yang lurusnya, yah....itu kan dakwaan belaka tanpa argumentasi. Jadi, tidak perlu diperhatikan.
1- Untuk no 1 itu, jelas dia tidak memahami hadits. Tentu saja anggap kita menshahihkan Bukhari dan Muslim. Karena di Syi’ah, kita hanya akan memakai hadits Bukhari-Muslim manakala tidak bertentangan dengan hadits-hadits dari jalur Ahlulbait as.
Nah, anggap kita menshahihkan hadits yang dia bawa itu, bahwa bukan golongan Nabi saww yang memukul muka, merobek baju dan menjerit dengan jeritan jahiliyyah, maka hal ini jelas maknanya dan dia/deni yang tidak mengerti makna yang sebenarnya.
Makna hadits tersebut jelas sekali bahwa ketiga amalan itu adalah dalam satu rangkaian. Yaitu amalan orang berdua. Jadi, Nabi saww melarang melakukan rangkaian tersebut, bukan salah satu atau salah dua diantaranya. Persis kalau Nabi saww misalnya melarang orang shalat di kuburan. Yang dimaksud Nabi saww adalah seperti yang dilakukan Jahiliyyah yang menghadap ke kuburan. Jadi, rukuk dan sujudnya, tidak dilarang. Yang dilarang adalah rukuk- sujud yang menghadap ke kuburan seperti yang dilakukan orang-orang kafir jahiliyyah. Jadi, kalau ruku-sujud itu tidak menghadap ke kuburan, jelas tidak masalah. Karena itu, para shahabat banyak yang shalat di kuburan Nabi saww, Hamzah ra dan syuhada yang lain. Yang di kuburan Nabi saww ini, sampai sekarang wahabipun tidak bisa membendungnya.
Hadits yang dia nukil itu (kalau shahih) maka satu paket seperti shalat yang terdiri dari rukuk- sujud dan lain-lainnya. Artinya tidak boleh melakukan duka dengan pukulan muka, merobek baju dan meratap seperti jahiliyyah, bukan salah satu atau salah dua dari ketiganya itu. Jadi, kalau ada orang yang hanya memukul muka, seperti yang dilakukan para shahabat di jaman Nabi saww dan yang dilakukan ‘Aisyah ketika Nabi saww wafat, maka jelas tidak ada masalah.
Sedang jeritan jahiliyyah itu adalah jeritan tidak terima terhadap ketentuan Tuhan tentang kematian. Yakni menuntut Tuhan alias protes. Nah, ini yang dilarang Nabi saww.
2- Untuk yang ke dua, jelas roboh dengan sendirinya. Karena yang dimaksudkan menyerupai orang kafir itu adalah kalau satu paket. Emangnya kalau orang kafir ruku-sujud, berarti shalat kita yang ada rukuk-sujudnya menyerupai mereka? Kalau hindu, budha, yahudi dan masehi berdzikir pada Tuhan, berarti ibadah-ibadah kita menyerupai mereka karena ada dzikrinya dan, karena itu berarti kita segolongan dengan mereka? Kalau orang-orang jahiliyyah dulu melakukan haji, seperti thawaf dan shalat di Ka’bah, lalu kita melakukan hal yang sama, apakah berarti sama dan segolongan dengan mereka? Haihaaattt/jauhhh sekali, bukan?!
Kalau Nabi saww bersabda: “Bukan dari golonganku orang yang rukuk dan sujud dan menghadap ke kuburan.”, maka maksudnya, bukan hanya rukuk dan/atau sujudnya, tapi satu rangkaian, yakni shalat.
Memang, kadang pengedan-an itu bisa saling mandiri, seperti “Diharamkan bagi kalian darah dan babi dan judi.” Di sini masing-masingnya mandiri karena memang bukan satu paket. Tapi kalau memukul muka, merobek baju dan meratap dengan ratapan jahiliyyah seperti yang ada di hadits itu, maka jelas ini adalah satu paket seperti shalat, yaitu paket duka kematian. Karena itu, kalau dilakukan salah satunya atau salah duanya, maka belum tentu haram.
Kalau hadits ini ditambah dengan hadits yang membolehkan memukul dada dan muka, terlebih para shahabat melakukannya di jaman Nabi saww dan ketika Nabi saww wafat, maka jelas bahwa melakukan sebagian dari paket duka tersebut, tidak haram.
Orang-orang wahabi ini tidak memahami ayat-ayat dan hadits, karena tidak memakai cara yang diajarkan dalam berbagai metologi yang ada seperti di ushulfikih. Mereka paling suka memakai cara mudah, supaya juga dapat membodohi umat yang tidak belajar agama. Bayangin, dengan tidak adanya taqlid, semua umatnya sudah jadi mujtahid. Ibarat kedokteran, semua orang wahabi, tidak perlu belajar kedokteran bertahun-tahun, langsung menjadi dokter semua. Padahal belajar agama jauh lebih rumit dari kesehatan/kedokteran yang hanya bisa ditempuh dalam sepuluh atau lima belas tahun.
3- Yang no 4 tidak perlu dijawab, karena ia hanya dakwaan kosong setelah tidak benarnya dalilnya yang ada di mukaddimah, poin 1 dan poin 2.
4- Untuk poin 4 itu, sama nasibnya dengan no 3, yaitu hanya dakwaan kosong.
5- Untuk poin 5 itu jelas logika yang dipakai oleh orang yang buta terhadap sejarah kesyahidan keduanya dan apa-apa yang dilakukan orang-orang Syi’ah. Karena keduanya diperingati, tapi karena penganiayaan yang menimpa imam Husain as itu melewati batas, maka tidak heran kalau Nabi saww dan imam Ali as sendiri telah memperingatinya jauh-jauh sebelum peristiwa itu terjadi. Lihat tulisan sebelum ini tentang peringatan Nabi saww terhadap kesyahidan imam Husain as.
Dulu waktu saya di Sunni-syafi’i (bukan wahabi yang jahil) mendengar dari para sesepuh syafi’i bahwa main bola itu haram karena berasal dari permainan orang kafir yang memainkan kepala sayyiduna Husain as sebagai bola.
Baru setelah besar dan berhubungan dengan orang Syi’ah dan bisa baca kitab sendiri baru tahu bahwa yang memainkan itu adalah umat Nabi saww sendiri.
Maksud saya, ketika kesyahidan imam Husain as sampai seperti itu, dan kepalanya serta kepala 23 cucu-cucu Nabi saww lainnya dipotongin dan dimain-mainkan lalu diarak dari Iraq sampai Suriah, maka jelas peringatannya akan menjadi lain.
6- Untuk no 6 itu jelas lebih konyol lagi. Justru yang tidak memperingati itu adalah Sunni dan apalagi, wahabi. Karena wahabi menbid’ahkan semua peringatan-peringatan seperti itu, dan bahkan bisa dimasukkan ke dalam kemusyrikan. Kalau Sunni tidak memperingati wafatnya Nabi saww, karena mereka takut membongkar semua kejadian pahit yang terjadi menjelang dan ketika Nabi saww wafat.
Bayangin, ketika Nabi saww mau wafat, meminta kertas dan pena untuk menuliskan washiatnya supaya umat tidak sesat setelahnya, tapi Umar dan kelompoknya dari sebagian shahabat lainnya yang mendukungnnya, menolak memberikannya dan mengatakan :
“Siapa dia itu? Dia benar-benar telah ngelantur/ngigau.” (lihat Shahih Bukhari, hadits ke: 2825, 3053, 3168 dan 4431; Shahih Muslim hadits ke: 3089, 3090, 4319 dan 4321).
Lihatlah betapa Nabi saww menderita menghadapi shahabat beliau saww.
Masih kurang? Ya Rasulullaaaahhhh betapa tersakitinya dirimu? Begitu beliau saww wafat, para shahabat bukan malah berduka dan mengurusi pemandian dan penguburannya, tapi malah meeting di Saqifah, saling tengkar dan pukul untuk berebut kursi kepemimpinan. Bayangin, di sejarah Sunni, Nabi saww baru dikubur setelah 2 malam dan tiga hari setelah wafat beliau saww. Oh....betapa tidak dihormatinya dirimu ya Rasulullaahhh!
Ketahuilah, kalau di Syi’ah, semua kesyahidan para makshumin as, baik Nabi saww atau imam as, semuanya diperingati. Tapi peringatan kesyahidan imam Husain as itu memang lain karena kelainan kemazhlumannya, bukan karena melebihkannya dari makshumin yang lain terlebih dari Nabi saww sendiri. Jangankan wafatnya Nabi saww, syahidnya hdh Faathimah as saja diperingati dengan seksama dan pukulan-pukulan dada-kepala. Semua diperingati dengan maktal (pembacaan kesyahidan) dan maktam (pemukulan dada-kepala).
Karena itu, aku curiga pada deni ini bahwa ia adalah wahabi. Karena ia tidak merasa bersalah tidak memperingati wafatnya Nabi saww. Karena di Sunni hanya maulud yang ada, tapi bukan Haul Nabi saww (peringatan kewafatan).
7- Untuk no: 8 itu, maka jelas pelanturan yang nyata. Karena penyiksaan kalau melukai badan itu jelas diharamkan oleh para ulama Syi’ah. Pelanggaran sebagian kecil orang Syi’ah yang melukai badan itu, jelas tidak bisa dihubungkan kepada Syi’ah. Kita kan tidak seperti Kristen yang biasanya memburukkan Islam di Indonesia ini dengan perkataannya bahwa semua atau mayoritas pelacur dan narapidana di Indonesia adalah Islam, kalau begitu Islam itu jelek.
Kalau hanya memukul dada dan kepala, maka hal itu juga dilakukan ulama, terkhusus dada karena tidak perlu buka serban.
8- Untuk no. 8, jelas dia membaca tulisan itu dengan kebodohannya sendiri. Artinya, tidak mengerti tulisan orang, terlebih seperti allaamah Amini ra.
Yang berbaiat pada imam Husain as dan bahkan kepada para imam makshum as, seperti imam Ali as, bukan hanya orang Syi’ah. Karena yang menerima mereka para makshumin as itu, bukan hanya Syi’ah, tapi juga shahabat-shahabat lainnya dan golongan-golongan lainnya.
Yang berbaiat pada imam Ali as ketika dibaiat untuk jadi khalifah setelah Utsman, adalah orang-orang yang membaiat Abu Bakar, Umar dan Utsman sebelumnya. Hanya sedikit mereka yang tidak berbaiat pada yang lainnya dan hanya pada makshumin. Inilah golongan yang dikatakan Syi’ah. Yakni yang meyakini bahwa para imam itu adalah makshum as dan wajib ditaati sesuai dengan hukum Allah dan Nabi saww, sebagaimana saya sudah sering menulis tentang ini.
Nah, yang mengundang imam Husain as ke Kufah dan membaiatnya, bukan semuanya orang Syi’ah dan bahkan Syi’ah adalah minoritas mereka. Para pengundang dan para pembaiat yang lewat surat (yang kemudian mengkhianati dalam aplikasi) adalah orang-orang yang tadinya juga taat pada Abu Bakar, Umar, Utsman dan bahkan Mu’awiyyah. Jadi, tidak heran manakala mereka berbalik karena dijanjikan uang atau diancam kematian oleh Yazid.
Karena itu, ketika Yazid mendengar orang-orang Kufah mengundang imam Husain as untuk menjadikan mereka pemimpin seperti khalifah-khalifah sebelumnya, maka ia mengirim Ibnu Ziyaad sebagai gubernur Kufah dan mengundang suku-suku penting di Kufah untuk membantunya melawan imam Husain as dimana disertai janji uang dan ancaman mati. Karena itulah, maka para pengundang itu berbalik dengan berbagai alasannya dan membantu memerangi imam Husain as.
Hanya orang bodoh yang tidak tahu sejarah ini. Karena sejarah ini ditulis di semua kitab sejarah sekalipun Sunni. Akan menambah kebodohan seseorang manakala mengatakan bahwa orang Syi’ah menfitnah Yazid dengan membunuh imam Husain as.
Karena semua sejarah Sunni itupun menuliskan bahwa kepala imam Husain as itupun dibawa ke Yazid di istananya di Suriah dan mulut suci beliau dipermainkan dengan tongkatnya di sana.
Pidato-pidato hadh Zainab as dan doa-doa imam Husain as serta tuntutan beliau as kepada orang-orang Kufah yang mengundang itu, bukan kepada Syi’ah. Karena Syi’ah itu, meyakini kemakshuman imamnya, bagaimana mungkin melanggarinya atau, bahkan memeranginya??? Jadi, yang dimaksud oleh beliau berdua as itu, adalah orang-orang yang mengundang yang sudah tentu bukan syi’hnya. Seperti imam Ali as ketika bukan hanya dilanggar oleh umat dan pasukannya yang bernama Khawarij (di medan perang Shiffin), tapi malah dibunuhnya.
9- Untuk no.9 ini maka jelas tidak perlu dijawab karena kejelasan kesalahannya. Hal itu, karena kesalahan yang ada pada semua dalil-dalil sebelumnya. Karena yang ke 9 ini, merupakan kesimpulan dari ke delapan poin sebelumnya. Dan karena semua dari ke delapan poin itu sudah tidak bermakna lagi, baik karena dalilnya seperti sarang lebah atau dalilnya hanya berupa dakwaan dan penerapan yang ngawur, maka poin ke 9 inipun bernasib sama dengan poin-poin itu.
Wassalam.
(tumben internetku lancar hingga bisa menjawab masalah yang panjang yang biasanya tidak bisa sampai akhir, alhamdulillah).
Nanang Agus Satriawan: Hati-hati ustadz. Tidak ada 1 dalil apapun yang membolehkan seseorang melukai dirinya sendiri..
Yang ustadz paparkan itu adalah bentuk reaksi sepontan, bukan menjadi alasan untuk dibenarkan, apa lagi sampai harus melukai diri sendiri karena peristiwa yang udah Ribuan tahun, itu sudah menunjukkan ketidakikhlasan atas ketentuan Tuhan..
Sinar Agama: Nanang: Sudah berapa kitab antum baca hingga mengatakan seperti itu? Lagi pula saya tidak mendukung pelukaan. Tapi kalau tidak berbahaya dan sedikit, maka saya tidak pernah melihat dalil haramnya. Coba antum sebutkan dimana dalilnya?
Zaranggi Kafir: Nanang Agus ente banyak-banyak belajarlah tentang takdir hehehehe
Muhammad Lutfi: Terimakasih atas penjelasan pak Ustadz Sinar Agama, mohon maaf apabila saya sudah merepotkan.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Nanang Agus Satriawan: Maaf ya ustadz@ saya bukan orang yang menjadikan kitab sebagai suatu pegangan atas sebuah kebenaran, karena sebuah kitab tidak lebih dari pandangan/ akal atau uraian/ucapan yang dibukukan. Sebuah petunjuk (Al-Qur'an) tidak akan bisa menjadi petunjuk jika tanpa penafsiran dari ahli tafsir. Namun harus difahami segala bentuk penafsiran itu adalah pekerja’an akal, sementara petunjuk dari Tuhan (Allaah) tidak membutuhkan akal untuk mengetahui kebenaran petunjuk itu... Silahkan cermati komentar ini ustadz. Salaam.....
Khommar Rudin: Allahumma shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad.
Sinar Agama: Nanang: Jadi kamu ini ngomong pakai dengkul dunk?! Yah....kalau kamu ngomong ini pakai dengkul, maka yang wajib mendengarnya adalah dengkul juga, bukan orang-orang berakal.
Tapi kalau kamu memakai akal dalam mengatakannya, maka kamu sudah menggunakan akal dunk?
Lah...emangnya Tuhan menurunkan ayat-ayatNya -afwan- untuk dengkul atau untuk akal supaya dipahami dan diamalkan?
Kalau kamu tidak pakai akal dan juga melarang akal, lalu kamu menyuruh saya mencermatinya perkataanmu itu, maka saya mau mencermatinya pakai apa, pakai akal atau apa? He he.... ada-ada saja. Tapi kalau maksud kamu pakai ayat, lah...wong yang disuruh cermati itu perkataanmu kok dan bukan ayat. Bukankah dari awal saya sudah katakan mana ayat dan hadits pelarangannya?
Apa yang kamu pahami dari ayat-ayat ini:
- QS: 2: 44:
أَتَأُْمُرو َن النَّا َس بِالْبِِّر َوتـَْن َسْو َن أَنـُْف َس ُك ْم َوأَنـْتُ ْم تـَتـْلُو َن الْ ِكتَا َب أَفََال تـَْعِقلُو َن
“Apakah kalian menyuruh orang berbuat kebaikan tapi lupa pada diri kamu sendiri sementara kalian
membaca kitab (Qur'an), tidakkah kalian menggunakan akal kalian???”
- QS: 2: 73:
َويُِري ُك ْم آيَاتِِه لََعلَّ ُك ْم تـَْعِقلُو َن
“Dan Ia menunjukkan kepada kalian ayat-ayatNya/tanda-tandaNya agar kalian menggunakan akal kalian (memahaminya).”
- QS: 2: 241:
َك َذلِ َك يـُبـَيِّ ُن اللَّهُ لَ ُك ْم آيَاتِِه لََعلَّ ُك ْم تـَْعِقلُو َن
“Begitulah Allah menjelaskan untuk kalian ayat-ayatNya, agar kalian menggunakan akal kalian (memahaminya).”
- QS: 3: 118:
قَ ْد بـَيـَّنَّا لَ ُك ُم اْآليَا ِت إِ ْن ُكْنتُ ْم تـَْعِقلُو َن
“Kami telah menerangkan untuk kalian ayat-ayat (Qur'an), kalau kalian benar-benar menggunakan akal kalian.”
...... dan seterusnya yang seambrek di Qur'an tentang penggunaan akal dan bahwa Tuhan menurunkan ayat-ayatNya itu untuk dipahami dengan akal dan bukan dengan dengkul.
Lagi pula, kalau kamu mengatakan bahwa tidak perduli kitab karena itu penjelasan akal, lalu apakah kamu perduli dengan perkataanmu? Kalau kitab-kitab ulama yang belajar ilmu puluhan tahun saja bukan ukuran kebenaran, terus.....apakah kamu yang tidak belajar agama itu bisa jadi ukuran?!
Memang, selama tidak makshum harus dilihat dalilnya. Tapi kamu tidak menggunakan dalil dan langsung menolak dengan alasan bahwa kitab-kitab itu penjelasan orang. Lah .. terus apa kamu ini malaikat yang bisa menolkan penjelasan orang tanpa alasan, sementara orang lain harus menerima kata-katamu tanpa dalil?
Orang itu boleh tidak makshum, tapi tetap beda orang belajar dengan yang tidak belajar. Emangnya kalau keluargamu sakit dan harus dioprasi, terus kamu yang mengoperasinya?! Kan lucu?!
Jadi, orang lain menjelaskan Qur'an dengan akal, tapi kamu hakikat Qur'an ya? Jangan-jangan kamu ini Tuhan itu sendiri yang mengerti Qur'an dengan DzatNya, bukan dengan akalmu? Atau kamu ini malaikat Jibril as yang turun ke Nabi saww hingga kamu tidak memahami Qur'an dengan akalmu (yang tidak berdalil) tapi memahami dengan pemberian Tuhan seperti yang diberikan kepada malaikat Jibril as?!
Erba Syam: Salam.....hehe’ raksye’.
Midy Noval: Akhi fillah deni terima kasih atas keterangannya. Wahai syiaah bukalah mata hati sudah cukup jelas dalil yang di sampaikan akhi deni bertobatlah wahai syiah kembalilah ke jalan yang benar. Agar kalian semua wahai syiah selamat dari kobaran api neraka, tinggalkanlah mencaci para shahabat nabi. Stop melaknat para shahabat nabi. Biar selamat dunia akhirat.
Midy Noval: Allohummah sholli ala sayyidina Mohammad wa ala alihi wa shobihi wa sallim.
Ibnu Prigrisa: Akal itu pasti kerjaan otak..lalu kalau bukan dengan akal..dengan apa lagi kita berpikir...
Midy Noval: Sinar agama tolong kamu berhenti dari menyesatkan ummat.
Ibnu Prigrisa: Merasa sesat itu salah satu indikasinya adalah.. bingung dengan segala hasil pemikiran sendiri..atau “takut”akan menjadi ragu-ragu..dengan pemikiran sendiri.(ambigu)..umat akan mudah sesat..akan mendapatkan keraguan tentang keyakinan sendiri..yakin-yakin tidak... nah di saat itulah intervensi syaithan berlaku...
Ibnu Prigrisa: Sesat..salah arah..atau kehilangan arah..kompasnya kurang paten..
Ikhwan Abduh: 17 teman yang sama: cape-dechhh @ @”
Andy Van Halen: Belajar ilmu agama, zaman sekarang banyak orang pintar, belajar banyak kitab kitab, tapi ilmunya tak berguna, karena ilmunya lebih banyak di gunakan untuk berdebat tanpa manfaat, mensesatkan, mengkafirkan, menyalahkan, sesama muslim,
Aba Zahrah: Friends with Maya Zahra and 128 lainnya: Midy ente komen pake dengkul yach... hehehe..
Paidi Bergitar: Sinar agama,. berjuanglah demi Allah dan rasul sawa.,dan itrahnya aku mendukung- mu. Jangan hiraukan mereka-mereka yang menggonggong. Bihaqqi Muhammad wa aali Muhammad.
Faqir Al: Sikap dan gerak memukul dada adalah sikap spontanitas kesedihan, tidak mungkin ketika seseorang sedih dan menjerit dia bersikap diam, berdiri kaku dan tegap, mungkin sikap sikap tersebut adalah sikap dan gerak yang bukan kesedihan, setiap rasa yang dirasakan oleh seseorang pasti menimbulkan sikap dan gerak, yah..secara alamilah dengan spontanitas. Kita akan bersikap menangkis dengan tangan kita apabila ada yang mau memukul kita, kita akan berlari apabila ada seekor anjing yang menggonggong kita, dan seterusnya, sikap memukul dada justru itulah sikap yang arif, mau bagaimana lagi sikap kesedihan kita?
Midy Noval: Sinar agama: Coba liat sejarah ketika putra nabi Mohammad meninggal dunia yang bernama sayyidina Ibrohim, Salah satu shahabat nabi melihat nabi menangis lalu shahabat menanyai engkau menangis wahai Rosululloh. Lalu nabi menjawab, innal ainah tadma’ wa innal qolbah layahzan, wa inna la naquluh illa ma yurdina robbana, wa inna bi firooqikah ya Ibrohiim lamahzunun. Artinya sesunggunya mata meneteskan air mata dan hati lagi bersedih dan saya tidak mengucapkan apa apa, Kecuali apa yang di ridhoi Allah, dan sesungguhnya berpisah denganmu wahai Ibrohim merupakan kesedihan, inti dari hadist tersebut, jika kita mendapatkan musibah tidak boleh menyiksa diri tidak boleh menyakiti diri tidak boleh memukul dada apa lagi sampai berdarah, tidak boleh protes terhadap ketentuan Allah, kita di bolehkan hanya menangis tapi jangan sampai teriak teriak. Orang muslim sejati jika mendapatkan musibah selalu berucap innalillahi wa innailaihi rojiun. Tolong Sinar agama cukup engkau yang sesat tolong jangan sesatkan ummat. Jika engkau terus menyesatkan ummat apa bedanya engkau dengan iblis.
Deni Chandra · 4 teman yang sama: Syiah hanya menerima jalur periwayatan yang hanya ditransmisikan oleh Ahlul Bait. Di luar Ahlul Bait jalurnya ‘ditutup’. Tapi bisa diterima jika isi hadisnya mendukung keutamaan Ahlul Bait. Akibatnya, Syiah menolak mayoritas hadis yang beredar di kalangan kaum Muslimin (Ahlussunnah wal Jama’ah).
Berbeda dengan Ahlussunnah, semua hadis diterima baik diriwayatkan oleh Ahlul Bait atau bukan asalkan memenuhi syarat-syarat keabsahan hadis dan perawinya. Ahlussunnah juga mencintai Ahlul Biat. Mereka mencintai Ahlul Bait berdasarkan tuntunan al-Qur’an dan al-Sunnah, bukan atas dasar fanatisme buta. Ahlul Bait merupakan orang-orang baik, tapi mereka manusia biasa, tidak ma’shum.
Ibnu Prigrisa: Tapi mereka adalah orang-orang pilihan ...bukan berarti orang-orang yang ma’sum.. dan mereka bukan nabi..apalagi tuhan...dan kita semua tentu paham bagaimana bersikap terhadap orang-orang pilihan tersebut...
Ibnu Prigrisa: Siapapun dia adalah syiah..syiah muawiyah. Syiah syafi’i. Syiah Hambali., Syiah Soeharto., Hitler..hanya saja kita tidak jujur..untuk mengakui bahwa kita adalah shia...
Midy Noval: Tidak ada yang makshum di dunia ini, kecuali para utusan Allah.
Iwan Roses: 2 teman yang sama: Setelah membaca dengan seksama komentar-komentar di atas dan penjelasan ustadz SA maka ana makin yakin dan makin cinta pada Ahlul Bayt dan tentunya Makin Bangga telah menjadi Syiah..Alhamdulillah Allahumma Shalli aala Muhammad wa aali Muhammad..Akhirnya Kutemukan Kebenaran Islam yang Hakiki.
Midy Noval: Iwan. Bukan kebenaran yang hakiki yang kamu temukan, tapi kesesatan yang nyata kau dapatkan.
Ahmad Fansuri Ahmad: 5 teman yang sama: @Midy Noval Wahai jahil murakkab banyak banyak lah belajar dan membaca tentang kebezaan ahlil bait dan shahabat dan pengkhianatan sebahagian shahabat terhadap darah daging rasulullah sendiri....... belajar lah dari kisah ini. Jangan kamu menganggap shahabat shahabat nabi masuk syurga semuanya......
Orlando Banderas: @Midy, kalau anda bilang hanya utusan Tuhan saja yang makshum, bagaimana anda yakin Islam anda murni dari Nabi 100%? Lha wong jarak dari Nabi 14 abad! Kalau tidak ada yang makshum setelah Nabi pasti sudah terdistorsi Islam (miss informasi). Anda kumpulkan saja 10 orang dan buat pesan berantai. Pasti info dari orang pertama beda dengan orang ke10. Padahal ini baru beberapa menit dan hanya 10 orang. Bagaimana kalau 14 abad dan yang meriwayatkan Islam jutaan orang???, pasti miss informasi sangat besar bahkan bisa 0% kebenarannya !!! Camkan baik-baik jangan terpaku hanya ego saja karena semua perilaku kita akan dipertanggungjawabkan sendiri-sendiri di hadapan Allah...
Ibnu Prigrisa: Tiada yang ma’sum di dunia ini...lalu bagaimana anda bisa paham banyak hal... para nabi telah lama berlalu..dari siapa..? Imam mashab.shahabat..? Tabiin.tabi tabi’in..? Apa yang bisa kita dapat dari mereka..jika untuk menarik kesimpulan apa itu yang di maksud dengan debu saja mereka masih tidak punya kata sepakat..siapa yang anda percayaai.??..semua bisa salah.. para shahabat pun tidak makshum...itulah shia..melihat dan memahami sesuatu sesuai kadar dan tempatnya...bukan maen pukul rata...
Orlando Banderas: Untuk itulah Allah mengirimkan Imam makshum seperti Nabi yakni 100% benar ilmu dan amal hanya beda maqom untuk memastikan Islam murni 100% seperti Nabi...
Ibnu Prigrisa: jika semua berpegang kepada satu saja...pasti umat islam akan kuat...lha ini.... tata cara shalat nabi saja masih pada beda pendapat segala macam...apanya yang mau berhasil umat islam ini..imamnya terlalu banyak...mulai imam rumah tangga sampai imam mesjid dari dulu sampai sekarang milyaran sudah manusia yang di anggap sebagai imam ini itu...
Sinar Agama: Midy: Kalau kamu membaca tulisanku sambil makan tahu petis (makanan favorit Madura), yah....sudah pasti tidak akan memahaminya. Ambil air wudhu, meminta petunjuk Tuhan, lalu baru baca dengan perkata dengan baik tanpa menggelorakan hati. in'syaa Allah tulisanku cukup jelas kok. Kalau kamu sudah paham, lalu tidak setuju, maka silahkan tulis lagi. Tapi kalau kamu belum paham lalu tidak setuju, maka pasti debatanmu atau komentarku akan jauh dari yang kumau. Kamu boleh tidak setuju dengan yang kutulis, tapi pahami dulu baru tidak setuju. Jangan sebelum paham, terus komentar, nanti dikira orang kamu mikirnya pakai dengkul. Saya sih... hanya mengira kamu sambil makan tahu petis sambil ngerutis cabe rawit, uwwwaaaahhhh enak banget. Tapi kalau makannya sambil diskusi, maka akalnya bisa menjadi kurang tajam.
Orlando Banderas: @Midy , untuk itulah karena kita tidak tahu siapa orang yang makshum 100% benar seperti Nabi, maka Allah lah yang memilihnya (bukan manusia !) melalui hadist Nabi. Hadist tentang jumlah dan nama-nama Imam makshum bertebaran justru di kitab-kitab Sunni. Tinggal keputusan anda apakah mau menerimanya atau tidak. Tinggalkan ego golongan dan berpikirlah lebih terbuka, itu anjuran saya. Itupun kalau anda mau menerimanya...
Friends with Penganten Mercon and 109 lainnya: Afwan Ustadz terima kasih atas Ilmu nya...
Sinar Agama: Deni: Kamu ini kalau tidak belajar agama, jangan asal nulis. Kalau kamu terima semua hadits Ahlulbait as, maka harus menerima yang kutulis itu. Karena semua itu dari Ahlulbait. Aku memilih yang ada di Ahlulbait yang diterima di Sunni, yakni yang juga ada haditsnya di Sunni.
Jadi, kalau mau kuat-kuatan, maka yang kutulis itu dari Ahlulbait (muttafaku ‘alaihi) dan Sunni. Sedang yang menentangnya, hanya di Sunni (kalau ada). Jadi, jelas lebih kuat yang kutulis dari yang menentangnya.
Kalau orang Sunni menerima kitab-kitab hadits Ahlubait as seperti al-Kaafi, yang merupakan salah satu dari 4 kitab rujukan terpenting Ahlubait as (selain ratusan kitab hadits lainnya), maka jelas tidak perlu repot-repot untuk mengikuti Ahlulbait as dan meninggalkan Sunni-nya. Raksyih....!!!!!
Sinar Agama: Ibnu: Kalau tidak ada makshum setelah Nabi saww, lah....terus siapa yang bisa mempertahankan jalan lurus yang tidak salah sedikitpun (wa laa al-dhaalliin)?! Tuhan dengan jelas mengatakan (QS: 33: 33) bahwa Ahlubait as itu makshum, kok malah antum malah berkata lain?!
Ibnu Prigrisa: yoi @ndo..seperti itulah seharusnya..saya hanya coba ulang kaji apa dan bagaimana pola pikir..kawan-kawan kita dari tetangga sebelah..
Ibnu Prigrisa: Qiqiqiqiqi...ustadz..saya hanya coba ulang kaji apa dan bagaimana pola pikir kawan- kawan kita dari tetangga sebelah...itu hanya penyampaian secara luas..kalau detailnya mungkin ust lebih paham...kalu Muhsin Labib sih saya tidak kenal secara langsung..tapi kalau sohib kental dan teman diskusinya ustad Muhsin Labib...orangnya lagi di sebelah saya ni...salam ustadz...
Sinar Agama: Midy: Kamu ini seperti berteriak begini:
“Ayyuhannaaasssss (hai manusia...), aku dan madzhabku adalah kebenaran hakiki, jalan lurus yang tidak salah sedikitpun walau aku, guruku, imamku, khalifahku...dan seterusnya...semuanya bukan orang yang makshum.”
He he he...silahkan menikmati teriakanmu itu dan berkatalah:
“Hai Sinar Agama......., kamu ini jangan menyesatkan umat walau, dengan dalil gamblang, mengikuti imam makshum dari Ahlulbait yang diumumkan kemakshumannya oleh Allah di QS: 33: 33 !!”
Karena itu, silahkan saja kamu berteriak terus ya Midy, nama yang cukup unik untuk orang madura.
Sinar Agama: Ibnu: Kalau begitu afwan kalau ana telah salah memahami tulisan antum, afwan. Tapi tulisan itu tidak ana hapus, karena baik untuk para tetangga itu.
Bebek Mewek: Friends with HenDy Laisa and 51 lainnya: Waow,,seru nih,,,maaf-maaf kate ye,,ane gak ikut-ikutan komentar nih,,,ane cuman ikut nampang doang,,berhubung poto profil ane kece,,jadi ane mau nampang,,maaf-maaf kate ye,,,KATE HAJI MUHIDDIN PENGURUS MASJID YANG UDEH DUA KALI HAJI,,,,KALO SI JONI ITU MALING !!
Ibnu Prigrisa: @ust sinar...biasa tu ustadz...namanya juga tukar pendapat...jangan lupa bagi-bagi ilmunya..semua masih perlu belajar banyak....
Muhammad Darwin: Orang yang menjadi penunjuk ke jalan yang benar harus memiliki ilmu & pengetahuan yang menjaga dia dari kemungkinan tersesat, sebab kalau tidak dalam kondisi tersebut hakekatnya dia bukanlah penunjuk yang bisa membimbing orang lain menuju jalan yang benar dan sampai ke tujuan.
Sinar Agama: Deni: Afwan ada yang lupa. Orang Syi’ah itu tidak memakai hadits Sunni. Tapi kalau berdialog dengan Sunni, baru memakainya, tapi yang sesuai dengan Syi’ah dan, itupun sangat banyak.
Orang Syi’ah tidak memakai hadits Sunni, karena sudah tidak perlu lagi, karena Syi’ah sudah memiliki lengkap hadits-haditsnya. Kitab paling favoritnya ada 4 kitab, dan yang lainnya ada puluhan lagi kitab hadits. Hadits, mutawatir, shahih, hasan, ..dan seterusnya...sampai ke hadtis lemah/dhaif dan palsu/maudhuu’ juga ada di Syi’ah. Satu kitab saja dari salah satu kitab yang 4 itu, jumlah haditsnya melebihi semua hadits yang ada di kutubusiittah.
Dalam berdialog, memang bijaksananya itu memakai apa-apa yang ada di pilihan teman diskusinya. Kalau kita dialog dengan Masehi hanya membawa Qur'an dan Masehi hanya membawa Injil, maka jelas tidak akan ketemu.
Muhammad Gofur Zfzf: Saya tidak menentang keterangan anda,, sebab anda punya alasan yang cukup tepat. Tapi kalau rasul membolehkan memukuli dada(wanita)...Saya merasa hadis di atas lemah..
Sukaenah Azzahro: 176 teman yang sama: Lemahnya berdasarkan apa, pak Muhammad, tidak boleh hanya berdasarkan perasaan.
Iwan Roses: 2 teman yang sama: @Midy: hehehe semakin ente mengatakan sesat maka semakin cinta pula ana sama Syiah, terus terang selama ini ana mencari kebenaran karena sebelumnya banyak pertanyaan-pertanyaan ana yang tidak bisa di jawab oleh ustad-ustad ana dulu, tiap ustad tersebut memberikan jawaban yang berbeda-berbeda pada masalah yang sama yang ana tanyakan, bahkan ana sempat mempelajari dan membaca buku dan kitab serta video agama lain dengan tujuan mendapatkan pencerahan, akan tetapi setelah beberapa bulan ini ana membaca artikel-artikel dan tanya-jawab dari ustad SA maka ana akhirnya menemukan jawaban yang ana cari karena benar-benar disertai dengan dalil-dalil yang kuat. Hampir 90% pertanyaan ana sudah terjawab dengan memuaskan oleh ustad SA dan saya merasa bersyukur dan berterima kasih atas itu karena semua jawabannya pun sudah ana cek berdasarkan dalil-dalil yang ada, saat ini ana cuma ingin fokus memperbaiki diri dan berusaha mendapatkan ridho Allah dan syafaat nabi dan ahlul baytnya dan berdoa agar dosa-dosa ana masa lalu bisa di maafkan...Allahumma Shalli Aala Muhammad wa Aali Muhammad
Hendra Abi Atiqah: 7 teman yang sama: Afwan
Untuk antum-antum yang bilang ustad sinar agama sesat mohon antum renungkan ayat ini QS 6 : 117. “Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan- Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk.” Emang antum Allah???
Selama Ana belajar Ahlul bayt (Syi’i) Ana tidak mendapati (Kami) Ikhwan Ahlul bayt menyatakan ihwan ahlu sunnah sesat... Selamat berjuang kepada ustad sinar agama semoga ustad bisa menyampaikan ilmu-ilmu al makshumin dengan kelembutan dan kesabaran...
Syahran Nasution: Pengumuman : Barang siapa tidak suka menggunakan akalnya, lebih baik berubah jadi kambing.
Muhammad Gofur Zfzf: Ya,, mengklaim sebuah hadis lemah,, jika tidak punya dalil yang lebih kuat, itu adalah kesalahan. Tapi menepuki dada, adalah akibat tidak menerima takdir Rabb. Dan itu yang membuat saya berani mengkalim hadis di atas lemah. #wallahualam
Hendra Abi Atiqah: 7 teman yang sama: 10 november di peringati setiap tahun sebagai hari pahlawan, ga ada yang ribut, ga ada yang protes, ga ada pula yang demo-demo, tidak ada pula yang bilang bid’ah,.. Kenapa ketika orang-orang syiah memperingati 10 asyura sebagai syahidnya cucu rasulluloh, al murtadha, penghulu para nabi, khodijah al kubra putra Amirul mukminin, Ali bin abi Tholib,dan sayidah Zahra pemimpin wanita di syurga, Adik dari al Hasan penghulu pemuda di syurga.... malah di caci di maki, malah sampai-sampai di bom,... coba para ikhwan ahlusunnah fikirkan dimana salah kami???? Sedangkan ustad sinar agama telah memberikan dalil-dalil yang kuat, yang itu pun dari hadis-hadis yang telah di sepakati oleh para ikhwan ahlu sunnah,..
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ