Rabu, 19 September 2018

Menangis dan Memaktami Orang Mati Serta Fitnah Terhadap Syi’ah, Bag: 1



Seri status Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Saturday, February 2, 2013 at 11:19 am





Sinar Agama: (25-11-2012) 

Bismillaah: Catatan Kecil Tentang Menangis, Menjerit, Memukuli Diri di Hari Duka di Jaman Nabi saww. 


Catatan ini dibuat karena banyaknya orang tidak menyadari akan adanya budaya insaniah yang juga ada di jaman Nabi saww dan dibolehkan oleh Nabi saww dan tidak dilarangnya. Yaitu kesedihan ketika keluarga meninggal atau syahid yang disertai dengan tangisan, peringatan tangis, memukuli dada dan kepala. Berikut ini contoh-contoh kecil yang terjadi di jaman Nabi saww dan ditaqrir/dibolehkan: 

(1). Diriwayatkan di kitab Dzkhaairu al-‘Uqbaa, karya Thabari, hal. 183; Musnad Ahmad bin Hanbal, hadits ke: 14 34; dll-nya: 

Dari ‘Urwah bin Zubair dari ayahnya, berkata: Ketika terjadi peristiwa perang Uhud (kekalahan muslimin dan larinya Umar dan beberapa shahabat lainnya dari perang sampai ke Madinah hingga para wanita mencela mereka) terlihat ada wanita yang datang berlari –ke tempat perang- hingga hampir mencapai tempat medan perang tempat para jenazah syahid. Lalu Nabi saww nampak tidak suka para wanita itu datang ke tempat tersebut untuk melihat para korban perang (karena ada yang ditelanjangi dan dirajang-rajang seperti sayyiduna Hamzah ra). Karena itu beliau saww bersabda: “Ada wanita, ada wanita.” Berkata Zubair: “Aku mengira bahwa ia adalah ibuku, Shafiyyah. Karena itu aku lari mengejarnya dan aku berhasil menyusulnya sebelum mencapai tempat para jenazah syuhada. Akhirnya ia me- ladam (memukul-mukul dadanya) dalam dekapanku sementara ia adalah wanita yang sangat kuat. Ia berkata: “Semoga ibumu tidak mengakuimu (celaan karena mencegahnya).” Akupun berkata: “Bukan begitu, tapi Rasulullah yang tidak ingin kamu ke sana.” Kemudian iapun berhenti. 

Ladam, atau perempuan melakukan ladam atau ladamat, adalah memukul-mukul dadanya. Lihat semua kamus bahasa Arab seperti: Lisaanu al-‘Arab (bahkan di kitab ini telah meriwayatkan hadits di atas juga); al-Mu’jamu al-Wasiith; ... dan lain-lainya. 

(2). Dalam kitab Siiratu al-Nabawiyyati, karya Ibnu Hisyaam, jilid. 6, hal. 75: ‘Aisyah berkata: 

“....... telah meninggal Rasulullah saww ketika ia ada di kamarku/pangkuanku. Lalu kuletakkan kepalanya di atas bantal. Dan kemudian aku mengadakan ladam (memukul-mukul dada) bersama para wanita dan juga aku memukuli wajahku.” 

”......قبض وهو في حجري ثم وضعت رأسه على وسادة وقمت ألتدم مع النساء وأضرب وجهي” 

(3). Rasulullah saww ketika melihat sayyiduna Hamzah ra syahid beliau saww menangis dan ketika melihat tubuhnya –yang dicincang- beliau saww menjerit (syahiqa). Bentuk haditsnya bermacam-macam diantaranya: 

عن جابر أن النبي صلى اهلل عليه وسلم لما رأى حمزة بكى فلما رأى ما مثل به شهق. 

Dari Jabir berkata: “Ketika Nabi saww melihat Hamzah –yang syahid- beliau saww menangis, dan ketika melihat tubuhnya –yang dicincang- beliau menjerit.” 

Lihat: al-Mu’jamu al-Kabiir, karya Thabrani, hadits ke: 2932; Kanzu al-‘Ummaal, hadits ke: 36938 dan 36939; al-Mustadrak, karya Hakim, hadits ke: 2510, 4881, 4888; ....dan lain-lain kitab. 

Wassalam. 

Farida Z Ida, Karl Bakawali Heartblaster, Tito Tato dan 74 lainnya menyukai ini. 


Maskulin Rijal: Ahsaaan! Jazakumulloh Ahsanal jaza’. Afwan ane save dan ana share ustadz? 

Bukhorisupriyadi Supriyadi Yadi: Hehehe....akhsan, assamualaikum ya ustadz. Rasa senang aku telah menyatukan ahlul baitku pada keluarga Muhammad Saw. Ya Abdillahil Husain, aku telah berduka merindukan kecintaanmu Ya Husain. 

Sinar Agama: ....kitab Dzkhaairu al-‘Uqbaa....=....kitab Dzakhaairu al-’Uqbaa ....maksudnya. Yakni kurang “a”-nya di Dz.... 

Muhammad Rushan · 92 teman yang sama: 


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ


Sufyan Hossein: Allahumma shalli ala Muhammad wa aali Muhammad. 



Sebastian Ali: 31 teman yang sama: Duhai debu Karbala,..datanglah kuasai jiwa, penuhi hati dengan cinta, aku rindu al Husain,.. 

Rha Be Youll: Friends with Ahlul Irfan Rahimi: Duka mendalam karena Cinta.. begitu indah. 

Deni Chandra: 4 teman yang sama: Inilah Bukti-bukti Kesesatan Pesta Duka Berdarah Asyura Ala Syiah Rafidhah 

10 Muharram, adalah hari yang sangat fenomenal. Bagaimana tidak, pada hari ini manusia terbagi menjadi dua kelompok; PERTAMA, pengikut sejati Rasulullah, pada hari ini mereka berpuasa, ditambah satu hari sebelum atau sesudahnya, sesuai dengan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. 

KEDUA, mereka yang membangkang kepada Rasulullah, pada hari ini mereka menyiksa diri dengan memukul-mukul muka, dada, bahkan melukai kepala dan pundak hingga berdarah-darah. 

Golongan Pertama, adalah Ahlus sunnah wal jama’ah, mereka adalah As-sawaad al-A’zham, merekalah mayoritas dengan persentase 80 s/d 90 % dari seluruh jumlah kaum muslimin dunia yang mencapai 1,57 Miliar pada 2009. 

Golongan kedua adalah Syi’ah dengan berbagai sektenya; Imamiyah-Rafidhah, Isma’iliyah, Nushiriyah, Ibadhiyah, Houtsiyah, dan lain-lain, dengan persentase + 5,5 %. 

Bukti Kesesatan Pesta Duka Berdarah Ala Syi’ah Rafidhah Majusi : 

1. Pembangkangan Terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang menyiksa diri atas peristiwa musibah yang menimpa seseorang, dalam hadits beliau bersabda: 


لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ

“Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul muka, merobek-robek baju dan berteriak-teriak seperti orang-orang jahiliyah” [HR. al-Bukhari dan Muslim] 

Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menambahkan: 

“Wanita yang meratapi mayat apabila tidak bertaubat sebelum meninggal, ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan memakai mantel dari tembaga panas dan jaket dari penyakit kusta.” [HR. Muslim] 

PERTANYAAN: Jika Rasulullah menyatakan mereka bukan ‘golongan kami’ (Golongan Rasulullah), maka Syi’ah Imamiah RAFIDHAH termasuk golongan siapa ? 

2. Tasyabbuh (menyerupai) Kaum Kuffar Dalam Ritual Ibadah Mereka. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 


مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُم

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”. ( HR. Abu Dawud,no 4031, dan Ahmad : 2/50, 2/92 ). 

Dalam hal ini mereka menyerupai Kristen, lihat di sini : 

http://www.facebook.com/media/set/?set=a.390415370981603.88412.221268711229604&ty pe=3

Kecuali jika mereka mengklaim bahwa hak paten ritual ini adalah inovasi dan temuan mereka. Tapi, dalam hal ini, biarlah mereka yang berkompromi dengan Kristen. 

3. Al-Qur'an Menegaskan Mereka Telah Ditipu Dan Tertipu. 

Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Kahfi ; 103-104 , yang artinya : 

Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya” .(103) 

" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (104) 

Inilah faktanya; mereka kira ritual ini adalah ibadah terbaik, dan bukti cinta sejati mereka terhadap Ahlul Bait. Namun kasian, mereka tertipu. 

4. Ritual Duka Berdarah-Darah Ini, Ajaran Siapa ? 

Imam Husein Radhiyallahu ‘anhu dan Anak-cucnyau tidak pernah melakukan hal ini, apalagi menyuruhnya, bahkan Imam Husein melarangnya dengan tegas. Di akhirat kelak Imam Husein akan berlepas tangan dari mereka. 

Maka kelak mereka akan menyesal, sesuai firman Allah, yang artinya : 

(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan di antara mereka terputus sama sekali. 

Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami”. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (QS.Al-Baqarah:167). 

5. Cinta Palsu Yang Zhalim. 

Jika bukti cinta Ahlul bait, adalah dengan merayakan pesta kematiannya dengan ritual syaithaniyah ini, maka Ali bin Abi Thalib ayah Husein lebih berhak dengan ritual ini. 

Sesungguhnya ayah Husain (‘Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu ‘anhuma) jauh lebih afdhal (utama) darinya. Beliau juga meninggal dalam keadaan terbunuh. Akan tetapi, mereka tidak menjadikan hari kematiannya sebagai hari berkabung layaknya hari kematian Husain Radhiyallahu ‘anhuma (yang diperingati). 

Bukankah ini kezhaliman yang besar, saat mereka memuja-muji Husein melebihi ayahnya, sang Khalifah ? 

6. Dan Bukankah Rasulullah Lebih Pantas Dan Berhak Untuk Diperingati ? 

Allah Azza wa Jalla telah memanggil Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, penghulu anak Adam di dunia dan akhirat, sama seperti para nabi sebelumnya. Namun, tidak ada seorang pun menjadikan hari wafat beliau sebagai hari bela sungkawa, atau melakukan perbuatan orang-orang dari sekte Syiah pada hari kematian Husain. 

Tidak seorang pun menyebutkan bahwa terjadi sesuatu sebelum atau sesudah hari kematian mereka, seperti apa yang disebutkan Syiah pada hari kematian Husain. Seperti terjadinya gerhana matahari, adanya cahaya merah di langit dan lain-lain”. 

Bahkan Al-Qur’an telah menegaskan bahwa iman, taqwa, dan kecintaan tidaklah terikat dengan kelahiran atau wafatnya Rasulullah. Allah berfirman yang artinya : 

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul . Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” ( Aali Imran :144) 

7. Ayatus-Syi’ah Telah Mendustai Dan Mempermainkan Mereka. 

Bukankah cinta Husein dibuktikan dengan menyiksa diri, maka kita tantang AyatuSyi’ah mereka melakukan ritual ini. Ayo Ali Khamane’i (Iran), Ali Sistani (Irak), Hasan Nashrallat (Lebanon), Muqtadha Shadr (Irak), silahkan lakukan ritual siksa diri yang dilakukan pengikut kalian, jika kalian adalah orang-orang yang benar ! 

8. Harga Sebuah Pengkhianatan. 

DUSTA SEJARAH TERBESAR YANG DIREKAYASA SYI’AH adalah : bahwa Husein Bin Ali dibunuh oleh Yazid. 

Lantas SIAPA PEMBUNUH HUSEIN ? Kami tidak perlu menjawab, cukup ayatuSyi’ah yang menjawabanya : 

Marji’ Syi’ah Ayatullah Al-Uzhma Muhsin Al-Amin menuliskan : “ … Kemudian Husein dibai’at oleh 20.000 orang dari penduduk Irak, dan mereka semua menipunya, mereka keluar sedang bai’at ada di leher mereka, maka mereka pun membunuhnya.” (A’yaan Al-Syi’ah : juz I, hal 34) 
Peringatan Kematian Isa Al-Masih 

Sepintas saat melihat ritual ini, saya kira mereka adalah kaum Syi’ah Rafidhah Oleh: Dukung MUI Keluarkan Fatwa Syi’ah Sesat Dan Haram Di Indonesia Foto: 6 

Deni Chandra: 4 teman yang sama: 

IMAM HUSEIN berwasiat kepada saudarinya Zainab : “Wahai saudariku tercinta, saya bersumpah di depanmu, maka tunaikanlah sumpahku ! Janganlah kau merobek-robek baju ( karena kematian ku ), janganlah kau memukul wajah, jangan pula berteriak-teriak dengan kata-kata (sungguh celakalah kami..merugilah kami). ( Mustadrak Al-Wasa’il : juz I, hal 144). 

Kemudian Imam HUSEIN mendo’akan kehancuran untuk Syi’ahnya : “ Ya Allah, jika Engkau beri mereka kenikmatan sampai waktu yang telah ditentukan, maka pecahkanlah mereka menjadi sekte-sekte, jadikanlah jalan mereka berbeda-beda, dan janganlah Engkau jadikan para pemimpin manapun ridha terhadap mereka. Sesungguhnya mereka mengundang kami untuk membela kami, kemudian mereka berkhianat dan memerangi kami.” ( Kasyf-Al- Ghummah, juz II, hal 18 dan 38, I’lam Al-Waraa, karya Al-Thabrasi, hal 949, dan Al-Irsyad karya Al-Mufid, hal 241). 

INTINYA, Imam HUSEIN mengakui Syi’ahnya lah yang mengkhianati dan membunuhnya, dan beliau sangat yakin bahwa beliau akan syahid saat itu, lantaran itu beliau berwasiat dan bersumpah agar wafatnya beliau jangan diperingati dengan cara-cara bertentangan dengan Syari’at Islam. Dan akhirnya, beliau mendo’akan kehancuran bagi Syi’ah. 

9. Tipuan, Penyesalan, Atau Hukuman ? 

Lantas kita bertanya, jika ini hakikatnya, mengapa Syi’ah masih saja menyiksa diri dalam memperingati wafatnya Imam HUSEIN ? 

Jawaban: Hanya ada tiga kemungkinan : 

PERTAMA: Perbuatan tersebut adalah tipuan; mereka sadar bahwa nenek moyang Syi’ah mereka adalah pengkhianat dan pembunuh Husein, maka hal ini perlu ditutupi dengan ritual bersedih dan menyiksa diri. 

KEDUA: Mereka tau bahwa merekalah yang mengkhianati dan membunuh Husein, maka perbuatan ini adalah bentuk penyesalan tingkat tinggi atas dosa mereka terhadap Husein. 

KETIGA: Allah Subhanahu wa Ta’ala menghukum mereka karena pengkhianatan mereka kepada Ali, Hasan, dan Husein, dengan siksaaan yang mereka lakukan terhadap diri mereka sendiri. 

S A U D A R A K U ! 

BUKTIKAN CINTA KITA dengan mengikuti Rasulullah dalam sunnah beliau, yang sampai kepada kita melalui shahabat-shahabat beliau yang jujur dan terpercaya. 

Allah Ta’ala berfirman yang artinya : 

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Aali Imran:31) 

WAHAI SYI’AH INDONESIA, jika dalil-dalil dari Al-Qur’an, hadits, dan logika juga tidak kalian terima, lantas dengan apa lagi kalian beragama ? 

WAHAI SYI’AH INDONESIA, agama siapa yang sebenarnya kalian ikuti ?! 

------ 

Beberapa video Ritual Sesat Siksa Diri : 

- http://www.youtube.com/watch?v=gIeHjhC8w1U

- http://www.youtube.com/watch?v=dXCoQho16e8&feature=related

- http://www.youtube.com/watch?v=z5jR5VkNl8o&feature=related

- http://www.youtube.com/watch?v=d53fhLw2lJM

- http://www.youtube.com/watch?v=-a6EBYIEkTY&feature=related

- http://www.youtube.com/watch?v=id9FE37gAlA&feature=fvwrel

Perbandingan tatacara Ibadah empat Agama : Yahudi, Nashrani, Syi’ah, dan Islam : http://www.youtube.com/watch?v=BPdDPg0vesU&feature=related

Oleh: Dukung MUI Keluarkan Fatwa Syiah Sesat dan Haram diIndonesia 
Peringatan hari Asyura 1429 H. 

www.youtube.com

Mengenang syahidnya imam Husayn a.s. (hari Asyura) di Jakarta, Indonesia. Pertam... 

Bimo Mangkulangit: Mas deni hanya melihat kulit dari sebuah ritual,...lalu bagaimana posisi anda, anda di pihak Yazid bin Muawiyah bin Abu Supyan atau berpihak pada Husain bin ’Ali bin Abi Thalib...kalau berpihak pada Husain ceritakanlah sejarah yang sebenarnya pada umat islam.. 

Hilmansyah Sari: Allohumma shalli ‘ala Muhammad wa ali Muhammad.. 

Deni Chandra: 4 teman yang sama: @bimo:Dibaca dan pahami lagi isinya bos, sebelum komen disitu sudah cukup jelas. 

Kang Moeni: Friends with Ali Alaydrus and 14 lainnya: Labayk labayk labayka ya husain. 

Muhammad Lutfi: Mohon Pencerahannya Ustad Sinar Agama dan teman-teman yang lain tapi dengan Hujjah yang jelas/Kuat apakah yang di sampaikan oleh saudara Deni Chandra itu benar atau tidak ?? Makasih wassalam... 

Sinar Agama: Muhammad: Yang mananya yang antum tanya. Kalau mau tanyakan, maka satu- satu. Saya sudah sering katakan bahwa kalau terlalu banyak dan sekaligus, maka mungkin tidak bisa menjawabnya langsung, karena banyak pertanyaan. 

- Untuk mukaddimah dia yang membagi-bagi golongan itu dan menetapkan yang lurusnya, yah....itu kan dakwaan belaka tanpa argumentasi. Jadi, tidak perlu diperhatikan. 

1- Untuk no 1 itu, jelas dia tidak memahami hadits. Tentu saja anggap kita menshahihkan Bukhari dan Muslim. Karena di Syi’ah, kita hanya akan memakai hadits Bukhari-Muslim manakala tidak bertentangan dengan hadits-hadits dari jalur Ahlulbait as. 

Nah, anggap kita menshahihkan hadits yang dia bawa itu, bahwa bukan golongan Nabi saww yang memukul muka, merobek baju dan menjerit dengan jeritan jahiliyyah, maka hal ini jelas maknanya dan dia/deni yang tidak mengerti makna yang sebenarnya. 

Makna hadits tersebut jelas sekali bahwa ketiga amalan itu adalah dalam satu rangkaian. Yaitu amalan orang berdua. Jadi, Nabi saww melarang melakukan rangkaian tersebut, bukan salah satu atau salah dua diantaranya. Persis kalau Nabi saww misalnya melarang orang shalat di kuburan. Yang dimaksud Nabi saww adalah seperti yang dilakukan Jahiliyyah yang menghadap ke kuburan. Jadi, rukuk dan sujudnya, tidak dilarang. Yang dilarang adalah rukuk- sujud yang menghadap ke kuburan seperti yang dilakukan orang-orang kafir jahiliyyah. Jadi, kalau ruku-sujud itu tidak menghadap ke kuburan, jelas tidak masalah. Karena itu, para shahabat banyak yang shalat di kuburan Nabi saww, Hamzah ra dan syuhada yang lain. Yang di kuburan Nabi saww ini, sampai sekarang wahabipun tidak bisa membendungnya. 

Hadits yang dia nukil itu (kalau shahih) maka satu paket seperti shalat yang terdiri dari rukuk- sujud dan lain-lainnya. Artinya tidak boleh melakukan duka dengan pukulan muka, merobek baju dan meratap seperti jahiliyyah, bukan salah satu atau salah dua dari ketiganya itu. Jadi, kalau ada orang yang hanya memukul muka, seperti yang dilakukan para shahabat di jaman Nabi saww dan yang dilakukan ‘Aisyah ketika Nabi saww wafat, maka jelas tidak ada masalah. 

Sedang jeritan jahiliyyah itu adalah jeritan tidak terima terhadap ketentuan Tuhan tentang kematian. Yakni menuntut Tuhan alias protes. Nah, ini yang dilarang Nabi saww. 

2- Untuk yang ke dua, jelas roboh dengan sendirinya. Karena yang dimaksudkan menyerupai orang kafir itu adalah kalau satu paket. Emangnya kalau orang kafir ruku-sujud, berarti shalat kita yang ada rukuk-sujudnya menyerupai mereka? Kalau hindu, budha, yahudi dan masehi berdzikir pada Tuhan, berarti ibadah-ibadah kita menyerupai mereka karena ada dzikrinya dan, karena itu berarti kita segolongan dengan mereka? Kalau orang-orang jahiliyyah dulu melakukan haji, seperti thawaf dan shalat di Ka’bah, lalu kita melakukan hal yang sama, apakah berarti sama dan segolongan dengan mereka? Haihaaattt/jauhhh sekali, bukan?! 

Kalau Nabi saww bersabda: “Bukan dari golonganku orang yang rukuk dan sujud dan menghadap ke kuburan.”, maka maksudnya, bukan hanya rukuk dan/atau sujudnya, tapi satu rangkaian, yakni shalat. 

Memang, kadang pengedan-an itu bisa saling mandiri, seperti “Diharamkan bagi kalian darah dan babi dan judi.” Di sini masing-masingnya mandiri karena memang bukan satu paket. Tapi kalau memukul muka, merobek baju dan meratap dengan ratapan jahiliyyah seperti yang ada di hadits itu, maka jelas ini adalah satu paket seperti shalat, yaitu paket duka kematian. Karena itu, kalau dilakukan salah satunya atau salah duanya, maka belum tentu haram. 

Kalau hadits ini ditambah dengan hadits yang membolehkan memukul dada dan muka, terlebih para shahabat melakukannya di jaman Nabi saww dan ketika Nabi saww wafat, maka jelas bahwa melakukan sebagian dari paket duka tersebut, tidak haram. 

Orang-orang wahabi ini tidak memahami ayat-ayat dan hadits, karena tidak memakai cara yang diajarkan dalam berbagai metologi yang ada seperti di ushulfikih. Mereka paling suka memakai cara mudah, supaya juga dapat membodohi umat yang tidak belajar agama. Bayangin, dengan tidak adanya taqlid, semua umatnya sudah jadi mujtahid. Ibarat kedokteran, semua orang wahabi, tidak perlu belajar kedokteran bertahun-tahun, langsung menjadi dokter semua. Padahal belajar agama jauh lebih rumit dari kesehatan/kedokteran yang hanya bisa ditempuh dalam sepuluh atau lima belas tahun. 

3- Yang no 4 tidak perlu dijawab, karena ia hanya dakwaan kosong setelah tidak benarnya dalilnya yang ada di mukaddimah, poin 1 dan poin 2. 

4- Untuk poin 4 itu, sama nasibnya dengan no 3, yaitu hanya dakwaan kosong. 

5- Untuk poin 5 itu jelas logika yang dipakai oleh orang yang buta terhadap sejarah kesyahidan keduanya dan apa-apa yang dilakukan orang-orang Syi’ah. Karena keduanya diperingati, tapi karena penganiayaan yang menimpa imam Husain as itu melewati batas, maka tidak heran kalau Nabi saww dan imam Ali as sendiri telah memperingatinya jauh-jauh sebelum peristiwa itu terjadi. Lihat tulisan sebelum ini tentang peringatan Nabi saww terhadap kesyahidan imam Husain as. 

Dulu waktu saya di Sunni-syafi’i (bukan wahabi yang jahil) mendengar dari para sesepuh syafi’i bahwa main bola itu haram karena berasal dari permainan orang kafir yang memainkan kepala sayyiduna Husain as sebagai bola. 

Baru setelah besar dan berhubungan dengan orang Syi’ah dan bisa baca kitab sendiri baru tahu bahwa yang memainkan itu adalah umat Nabi saww sendiri. 

Maksud saya, ketika kesyahidan imam Husain as sampai seperti itu, dan kepalanya serta kepala 23 cucu-cucu Nabi saww lainnya dipotongin dan dimain-mainkan lalu diarak dari Iraq sampai Suriah, maka jelas peringatannya akan menjadi lain. 

6- Untuk no 6 itu jelas lebih konyol lagi. Justru yang tidak memperingati itu adalah Sunni dan apalagi, wahabi. Karena wahabi menbid’ahkan semua peringatan-peringatan seperti itu, dan bahkan bisa dimasukkan ke dalam kemusyrikan. Kalau Sunni tidak memperingati wafatnya Nabi saww, karena mereka takut membongkar semua kejadian pahit yang terjadi menjelang dan ketika Nabi saww wafat. 

Bayangin, ketika Nabi saww mau wafat, meminta kertas dan pena untuk menuliskan washiatnya supaya umat tidak sesat setelahnya, tapi Umar dan kelompoknya dari sebagian shahabat lainnya yang mendukungnnya, menolak memberikannya dan mengatakan : 

“Siapa dia itu? Dia benar-benar telah ngelantur/ngigau.” (lihat Shahih Bukhari, hadits ke: 2825, 3053, 3168 dan 4431; Shahih Muslim hadits ke: 3089, 3090, 4319 dan 4321). 

Lihatlah betapa Nabi saww menderita menghadapi shahabat beliau saww. 

Masih kurang? Ya Rasulullaaaahhhh betapa tersakitinya dirimu? Begitu beliau saww wafat, para shahabat bukan malah berduka dan mengurusi pemandian dan penguburannya, tapi malah meeting di Saqifah, saling tengkar dan pukul untuk berebut kursi kepemimpinan. Bayangin, di sejarah Sunni, Nabi saww baru dikubur setelah 2 malam dan tiga hari setelah wafat beliau saww. Oh....betapa tidak dihormatinya dirimu ya Rasulullaahhh! 

Ketahuilah, kalau di Syi’ah, semua kesyahidan para makshumin as, baik Nabi saww atau imam as, semuanya diperingati. Tapi peringatan kesyahidan imam Husain as itu memang lain karena kelainan kemazhlumannya, bukan karena melebihkannya dari makshumin yang lain terlebih dari Nabi saww sendiri. Jangankan wafatnya Nabi saww, syahidnya hdh Faathimah as saja diperingati dengan seksama dan pukulan-pukulan dada-kepala. Semua diperingati dengan maktal (pembacaan kesyahidan) dan maktam (pemukulan dada-kepala). 

Karena itu, aku curiga pada deni ini bahwa ia adalah wahabi. Karena ia tidak merasa bersalah tidak memperingati wafatnya Nabi saww. Karena di Sunni hanya maulud yang ada, tapi bukan Haul Nabi saww (peringatan kewafatan). 

7- Untuk no: 8 itu, maka jelas pelanturan yang nyata. Karena penyiksaan kalau melukai badan itu jelas diharamkan oleh para ulama Syi’ah. Pelanggaran sebagian kecil orang Syi’ah yang melukai badan itu, jelas tidak bisa dihubungkan kepada Syi’ah. Kita kan tidak seperti Kristen yang biasanya memburukkan Islam di Indonesia ini dengan perkataannya bahwa semua atau mayoritas pelacur dan narapidana di Indonesia adalah Islam, kalau begitu Islam itu jelek. 

Kalau hanya memukul dada dan kepala, maka hal itu juga dilakukan ulama, terkhusus dada karena tidak perlu buka serban. 

8- Untuk no. 8, jelas dia membaca tulisan itu dengan kebodohannya sendiri. Artinya, tidak mengerti tulisan orang, terlebih seperti allaamah Amini ra. 

Yang berbaiat pada imam Husain as dan bahkan kepada para imam makshum as, seperti imam Ali as, bukan hanya orang Syi’ah. Karena yang menerima mereka para makshumin as itu, bukan hanya Syi’ah, tapi juga shahabat-shahabat lainnya dan golongan-golongan lainnya. 

Yang berbaiat pada imam Ali as ketika dibaiat untuk jadi khalifah setelah Utsman, adalah orang-orang yang membaiat Abu Bakar, Umar dan Utsman sebelumnya. Hanya sedikit mereka yang tidak berbaiat pada yang lainnya dan hanya pada makshumin. Inilah golongan yang dikatakan Syi’ah. Yakni yang meyakini bahwa para imam itu adalah makshum as dan wajib ditaati sesuai dengan hukum Allah dan Nabi saww, sebagaimana saya sudah sering menulis tentang ini.

Nah, yang mengundang imam Husain as ke Kufah dan membaiatnya, bukan semuanya orang Syi’ah dan bahkan Syi’ah adalah minoritas mereka. Para pengundang dan para pembaiat yang lewat surat (yang kemudian mengkhianati dalam aplikasi) adalah orang-orang yang tadinya juga taat pada Abu Bakar, Umar, Utsman dan bahkan Mu’awiyyah. Jadi, tidak heran manakala mereka berbalik karena dijanjikan uang atau diancam kematian oleh Yazid. 

Karena itu, ketika Yazid mendengar orang-orang Kufah mengundang imam Husain as untuk menjadikan mereka pemimpin seperti khalifah-khalifah sebelumnya, maka ia mengirim Ibnu Ziyaad sebagai gubernur Kufah dan mengundang suku-suku penting di Kufah untuk membantunya melawan imam Husain as dimana disertai janji uang dan ancaman mati. Karena itulah, maka para pengundang itu berbalik dengan berbagai alasannya dan membantu memerangi imam Husain as. 

Hanya orang bodoh yang tidak tahu sejarah ini. Karena sejarah ini ditulis di semua kitab sejarah sekalipun Sunni. Akan menambah kebodohan seseorang manakala mengatakan bahwa orang Syi’ah menfitnah Yazid dengan membunuh imam Husain as. 

Karena semua sejarah Sunni itupun menuliskan bahwa kepala imam Husain as itupun dibawa ke Yazid di istananya di Suriah dan mulut suci beliau dipermainkan dengan tongkatnya di sana. 

Pidato-pidato hadh Zainab as dan doa-doa imam Husain as serta tuntutan beliau as kepada orang-orang Kufah yang mengundang itu, bukan kepada Syi’ah. Karena Syi’ah itu, meyakini kemakshuman imamnya, bagaimana mungkin melanggarinya atau, bahkan memeranginya??? Jadi, yang dimaksud oleh beliau berdua as itu, adalah orang-orang yang mengundang yang sudah tentu bukan syi’hnya. Seperti imam Ali as ketika bukan hanya dilanggar oleh umat dan pasukannya yang bernama Khawarij (di medan perang Shiffin), tapi malah dibunuhnya. 

9- Untuk no.9 ini maka jelas tidak perlu dijawab karena kejelasan kesalahannya. Hal itu, karena kesalahan yang ada pada semua dalil-dalil sebelumnya. Karena yang ke 9 ini, merupakan kesimpulan dari ke delapan poin sebelumnya. Dan karena semua dari ke delapan poin itu sudah tidak bermakna lagi, baik karena dalilnya seperti sarang lebah atau dalilnya hanya berupa dakwaan dan penerapan yang ngawur, maka poin ke 9 inipun bernasib sama dengan poin-poin itu. 

Wassalam. 

(tumben internetku lancar hingga bisa menjawab masalah yang panjang yang biasanya tidak bisa sampai akhir, alhamdulillah).

Nanang Agus Satriawan: Hati-hati ustadz. Tidak ada 1 dalil apapun yang membolehkan seseorang melukai dirinya sendiri.. 

Yang ustadz paparkan itu adalah bentuk reaksi sepontan, bukan menjadi alasan untuk dibenarkan, apa lagi sampai harus melukai diri sendiri karena peristiwa yang udah Ribuan tahun, itu sudah menunjukkan ketidakikhlasan atas ketentuan Tuhan..

Sinar Agama: Nanang: Sudah berapa kitab antum baca hingga mengatakan seperti itu? Lagi pula saya tidak mendukung pelukaan. Tapi kalau tidak berbahaya dan sedikit, maka saya tidak pernah melihat dalil haramnya. Coba antum sebutkan dimana dalilnya?

Zaranggi Kafir: Nanang Agus ente banyak-banyak belajarlah tentang takdir hehehehe 

Muhammad Lutfi: Terimakasih atas penjelasan pak Ustadz Sinar Agama, mohon maaf apabila saya sudah merepotkan. 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Nanang Agus Satriawan: Maaf ya ustadz@ saya bukan orang yang menjadikan kitab sebagai suatu pegangan atas sebuah kebenaran, karena sebuah kitab tidak lebih dari pandangan/ akal atau uraian/ucapan yang dibukukan. Sebuah petunjuk (Al-Qur'an) tidak akan bisa menjadi petunjuk jika tanpa penafsiran dari ahli tafsir. Namun harus difahami segala bentuk penafsiran itu adalah pekerja’an akal, sementara petunjuk dari Tuhan (Allaah) tidak membutuhkan akal untuk mengetahui kebenaran petunjuk itu... Silahkan cermati komentar ini ustadz. Salaam..... 

Khommar Rudin: Allahumma shalli alaa Muhammad wa aali Muhammad.

Sinar Agama: Nanang: Jadi kamu ini ngomong pakai dengkul dunk?! Yah....kalau kamu ngomong ini pakai dengkul, maka yang wajib mendengarnya adalah dengkul juga, bukan orang-orang berakal. 

Tapi kalau kamu memakai akal dalam mengatakannya, maka kamu sudah menggunakan akal dunk? 

Lah...emangnya Tuhan menurunkan ayat-ayatNya -afwan- untuk dengkul atau untuk akal supaya dipahami dan diamalkan? 

Kalau kamu tidak pakai akal dan juga melarang akal, lalu kamu menyuruh saya mencermatinya perkataanmu itu, maka saya mau mencermatinya pakai apa, pakai akal atau apa? He he.... ada-ada saja. Tapi kalau maksud kamu pakai ayat, lah...wong yang disuruh cermati itu perkataanmu kok dan bukan ayat. Bukankah dari awal saya sudah katakan mana ayat dan hadits pelarangannya? 

Apa yang kamu pahami dari ayat-ayat ini: 

- QS: 2: 44: 

أَتَأُْمُرو َن النَّا َس بِالْبِِّر َوتـَْن َسْو َن أَنـُْف َس ُك ْم َوأَنـْتُ ْم تـَتـْلُو َن الْ ِكتَا َب أَفََال تـَْعِقلُو َن 

“Apakah kalian menyuruh orang berbuat kebaikan tapi lupa pada diri kamu sendiri sementara kalian 

membaca kitab (Qur'an), tidakkah kalian menggunakan akal kalian???” 

- QS: 2: 73: 
َويُِري ُك ْم آيَاتِِه لََعلَّ ُك ْم تـَْعِقلُو َن 

“Dan Ia menunjukkan kepada kalian ayat-ayatNya/tanda-tandaNya agar kalian menggunakan akal kalian (memahaminya).” 

- QS: 2: 241: 
َك َذلِ َك يـُبـَيِّ ُن اللَّهُ لَ ُك ْم آيَاتِِه لََعلَّ ُك ْم تـَْعِقلُو َن 

“Begitulah Allah menjelaskan untuk kalian ayat-ayatNya, agar kalian menggunakan akal kalian (memahaminya).” 

- QS: 3: 118: 
قَ ْد بـَيـَّنَّا لَ ُك ُم اْآليَا ِت إِ ْن ُكْنتُ ْم تـَْعِقلُو َن 

“Kami telah menerangkan untuk kalian ayat-ayat (Qur'an), kalau kalian benar-benar menggunakan akal kalian.” 

...... dan seterusnya yang seambrek di Qur'an tentang penggunaan akal dan bahwa Tuhan menurunkan ayat-ayatNya itu untuk dipahami dengan akal dan bukan dengan dengkul. 

Lagi pula, kalau kamu mengatakan bahwa tidak perduli kitab karena itu penjelasan akal, lalu apakah kamu perduli dengan perkataanmu? Kalau kitab-kitab ulama yang belajar ilmu puluhan tahun saja bukan ukuran kebenaran, terus.....apakah kamu yang tidak belajar agama itu bisa jadi ukuran?! 

Memang, selama tidak makshum harus dilihat dalilnya. Tapi kamu tidak menggunakan dalil dan langsung menolak dengan alasan bahwa kitab-kitab itu penjelasan orang. Lah .. terus apa kamu ini malaikat yang bisa menolkan penjelasan orang tanpa alasan, sementara orang lain harus menerima kata-katamu tanpa dalil? 

Orang itu boleh tidak makshum, tapi tetap beda orang belajar dengan yang tidak belajar. Emangnya kalau keluargamu sakit dan harus dioprasi, terus kamu yang mengoperasinya?! Kan lucu?! 

Jadi, orang lain menjelaskan Qur'an dengan akal, tapi kamu hakikat Qur'an ya? Jangan-jangan kamu ini Tuhan itu sendiri yang mengerti Qur'an dengan DzatNya, bukan dengan akalmu? Atau kamu ini malaikat Jibril as yang turun ke Nabi saww hingga kamu tidak memahami Qur'an dengan akalmu (yang tidak berdalil) tapi memahami dengan pemberian Tuhan seperti yang diberikan kepada malaikat Jibril as?! 

Erba Syam: Salam.....hehe’ raksye’. 

Midy Noval: Akhi fillah deni terima kasih atas keterangannya. Wahai syiaah bukalah mata hati sudah cukup jelas dalil yang di sampaikan akhi deni bertobatlah wahai syiah kembalilah ke jalan yang benar. Agar kalian semua wahai syiah selamat dari kobaran api neraka, tinggalkanlah mencaci para shahabat nabi. Stop melaknat para shahabat nabi. Biar selamat dunia akhirat. 

Midy Noval: Allohummah sholli ala sayyidina Mohammad wa ala alihi wa shobihi wa sallim. 

Ibnu Prigrisa: Akal itu pasti kerjaan otak..lalu kalau bukan dengan akal..dengan apa lagi kita berpikir... 

Midy Noval: Sinar agama tolong kamu berhenti dari menyesatkan ummat. 

Ibnu Prigrisa: Merasa sesat itu salah satu indikasinya adalah.. bingung dengan segala hasil pemikiran sendiri..atau “takut”akan menjadi ragu-ragu..dengan pemikiran sendiri.(ambigu)..umat akan mudah sesat..akan mendapatkan keraguan tentang keyakinan sendiri..yakin-yakin tidak... nah di saat itulah intervensi syaithan berlaku... 

Ibnu Prigrisa: Sesat..salah arah..atau kehilangan arah..kompasnya kurang paten.. 

Ikhwan Abduh: 17 teman yang sama: cape-dechhh @ @” 

Andy Van Halen: Belajar ilmu agama, zaman sekarang banyak orang pintar, belajar banyak kitab kitab, tapi ilmunya tak berguna, karena ilmunya lebih banyak di gunakan untuk berdebat tanpa manfaat, mensesatkan, mengkafirkan, menyalahkan, sesama muslim, 

Aba Zahrah: Friends with Maya Zahra and 128 lainnya: Midy ente komen pake dengkul yach... hehehe.. 

Paidi Bergitar: Sinar agama,. berjuanglah demi Allah dan rasul sawa.,dan itrahnya aku mendukung- mu. Jangan hiraukan mereka-mereka yang menggonggong. Bihaqqi Muhammad wa aali Muhammad. 

Faqir Al: Sikap dan gerak memukul dada adalah sikap spontanitas kesedihan, tidak mungkin ketika seseorang sedih dan menjerit dia bersikap diam, berdiri kaku dan tegap, mungkin sikap sikap tersebut adalah sikap dan gerak yang bukan kesedihan, setiap rasa yang dirasakan oleh seseorang pasti menimbulkan sikap dan gerak, yah..secara alamilah dengan spontanitas. Kita akan bersikap menangkis dengan tangan kita apabila ada yang mau memukul kita, kita akan berlari apabila ada seekor anjing yang menggonggong kita, dan seterusnya, sikap memukul dada justru itulah sikap yang arif, mau bagaimana lagi sikap kesedihan kita? 

Midy Noval: Sinar agama: Coba liat sejarah ketika putra nabi Mohammad meninggal dunia yang bernama sayyidina Ibrohim, Salah satu shahabat nabi melihat nabi menangis lalu shahabat menanyai engkau menangis wahai Rosululloh. Lalu nabi menjawab, innal ainah tadma’ wa innal qolbah layahzan, wa inna la naquluh illa ma yurdina robbana, wa inna bi firooqikah ya Ibrohiim lamahzunun. Artinya sesunggunya mata meneteskan air mata dan hati lagi bersedih dan saya tidak mengucapkan apa apa, Kecuali apa yang di ridhoi Allah, dan sesungguhnya berpisah denganmu wahai Ibrohim merupakan kesedihan, inti dari hadist tersebut, jika kita mendapatkan musibah tidak boleh menyiksa diri tidak boleh menyakiti diri tidak boleh memukul dada apa lagi sampai berdarah, tidak boleh protes terhadap ketentuan Allah, kita di bolehkan hanya menangis tapi jangan sampai teriak teriak. Orang muslim sejati jika mendapatkan musibah selalu berucap innalillahi wa innailaihi rojiun. Tolong Sinar agama cukup engkau yang sesat tolong jangan sesatkan ummat. Jika engkau terus menyesatkan ummat apa bedanya engkau dengan iblis. 

Deni Chandra · 4 teman yang sama: Syiah hanya menerima jalur periwayatan yang hanya ditransmisikan oleh Ahlul Bait. Di luar Ahlul Bait jalurnya ‘ditutup’. Tapi bisa diterima jika isi hadisnya mendukung keutamaan Ahlul Bait. Akibatnya, Syiah menolak mayoritas hadis yang beredar di kalangan kaum Muslimin (Ahlussunnah wal Jama’ah). 

Berbeda dengan Ahlussunnah, semua hadis diterima baik diriwayatkan oleh Ahlul Bait atau bukan asalkan memenuhi syarat-syarat keabsahan hadis dan perawinya. Ahlussunnah juga mencintai Ahlul Biat. Mereka mencintai Ahlul Bait berdasarkan tuntunan al-Qur’an dan al-Sunnah, bukan atas dasar fanatisme buta. Ahlul Bait merupakan orang-orang baik, tapi mereka manusia biasa, tidak ma’shum. 

Ibnu Prigrisa: Tapi mereka adalah orang-orang pilihan ...bukan berarti orang-orang yang ma’sum.. dan mereka bukan nabi..apalagi tuhan...dan kita semua tentu paham bagaimana bersikap terhadap orang-orang pilihan tersebut... 

Ibnu Prigrisa: Siapapun dia adalah syiah..syiah muawiyah. Syiah syafi’i. Syiah Hambali., Syiah Soeharto., Hitler..hanya saja kita tidak jujur..untuk mengakui bahwa kita adalah shia... 

Midy Noval: Tidak ada yang makshum di dunia ini, kecuali para utusan Allah. 

Iwan Roses: 2 teman yang sama: Setelah membaca dengan seksama komentar-komentar di atas dan penjelasan ustadz SA maka ana makin yakin dan makin cinta pada Ahlul Bayt dan tentunya Makin Bangga telah menjadi Syiah..Alhamdulillah Allahumma Shalli aala Muhammad wa aali Muhammad..Akhirnya Kutemukan Kebenaran Islam yang Hakiki. 

Midy Noval: Iwan. Bukan kebenaran yang hakiki yang kamu temukan, tapi kesesatan yang nyata kau dapatkan. 

Ahmad Fansuri Ahmad: 5 teman yang sama: @Midy Noval Wahai jahil murakkab banyak banyak lah belajar dan membaca tentang kebezaan ahlil bait dan shahabat dan pengkhianatan sebahagian shahabat terhadap darah daging rasulullah sendiri....... belajar lah dari kisah ini. Jangan kamu menganggap shahabat shahabat nabi masuk syurga semuanya...... 

Orlando Banderas: @Midy, kalau anda bilang hanya utusan Tuhan saja yang makshum, bagaimana anda yakin Islam anda murni dari Nabi 100%? Lha wong jarak dari Nabi 14 abad! Kalau tidak ada yang makshum setelah Nabi pasti sudah terdistorsi Islam (miss informasi). Anda kumpulkan saja 10 orang dan buat pesan berantai. Pasti info dari orang pertama beda dengan orang ke10. Padahal ini baru beberapa menit dan hanya 10 orang. Bagaimana kalau 14 abad dan yang meriwayatkan Islam jutaan orang???, pasti miss informasi sangat besar bahkan bisa 0% kebenarannya !!! Camkan baik-baik jangan terpaku hanya ego saja karena semua perilaku kita akan dipertanggungjawabkan sendiri-sendiri di hadapan Allah... 

Ibnu Prigrisa: Tiada yang ma’sum di dunia ini...lalu bagaimana anda bisa paham banyak hal... para nabi telah lama berlalu..dari siapa..? Imam mashab.shahabat..? Tabiin.tabi tabi’in..? Apa yang bisa kita dapat dari mereka..jika untuk menarik kesimpulan apa itu yang di maksud dengan debu saja mereka masih tidak punya kata sepakat..siapa yang anda percayaai.??..semua bisa salah.. para shahabat pun tidak makshum...itulah shia..melihat dan memahami sesuatu sesuai kadar dan tempatnya...bukan maen pukul rata... 

Orlando Banderas: Untuk itulah Allah mengirimkan Imam makshum seperti Nabi yakni 100% benar ilmu dan amal hanya beda maqom untuk memastikan Islam murni 100% seperti Nabi... 

Ibnu Prigrisa: jika semua berpegang kepada satu saja...pasti umat islam akan kuat...lha ini.... tata cara shalat nabi saja masih pada beda pendapat segala macam...apanya yang mau berhasil umat islam ini..imamnya terlalu banyak...mulai imam rumah tangga sampai imam mesjid dari dulu sampai sekarang milyaran sudah manusia yang di anggap sebagai imam ini itu...

Sinar Agama: Midy: Kalau kamu membaca tulisanku sambil makan tahu petis (makanan favorit Madura), yah....sudah pasti tidak akan memahaminya. Ambil air wudhu, meminta petunjuk Tuhan, lalu baru baca dengan perkata dengan baik tanpa menggelorakan hati. in'syaa Allah tulisanku cukup jelas kok. Kalau kamu sudah paham, lalu tidak setuju, maka silahkan tulis lagi. Tapi kalau kamu belum paham lalu tidak setuju, maka pasti debatanmu atau komentarku akan jauh dari yang kumau. Kamu boleh tidak setuju dengan yang kutulis, tapi pahami dulu baru tidak setuju. Jangan sebelum paham, terus komentar, nanti dikira orang kamu mikirnya pakai dengkul. Saya sih... hanya mengira kamu sambil makan tahu petis sambil ngerutis cabe rawit, uwwwaaaahhhh enak banget. Tapi kalau makannya sambil diskusi, maka akalnya bisa menjadi kurang tajam. 

Orlando Banderas: @Midy , untuk itulah karena kita tidak tahu siapa orang yang makshum 100% benar seperti Nabi, maka Allah lah yang memilihnya (bukan manusia !) melalui hadist Nabi. Hadist tentang jumlah dan nama-nama Imam makshum bertebaran justru di kitab-kitab Sunni. Tinggal keputusan anda apakah mau menerimanya atau tidak. Tinggalkan ego golongan dan berpikirlah lebih terbuka, itu anjuran saya. Itupun kalau anda mau menerimanya... 

Friends with Penganten Mercon and 109 lainnya: Afwan Ustadz terima kasih atas Ilmu nya... 

Sinar Agama: Deni: Kamu ini kalau tidak belajar agama, jangan asal nulis. Kalau kamu terima semua hadits Ahlulbait as, maka harus menerima yang kutulis itu. Karena semua itu dari Ahlulbait. Aku memilih yang ada di Ahlulbait yang diterima di Sunni, yakni yang juga ada haditsnya di Sunni. 

Jadi, kalau mau kuat-kuatan, maka yang kutulis itu dari Ahlulbait (muttafaku ‘alaihi) dan Sunni. Sedang yang menentangnya, hanya di Sunni (kalau ada). Jadi, jelas lebih kuat yang kutulis dari yang menentangnya. 

Kalau orang Sunni menerima kitab-kitab hadits Ahlubait as seperti al-Kaafi, yang merupakan salah satu dari 4 kitab rujukan terpenting Ahlubait as (selain ratusan kitab hadits lainnya), maka jelas tidak perlu repot-repot untuk mengikuti Ahlulbait as dan meninggalkan Sunni-nya. Raksyih....!!!!! 

Sinar Agama: Ibnu: Kalau tidak ada makshum setelah Nabi saww, lah....terus siapa yang bisa mempertahankan jalan lurus yang tidak salah sedikitpun (wa laa al-dhaalliin)?! Tuhan dengan jelas mengatakan (QS: 33: 33) bahwa Ahlubait as itu makshum, kok malah antum malah berkata lain?!

Ibnu Prigrisa: yoi @ndo..seperti itulah seharusnya..saya hanya coba ulang kaji apa dan bagaimana pola pikir..kawan-kawan kita dari tetangga sebelah.. 

Ibnu Prigrisa: Qiqiqiqiqi...ustadz..saya hanya coba ulang kaji apa dan bagaimana pola pikir kawan- kawan kita dari tetangga sebelah...itu hanya penyampaian secara luas..kalau detailnya mungkin ust lebih paham...kalu Muhsin Labib sih saya tidak kenal secara langsung..tapi kalau sohib kental dan teman diskusinya ustad Muhsin Labib...orangnya lagi di sebelah saya ni...salam ustadz...

Sinar Agama: Midy: Kamu ini seperti berteriak begini: 

“Ayyuhannaaasssss (hai manusia...), aku dan madzhabku adalah kebenaran hakiki, jalan lurus yang tidak salah sedikitpun walau aku, guruku, imamku, khalifahku...dan seterusnya...semuanya bukan orang yang makshum.” 

He he he...silahkan menikmati teriakanmu itu dan berkatalah: 

“Hai Sinar Agama......., kamu ini jangan menyesatkan umat walau, dengan dalil gamblang, mengikuti imam makshum dari Ahlulbait yang diumumkan kemakshumannya oleh Allah di QS: 33: 33 !!” 

Karena itu, silahkan saja kamu berteriak terus ya Midy, nama yang cukup unik untuk orang madura. 

Sinar Agama: Ibnu: Kalau begitu afwan kalau ana telah salah memahami tulisan antum, afwan. Tapi tulisan itu tidak ana hapus, karena baik untuk para tetangga itu.

Bebek Mewek: Friends with HenDy Laisa and 51 lainnya: Waow,,seru nih,,,maaf-maaf kate ye,,ane gak ikut-ikutan komentar nih,,,ane cuman ikut nampang doang,,berhubung poto profil ane kece,,jadi ane mau nampang,,maaf-maaf kate ye,,,KATE HAJI MUHIDDIN PENGURUS MASJID YANG UDEH DUA KALI HAJI,,,,KALO SI JONI ITU MALING !! 

Ibnu Prigrisa: @ust sinar...biasa tu ustadz...namanya juga tukar pendapat...jangan lupa bagi-bagi ilmunya..semua masih perlu belajar banyak.... 

Muhammad Darwin: Orang yang menjadi penunjuk ke jalan yang benar harus memiliki ilmu & pengetahuan yang menjaga dia dari kemungkinan tersesat, sebab kalau tidak dalam kondisi tersebut hakekatnya dia bukanlah penunjuk yang bisa membimbing orang lain menuju jalan yang benar dan sampai ke tujuan.

Sinar Agama: Deni: Afwan ada yang lupa. Orang Syi’ah itu tidak memakai hadits Sunni. Tapi kalau berdialog dengan Sunni, baru memakainya, tapi yang sesuai dengan Syi’ah dan, itupun sangat banyak. 

Orang Syi’ah tidak memakai hadits Sunni, karena sudah tidak perlu lagi, karena Syi’ah sudah memiliki lengkap hadits-haditsnya. Kitab paling favoritnya ada 4 kitab, dan yang lainnya ada puluhan lagi kitab hadits. Hadits, mutawatir, shahih, hasan, ..dan seterusnya...sampai ke hadtis lemah/dhaif dan palsu/maudhuu’ juga ada di Syi’ah. Satu kitab saja dari salah satu kitab yang 4 itu, jumlah haditsnya melebihi semua hadits yang ada di kutubusiittah. 

Dalam berdialog, memang bijaksananya itu memakai apa-apa yang ada di pilihan teman diskusinya. Kalau kita dialog dengan Masehi hanya membawa Qur'an dan Masehi hanya membawa Injil, maka jelas tidak akan ketemu.

Muhammad Gofur Zfzf: Saya tidak menentang keterangan anda,, sebab anda punya alasan yang cukup tepat. Tapi kalau rasul membolehkan memukuli dada(wanita)...Saya merasa hadis di atas lemah.. 

Sukaenah Azzahro: 176 teman yang sama: Lemahnya berdasarkan apa, pak Muhammad, tidak boleh hanya berdasarkan perasaan. 

Iwan Roses: 2 teman yang sama: @Midy: hehehe semakin ente mengatakan sesat maka semakin cinta pula ana sama Syiah, terus terang selama ini ana mencari kebenaran karena sebelumnya banyak pertanyaan-pertanyaan ana yang tidak bisa di jawab oleh ustad-ustad ana dulu, tiap ustad tersebut memberikan jawaban yang berbeda-berbeda pada masalah yang sama yang ana tanyakan, bahkan ana sempat mempelajari dan membaca buku dan kitab serta video agama lain dengan tujuan mendapatkan pencerahan, akan tetapi setelah beberapa bulan ini ana membaca artikel-artikel dan tanya-jawab dari ustad SA maka ana akhirnya menemukan jawaban yang ana cari karena benar-benar disertai dengan dalil-dalil yang kuat. Hampir 90% pertanyaan ana sudah terjawab dengan memuaskan oleh ustad SA dan saya merasa bersyukur dan berterima kasih atas itu karena semua jawabannya pun sudah ana cek berdasarkan dalil-dalil yang ada, saat ini ana cuma ingin fokus memperbaiki diri dan berusaha mendapatkan ridho Allah dan syafaat nabi dan ahlul baytnya dan berdoa agar dosa-dosa ana masa lalu bisa di maafkan...Allahumma Shalli Aala Muhammad wa Aali Muhammad 

Hendra Abi Atiqah: 7 teman yang sama: Afwan 

Untuk antum-antum yang bilang ustad sinar agama sesat mohon antum renungkan ayat ini QS 6 : 117. “Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan- Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk.” Emang antum Allah??? 

Selama Ana belajar Ahlul bayt (Syi’i) Ana tidak mendapati (Kami) Ikhwan Ahlul bayt menyatakan ihwan ahlu sunnah sesat... Selamat berjuang kepada ustad sinar agama semoga ustad bisa menyampaikan ilmu-ilmu al makshumin dengan kelembutan dan kesabaran... 

Syahran Nasution: Pengumuman : Barang siapa tidak suka menggunakan akalnya, lebih baik berubah jadi kambing. 

Muhammad Gofur Zfzf: Ya,, mengklaim sebuah hadis lemah,, jika tidak punya dalil yang lebih kuat, itu adalah kesalahan. Tapi menepuki dada, adalah akibat tidak menerima takdir Rabb. Dan itu yang membuat saya berani mengkalim hadis di atas lemah. #wallahualam 

Hendra Abi Atiqah: 7 teman yang sama: 10 november di peringati setiap tahun sebagai hari pahlawan, ga ada yang ribut, ga ada yang protes, ga ada pula yang demo-demo, tidak ada pula yang bilang bid’ah,.. Kenapa ketika orang-orang syiah memperingati 10 asyura sebagai syahidnya cucu rasulluloh, al murtadha, penghulu para nabi, khodijah al kubra putra Amirul mukminin, Ali bin abi Tholib,dan sayidah Zahra pemimpin wanita di syurga, Adik dari al Hasan penghulu pemuda di syurga.... malah di caci di maki, malah sampai-sampai di bom,... coba para ikhwan ahlusunnah fikirkan dimana salah kami???? Sedangkan ustad sinar agama telah memberikan dalil-dalil yang kuat, yang itu pun dari hadis-hadis yang telah di sepakati oleh para ikhwan ahlu sunnah,.. 



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ



Tentang Peringatan Nabi saww Atas Kesyahidan Imam Husain as, Ma’tam dan Muawiyyah



Seri status Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Saturday, February 2, 2013 at 10:08 am




Sinar Agama: 25-11-2012, (Keterangan status: Status ini diambil dari jawaban saya pada diskusi sebelumnya di catatan yang berjudul 

“Peringatan Kesyahidan Para Makshumin as dan Kekhususannya Untuk Imam Husain as”

Karena tidak terlalu panjang dan karena pentingnya diskusi lanjutannya, maka dimuat kembali, SA) 

Bismillaah: Peringatan Nabis aww terhadap peristiwa pembunuhan imam Husain as di Karbala, seri jawaban Jawaban terhadap pertanyaan Pakmazomzoer Abu Fatih Assawity: 

Pakmazomzoer Abu Fatih Assawity: Kenapa tidak meninggalnya Shahabat Ali ra yang di peringati atau ROSULULLAH sekalian??? Emang ada ya tuntunanya memperingati kematian??? Tapi kalo mengingat mati boleh gak???

Sinar Agama: P A F A: Lagi-lagi kamu mencari sesuatu di pekaranganmu lagi. Sudah tentu tidak akan pernah ketemu. Cari di tempat yang mesti dicari, nanti kamu akan dapatkan bahwa semua imam makshum as itu diperingati kesyahidannya, karena 11 imam as telah dibunuh oleh musuh- musuh Islam, seperti khawarij dan para raja-raja Bani Umayyah dan Bani Abbas. 

Peringatan ‘Asyura ini memang beda karena kekejamannya meraja lela, di pentas umum tanpa sembunyi-sembunyi dan mengarak kepala-kepala para syahid dari keluarga Nabi saww yang sebanyak 24 kepala, sejak dari Karbala-Iraq sampai ke Suriah. Nabi saww sendiri telah memperingatinya dan tangisann beliau saww jauh-jauh sebelum peristiwa Karbala itu terjadi dan bahkan sejak imam Husain as masih merah. 

Diriwayatkan dalam kitab Mustadrak karya Hakim, 3/176, sesuai dengan sanad-sanadnya, dari Syadaad bin Abdullah dan Ummu al-Fadhl bintu al-Haarits, bahwasannya suatu hari ia menjumpai Rasulullah saww dan berkata: 

“Ya Rasulullah, saya bermimpi buruk sekali semalam.” Rasul saww bertanya: “Mimpi apa itu?”

Ummu al-Fadhl menjawab: “Sangat buruk.” Rasul saww bertanya: “Mimpi apakah itu?” 

Ummu al-Fadhl menjawab: “Aku bermimpi melihat potongan dari badanmu yang dipotong dan diletakkan di pangkuanku.” 

Rasul saww bersabda: “Kamu melihat kebaikan. InsyaAllah Faathimah akan melahirkan anak yang akan diletakkan di pangkuanmu.”

Kemudian (kata Ummu al-Fadh) Faathimah as melahirkan Husain as dan diletakkan di pangkuanku sebagaimana yang dikatakan Rasulullah saww.Suatu hari, aku menjumpai Rasulullah saww dan meletakkan Husain as di pangkuan beliau saww sambil kuperhatikan dengan seksama. Ternyata Rasulullah saww menangis. Akupun bertanya: 

“Ya Nabiyyullaah, demi ayah dan ibuku, ada apa dengamu???” 

Nabi saww bersabda: “Sesungguhnya telah datang kepadaku malaikat Jibril as seraya mengabarkan bahwa umatku akan membunuh anakku ini.” 

Ummu al-Fadhl bertanya: “Anak ini???” 

Nabi saww menjawab: “Benar. Dan ia -Jibril as- telah memberiku tanah merah dari tanahnya (tempat peristiwanya, Karbala). 

Al-Hakim (penulis kitab al-Mstadrak ini): Hadits ini shahih sesuai dengan persyaratan Syaikhain (Bukhari-Muslim). 

Riwayat di atas itu dan yang semacamnya, juga bisa dijumpai di berbagai tempat dan kitab, seperti: al-Mustadrak tadi, 3/179, 4/398; Dzakhaairu al-’Uqbaa karya Thabari, 147, 148; Kanzu al- ’Ummaal, 7/106, 6/222, 6/223 (di hal ini ada 6 hadits)....; Musnad Ahmad bin Hanbal, 3/242, 3/265, 6/294; dan lain-lain...). 

Riwayat-riwayat tentang tangisan Rasulullah saww ini, di Sunni banyak skelai(sekali). Dionaratanya tangisan Nabi saww yang sekaligus menitipkan tanah Karbala yang diberi Jibril as tersebut kepada Ummu Salamah ra dan mengatakan bahwa kalau sudah menjadi darah, berarti peristiwa terbunuhnya imam Husain as itu telah terjadi. Bisa dilihat di kitab-kitab seperti: Tahdziibu al- Tahdziib, Ibnu Hajar, 2/347; Majma’ karya Thabrani, 9/189; Dzakhaairu al-’Uqbaa, 147; dan lain- lain...). 

Mimpi Ummu Salamah ra ketika peristiwa terbunuhnya imam Husain as itu terjadi: 

Diriwayatkan dengan sanad-sanadnya dari Salmaa yang berkata: “Aku mendatangi Ummu Salamah dan ia dalam keadaan menangis, lalu aku bertanya: ‘Apa yang membuatmu menangsi?’.” 

Ia menjawab: “Aku bermimpi Rasulullah yang kepala dan jenggotnya berdebu. Lalu aku bertanya: ‘Ada apa denganmu ya Rasulullah?’. Beliaupun menjawab: ‘Aku baru saja menyaksikan pembunuhan Husain.’.” (Riwayat ini banyak sekali di Sunni seperti di: Shahih Turmudzi, 2/306; Mustadraku al- Haakim, 4/19; Tahdziibu al-Tahdziib, 2/356; Dzakhaairu al-’Uqbaa, 148; dan lain-lain....). 

Mimpi yang sama juga terjadi pada Ibnu Abbas, bisa dilihat di: Mustadraku al-Haakim, 4/397; Musnad Ahmad bin Hanbal, 1/242; Taariikh Baghdaad, 1/142; Usdu al-Ghaabah, 2/22; al-Istii’aab, 1/144; Ishaabah karya Ibnu Hajar, 2/17; Majma’ karya Haitsami, 9/195; dan lain-lain....). 

Salam padamu ya Husain as, aku berlepas diri dari semua musuh-musuhmu di jamanmu dan di jamanku ini, masukkanlah aku dan semua penyintamu ke dalam Syi’ahmu yang hakiki yang mendapat keridhaan dan syafaatmu di dunia ini dan di akhirat kelak. 

Ya Allah, jadikan imam Husain as, bagian tubuh Nabi saww, sebagai imam dan pensyafaat kami di dunia ini dan di akhirat kelak, dan jadikan kami para penyintanya, sebagai Syi’ahnya yang hakiki dan taat padaMu, amin. 

Didin Komarudin, Najikhah Assalamah, Gondèz Semarang dan 85 lainnya menyukai ini. 

Eko Setiawan: 2 teman yang sama: Labaikaya Husain. 

Probo Excellencies: Jawaban yang sangat Luar biasa....Labbaika Ya Husein !! 

Yanyan Guru: Friends with Sari Ahmad and 4 lainnya: Sholawaaat. 

Sri Titin Suhartini: Ya..HUSAIN.. 

Eko Setiawan: 2 teman yang sama: Kesedihan dan Tetesan air mata seakan tak terbendung lagi sesekali mendengar penderitaan aba’abdilah al Husain. 

Edo Saputra: 182 teman yang sama: Asalamualaika ya imam husain... 

Alie Sadewo Nsc: Friends with Daris Asgar and 70 lainnya: Labbayka ya husein... 

Midy Noval: Siapa yang tidak terpukul dan tidak sakit hati atas kesyahidannya sayyidina Husain????, tapi apakah boleh di islam menyiksa diri seperti memukul kepala sendiri sampai berdarah???? 

Midy Noval: Gak boleh melaknat shahabat nabi. Laknatlah Yazid??? Jangan sayiidina Muawwiyah yang di laknat gak boleh itu. 

Neilovar Ali Muhammad: Noval: adakah hadits yang melarang melaknat sifat buruk?? Saya pikir para syiah tak melaknat Yazid. Tapi melaknat simbol-simbol kebejatan, keserakahan, kelaliman dan nista yang telah dijubahkan pada tubuh manusianya... 

Tighor Soehady: sdr Mydi Noval, ketahuilah, Yazid bin Muawiyah bin Abu sofyan sama-sama pelaku MAKAR. Abu sofyan memusuhi Rosululloh SAW dari masih kafir sampai pura-pura menyerah sebagai islam, (sampai wafatnya Rasulullah). Muawiyah juga Makar dan memusuhi Imam Ali hingga wafatnya, Yazid memusuhi dan membunuh Imam Hussain. Jadi, mereka semua penguasa paling bathil, kejam dan sangat buruk, sumber petaka dan perusak risalah. Mereka bukan sayyid... 

Midy Noval: Tighor. Hadza buhtanun adhzim wa la nakuluh illa innalillahi wa innailahi rojiun. 

Tighor Soehady: Midy Noval pake bahasa Indonesia saja, biar komentar sampeyan bisa difahami dan direspon saudara-saudara yang lainya. Salam. 

Maspri Tea: 12 teman yang sama: 2 tumbs up! Atas kebiasaan memberikan referensi, jadi yang meragukan bisa membantah dengan referensi juga. 

Deddy Prihambudi: Orang bebal tidak perlu diberi referensi wa literatur. tidak nyambung ke tempurung kelapa mereka. Cukup saja dijawab apa adanya, sederajat dengan komposisi otaknya. 

Eko Setiawan: 2 teman yang sama: Ikhwan & akhwat ku semua kalau saya boleh saran, biarkan anjing menggonggong-menggonggong, kalau diladeni entar takutnya kita jadi anjing juga. Afwan buat saudara-saudara qu. 

Al Fauzi · Friends with Pencinta Ali and 18 lainnya: Salam kami padamu yang Al Husein, abu Abdillah... 

Lukman Rofiey: Friends with Midy Noval and 3 lainnya: Kalau dalilnya syiah yang boleh mela’nat shahabat nabi apa ??? 

Sang Pencinta: Lukman Rofiey, silahkan baca catatan ustadz berikut dengan seksama, antum akan dapat jawabannya. 

http://www.facebook.com/groups/210570692321068/doc/355712704473532/, http://www. facebook.com/groups/210570692321068/doc/326164850761651/, http://www.facebook.com/home.phpsk=group_210570692321068&view=doc&id=210822748962529

Berlangganan Catatan-catatan Sinar Agama 

Assalamualaikum war..wab....kepada teman-teman, saudara, saudari, bapak-bapak, ibu-ibu,... 

Khommar Rudin: Allah humma shalli alla muhammad wa alli muhammad. 

Fahmi Husein: Laknatallah ala Muawiyah wa abaih wa auladih ila yaumil qiyamah.

Sinar Agama: Salam dan terimakasih atas semua jempol dan komentar-komentarnya yang baik, semoga Tuhan membalasnya dengan pahala yang besar berupa keberadaan kita di barisan Ahlulbait Nabi saww sampai hari kebangkitan kelak, amin. 

Sinar Agama: Midy: 

1- Tangisan dan memukul-mukul badan seperti dada, kepala dan wajah, merupakan budaya manusia sesuai fitrahnya yang ada sejak dulu kala sebelum buyut para wahabi lahir sekalipun. Budaya ini juga ditaqrir/disetujui oleh Nabi saww dan dilakukan oleh semua orang-orang di jaman Nabi saww termasuk istri-istri beliau saww sendiri. 

Ana pernah menulis catatan kecil tentang hal ini. Kunukilkan di sini: 

Catatan Kecil Tentang Menangis, Menjerit, Memukuli Diri di Hari Duka di Jaman Nabi saww. 

Catatan ini dibuat karena banyaknya orang tidak menyadari akan adanya budaya insaniah yang juga ada di jaman Nabi saww dan dibolehkan oleh Nabi saww dan tidak dilarangnya. Yaitu kesedihan ketika keluarga meninggal atau syahid yang disertai dengan tangisan, peringatan tangis, memukuli dada dan kepala. Berikut ini contoh-contoh kecil yang terjadi di jaman Nabi saww dan ditaqrir/dibolehkan: 

(1). Diriwayatkan di kitab Dzkhaairu al-‘Uqbaa, karya Thabari, hal. 183; Musnad Ahmad bin Hanbal, hadits ke: 14 34; dan lain-lainnya: 

Dari ‘Urwah bin Zubair dari ayahnya, berkata: Ketika terjadi peristiwa perang Uhud (kekalahan muslimin dan larinya Umar dan beberapa shahabat lainnya dari perang sampai ke Madinah hingga para wanita mencela mereka) terlihat ada wanita yang datang berlari –ke tempat perang- hingga hampir mencapai tempat medan perang tempat para jenazah syahid. Lalu Nabi saww nampak tidak suka para wanita itu datang ke tempat tersebut untuk melihat para korban perang (karena ada yang ditelanjangi dan dirajang-rajang seperti sayyiduna Hamzah ra). Karena itu beliau saww bersabda: “Ada wanita, ada wanita.” Berkata Zubair: “Aku mengira bahwa ia adalah ibuku, Shafiyyah. Karena itu aku lari mengejarnya dan aku berhasil menyusulnya sebelum mencapai tempat para jenazah syuhada. Akhirnya ia me- ladam (memukul-mukul dadanya) dalam dekapanku sementara ia adalah wanita yang sangat kuat. Ia berkata: “Semoga ibumu tidak mengakuimu –celaan karena mencegahnya.” Akupun berkata: “Bukan begitu, tapi Rasulullah yang tidak ingin kamu ke sana.” Kemudian iapun berhenti. 

Ladam, atau perempuan melakukan ladam atau ladamat, adalah memukul-mukul dadanya. Lihat semua kamus bahasa Arab seperti: Lisaanu al-‘Arab (bahkan di kitab ini telah meriwayatkan hadits di atas juga); al-Mu’jamu al-Wasiith; ... dan lain-lainnya. 

(2). Dalam kitab Siiratu al-Nabawiyyati, karya Ibnu Hisyaam, jilid. 6, hal. 75: ‘Aisyah berkata: 

“....... telah meninggal Rasulullah saww ketika ia ada di kamarku/pangkuanku. Lalu kuletakkan kepalanya di atas bantal. Dan kemudian aku mengadakan ladam (memukul-mukul dada) bersama para wanita dan juga aku memukuli wajahku.” 

”......قبض وهو في حجري ثم وضعت رأسه على وسادة وقمت ألتدم مع النساء وأضرب وجهي” 

(3). Rasulullah saww ketika melihat sayyiduna Hamzah ra syahid beliau saww menangis dan ketika melihat tubuhnya –yang dicincang- beliau saww menjerit (syahiqa). Bentuk haditsnya bermacam-macam diantaranya: 


عن جابر أن النبي صلى اهلل عليه وسلم لما رأى حمزة بكى فلما رأى ما مثل به شهق. 

Dari Jabir berkata: “Ketika Nabi saww melihat Hamzah –yang syahid- beliau saww menangis, dan ketika melihat tubuhnya –yang dicincang- beliau menjerit.” 

Lihat: al-Mu’jamu al-Kabiir, karya Thabrani, hadits ke: 2932; Kanzu al-‘Ummaal, hadits ke: 36938 dan 36939; al-Mustadrak, karya Hakim, hadits ke: 2510, 4881, 4888; ....dan lain-lain kitab. 

Wassalam. 

(bersambung tentang Mu’awiyyah....) 


Midy Noval: Ngarang kamu sinar agama. Jika kita di timpa musibah boleh menangisi tapi memukul dada serta memukul kepala ampek berdarah, saya rasa yang bilang itu boleh bodooooh bgt sinar agama bodoh. 

Herz Dörex: 5 teman yang sama: Maksud kamu Qamezani? mari baca ini http://www.shia-explained.com/my/archives/1312

Qama Zani Menurut Ulama Syiah 

www.shia-explained.com

Sang Pencinta: Midy; baca baik-baik , apakah ustadz sinar menulis memukul sampai berdarah, semoga keburukan antum tidak mensubstansi. 

Fahmi Husein: Adat aja diributkan, gak wajib dan gak haram!! Walau sampai keluar darah pun gak apa apa, demi kesehatan (bekam) 

Neilovar Ali Muhammad: Saudara noval: Kapan-kapan mari lah ke karachi, azarbaijan, karbala.. beberapa kota di Iran yang menyelenggarakan tradisi napak tilas 10 muharram.. melihat foto- foto via net tentang asyura.. kadang semakin membekukan keluwesan akal kita.. memukul kepala adalah simbol “wai lanaaa.... wa muhammadah...” yang hampir para syiah melakukannya.. dewasa dan anak-anak para lelaki.. bahkan disela-selanya mereka mewarnai kepala dan rambut- rambut mereka dengan pewarna rambut berwarna darah... atau juga tanah lumpur.. tidak arif jika kita ingin membunuh tradisi meluapkan kecintaan mereka terhadap syahid karbala dengan menyodorkan tradisi budaya kita secara arogan, sebab Nabi saw sendiri tidak pernah bersikap seperti kita (arogansi bahkan anarkhi) terhadap budaya kabilah dan bangsa arab sendiri. Beliau bahkan menghormatinya... (saudaraku noval, saya bahagia bisa berdiskusi langsung dengan antum, jikalau Allah menghendaki... kulihat sinar hidayah di lubuk hatimu paling dalam.. tafadhdhal...) 

Neilovar Ali Muhammad: oh iya, shahabatku, ada yang terlupa... tentang tradisi bangsa arab pribumi dan sebagian kaum fars dalam memukul kepala atau dada.. mereka ada yang melakukannya begitu bersemangat dan memaknainya.. ada juga yang lebih mengedepankan marifat (mendengarkan orasi-orasi dan hikmah kesyahidan yang umumnya disampaikan para orator lapangan biasanya seorang alim atau ahli sejarah), ada juga yang hanya sekedar lewat saja (kaum awam)... terlepas dari itu “menyakiti diri dengan memukul kepala dan dada..” itu relatif saja.. sebab bisa jadi, saya yang memukul dada meski pun pelan membuat dadaku lemah, tapi bisa juga antum jika melakukannya... tak sampai dikatakan menyakiti badan dan diri antum... dan hingga kini, jutaan mereka yang melakukan tradisi ini sepanjang tahun belum ada yang masuk rumah sakit dan menjalani operasi dan opname.. bahkan tidak sedikit yang mendapatkan syifa dan berkah dari tradisi ahyaa ini.. sebab dalam akidah mereka (syiah) hanya lah cinta... tak ada keangkuhan, kebencian, dengki.. hasud.. dendam... di sana.. yang menurut ahli psiikolog sebab paling utama dan tinggi yang menyebabkan kematian, depresi, lupa diri, tidak waras diri.. Bukankah ini tidak lagi menyakiti badan? Bahkan ruh yang inti “manusia” kita?? Akhi noval.. secara manusia... dan jika manusia kita bicara...insaniyyah tak mampu bersanding dengan kebrutalan dan sifat-sifat binatang.. saya... mereka.. para syiah... dan antum... sebab saya rasa kita semua masih cinta kemanusiaan.. (selamat mentahqiq, tak rugi akhi, niatkan lah mendapat pahala dan menyibak ahHaq.. jika tak,, setidaknya kita bisa sedikit arif menilai dan menimbang. Minallahi taufiq wal minnah) 

Midy Noval: Akhlaq paling mulya mencintai alhlul bait dan shahabat nabi. Shahabat nabilah yang paling mencintai ahlul bait, mengapa anda memakinya dan melaknatnya???? jangan gampang termakan hadist palsu!!!!!

Sinar Agama

(.....sambungan dari jawaban untuk Midy di atas) 

2- Tentang Mu’awiyyah, wah wah wah.....antum ini seperti tidak membaca sejarah dan kesaksian para ulama Sunni sekalipun. Ini kunukilkan sebagian kecil kesaksian para ulama-ulama Sunni sendiri: 

2-a- Dipanggil Nabi saww sampai dua kali tapi tidak mau datang karena lagi makan, sampai- sampai Nabi saww berdoa: “Semoga Allah tidak pernah mengenyangkan perutnya.” Riwayat ini bisa dilihat shahih Muslim hadits ke: 4713 dan 6793: 



6793 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِىُّ †وَحَدَّثَنَا ابْنُ شَّارٍ-- وَاللَّفْظُ لاِبْنِ الْمُثَنَّى -- قَالاَ حَدَّثَنَا أُمَيَّةُ
بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ بِى مْزَةَ الْقَصَّابِ نِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ نْتُ لْعَبُ عَ الصِّبْيَانِ جَاءَ رَسُولُ للَّهِ
-- صلى له عليه وسلم -- فَتَوَارَيْتُ لْفَ ابٍ -- قَالَ -- فَجَاءَ فَحَطَأَنِى طْأَ وَقَالَ (اذْهَبْ ادْعُ لِى عَاوِيَةَ
 قَالَ فَجِئْتُ قُلْتُ وَ يَأْكُلُ -- الَ -- مَّ قَالَ ىَ  اذْهَبْ ادْعُ ى عَاوِيَةَ ( قَالَ جِئْتُ فَقُلْتُ وَ يَأْكُلُ
فَقَالَ ) لاَ أَشْبَعَ اللَّهُ بَطْنَهُ 

2-b- Nabi pernah mendoakannya masuk neraka. Yaitu ketika Nabi saww bersama shahabat- shahabat beliau saww lalu mendengar orang bernyanyi. Ketika beliau saww tahu bahwa yang bernyanyi itu adalah Mu’awiyyah dan ‘Umar bin ‘Aash, beliau saww berdoa: 

“Semoga Allah telungkupkan keduanya dalam fitnah dan tenggelamkan keduanya dalam neraka” 


الذهبي ذكر حديثاً ، عن بي رزة ، قال : كنَّا مع لنبي ) صلّى له عليه [ وآله  سلّم ( ، فسمع صوت
غناء ، فإذا عمرو ومُعاوية يتغنَّيان ؛  فقال : ) أركسهما في فِتنة رَكساً ودعَّهما إلى نار دَعَّا 


Hadits-hadits seperti di atas ini, banyak sekali, seperti: Dzahabi dalam kitabnya, Miizaanu al- 

I’tidaal, 3/311; Thabrani dalam Majma’u al-Zawaahid, 8/121; dan lain-lain... 

2-c- Mu’awiyyah adalah golongan yang keterlaluan kesesatannya (baaghiyah). Nabi saww pernah mengatakan bahwa ‘Ammar bin Yaasir ra akan dibunuh oleh kelompok yang keterlaluan dalam kesesatan. Sementara ‘Ammar bin Yaasir ra syahid di dalam pasukan imam Ali as ketika diperangai Mu’awiyyah. 

Nabi saww bersabda kepada ‘Ammaar: 

تقتلك الفئة الباغية 

“Engkau akan dibunuh oleh kelompok yang sangat keterlaluan (dalam kesesatan).” 

Hadits-hadits seperti ini banyak sekali di Sunni, seperti: Shahi Bukhari, hadits ke: 447 dan 2812; Shahih Muslim, hadits ke: 5193, 5194, 7506 dan 7508; Hakim dalam Mustadraknya, 3/385; Thabaqaathu al-Kubraa, 1/188, 3/185; Usdu al-Ghaabah, 4/47; Majma’u al-Zawaahid, 7/241; Nuuru al-Abshaar, 89; Kanzu al-’Ummaar, 7/73; ...dan lain-lain. 

2-d- Nabi saww pernah bersabda kepada Umar: 

“Ya Umar, apakah kamu ingin kutunjukkan ayat/tanda surga yang juga makan dan minum serta berjalan di pasar?” 

Berkata Umar: “Iya, demi ayah dan ibuku.” 

Bersabda Nabi saww: “Orang ini dan pengikutnya (sambil menunjuk ke Ali bin Abi Thaalib).” 

Nabi saww bersabda lagi: “Apakah kamu ingin kutunjukkan ayat/tanda neraka yang juga makan dan minum serta berjalan di pasar?” 

Berkata Umar: “Iya, demi ayah dan ibuku.” 

Bersabda Nabi saww: “Orang ini dan pengikutnya (sambil menunjuk ke Mu’awiyyah).” 

(Kanzu al- ’Ummaal, 7/63) 

عن عمرو بن الحمق الخزاعي ، قال : بعث رسول اهلل ) صلّى اهلل عليه [ وآله ] وسلّم ( سريَّة ـ إلى أ ْن قال ـ ث َّم هاجر ُت إلى رسول اهلل ) صلّى اهلل 

عليه [ وآله ] وسلّم ( فبينا أنا عنده ذات يوم ، فقال لي : 

) يا عمر ، وهل لك أ ْن أُريك آية ال َجنَّة ، تأ ُكل الطعام وتشرب الشراب ، وتمشي في األسواق ! ( . 

قلت : بلى بأبي أنت ! 

قال : ) هذا وقومه ( ، وأشار بيده إلى عل ِّي بن أبي طالب [ عليه السالم ] . وقال لي : ) يا عمرو ، هل لك أ ْن أُريك آية النار ، تأكل الطعام ، وتشرب الشراب ، وتَمشي في األسواق 

. ( ! 

قلت : بلى بأبي أنت . 

قال : ) هذا وقومه آية النار ( ، وأشار إلى ُمعاوية . 

2-e- Nabi saww bersabda: 

إذا رأيتم ُمعاوية على منبري فاقتلوه 

“Kalau kalian melihat Mu’awiyyah duduk di atas mimbarku (kepemimpinan Islam), maka bunuhlah dia.” (Miizaanu al-I’tidaal, 2/17 dan 2/129; Tahdziibu al-Tahdziib, 5/110, 7/324, 8/74; Kunuuzu al-Haqaaiq, 9; dan lain-lain) 

2-f- Nabi saww pernah bersabda: 

إ َّن أهل بيتي سيلقون ِمن بعدي ِمن أَُّمتي قتالً وتشريداً ، وإِ َّن أش َّد قومنا لنا بُغضاً بنو أُميَّة ، وبنو ال ُمغيرة ، 
وبنو َمخزوم 

“Sesungguhnya Ahlulbaitku setelah aku, akan menjumpai pengusiran dan pembunuhan. Dan sesungguhnya paling kerasnya kebencian umat kami terhadap kami adalah Bani Umayyah, Bani Mughiirah dan Bani Makhzuum.” (lihat di: Mustadrak Hakim, 4/479, 4/480, 4/487 (keduanya dikatakan sebagai shahih menurut Bukhari-Muslim); Kanzu al-’Ummaal, 6/39, 6/40; Hilyatu al-Auliyaa’, 10/71; ..dll) 

2-g- Nabi saww bersabda: 



ويلٌ لبني أُميَّة



“Neraka bagi Bani Umayyah.” (lihat di: Kanzu al-’Ummaal, 6/91). 2-h- Nabi saww pernah bersabda: 



إنَّ لكلِّ دين آفة ، وآفة هذا الدين بنو أُميَّة

“Sesungguhnya setiap agama itu ada perusaknya dan perusak agama ini (Islam) adalah Bani Umayyah.” (Kanzu al-’Ummaal, 7/142). 

2-i- Nabi saww pernah bermimpi nafsu Bani Umayyah terhadap mimbar beliau saww (lambang pemerintahan) seperti nafsunya monyet-monyet. Karena itu beliau saww bersedih karenanya. 


رأى رسول الله ) صلّى الله عليه [ وآله › وسلّم ( بني أُميَّة ينزون على منبره نزو القردة ؛ فساءه ذلك

(Lihat hadits di atas dan yang serupa di: Tafsir Fakhru al-Roozii, di tafsiran QS: 17: 60; Tafsir Mafaatiihu al-Ghaib, 20/237; Tafsir al-Durru al-Mantsuur, 4/191; Kanzu al-’Ummaal, 7/142; ....) 

2-j- Mu’awiyyah minum khamr sekalipun sudah diharamkan Islam: 


روى الإمام أحمد بن حنبل بسنده ، عن عبد الله بن بريدة ، قال : دخلت أنا وأبي على مُعاوية ، فأَجلسنا
على الفراش ، ثمَّ أُتينا بالطعام فأكلنا ، ثمَّ أتينا بالشراب فشرب مُعاوية ، ثمَّ ناول أبي ؛ فقال :  ما شربته
مُنذ حرَّمه رسول الله ) صلّى الله عليه ] وآله › وسلّ )

Lihat di: Musnad Ahmad bin Hanbal, 5/347; al-Ishaabah, 162; al-Istii’aab, 2/836 

2-k- Terakhir, lihatlah apa yang dikatakan oleh ulama seperti A’masy ketika melihat Mu’awiyyah datang ke Kufah dan mengatakan: 

ما قتلتكم على أن تصلوا وتصوموا فإني أعلم أنكم تفعلون ذلك، بل ألتأمر عليكم 

“Aku tidak memerangi kalian untuk shalat dan puasa, karena aku tahu kalian melakukannya. Tapi agar aku bisa memerintah kalian.” 

A’masy berkata: 

هل رأيتم رجال أقل حياء منه؟ قتل سبعين ألفا فيهم عمار وخزيمة وحجر وعمرو بن الحمق ومحمد بن أبي 
بكر واألشتر وأويس وابن صوحان وابن التيهان وعائشة وابن حسان 

“Apakah pernah melihat orang yang lebih tidak memalukan dari dia -Mu’awiyyah???. Dia telah membunuh 70.000 orang yang di dalamnya ada Ammaar, Khaziimah, Hajar, Umar bin al-Hamaq, Muhammad bin Abu Bakar, al-Asytar, Aus, Ibnu Shauhaan, Ibnu al-Taihaan, ‘Aisyah dan Ibnu Hassaan.” (al-Shiraatha al-Mustaqiim, 3/47) 

Siapa A’masy? Berkata al-Dzbahi: 

كان رأ ًسا في العلم النافع، والعمل الصالح 

“Dia adalah pemimpin ilmu yang bermanfaat dan penghulu orang-orang shalih.” 

Kalau di perang Shiffiin saja, sampai memakan waktu belasan hari dan dikatakan dalam sejarah bahwa dari kedua belah pihak sampai memerah karena kerasnya peperangan dan pembunuhan, maka sudah dapat dibayangkan berapa korban yang berjatuhan di sana.

Semua itu, jelas ditanggung Mu’awiyyah, baik dari tentaranya sendiri, apalagi tentara imam Ali as. Hal itu, karena setidaknya, Sunni dan Syi’ah sepakat bahwa khalifah yang syah itu adalah imam Ali as dan Mu’awiyyah keluar sebagai pembangkang dan pemberontak. 

2-l- Sayang sekali A’masy melupakan satu orang yang dibunuh Mu’awiyyah dengan racun, yaitu cucu kesayangan Nabi saww dan Ahlulbait beliau saww yang makshum as, yaitu imam Hasan as. Tidak ada yang tidak tahu dan tidak ada sejarah yang tidak menulis hal ini, bahwa Mu’awiyyah telah meracuni imam Hasan as berkali-kali hingga syahid dimana racunnya itu disalurkan melalui istri imam Hasan as sendiri yang bernama Ja’dah dengan janji ribuan kepengan uang emas dan perkawinan dengan Yazid. Tapi setelah ia lakukan, Mu’awiyyah hanya memberikan uang dan tidak mengawinkannya dengan Yazid karena takut akan meracuninya juga. 

Sejarah-sejarah tentang peracunan Mu’awiyyah terhadap imam Hasan as itu, dapat dijumpai di kitab-kitab seperti: Tariikh Ibnu Katsiir, 8/43; Muruuju al-Dzahab, 2/50; Maqaatiilu al- Thaalibiyyiin, 29; Syarah Nahju al-Balaghah, 4/11; al-Istii’aab, 1/141; al-Tadzkirah Ibnu Jauzii, 121; Tariikh Ibnu ‘Asaakir, 4/229; al-’Aqdu al-Fariid, 2/28; Tarikh al-Khamiis, 2/294; Zamakhsyari dalam Rabii’u al-Abrarnya, bab: 18; Thabari dalam Dalaailu al-Imaamahnya, 61; Mustadrak Hakim, 6/5; ... dan lain-lainnya). 

Kurasa sudah cukup untuk mengetahui siapa Mu’awiyyah itu dari riwayat-riwayat dan nukilan-nukilan di atas. Tentu saja, seandainya tidak ada semua itu, maka cukup dengan perobekannya terhadap surat perjanjian damai dengan imam Hasan as yang di antara kesepakatannya adalah mengembalikan kekhalifaan kepada yang berhak, yaitu Ahlulbait as, setelah ia mati. Bukan hanya merobek perjanjian/kesepatakan damai itu, tapi juga bahkan menunjuk anaknya Yazid untuk menjadi penerusnya dan berwasiat bahwa kalau imam Husain as tidak mau berbaiat. 

Semua yang dinukil di atas itu, adalah kitab-kitab Sunni kecuali satu yang bernama Shiraatulmustaqim yang itupun telah meriwayatkan dari ulama yang ditokohkan di Sunni, yaitu al-A’masy. Karena, jangan sesekali menisbahkan atau menghubungkan yang tertulis di atas itu, sebagai kata-kata Syi’ah terhadap Mu’awiyyah. 

Sekarang terserah kepada antum dan semua pembaca. Terima atau tidak, itu masalah masing-masing. Yang perlu diingatkan adalah bahwa semua yang akan menjadi pilihan dan keputusan, akan dimintai tanggung jawab kelak di akhirat. 

Keselamatan bagi yang mencari dan menerima hidayah sampai akhir kiamat, amin. 

Wassalam. 


MukElho Jauh: 137 teman yang sama: Assalamu’Alaika Ya Aba ‘Abdillah..

Sinar Agama: Midy: Melukai diri itu dihukumi oleh para ulama dan marja’ sebagai perbuatan haram. Kalau ada segelintir orang melakukannya, maka itu bukan berarti Syi’ah membolehkannya. Kamu kalau diskusi seperti orang Masehi yang biasa mengatakan bahwa di tempat-tempat pelacuran dan di penjara-penjara Indonesia, semuanya atau mayoritasnya adalah muslim. Kalau begitu Islam jelek. 

Kan tidak bisa begitu ya akhi.....Lagi pula kalau mau diskusi jangan amburadul, satu-satu dan pertopik. Dan masing-masing kita jangan hanya memperkaya dakwaan dan pengakuan, tapi harus dengan bukti-buktinya, baik akal, hadits atau ayat. 

MukElho Jauh · 137 teman yang sama: Laknatallah ala muawiyah wa abaih wa auladih ila yaumil qiyamah. Laknatallah ala muawiyah wa abaih wa auladih ila yaumil qiyamah. Laknatallah ala muawiyah wa abaih wa auladih ila yaumil qiyamah. 

Midy Noval: Innalillahi wa inna ilahi rojiun. 

Tighor Soehady: Midy Noval....mestinya kamu bersyukur telah diberi jawaban sangat berharga oleh Sinar Agama. Bukan Inna Lillahi... tapi ya terserah kamu, takaran fikirmu nyambung apa tidak. Maafkan kami jika tak banyak waktu menemani kamu. Salam. 

Midy Noval: Tolong liat video kiriman saya yang ada di sinar agama. 

Tighor Soehady: Sepertinya kamu masih mempermasalahkan ritual menyakiti diri ya? Begini Midy Noval... meskipun saya belum pernah melakukan itu, saya tetap menghargainya sebagai bentuk penyesalan atas kesedihan dari kebiadaban Yazid pada Imam Hussein cucu-cucu tersayang Rasululloh. Toh mereka tidak menyakiti orang lain... coba ganti jawab pertanyaanku yang ringan ini: kenapa kamu justru yang sakit hati pada orang yang mengapresiasikan diri sebagai ungkapan kesedihan atas tragedi Karbala dimana keluarga Rasululloh yang menjadi korban kebiadaban Yazid? Kamu membenarkan kebiadaban Yazid apa menyalahkan sayyidina Hussein? Untuk menyelamatkan keimananmu, saya sarankan untuk berhati-hati dalam berpihak akhi... 

Didin Komarudin: Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad .... 

Midy Noval: Lihat kekejaman Iran saya ngupload video di sinar agama. 

Tighor Soehady: Tunjukkan bahwa kamu sedikit lebih cerdas, bukan jualan video murahan, jawab dulu pertanyaan ringan saya itu. 

Midy Noval: Islam sejati bila di timpa musibah selalu mengucapkan innalillahi wa innalillahi wa inna ilahi rujiun. Bukan menjerit dan bukan meratapi. 

Midy Noval: Jualan video murahan..... antum para syiah suka menjual hadist maudu’ aliyas hadist palsu laknatulloh ala syiah laknatulloh ala khumaini. 

Tighor Soehady: Yang kamu bisa cuma segitu kan? Jawab pertanyaan ringan saja ndak mampu terus misuh, betapa dangkal akal dan moralmu... sangat mudah blingsatan kemudian memotong dialog. Itu bukti basic minus nutrisi susah nyambung. 

Tighor Soehady: Rudita Made Rudita: Perhatikan batu, setiap kali ia disatukan senantiasa bertabrakan dan saling menendang. Berbeda dengan air, ketika ia disatukan ia menyatu rapi saling mengisi. 

Manusia berbudi rendah sangat serupa, kebanyakan merasa pintar berdebat, berbantahan, dan bahkan berkelahi ketika berkumpul terutama karena kepalanya dibuat membatu oleh kepintaran- kepintarannya. 

Berbeda dengan orang bijaksana, ia selentur air, ketika berkumpul, menyatu, berpelukan seperti air. 

Wassalam.



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Dasar dan Tauladan Karbala



Seri tanya jawab Muhammad Dudi Hari Saputra dengan Sinar Agama 


by Sinar Agama (Notes) on Monday, July 30, 2012 at 8:19am


Muhammad Dudi Hari Saputra: Salam ustadz.. Inspirasi apa yang bisa kami ambil dari tauladan imam Hussain terutama ketika para pencinta ahlul-bayt mendapat tantangan yang berat akhir- akhir ini? 

Syukron ya Afwan..


Sinar Agama: Salam dan terimakasih petanyaannya: Banyak sekali tauladan yang dapat diambil, seperti: 

1- Berjalanan di atas jalan yang benar secara profesional dan dalil gamblang. 2- Kebenarannya juga dinyatakan secara gamblang tapi penuh kesantunan. 

3- Kebenarannya selalu dapat dibuktikan kebenaran dirinya dengan mudah di setiap saat dan, selalu dapat menangkis serangan-serangan penyesatan dengan ilmu atau dalil gamblang dimana tidak mencampurkan urusan-urusan perasaan ke dalamnya. 

4- Mengaplikasikan kebenarannya dengan bijak, kokoh dan tidak memaksa siapapun. 

5- Mempertahankan kebenarannya dengan bijak, kokoh, tidak memaksa orang lain dan sampai titik darah penghabisan secara profesional. Artinya, kalau dalam rangka pertahanannya terhadap kebenaran itu memang menginginkan secara dalil gamblang, sampai ke titik darah penghabisan, maka dipertahankannya sampai titik darah penghabisan. Karena itulah imam Husain as, sebagaimana ditulis sejarah, pertamanya meminta kembali saja ke Madinah kepada musuh-musuhnya, yang segera ditolak oleh jendral mereka yang bernama Hur yang segera memberikan pilihan pada imam Husain as untuk tidak memilih jalan Kufah dan Madinah yang, terpilihnya jalan yang dipilih itu akhirnya mengantar mereka ke tanah yang dikenal Karbala itu. 

Dan ketika musuh-musuh itu sudah bertambah yang ternyata adalah orang-orang yang telah mengundangnya untuk datang-pun (akan tetapi, mereka-mereka yang memang tidak percaya pada kemakshuman dan kepemimpinan imam Husain as dan mengundangnya hanya atas dasar paling tepatnya orang untuk memimpin umat sebagaimana mereka-mereka dulu juga ikut, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Mu’awiyyah, maka pada waktu itupun mereka sudah berubah kepada Yazid bin Mu’awiyyah yang menjanjikan harta dan kekuasaan serta mengancam dengan bengis untuk membantai penentangnya), imam Husain as tetap saja tidak pernah memulai perang dan mengajak berperang. Dan baru setelah diserang itulah imam Husain as mempertahankan diri. 

Pertahanan imam Husain as juga tidak dimulai dengan pedang. Akan tetapi dengan bayan- bayan atau keterangan-keterangan yang logis, Islamis dan bahkan perasaan yang diarahkan oleh akal dan agama, seperti kecucuannya terahdap Nabi saww (dalil ini tidak batal kalau tidak dibarengi dengan maksiat dan imam Husain as sudah tentu tidak maksiat dan pada waktu itupun di jalan yang benar), atau seperti mengingatkan mereka bahwa merekalah yang mengundangnya datang, atau seperti mengungkit anak-anak dan para perempuan terutama yang merupakan keluarga Nabi saww. 

6- Benar-benar berjalan karena Allah dan tidak mencampurinya dengan rasa/perasaan sedikitpun dan, apalagi hawa nafsu emosional dan semacamnya. Karena itulah beliau as dapat dengan mudah memaafkan yang kembali ke jalanNya seperti si Hur itu sendiri. 

7- Dalam keadaan perangpun, imam Husain as, tetap berusaha mencegah perang itu dengan sabar dan dengan dalil-dalil Qur'an, akal dan lain-lainnya itu. Artinya, tidak pernah putus asa dalam memberikan petunjuk kepada umat yang sekalipun sudah melecehkan dan membantai shahabat dan keluarganya sekalipun. Semua itu, dilakukannya hanya demi Islam dan umat itu sendiri supaya selamat di dunia dan akhirat. 

8- Dengan semua isyarat-isyarat di atas itu, maka jelas bahwa imam Husain as itu sudah syahid sejak lama sekali sebelum kesyahidannya. Karena itu, maka sudah semestinya kita syahid sebelum berdakwah dan berjuang hingga tidak mencampurkan perasaan, ego, emosi dan kebodohan-kebodohan kita ke dalam agama dan perjuangan kita. 

Kesimpulan

Makrifat/ilmu yang kuat dan gamblang serta siap diuji kapanpun dan oleh siapapun, aplikasi diri yang profesional yang tanpa dibarengi dengan ego-ego diri dan hawa nafsu hingga mencapai taqwa yang hakiki (syahid sebelum syahid), penyampaian yang tidak dibarengi niat apapun kecuali Allah hingga tidak pernah berhenti walau dalam hujan panah dan keberingasan pedang umatnya, pertahanan dan perjuagan yang profesional dan bertahap secara profesional serta ulet (istiqamah) sampai tak mampu berkata-kata karena tenggorokannya digorok, mungkin, merupakan dasar dari nilai-nilai perjuangan imam Husain as tersebut yang wajib kita teladani. 


Tentu saja masih banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik di dalamnya, karena setiap nafas-nafas beliau as itu merupakan nilai Islam yang dapat dibuktikan dengan mudah sesuai dengan ayat-ayat Qur'an dan hadits-hadits Nabi saww. 

Wassalam. 



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

Minggu, 09 September 2018

Taqiah Harus, Tapi Mut’ah Jalan Terus? (diskusi ringan tentang mut’ah, fikih, akhlak dan taqiah)



by Sinar Agama (Notes) on Thursday, June 9, 2011 at 3:47am



Sinar Agama: Dari dulu sekali aku benar-benar merasa aneh. Karena sebagaian AB, kalau disuruh berfikih, selalu berkelit dengan alasan dakwah lah, dahulukan akhlak lah ...dst. Akan tetapi mut’ah mereka jalan terus dan salah-salah lagi. Lah ... mana yang lebih mengacaukan, shalat dengan tidak sedekap, atau memut’ahi anak orang tanpa ijin yang, di Sunni dan di Syi’ah hal itu diyakini zina? 


Herwan Budijanto, Hendy Al-Qaim, Mas Kubiel dan 36 lainnya menyukai ini. 

Shakira Bahesyti: Ustadz, saya amat sepakat dengan pendapatnya. Pada akhirnya banyak pe- rempuan syiah yang menikah dengan lelaki Sunni berakhlak baik ketimbang lelaki ab yang jum- lahnya limited edition, yang akhlaknya baik udah milik orang dan biasanya pemiliknya pencem- buru. Afwan. 

Sinar Agama: Ya ... Allah lindungilah saudari-saudariku dari rayuan ghombal lelaki jalang ber- kedok agama, dan lindungilah ikhwan-ikhwanku hingga tidak tertipu dengan premis yg sangat sederhana dan nyata dalam salahnya (seperti yg kumaksud dalam status). Ya ... Allah berilah kami kesempatan untuk merubah diri ini, sosial ini, cara berfikir ini, cara bergaul ini, cara mendamba akhirat ini, cara melihat dunia ini ....Ya Allah ... bermurahlah sebagaimana dari dulu Engkau ber- murah pada kami semua..... Ya ....Allah .... ya ...Allah .... demi keAgunganMu, Nabi-Mu, Ahlulbati- nabiMu ...., amin... 

Shakira Bahesyti: Amin ya Ilahi... 

Agoest D. Irawan: Ilahi Amin Ya Rabb....Salam, keif hal ya ustadz.... :) 

Muhammad Ali Husain: Ya Allah, saya bingung ustadz.. 

Bahar Fth: Afwan ust ana mengerti dan paham dalam makna doakan ana bisa merubah diri amin sholu ’ala nabi wa aalihi. 

Sinar Agama: Mas Agoest, pa kabar, ana baik terimakasih, antum keif, kok lama nggak ngunjungi ana di fb ini? Senangnya antum komentar. Jangan marah kalau ana kurang menyapa, karena sungguh pertanyaan semakin banyak, begitu pula masalahnya, juga maaf kalau selalu satu arah, afwan, yang jelas ana terhibur sekali kalau disapa, karena berarti kita masih nyambung dalam per- temanan dan silaturrahim serta ana kurang merasa sendirian. Ada lagi yang selalu ingin kutahu, yaitu, sejauh mana pandangan-pandangan yang kuanggap murni untuk membenahi masyarakat kita ini memiliki efek yang baik. Terimakasih sekali lagi. 

Sinar Agama: Muhammad, bingung itu tanda ada rasa taqwa dalam diri. Karena itu lanjutkan dengan kehidupan lepas dari nafsu dan ikuti argument dan ulama yang memang membidangi agama walau tidak makshum karena hal itu wajar seperti antum pergi ke dokter yang juga tidak makshum itu. 

Sinar Agama: Bahar, diriku adalah dirimu, karena cinta murni tidak bisa dibatasi dengan badan dan jauhnya tempat. Karena itu di samping aku juga orang yang terbutuh di dunia ini, aku juga menganggap diri antum semua sebagai diriku juga. Sedihmu sedihku, hancurmu hancurku, dan majumu adalah majuku juga. Ingat, akhirat itu berat sekali, tidak bisa kita di sana asal bunyi, tapi benar-benar semua isi hati dan pikiran serta rahasia-rahasia kita akan dibuka di sana. Mari kita maju bersama, jangan pernah merasa lelah dan putus asa. 

Sinar Agama: Satu lagi wahai Indonesiaku, sebesar apapun pengaruh kita dan huru hara, dan semegah apapun yang kita punya dalam penampilan, sejauh apapun penghormatan keilmuan yang diberikan orang,...dst tapi kalau semua itu tidak benar dan tidak argumentatif sejati serta tidak dengan niat yang tulus karena Allah dan tidak dengan melepaskan diri dari segala riya dan kepentingan, maka kita akan tergulung sejarah dan sebelum di akhiratpun hakikat kita akan ter- buka. Kalau begitu, mengapa kita berlomba memasukinya? 

Sinar Agama: Ketahuilah, banyak orang mungkin bisa ditipu, tapi tidak mungkin semuanya. Dan kalau tipuan itu adalah argument yang palsu, atau tidak sejati, maka sudah pasti tidak akan be- rumur melebihi beberapa tahun saja, lalu mengapa kita harus mengisi sejarah itu dengan wajah buruk kita demi kepentingan sesaat? 

Agoest D. Irawan: Alhamdulillah ya ustadz, begitu pula ana, berkat doa antum juga. Afwan ya ustadz, ana mungkin tidak meninggalkan komen atau jejak pada fb Antum (atau di Mekarsari) tapi ana tekun mengumpulkan artikel-artikel/diskusi antum. Semoga ini tidak mengurangi keutamaan silaturahmi ana dengan antum. Sekali lagi, afwan. Ana belajar dari antum atas banyak hal. Tidak saja (jawaban) atas masalah tapi juga bagaimana cara antum menanggapinya. Semoga Allah mamanjangkan umur Antum agar kami terus dapat mengambil manfaat dari Antum. Bi haqqi MUHAMMAD wa aali MUHAMMAD... 

Bahar Fth: Terimakasih atas segala argumentnya ustad sungguh diriku dengan kehinaan merasa malu bila dikatakan setara dengan antum ustad karena banyak sudah kejelekan amalku dan tak ada yg mengelilingi aku selain apiny yang menyala dan budakny kalau salah melangkah akan ter- jerumus selamanya dan sekali lagi ana mohon doanya ustad agar bisa menuju tempat rasul saaw dan imam bersama-sama. 

Dan afwan ustad satu hal antum doakan ana agar cepat menikah dan bersegera bekeluarga dan doanya untuk bapak ana yang sakit berkepanjangan agar segera disembuhkan dan selalu berada dalam kebaikan. 

Sinar Agama: Mas Agus, sampai memerah mataku membaca tulisan antum, demi Allah. Terima- kasih sekali. Itu dia mas, puluhan tahun aku menuntut ilmu Ahlulbait as dan ingin sekali berteriak menyampaikannya pada antum semua. Walau tentu lamanya belajar itu tidak menjadi jaminan, tapi maksudku kalaulah aku hanya dapat setetes, maka yang setetes itu kita keroyokin. Yang je- las, kita harus mencoba dan mencoba untuk serius menghadapi hidup ini, tidak berhura-hura menjadi Syi’ah atau Islam, tapi meresapi dan mengaplikasikannya dengan penuh ketegasan dan kesantunan di lain pihak. Artinya tegas pada diri sendiri, dan santun pada orang lain (namun da- lam argument harus tetap jelas dan gamblang). 

Sinar Agama: Bahar, syarat utama menjadi orang baik itu adalah tidak henti belajar agama disela-sela kesibukan kuliah atau kerja. Nah kalau itu dilakukan maka doa kita untuk menjadi orang bak akan menjadi terkabul in syaa Allah. Karena baik itu harus profesional atau ilmiah, bukan perasaan tanpa dalil. Ana akan doakan antum segera menikah dengan penuh rahmah, dan begitu pula ayah antum semoga cepat sembuh dan dalam hidayahNya selalu, amin. 

Bande Huseini: Ada yg bilang akhlaq adalah fiqh itu sendiri ust..? Betul ga ..afwan.. 

Sinar Agama: Bande, kalau secara umum, biar akidah juga akhlak, yakni akhlak batin. Akan tetapi manakala akhlak itu dihadapkan kepada akidah dan fikih, maka ia tidak lagi mencakupi kedunya, tapi menjadi bagian yang sejajar dengannya. Misalnya dikatakan bahwa Islam memiliki banyak disiplin ilmu, seperti akidah, fikih, akhlak, irfan, tafsir, hdits, rijal, ushulfikih, psikologi, politik, bu- daya, rumah tangga, sosial, kenegaraan, ketentaraan ....dan seterusnya. Maka dalam hal ini, maka akhlak bukan fikih dan begitu pula sebaliknya. 

Dan ketahuilah bahwa akhlak itu bukan karakter bagus, bukan, tapi karakater saja. Jadi ilmu akhlak adalah ilmu tentang karakter, esensinya, terbentuknya dan cara membentuknya kepada yang baik. 

Tentu akhlak yang saya katakan ini adalah akhlak yang sebagai ilmu. Tapi kalau dalam percakapan sehari-hari, maka akhlak adalah adab dan tatakrama. 

Dan dlam akhlak yang berarti tata krama itulah maka semuanya bisa masuk ke dalamnya, seperti akidah (tata krama dengan Tuhan secara batin), atau fikih (tata krama dengan Tuhan secara lahir dan tata krama dengan diri, keluarga, sosial dan negara, karena hukum fikih itu lengkap), atau politik (tata krama politik Islam), atau keluarga (tata krama keluarga Islam) ....dan seterunya. 

Namun, demikian, apapaun maksud akhlak itu (ilmu atau adab) kalau sudah dihadapkan kepada akidah dan fikih (sebagai bagian dalam keIslaman, bukan dihadapkan untuk dipertentangkan), maka akidan dan fikih sudah tidak masuk lagi di dalamnya. Jadi, makna akhlak di sini bermakna adab dan sopan santun. 

Ketika akhlak itu sudah berupa sopan santun, maka biasanya dipengaruhi oleh budaya setempat. Jadi sopan santun orang muslim di suatu negara atau suku, bisa akan sangat berbeda dibanding dengan negara atau suku lainnya. Padahal sama-sama mengaku Islam. 

Nah, adab yang demikian itu, yakni yang berbeda-beda itu masih dibolehkan oleh Islam dengan syarat, tidak melanggar akidah dan fikih. Jadi, apapun adab atau adat istiadat yang tidak berten- tangan dengan akidah dan fikih, maka dibolehkan dalam Islam. Karena itu kalau orang Korea atau China masuk Islam, maka tidak boleh menghormati orang dengan sujud, karena melanggar fikih dan bisa merusah akidah. 

Bande Huseini: Yang dimaksud dalam alqur’an ”nabi diturunkan untuk memperbaiki akhlaq”.. akhlaq yang dimaksud berarti mencakakup semua hal ust,,hukum..politik, kemasyarakatan..tata krama.. dan seterusnya..begitu ustadz..? Afwan. 

Sinar Agama: Kalau hal-hal kecil saja sudah tidak boleh dilakukan kalau bertentangan dengan akidah dan fikih, apalagi pernyataan dahulukan akhlak dari pada fikih. Karena pernyataan ini, bu- kan lagi tidak sesuai dengan fikih, tapi memerangi fikih. Dan kalau orangnya yang menyatakan itu sadar bahwa pernyataannya ini sama dengan menolak Islam itu sendiri, maka ia dihukumi kafir dan najis, sekalipun orang Syi’ah. 

Bande Huseini: Yang dimaksud menyatakan”dahulukan akhlaq ketimbang fiqh ” dan pernyataan itu dilakukan dengan sadar, maksudnya sadar apa ustaz..? Sehingga bisa dikatakan kafir or najis..? Afwan. 

Sinar Agama: Yang saya jelaskan ini adalah yang ada dalam fatwa yang berbunyi: ”Siapa saja yang menolak fikih yang mudah dipahami, dan ia tahu bahwa penolakannya itu sama dengan menolak Islam itu sendri, maka ia dihukumi kafir dan najis.” Lihat di semua fatwa marja’ dalam bab najisnya orang kafir. Contohnnya menolak hukum wajibnya shalat dan puasa. Karena mema- hami kewajiban keduanya itu mudah karena ditransfer dari Nabi saww ke kita secara aklamasi muslimin. Begitu pula memahami bahwa orang Syi’ah harus mengamalkan fikih Syi’ah, adalah hal yang mudah diketahui oleh semua orang tanpa berfikir sekalipun, yakni ilmu mudah dan dharuri. Nah, kalau dalam dua golongan contoh ini, pelakunya memahami bahwa penolakannya itu sama dengan menolak Islam, maka ia dihukumi kafir dan keringatnya menjadi najis. 

Beda halnya dengan orang yang tidak shalat, dan/atau orang Syi’ah yang tidak berfikih Syi’ah. Dia hanya berdosa besar dan shalatnya harus diganti atau diqadhaa’. Karena dia tidak menging- kari kewajiban hukumnya. Dia hanya tidak melaksanakan hukumnya. Tentu saja, kalau dalam keadaan takiah karena empat sebab itu (kemungkian dipukuli, kemungkinan dibunuh, kemuing- kinan keluarganya diperkosa dan kemungkinan hartanya yang dijadikan kehidupannya itu diam- bil), maka orang Syi’ah yang tidak beramal Syi’ah tidak dosa dan tidak perlu mengulang dan atau mengqadhaa’’nya. 

Mujahid As-Sakran: Yang sangat menyedihkan bertaqiyah karena takut urusan dunianya hilang. 

Aziz Letta: Bagaimana kalau diusulkan dalam KTP identitas agama: Islam Sunni atau Islam Syii seperti Kristen dan Katolik? 

Sinar Agama: Mujahid, kalau harta yang diperlukannya untuk hidup itu bisa terancam hilang kalau tidak takiah, agama membolehkan dia takiah. Artinya kalau shalat di depan mereka. Tapi anehnya itu biasanya mereka secara keseluruhan meremehkan fikih walau di rumah. Lah, kalau di rumah mau takiah sama siapa? Tapi kalau makan ada dan tidak masalah, lalu kalau tidak takiah umat tidak ngaji lagi ke dia, maka takiah seperti ini jelas tidak boleh dan batal. Mungkin yang an- tum maksud jenis yang terakhir ini. Kalau benar, maka benar yang antum tulis itu. 

Sinar Agama: Aziz, mungkin tidak perlu, karena negara kita bukan negara Islam. Karena masalah ke dalam Islam itu hanya bersangkutan kepada hukum-hukum yang berbeda. Misalnya, kalau jan- da dan lelaki berdua mengaku mut’ah, ketika ditangkap polisi agama, maka bisa melihat ktp-nya, kalau Sunni maka bohong, tapi kalau Syi’ah maka benar. Atau kalau suatu kelurga ribut karena yang satu mau membangun kuburan ibunya, dan yang lain menolaknya sampai jadi perkelahian dan mengadu ke hakim agama Islam, maka dilihat, kalau ktp mereka Muhammadiah, maka di- benarkan yang menolak membangun, dan kalau NU maka dibernarkan yang membangun. Jadi, intinya, kalau negara kita belum negara islam, maka serasa belum perlu penulisan madzhab di ktp itu. 

Sinar Agama: Bande, ketika Nabi saww bersabda: ”Aku diturunkan untuk menyempurnakan akhlak” Artinya semua hal termasuk akidah sebagai akhlak dengan Tuhan, hukum fikih yang men- cakup seluruh kehidupan baik pribadi, keluar atau negara. Kalau yang dimaksud akhlak dalam arti lawan dari akidah dan fikih, yakni tatakrama yang tidak fikihis, seperti senyum, tidak emosian, pemaaf, sedekah, .... dst, maka semua itu tidak akan ada gunanya. Karena semua akhlak itu kalau tidak dibangun di akidah yang benar dan didasari fikih yang benar, maka menjadi hangus dan tidak benguna. Misalnya seorang penyantun tapi kafir, atau penyantun tapi tidak shalat, atau pe- nyantun tapi tidak bayar zakat dan khumus. Maka semua itu tidak akan ada gunanya. 

Ketika Nabi saww bersabda: ”Aku tidak diutus kecuali menyempurnakan akhlak”, dan yang dibawanya adalah tauhid, fikih dan semuanya termasuk pemerintahan yang dipimpimnya, maka akhlak adalah Islam itu sendiri. Yakni Islam yang lengkap dengan akidahnya, fikihnya ...dst. Pen- dek kata, makaarimu al-akhlak itu adalah Qur'an dan hadits. 

Haera Puteri Zahrah: Mohon doanya ustadz agar aku dan akhwat lain tidak terjerumus oleh sebuah pernikahan yang kebabblasan. 

Sinar Agama: Haera, he he Saya tidak paham apa maksudnya kawin kebablasan. Aku mendoakanmu dan akhwat yang lain agar terjauhkan dari kawin yang tanpa ijin yang jelas dari ayahnya (baik jelas tentang suaminya atau waktu kawinnya dan waktu berakhirnya kalau mut’ah), karena hal itu sama dengan zina. Karena telah menyengaja kepada pekerjaan yang batal itu setelah tahu hukumnya. 

Kidung Cinta: Semoga masih inline dengan jalur status dan diskusi, hukum-hukum fikih mana sajakah yang diperbolehkan takiyah? Saya pernah mendengar, contohnya sedekap dalam sholat tidak diperbolehkan takiyah. Bagaimana dengan aturan sholat yang lain (misal menoleh saat asalamualaikum, ato mengangkat tangan saat doa qunut)? Syukron. 

Sinar Agama: Kidung, semua hukum itu boleh ditaqiyahi asal ada sebabnya yang empat itu. Maksud dari taqiah yang tidak boleh sedekap itu kalau taqiahnya mengikut fatwa Rahbar hf yang menambahi satu sebab lagi pada empat sebab itu, yaitu demi persatuan. Nah, kalau taqiahnya demi persatuan, maka yang ditaqiahi hanyalah berjamaah pada Sunni, tapi semua cara shalatnya harus Syi’ah. Namanya saja persatuan Sunni dan Syi’ah. Akan tetapi kalau tidak berani turunkan tangan karena takut dipukuli atau tiga sebab lainnya itu (dibunuh, diperkosa dan dirampas har- tanya yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari), maka taqiahnya tidak bisa dengan alasan persatuan, tapi karena keamanan. Jadi, dalam kondisi ini bisa melakukan taqiah. Tapi kalau untuk persatuan, maka tidak boleh melakukan shalat dengan cara Sunni. Jadi bukan hanya tidak boleh sedekap, tapi juga tidak boleh pakai sajjadah yang bukan dari tanah. 


Wassalam. 

Arie Risnandha: Salam, Afwan ustadz, melanjutkan masalah taqiyah ini... ana bertugas di Oman yang notabenenya orang-orang ibadiyah/khawariz (mudah-mudahan gak salah). Kalo gak sedekap bisa karena mereka juga gak sedekap sholatnya, cuman masalah sujud di tanah ini yang ana agak ragu/takut...Apakah kira-kira yang sebaiknya ana lakukan... mohon penjelasan... Sukron... 

Besse Tanra Wajo: Salam Ustd. Izin copas. 

Sinar Agama: Arie, terharu melihat teman-teman berada di berbagai tempat. Di Oman itu juga sebenarnya banyak orang Syi’ah. Aku punya teman yang berasal dari sana. Berkenaan dengan sujud, kan tidak harus pakai tanah sebagaimana makna bahasanya. 

Tanah di sini adalah makna fikihanya, yaitu tanah dan apa-apa yang dari tanah yang tidak untuk pakaian dan makanan serta bukan barang tambang. 

Jadi, kertas boleh, sajjadah yang dari tanaman seperti tikar juga boleh. Nah, ada yang bisa antum buat alasan. Kalau pulang ke Indonesia, carilah sajjadah yang dari tangakai pohon yang harum yang namanya aku lupa. Itu enak bisa dibuat alasan untuk memakainya. BTW, kalau memang ada kekhawatiran dianiaya, maka bisa taqiah dimanapun antum berada. Tentu saja dalam keadaan seperti itu, usahakan untuk shalat di rumah/kamar. 

Sinar Agama: Besse: silahkan saja. 

Pandan Wangi: Tolong bimbing kami agar bisa bertemu dengan Imam Mahdi as. 

Sinar Agama: Pandan, bertemu imam Mahdi as itu bisa di hati dan bisa di lahir. Bertemu di hati, sering lebih bermakna. Karena ia adalah pertemuan hakiki. Tapi yang di lahir, belum tentu hatinya bertemu. Dan untuk bertemu di hati, taqwalah, dan tinggalkan semua dosa besar dan kecil, serta jangan sesekali meninggalkan ketaatan dan kewajiban. Pelajari akidah dan fikih yang benar, se- perti tahu mana yang salah dan benar, supaya tahu yang sesat dan hidayat, supaya tahu mana yang wajib dan mana yang haram. 

Arie Risnandha: Sukron Ustadz atas waktunya menjawab pertanyaan ana, iya selama ini ana usahakan sholat di kamar sebisa mungkin supaya lebih nyaman dan tenang. InsyaAllah ana cari sajjadah tersebut, sekiranya ustadz teringat suatu saat nama sajjadah tersebut, mohon kiranya memberikan informasi kepada ana bila berkesempatan... afwan. Semoga keselamatan, keseha- tan dan keberkahan selalu bersama ustadz... 

Sinar Agama: Arie, sudah ingat, namanya kayu cendana. Antum bisa cari tikar itu dan bisa di- bawa-bawa kemana-mana biar ke dalam masjid tanpa dicurigai orang karena alasannya harum. 

Sinar Agama: Cari yang besarnya seperti sajjadah, karena memang ada di pasaran 

Arie Risnandha: Sukron ustadz, ana segera cari. Tadi ana google-google juga, kayaknya ada yang dari akar wangi dan kulit gaharu... I-Allah banyak pilihan.... 

Al Aulia: Salam. Saya ada kardus biasa untuk tidur ustad, boleh tidak dipakai untuk sholat? 

Sinar Agama: Aulia, kenapa tidur di kardus sayang ... tapi memang anget sih... tentu saja kardus bisa dibuat sujud karena ia adalah kertas 

Al Aulia: Alhamdulillah..syukron ustad. Yang ada sekarang kardus hangat itu, hehee.. 

Haidar Dzulfiqar: Salam Ustadz... Mohon izin share ya Tadz...? Terimakasih banyak sebelumnya dan atas semua tambahan ilmunya yang sangat luar biasa ini...! Semoga Allah Swt senantiasa menjaga jiwa dan raga, Lahir dan Bathin Antum.


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ