﷽
Seri tanya jawab Islam Toleran dengan Sinar Agama
by Sinar Agama (Notes) on Saturday, March 23, 2013 at 12:32 am
by Sinar Agama (Notes) on Saturday, March 23, 2013 at 12:32 am
Islam Toleran: (13-1-2013), Satu lagi Ustadz
Apa kira-kira maksud pernyataan Imam Khomeini di bawah ini? Apakah ini berarti bahwa Iman selain madzhab Syi’ah tidak diterima?
Di dalam kitab Al Arba’un Haditsan oleh Khomeini menukil Riwayat pada halaman 510-511:
Dari Syaikh dalam Amaliyahnya dengan sanadnya dari Muhammad bin Muslim Ats Tsaqafiy, berkata : “Aku bertanya kepada Abu Ja’far bin ‘Ali السالم عليهما mengenai Firman Allah (yang artinya) : “maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Pertengahan dari Ayat ke 70 pada Surat Al Furqan]. Maka beliau menjawab “Orang beriman yang berdosa akan dibawa ke penghakiman pada hari kiamat. Maka Allah Ta’ala yang akan menghakiminya dan tidak akan ada manusia satu pun yang menyaksikan hisabnya. Lalu Allah memberitahukan kepadanya dari dosa-dosanya.
Dan ketika ia [yang dihakimi] mengakui dosa-dosanya tersebut, Allah akan berkata kepada para penulisnya: “Gantilah dosa-dosanya tersebut dengan kebajikan (Hasanat) dan tunjukkanlah kepada manusia”. Maka orang-orang pun berkata “Apakah hamba ini tidak memiliki dosa walau satu pun?” Kemudian Allah memerintahkannya untuk (masuk) ke Surga” Maka inilah ta’wil ayat tersebut. Dan ia [ayat tersebut/perkara di atas] adalah khusus untuk para pendosa dari Syi’ah kita.” [Kitab Amali - Syaikh Ath Thusi 1/70]
Mengomentari riwayat di atas, Imam Khomeini ra berkata :
“Dan dari yang telah diketahui bahwa perkara ini adalah khusus untuk Syi’ah Ahlul Bayt dan DIHARAMKAN darinya semua orang selain mereka (Syi’ah). Karena Iman tidak terwujud kecuali dengan Wilayah/Imamah Ali dan kepada para penerusnya dari Ma’shumin ‘Alaihim As Salam. Bahkan tidaklah diterima Iman kepada Allah dan Rasul-Nya bila tanpa beriman kepada Wilayah. Sebagaimana kami akan menyebutkan hal tersebut dalam pasal selanjutnya.”
MOHON PENJELASANNYA USTADZ !
Sinar Agama: Salam, :
1- Tidak semua mukmin bisa dapat pengampunan, tapi siapa saja yang dikehendaki.
2- Allah dalam QS: 4: 48:
إِنَّ اللَّهَ لَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni pensyirikan kepadaNya, dan akan mengampuni selainnya bagi yang dikehendaki.”
Dosa apapun, sekalipun besar, asal selain syirik, bisa diampuniNya kalau Dia menghendaki. Dan pengampunan ini, bukan untuk orang yang taubat. Karena kalau dengan taubat, dosa syirikpun pasti diampuniNya.
3- Nah, yang di atas ini, adalah ayat pengampunan.
4- Sedang yang diterangkan imam Khumaini ra di ayat itu, bukan hanya pengampunan, tapi selain diampuni, perbuatan dosanya diganti dengan kebaikan. Secara perabaan kuat, sudah tentu bagi yang diinginkan Tuhan. Karena sebelum digantikannya perbuatan jeleknya dengan kebaikan, sudah tentu harus melalui pintu pengampunanNya dulu. Nah, jadi sangat mungkin bukan semua mukmin yang akan dapat perubahan dosa kepada pahala ini.
5- Ingat, perubahan kepada pahala itu bukan gratisan. Karena iman itu lebih besar pahalanya dari ibadah-ibadah lahiriah. Yakni akidah, lebih tinggi dari fikih sekalipun fikih wajib ditaati dan yang tidak menaatinya akan dimasukkan neraka walau, ada yang akan diampuni kalau dikehendakiNya. Yang jadi masalah, adalah kita tidak bisa memastikan bahwa kitalah yang dikehendaki untuk pengampunanNya itu.
6- Nah, iman itu apa? Tentu saja yang lengkap. Yakni iman pada Allah, keAdilanNya, Nabi saww dan kenabian, imam dan hari kiamat. Dan, tentu saja juga cabang-cabang keimanan seperti kitab-kitab, malaikat-malaikat, bidadari, surga dan seterusnya.
7- Nah, iman ini berarti ada Islam dan bukan Islam. Yang Islam juga ada yang syi’ah dan bukan syi’ah.
Kalau Islam dan syi’ah, maka hal ini sudah meyakinkan bahwa yang bisa dapat pengampunan dan perubahan buruk ke pahala itu adalah yang kelompok ini. Tapi ingat, kalau dikehendaki Tuhan.
Kalau bukan islam (baca: bukan agama-agama murni para nabi), maka mereka memiliki berbagai keadaan. Kalau tidak sengaja, dan belum didatangi Islam atau didatangi tapi Islamnya tidak benar, atau didatangi dan sudah benar tapi salah paham, maka juga akan mendapat pengampunanNya.
Walau, mungkin tidak akan dapat perubahan dosa kepada pahala itu. Tapi golongan ini akan dimasukkan surga dengan pengampunanNya dan penerimaan terhadap kebaikan-kebaikannya di dunia. Tapi kalau sudah didatangi Islam yang benar dan sudah benar memahaminya hingga tahu bahwa Islam ini benar dan agama dia itu salah, tapi tetap saja tidak taat dan tidak menerima Islam, maka mereka tidak akan dapat pengampunan.
Kalau Islam tapi bukan syi’ah, maka rinciannya seperti yang di poin yang bukan Islam itu.
Jadi, yang tidak akan dapat pengampunan dan, apalagi perubahan dosa kepada pahala itu, adalah orang-orang kafir yang sengaja dalam kekafirannya, atau orang selain syi’ah yang sengaja tidak menjadi syi’ah setelah tahu bahwa syi’ah itu yang benar.
Saya akan terbitkan ini menjadi catatan, karena bagus, dan kalau antum tidak setuju, maka saya tidak akan menyebut akun antum, Tapi kalau setuju maka akan diterbitkan sebagaimana adanya di sini. Tolong kabari.
Wassalam.
Hadrah Ali: Syiah bukan hanya di ampuni, tetapi adalah sebenar-benar kesempurnaan petunjuk lurus, yang di janjikan surah Al Kahfi (18) : 10 ). Demi اللَّهُ. Tak perlu pembuktian karena ini termasuk masalah Keimanan. Boleh percaya. Boleh tidak jika mau tersesat di akhir cerita. Anda punya pilihan, naluri dan kesempatan untuk berpaling ke arah satu yang Paling Benar. Salam hormat untuk Sinar Agama terima kasih untuk pertanyaan ini.
Pengikut Zabur, Taurat dan Injil ada pintu syurgaNya, pengikut Nabi Kong bi agama kong hu cu juga ada pintu syurganya, Pengikut “Dalai Lama juga “ menemukan Tuhan semesta alam, Tuhan Rabbul Alamin, Tapi Pengikut Ajaran Syaidina Abubakar di pastikan TIDAK! Boleh percaya boleh tidak. Karena tak ada paksaan dalam beragama! Allahumma Shali Ala Muhammad Wa Ali Muhammad Wa Ajjil Farajahum!
Sinar Agama: Salam dan terimakasih atas jempol dan komentarnya.
Sinar Agama: Hadrah: Kong Bi itu bukan nabi. Atau setidaknya, tidak ada dalil bagi kenabiannya. Kecuali kalau antum punya dalil bahwa ia mengaku nabi dan mengajarkan sesuatu dariNya, maka bisa antum terangkan ke kita-kita supaya kita bisa mengambil manfaat darinya. Terima kasih.
Khommar Rudin: اللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْ مُحَمَّدٍا وَآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Wassalam.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ